Anda di halaman 1dari 74

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari beberapa unsur kualitas hidup yaitu mortalitas, morbilitas dan status gizi. peningkatan derajat kesehatan masyarakat msaih ditemukan berbagai masalah yang menghambat pembangunan kesehatan. salah satu masalah dalam mencapai derajat kesehatn tersebut adalah tingginya angka kesakitan dan kematian di Indonesia setiap tahunnya. dalam tubuh manusia banyak terdapat sistem yang saling kerja sama dalam mempertahankan kehidupan. sistem pencernaan merupakan salah satu sistem yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat penting dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidup setiap sel ditubuh. dalam sistem pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah lambung. di Lambung nanatinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan mukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting. Lambung (Gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung (Gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal atau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di Klinik penyakit dalam (IPD Jilid II Edisi 3). Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri (Patofisiologi Sylvia dan Wilson) dan + 80 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut. perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan peran dan asuhan yang tepat karena komplikasi dari gastritis ini cukup berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian. 1

Menurut data WHO, jumlah penderita gastritis di Dunia pada tahun 2008 mencapai lebih dari 230 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 350 juta jiwa pada tahun 2030. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita dengan gastritis telah mencapai 366 juta jiwa. 4,6 juta jiwa diataranya meninggal dunia dan biaya perawatan kesehatan untuk penderita gastritis sendiri telah mencapai 465 miliar dolar. Di Indonesia sendiri penderita gastritis terus bertambah, menurut data Depkes tahun 2008. Prevalensi gastritis di Indonesia adalah 5,7%, namun hanya 1,5 persen saja yang terdiagnosa. jika data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 menyebutkan ada 12,5 juta jiwa penduduk indonesia mengalami gastritis, maka secara epidemiologi diperikirakan pada tahun 2030 prevalensi gastritis di indonesia mencapai 21,3 juta orang (gastritis care, 2004). Data tersebut juga menunjukkan indonesia masuk dalam 10 besar negara terbanyak menderita gastritis, dengan india menempati peringkat pertama, kedua cina dan ketiga amerika serikat. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 juga menyebutkan bahwa proporsi penyebab kematian akbat gastritis pada kelompok usia 45 54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke 2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, gastritis menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Data dinas kesehatan provinsi Sumatera Selatan diketahui bahwa jumlah penderita penyakit gastritis pada tahun 2009 sebanyak 725 orang penderita, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 728 penderita dan pada tahun 2011 sebanyak 732 orang penderita. Dari data Dinas Kesehatan Kota Palembang diketahui bahwa jumlah penderita penyakit gastritis pada tahun 2009 sebanyak 429 orang penderita, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 425 penderita dan pada tahun 2011 sebanyak 432 orang penderita. Berdasarkan data dari Medical Record RSUD Palembang BARI jumlah penderita gastritis pada tahun 2009 terdiri dari 110 orang penderita, pada tahun 2010 terdiri dari 121 orang penderita, dan pada tahun 2011 sampai dengan bulan oktober terdiri dari 80 orang.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kelompok kami tertarik untuk mengangkat makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan gangguan sistem pencernaan : Gastritis di Ruangan perawatan wanita RSUD Palembang BARI. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuannya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis yang dirawat diruang perawatan wanita RSUD Palembang BARI dan untuk memberikan informasi mengenai gastritis pada para pembaca agar dapat menjadi referensi untuk pembelajaran dan upaya preventif dalam mencegah penyakit gastritis. 1.2.2 Tujuan Khusus gastritis. b. Dapat menganalisa dan merumuskan serta memprioritaskan diagnosa keperawatan klien gastritis c. Dapat menyusun rencana keperawatan pada klien gastritis d. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien gastritis e. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada klien gastritis. 1.3 Waktu Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada tanggal 07 Maret 2012 pada pukul 11.00 WIB 1.4 Tempat Pengkajian dan anamnesa dilakukan pada Ny. A di Ruang perawatan Perempuan RSUD Palembang BARI

a. Dapat emlakukan pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang BARI 2.1.1 Selayang Pandang Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di bidang pelayanan kesehatan yang merupakan satu-satunya rumah sakit umum milik Pemerintah Kota Palembang. Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak di Jalan Panca Usaha NO.1 Kelurahan 5 Ulu Darat Kecamatan Sebrang Ulu, dan berdiri di atas tanah seluas 4,5 H. Bangunan berada lebih kurang 800 meter dan jalan raya jurusan Kertapati. Sejak tahun 2001 dibuat jalan alternative dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI. Saat ini sedang diupayakan pembangunan jalan langsung menuju RSUD Palembang BARI dari jalan poros Jakabaring. 2.1.2 Visi Misi dan Motto Visi Rumah Sakit andalan dan terpercaya di Sumatera Selatan Misi 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu 2. Melaksanakan manajemen administrasi yang efektif dan efisien Motto Anda sernbuh, Kami Puas Anda puas, karni bahagia 2.1.3 Sejarah 1 Sejarah Berdirinya Pada tahun 1985 sampai dengan 1994 RSUD Palembang BARI merupakan gedung poliklinik / Puskesmas Panca Usaha.

Pada tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD Palembang BARI. Maka dengan SK Depkes nomor 1326/Menkes/SK1X111997, tanggal 10 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C. Kepmenkes RI Nomor : HK.00,06.2.2.4646 tentang pemberian status Akreditasi penuh tingkat dasar kepada Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI, tanggal 7 November 2003 Kepmenkes RI Nomor : YM.01.10/111/334/08 tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI menjadi kelas B,tanggal 2 April 2009 Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD Palembang BARI berdasarkan keputusan Walikota Palembang No.915. B tahun 2008 tentang penetapan RSUD Palembang BARI sebagai SKPD Palembang yang menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh. 2. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur 1. 2. 3. 4. 5. Tahun 1986 s.d 1995 : dr. Jane Lidya Jilahelu Sebagai kepala Tanggal I Juli 1995 s.d Juni 2000 : dr. Eddy Zarkaty Manasir, SpOG Bulan juli 2000 s.d November 2000 : Pelaksana Tugas dr.H. Bulan Desember 2000 s.d Februafi 2001 :Pelaksana tugas dr. Tanggal 14 November 2000 s.d Sekaian dr. Hj. Indah Puspita, H.A, Poliklinik Puskesmas Panca Usaha. sebagai Direktur RSUD Palembang BARI. Dachlan Abbas S.pB M.Faisal Soleh, Sp.PD MARS sebagai Direktur RSUD Pa1embang BARI 2.1.4 Fasi1itas dan Pelayanan a. Fasilitas Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam Farmasi / Apotek 24 jam

Rawat jalan/ poliklinik spesialis Bedah sentral Central Sterilizied Suplay Departement (CSSD) Unit Rawat Intensif (ICU, NICU) Rehabilitasi Medik Radiologi Laboratorium klinik Patologi anatomi Bank Darah b. Pelayanan Rawat Jalan Poliklinik Spesialis Bedah Poliklinik Spesialis Dalam Poliklinik Spesialis Kebidanan Dan Penyakit Dalam Poliklinik Spesialis Anak Poliklinik Spesialis Mata Poliklinik Spesialis THT Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin Polii< link Spesialis Syaraf Poliklinik Spesialis Jiwa Poliklinik Spesialis Jantung Poliklinik Gigi Poliklinik Rehabilitasi Medik Poliklinik Psikologi

2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Definisi Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah Inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492) Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi Kedelapan Hal 1062). Gastritis Merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofiologi, Sylvia A Price Hal 422) Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hipatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daearh tersebut. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan lambung, biasanya, peradarangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter Pylori, Peradangan ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. 2.2.2 Anatomi Fisiologi Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabun J, danbila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah

a. Anatomi

lambung terdapat kurvatura mayor. sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. sfingter kardia Atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkotraksi sfingkter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi uss halus kedalam lambung.

Gambar Lambung Manusia Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu : 1. 2. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa. Lapisan berotot yang terdiri dari atas 3 lapisan esophagus. b. Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama. c. Serabut Oblik Yang Terutama Dijumpai Pada Fundus Lembuh Dan Berjalan Dari Orivasium Kardiak, Kemudian Membelok Kebawah Melalui Kurvatura Minor (Lengkung Berlenjar) 3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe

a. Serabut Longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot

4.

Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas

banyak kerutan/rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. kelenjar ini mensekresi mukus. kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir seluruh korpus lambung. kelenjar gastric memiliki tipe-tipe utama sela. sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasan asam. sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intriksik. faktor intriksik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 didalam usus halus. kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. sel-sel mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastric. sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pad pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida. Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dan abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatorni ini sangat penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalarn mengobati tukak duodenum. Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium. Serabut - serabut aferen simpatis mcnghambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung. Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama berasal

10

dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berrjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dan lambung dan duodenum, serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena porta. b. Fisiologi a. Mencerna makanan secara mekanikal. b. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 - 3000 ml. gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponen utamanya yaitu mukus, HCL (hydrochloric acid). pensinogen. dan air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah. c. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah menjadi polipeptida d. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan beberapa obat. e. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh HCL. f. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dan fundus ke pylorus. 2.2.3 ETIOLOGI Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat.Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab : 1. Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari infeksi oleh Helicobacter Pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung).

11

Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa turnbuh di lambung. Bakteri ini bisa rnenyebabkan gastritis menetap atau gastritis sementara. 2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakil berat atau trauma (cedera) yang terjadi secara tiba - tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak rnengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan pendarahan hebat. 3. Gastritis erosifkronis bisa merupakan akibat dan: Bahan iritan seperti obatobatan. terutama aspirin dan obat anti peradangan nonsteroid lainnya Penyakit Crohn infksi virus dan bakteri. Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka). Paling sering terjadi pada alkoholik. 4. 5. Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada penderita penyakit Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dan reaksi alergi menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan. terhadap infestasi cacing gelang. eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung. 6. Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan gastrekiomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B 12 dan makanan. 7. Penyakit Meniere merupakan jenis gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya

12

membesar dan memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita penyakit ini menderita kanker lambung. 8. diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya.Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan bahan korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi 2.2.4 Klasifikasi Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak

Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu: a. Gastritis akut : Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua garis besar yaitu Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan kimia misal lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung) Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan). b. Gastritis Kronik lnflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dan lambung, atau oleh bakteri Helicohucier pylory (H.. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastnitis kronik tipe A jika mampu rnenghasilkan imun sendini. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkcmbang pada proses ini. Gastritis kronik tipe 13 lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobnacter pylon yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung. (sumber : David Ovedorf: 2002) 2.2.5 Patofisiologi

13

Patofisiologi dan penyakit gastritis sebagai berikut : a. Gastritis Akut : Pengaruh efek samping obat - obat NSA1Ds atau Non -Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat mcnyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.Pemberian aspirin juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dari mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat memicu terjadinya gastritis. Karena bahan - bahan tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa lambung. Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama dapat rnenyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa akibatnya terjadi difusi balik H ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu rusak. b. Gastritis Kronis Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dan lambung.Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) ini dihubungkan dengan bakteri H. pvlory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok dan refluks isi usus kedalam lambung.H. Pylon termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung

14

melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan inerespon infeksi bakteri H. Pylon tersebut dengan mengirimkan butir - butir leukosit, selT - killer, dan pelawan infksi lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylon tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polyrnorph mati dan mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lamhung. Nutrisi ekstra dikirim untuk mcnguraikan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H. Pylon. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menycbabkan hernoragi (pcrdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung.

15

16

17

Manifestasi Klinis a. gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah : 1. 2. Hematematis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah. asimtomatis. keluhan-keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati. biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya. 3. 4. 5. Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu - satunya gejala. Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai

darah samar pada tinja dan secara lisis akan dijumpai tanda tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas. 6. Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

b. Gastritis kronis 1. 2. 3. 4. Bervariasi dan tidak jelas Perasaan penuh. anoreksia Distress epigastrik yang tidak nyata Cepat kenyang.

(sumber : Brunner & Suddarth, 200 1) 2.2.6 Pemeriksaan Diagnostik Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut:

18

a. EGD (Esofagogastriduodenoscopy) yaitu tes diagnostic kunci untuk perdarahan Gastrointestinal bagian atas dan dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / jaringan. b. Minum barium dengan foto rontgen, dilakukan untuk membedakan diagnosa penyebab / sisi lesi. c. Analisa gaster, dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidrokiorik dan penentuan asam nocturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan syndrome Zollinger-Ellison. d. Angiograui, vaskularisasi gastrointestinal dapat dilihat bila endoscopy tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan, menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan. e. Amilase serum, meningkat bila ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis. (Sumber : Doengoes, 2000, hal: 456) 2.2.7 Penatalaksanaan Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkn faktor utama yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat - obatan. Namun secara spesifik dapat dibedakan sebagai berikut a. Gastritis Akut 1. 2. cairan IV. 3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor 112, inhibitor pompa proton. antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotcktor) 4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau cuka yang di encerkan. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala Jika gejala - gejala menetap, mungkin diperlukan gejala menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi.

19

5. karena bahaya perforasi.

Jika korosi parah. hindari emetik dan bilas lambung

2.3 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gastritis 2.3.1 Pengkajian Menurut Priharjo (1996), analisa simptom penguraiannya sebagai berikut: P : Provokatif atau Paliatif Apakah yang menyebabkan gejala? Apa saja yang mengurangi atau memperberat Q : Kualitas atau Kuantitas Bagaimana gejala dirasakan nampak atau terdengar? Sejauh mana anda merasakannya seka R S T : Regional atau Area Radiasi Dimana gejala terasa? Apakah menyebar? : Severe (Skala keparahan) Seberapa keparahan dirasakan dengan skala I sampai 10 (paling parah) : Timing (waktu) Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala terasa? Apakah tiba tiba atau bertahap?

Berikut ini adaah pengkajian yang dilakukan pada klien Gastritis: a. Gejala : Kelemahan, kelelahan Tanda :Takikardi, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas) b) Sirkulasi hipoksemia), kelemahan/ nadi perifer lemah. pengisian kapiler lambat/ perlahan (vasokonstriksi), warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah), dan kelemahan kulit/membrane mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik). Aktivitas / Istirahat

Gejala : Hipotensi (termasuk posiurnal), takikardia, disritmia (hipovolemia/

20

c) berdaya.

lntegritas Ego

Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, huhungan kerja), perasaan tak Tanda : Tanda ansietas, misal: gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar. d) Eliminasi Gejala : Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastromteritis atau masalah yang berhubungan dengan gastrointestinal, misal: luka peptik/ gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi/ karakteristik feses. Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan dan hipoaktif setelah perdarahan, karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadangkadang merah cerah, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi akibat perubahan diet dan penggunaan antasida, saluaran urin menurun dan pekat. e) Makanan / Cairan Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal), masalah menelan: cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam. Tanda : Muntah berwarna kopi gelap atau merah cerah dengan atau tanpa bekuan darah, membrane mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronik). f) Neurosensori Gejala : rasa berdenyut, pusing/ sakit kepala karena sinar, kelemahan.

21

Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dan agak cenderung tidur, disorientasi/ hingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi/ oksigenasi). g) Nyeri / Kenyamanan Gejala : Nyeri digambarkan sebagai tajam, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tibatiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan/disstres samarsamar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrium kini sampai ke tengah/ menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrium menyebar sampai ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan/ antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal/ gastritis). Faktor pencetus: makanan, rokok, alkohol, penggunaan obatobatan tertentu (salisilat, resenfin, antibiotik, ibuprofen), stressor psikologis. Tanda : Wajah berkerut, herhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian penyakit. h) Kearnanan Gejala : Alergi terhadap obat / sensitif misal ASA. Tanda : Peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis atau hipertensi portal). i) Penyuluhan / pembelajaran Gejala : Adanya penggunaan chat resep/ dijual bebas yang mengandung ASA, alcohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal: anemia)/ diagnose yang tak berhubungan (misal: trauma kepala), flu usus atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal: sirosis alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (sumber : Marilyn Doengoes, 2000).

22

2.3.2

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan Gastritis yaitu: a. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan mukosa lambung. b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kegagalan fungsi neuromuskular. c. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, dan anoreksia. d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya. (Sumber :Marilyn Doengoes, 2000). 2.3.3 Rencana Keperawatan DP 1 : Nyeri epigastrium berhubungan denga iritasi pada mukosa lambung melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri No Intervensi Rasional 1 Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala Berguna dalam pengawasan keefektivan 0 10) 2 obat, kemajuan penyembuhan Dengan semifowler posisi semi fowler dapat Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilang rasa nyeri, dengan kriteria klien

Berikan istirahat dengan posisi menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang. Dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan aktivitas peristaltik

Anjurkan meningkatkan lambung

klien kerja

untuk asam Mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium

menghindari makanan yang dapat

Anjurkan

klien

untuk

tetap Sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya

mengatur waktu makannya.

23

Observasi TTV tiap 24 jam Mengurangi terkontrol rasa nyeri atau dapat

Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi Menghilangkan mempermudah dengan rasa nyeri dan dengan kerjasam

Kolaborasi

pemberian intervensi terapi lain.

obat analgesik

DP 2

: Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengna rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.

Tujuan

: Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang diharapkan individu, dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.

No Intervensi 1 Pantau dan dokumentasikan dan Untuk haluaran tiap jam secara adekuat diharapkan 2 Timbang BB Klien

Rasional mengidentifikasikan

indikasi/perkembangan dari hasil yang

Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat

Berikan makanan sedikit tapi Meminimalkan sering

anoreksia,

dan

mengurangi iritasi gaster.

Catat status nutrisi pasien : Berguna dalam mendefinisikan derajat Turgor kulit, timbang berat masalah dan intervensi yang tepat badan, integritas mukosa mulut,

24

kemampuan atau diare 5 Kaji pola

menelan,

adanya

bising usus, riwayat mual/muntah

diet

klien

yang Berguna dalam pengawasan keefektivan obat, kemajuan penyembuhan. Membantu intervensi kebutuhan yang

disukai/tidak disukai. 6

Monitor intake dan output secara spesifik, meningkatkan intake diet klien. periodik

DP 3 : Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah. Tujuan : Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan perilak yang perlu untuk memperbaiki defisit cairan, perubahan dengan keseimbangan kriteria cairan, mempertahankan/menunjukkan

dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik. No Intervensi Rasional 1 Awasi tekanan darah dan nadi, Indikator keadekuatan volume sirkulasi pengisian kapiler, status membran perifer dan hidrasi seluler mukosa, turgor kulit 2 Awasi jumlah dan tipe masukan Klien tidak mengkonsumsi cairan sama cairan, ukur haluaran urin dengan sekali mengakibatkan dehidrasi atau akurat mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit 3 Diskusikan menghentikan strategi muntah untuk Membantu klien menerima perasaan dan bahwa akibat muntah dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah

penggunaan laksatif/diuretik

25

kehilangan cairan lanjut. 4 Identifikasi keseimbangan misalnya cairan. 5 Berikan/awasi hiperalimentasi IV Tindakan darurat untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan elektrolit : rencana cairan jadwal untuk Melibatkan klien dalam rencana untuk memperbaiki keseimbangan untuk optimal, berhasil masukan meningkatkan/mempertahankan

DP 4

: Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.

Tujuan : Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya. No Intervensi 1 Kaji tingkat kecemasan Rasional sejauh mana

Mengetahui

tingkat

kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga memudahkan dalam tindakan selanjutnya 2 Berikan dorongan dan berikan Klien merasa ada yang memperhatikan waktu untuk mengungkapkan sehingga klien merasa aman dalam pikiran dan dengarkan semua segala hal tindakan yang diberikan keluhannya 3 Jelaskan semua prosedur dan Klien memahami dan mengerti tentang pengobatan prosedur sehingga mau bekerja sama dalam perawatannya 4 Berikan dorongan spiritual Bahwa segala tindakan yang diberikan

26

untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih Maha Esa. ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang

BAB III TINJAUAN KASUS

27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN GANGGUAN DIGESTIF GASTRITIS DI RUANGAN UMUM PEREMPUAN RSUD PALEMBANG BARI

3.1 Pengkajian Tanggal MRS Pengkajian dilakukan a. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Alamat Diagnosa Medis No. RM : Ny. A : 48 tahun : SMA : Ibu Rumah Tangga : Menikah : Dusun 1 Desa tebedak 2 Payaraman, Ogan Ilir : Gastritis : 32.46.37 : 6 Maret 2012 Jam 11.55 WIB : Tanggal 7 Maret 2012 Jam 11.00 WIB

b. Identitas Penanggung Jawab Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat Hub dengan Pasien : Tn. G : 50 Tahun : Laki-laki : Islam : Wirausaha : Dusun 1 Desa Tebedak 2 Payaraman, Ogan Ilir : Suami

3.1.2 Pengkajian Pada Klien 27

28

1. Alasan Utama Datang Ke Rumah Sakit : Pada saat pengkajian tanggal 6 Maret 2012, klien datang dengan keluhan nyeri pada perut. 2. Riwayat Penyakit saat ini Os mengatakan nyeri pada ulu hati, dengan skala nyeri 8 (berat) dan muntah, frekuensi nyeri hilang dan timbul sejak tanggal 06 Maret 2012 3. Keluhan Utama (saat pengkajian) Pada saat pengkajian 7 Maret 2012 Klