OLEH
NAMA : ABDUL SALAM
NIM : P1106002
PRODI : ILMU KEPERAWATAN
e-mail : ns.zsalam@yahoo.co.id
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa,karena atas
berkat dan rahmatnya sehigga penulis boleh menyelesaikan penulisan makalah ini.
Makalah ini merupakan perwujudan dari tugas kelompok yang diberikan oleh dosen
mata kuliah KEPERAWATAN GERONTIK.
Makalah ini berisikan tentang materi yang berhubungan dengan mata kuliah
KEPERAWATAN GERONTIK
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan :
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Tujuan penulisan................................................................................................3
Bab II Tinjauan pustaka :
A. Definisi................................................................................................................4
B. Anatomi fisiologi.................................................................................................4
C. Etiologi................................................................................................................7
D. Patofisiologi........................................................................................................8
E. Penyimpangan KDM.........................................................................................F. Tanda dan gejala................................................................................................9
G. Pemeriksaan dignostik....................................................................................10
H. Penatalaksanaan umum...................................................................................12
I. Penatalaksanaan medik....................................................................................13
J. Komplikasi..........................................................................................................14
Bab III Asuhan Keperawatan :
A. Kasus..................................................................................................................15
B. Analisa Data.......................................................................................................16
C. Diagnosa,Intervensi dan rasional.....................................................................19
D. Evaluasi...............................................................................................................32
Bab IV Penutup :
A. Kesimpulan.........................................................................................................33
B. Saran...................................................................................................................33
Daftar pustaka...34
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya
usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan
jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang
ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu
golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin
meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot
pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan
meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak
selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini,
sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan
penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya
menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi,
reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada
tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan
gangguan gerak. (Soenarto, 1982)
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia lanjut, atau sebagai
kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan
meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994).
Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan
kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun
(Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey WHO di
Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari pola
penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).
Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat
banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering
merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade
keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki.
Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).
Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui.
Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit.
Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit rheumatoid
artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien lansia dengan gangguan
muskuloskeletal yaitu rheumatoid artritis.
2. Tujuan khusus
Makasiswa dapat menjelaskan :
1. definisi penyakit Rheumatoid Artritis.
2. etiologi penyakit Rheumatoid Artritis.
3. manifestasi klinik Rheumatoid Artritis.
4. patofisiologi penyakit Rheumatoid Artritis.
5. komplikasi penyakit Rheumatoid Artritis.
6. pemeriksaan diagnostik penyakit Rheumatoid Artritis.
7. penatalaksanaan penyakit Rheumatoid Artritis.
8. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Rheumatoid Artritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Definisi
Rematoid atritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik yang manifestasi utamanya
adalah poliartritis yang progresif,akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ
tubuh.(Hidayat,2006).
Artritis rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian( biasanya sendi tangan
dan kaki ) secara simetris mengalami peradangan ,sehingga terjadi pembengkakan ,nyeri dan
sering kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. (www.medicastore.com).
B.Anatomi dan fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari tulang,otot,kartilago,ligament,tendon,fasia,bursae dan
persendian.
a.Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler.Tulang berasal dari
embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses osteogenesis menjadi tulang.proses
ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat
menimbunya garam kalsium.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut :
Tulang panjang (femur,humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis.batang dibentuk
oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongibone ( cacellous atau trabecular)
Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan suatu
lapisan luar dari tulang yang padat.
Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar
adalah tulang cancellous.
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil,yang terletak disekitar tulang yang berdekatan
dengan persendian dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial misalnya patella ( kap lutut )
b.Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok dengan fungsi utama untuk kontraksi dan untuk
menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.
Kelompok otot terdiri dari :
Otot rangka ( otot lurik ) didapatkan pada sistem skeletal dan berfungsi untuk memberikan
pengontrolan pergerakan ,mempertahankan sikap dan menghasilkan panas.
Otot viseral (otot polos ) didapatkan pada saluran pencernaan ,saluran perkemihan dan
pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dan kontraksinya tidak di bawah
control keinginan.
Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control
keinginan.
c.kartilago
kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.kartilago sangat kuat
tapi fleksibel dan tidak bervaskular.nutrisi mencapai ke sel-sel kartilago dengan proses difusi
melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibrosis yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapat pada kartilago.
d. Ligament
ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan akhir dari
suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.
e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot
dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon
tertentu,khususnya pada pergelangan tangan dan tumit.Pembungkus ini dibatasi oleh
membran synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.
f.Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung
dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal,jaringan penyambung
yang membungkus fibrous yang membungkus otot,saraf dan pembuluh darah.bagian akhir
diketahui sebagai fasia dalam.
g.Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat dimana
digunakan diatas bagian yang bergerak misalnya terjadi pada kulit,tulang antara tendon dan
tulang antara otot. Bursae sebagai penampang antara bagian yang bergerak seperti pada
olecranon bursae,terletak antara presesus dan kulit.
h.Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada.
Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian.tatu letah dimana tulang berada
bersama-sama.Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlahdan tipe
pergerakan yang dilakukan. Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian
yaitu :
Ada jangka periode waktu tertentu dimana induvidu paling mudah mengalami perubahan
muskuloskeletal. Perubahan ini terjadi pada masa anak-anak atau remaja karena pertumbuhan
atau perkembangan yang cepat atau timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur
sistem muskuloskeletal dan fungsinya sangat bervariasi antara induvidu selama
prosesmenjadi tua.
Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan kelanjutan dari kemunduran
yang mulai dari usia pertengahan. Jumlah total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat
perubahan janringan penyambung ,penurunan pada jumlah dan elastisitas dari jaringan
subkutan dan hilangnya serat otot dan kekuatan.
Perubahan fisiologis yang umum adalah :
Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. Pada maturasi usia tua.
a. mekanisme IMUN (antigen-antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor rematoid
b. gangguan metabolisme
c. genetik
d. faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan ( pekerjaan dan psikososial).
D. Patofisiologi
Cidera mikrovaskuler dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium merupakan lesi
paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat trauma yang menimbulkan respon ini masih belum
diketahui.kemudian tampak peningkatan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium
bersama sel mononukleus privaskuler.seiring dengan perkembangan proses sinovium
edematosa dan menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolan vilosa.
Pada penyakit Reumatoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
a.stadium sinovisis
pada stadim ini terdapat perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,edema
karena kongesti,nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak,bengkak dan kekakuan.
b.stadium destruksi
pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial juga pada jaringan sekitarnya
yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c.stadium deformitas
pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali ,deformitas dan
gangguan fungsi secara menetap.
Gejala Extraartikular :
a.pada jantung :
Pericarditis
Myocarditis
b.pada mata :
Keratokonjungtivitas
Scleritis
c.pada limpa : lhymphadenopathy
d.pada thyroid : lyphocytic thyroiditis
e.pada otot : mycsitis
G. pemeriksaan diagnostik
LED : umumnya menigkat pesat (80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala
meningkat.
Lg (lg M dan lg G ) : peningkatan besar menunjukan proses autoimun sebagai penyebar AR.
Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak ,erosi
sendi,dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal ) berkembang menjadi
formasi kista tulang ,memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
Aspirasi cairan sinovial :mungkin menunjukan volume yang lebih besar dari normal
:buram,berkabut,munculnya warna kuning,(respon inflamasi,produk-produk pembuangan
degeneratif):elefan SDP dan leukosit ,penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
4. Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang
disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.
5. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya
dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join
replacement untuk mengganti sendi.
I.penatalaksanaan medik
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
a) Pendidikan : meliputi tentang pengertian ,patofisiologi,penyebab dan prognosis penyakit ini.
b) Istirahat :karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat.
c) Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang ,ini bertujuan untuk
mempertahankan funsi sendi pasien.
d) Termoterapi.
e) Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat.
f) Pemberian obat-obatan :
Anti inflamasi non steroid (NSAID ) contoh :aspiri yang diberikan pada dosis yang telah
ditentukan.
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi dibawah
kulit yang disebut subkutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis yaitu proses granulasi jaringan otot.
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
d. Terjadi splenomegali.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Kasus
Ny.mei berusia 54 tahun,datang keklinik dengan keluhan Klien mengatakan nyeri pada
pergelangan kaki kanan, lutut kanan dan kiri, serta pergelangan tangan kiri,Klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-tusuk,Klien mengatakan nyeri timbul pada malam dan pagi hari saat
bangun tidur,Klien mengatakan nyeri bertambah saat bergerak,Klien mengatakan nyeri hilang
timbul,Klien mengatakan sendi pergelangan kaki kanan dan kiri terasa kaku,Klien
mengatakan nyeri timbul karena kakinya bengkak,Klien tampak berhati-hati bergerak,Status
fungsional (katz indeks AKS) B: kemandirian dalam semua hal kecuali mobilisasi,ROM
terbatas pada pergelangan kaki kanan dan kaki kiri karena nyeri,Klien menggunakan tongkat
saat berdiri dan berjalan,Skala kekuatan otot 5 atau sedang,Kaki klien gemetar saat berdiri,
Klien mengatakan selama sakit dan di wisma tidak pernah bekerja/berkebun lagi,Klien
mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi sumber pendapatan,Klien mengatakan pagi ini
belum mandi,Klien mengatakan kesulitan saat mandi,klien selalu bertanya-tanya tentang
penyakit apa yang diderita,klien juga bertanya tentang penyebab dari penyakitnya.
Pada pengkajian fisik skala nyri nya 5 atau sedang,Ekspresi wajah meringis,Ada oedema,
kemerahan, dan kulit teraba panas pada area dorsum pedis dextra,Nyeri tekan pada area
dorsum pedis,Klien mengatakan terasa kaku pada sendi pergelangan kaki kanan dan
kiri,Klien mengatakan jika ingin berdiri dan jalan harus dibantu dengan tongkat,Klien
mengatakan bila bergerak kakinya bertambah nyeri, Klien jarang berinteraksi dengan
penghuni panti yang lain,Klien tidak memiliki sumber pendapatan,Rambut tampak acakacakan,Penampilan tidak rapi,Tercium bau badan klien,Kuku panjang dan kotor,Frekuensi
mandi 2 kali/hari namun kurang bersih.pada pemeriksaan TTV terdapat : TD :140/100
mmHg,suhu :36,7 derajat celcius,pernapasan :28 X/mnit,nadi :84X/menit.
B.Analisa Data
N
O
1
Data Fokus
DS:
Masalah
Nyeri
DS:
Klien
mengatakan
terasa
kaku
pada
sendi
DO:
Klien tampak berhati-hati bergerak.
Status fungsional (katz indeks AKS) B: kemandirian
dalam semua hal kecuali mobilisasi.
ROM terbatas pada pergelangan kaki kanan dan kaki
kiri karena nyeri.
Klien menggunakan tongkat (kruk) saat berdiri dan
berjalan.
Skala kekuatan otot
Kaki klien gemetar saat berdiri.
DS
Klien mengatakan selama sakit dan di wisma tidak
pernah bekerja/berkebun lagi.
Klien mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi
3.
sumber pendapatan.
Perubahan peran
DO:
Klien jarang berinteraksi dengan penghuni panti
yang lain.
Status fungsional (katz indeks AKS) B: kemandirian
dalam semua hal kecuali mobilisasi.
Klien tidak memiliki sumber pendapatan.
DS:
Klien mengatakan pagi ini belum mandi.
Klien mengatakan kesulitan saat mandi.
DO:
Rambut tampak acak-acakan.
4.
DS:
DO :
klien selalu bertanya-tanya tentang penyakit apa
yang diderita.
klien
5.
juga
bertanya
tentang
penyebab
dari
Kurang pengetahuan
penyakitnya.
DS:
Klien
mengatakan
terasa
kaku
pada
sendi
DO :
Resiko cedera
NO
1.
INTERVENSI
a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan
intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa
sakit non verbal.
b. Berikan matras/ kasur keras, bantal
kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai
kebutuhan.
RASIONAL
a.Membantu dalam menentukan
kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program.
f. meningkatkan relaksasi/
mengurangi nyeri.
g.Meningkatkan relaksasi,
INTERVENSI
RASIONAL
O
a.Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat
inflamasi/ rasa sakit pada sendi.
peoses
penyakit
yang
mencegah
untuk
kelelahan
mempertahankan kekuatan.
Mempertahankan/
d. Ubah posisi dengan sering dengan
jumlah personel cukup. Demonstrasikan/
penting
meningkatkan
adekuat
menimbulkan
berlebihan
dapat
merusak
sendi.
e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir,
gulungan trokanter, bebat, brace.
Menghilangkan
f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah
leher.
pada
tekanan
pasien.
pemindahan
mencegah
yang
robekan
Tehnik
tepat
dapat
abrasi
kulit.
Meningkatkan stabilitas
( mengurangi resiko cidera ) dan
mengurangi
kontraktor.
Menghindari
kecelakaan/
cidera
akibat
jatuh.
INTERVENSI
RASIONAL
O
a.Dorong
pengungkapan
mengenai Berikan
kesempatan
kesalahan
rasa
untuk
takut/
konsep
dan
b.
Diskusikan
arti
dari
kehilangan/
bagaimana
bagaimana
pribadi pasien dalam memfungsikan gaya dan interaksi dengan orang lain akan
hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek menentukan
seksual.
kebutuhan
terhadap
c.Diskusikan
bagaimana
persepsi
orang
pasienmengenai
terdekat
menerima Isyarat
verbal/non
verbal
orang
keterbatasan.
mayor
pada
memandang
bagaimana
dirinya
pasien
sendiri.
d. Akui dan terima perasaan berduka, Nyeri konstan akan melelahkan, dan
perasaan marah dan bermusuhan
bermusuhan, ketergantungan.
umum terjadi.
e.
Perhatikan
penggunaan
perilaku
menarik
menyangkal
atau
memperhatikan perubahan.
diri, Dapat
menunjukkan
emosional
pasien
untuk
f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. mempertahankan kontrol diri, yang
Bantu
pasien
untuk
Ikut
sertakan
pasien
dalam mendorong
kemandirian,
berpartisipasi
dan
dalam
terapi.
Mempertahankan penampilan yang
sendiri.
Menguatkan
positif.
perilaku
dibutuhkan
pada
saat
INTERVENSI
a.Diskusikan tingkat fungsi umum
(0-4) sebelum timbul awitan/
eksaserbasi penyakit dan potensial
perubahan yang sekarang
diantisipasi.
b. Pertahankan mobilitas, kontrol
terhadap nyeri dan program latihan.
RASIONAL
Mungkin dapat melanjutkan aktivitas
umum dengan melakukan adaptasi yang
diperlukan pada keterbatasan saat ini.
pancuran.
INTERVENSI
RASIONAL
a.Tinjau
proses
penyakit, Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat
prognosis, dan harapan masa membuat pilihan berdasarkan informasi.
depan.
Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan
b. Diskusikan kebiasaan pasien
deformitas.
aktivitas
terintegrasi
yang
Tekankan
melanjutkan
pentingnya
manajemen
farmakoterapeutik.
Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung
e. Anjurkan mencerna obat- pada ketepatan dosis.
obatan dengan makanan, susu,
atau antasida pada waktu tidur.
Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri
pada
HS
akan
meningkatkan
tidur
dan
tinitus,
gastrointestinal,
perdarahan
dan
purpuruik.
g.
Tekankan
umumnya
mengindikasikan
kadar
produk
mengandung
salisilat
dengan
banyak
makanan
perbaikan jaringan.
k.
Diskusikan
tekinik
berdiri
untuk
Dorong
mempertahankan
melakukan
aktivitas, bagian
dari
gaya
hidup
pasien
yang
bebat
untuk
ditentukan,
untuk
menempatkan
pada
tangan
pusat
tubuh
dekat
selama
pada
perawatan
dibawah
kulit
kulit
bebat,
dan
lainnya
gips,
penyokong.
alat
Tunjukkan
INTERVENSI
a.Berikan obat anti rematik.
RASIONAL
a.meminimalkan rasa nyeri.
alat
bantu
jalan.
e.meringankan tugas perawat
D.Evaluasi
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau kompensasi
bagian tubuh.
Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Artritis Reumatoid merupakan suatu penyakit autoimun sistemik menahun yang proses
patologi utamanya terjadi di cairan sinovial.
Penderita Artritis Reumatoid seringkali datang dengan keluhan artritis yang nyata dan tandatanda keradangan sistemik. Baisanya gejala timbul perlahan-lahan seperti lelah, demam,
hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan, nyeri, dan kaku sendi.
Tujuan pengobatan adalah menghasilkan dan mempertahankan remisi atau sedapat mungkin
berusaha menekan aktivitas penyakit tersebut. Tujuan utama dari program terapi adalah
meringankan rasa nyeri dan peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
dan/atau memeperbaiki deformaitas.
B.Saran
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengerti konsep rheumatoid atritis serta
dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Kushariyadi.2011.Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia.Jakarta : Salemba Medika.
Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta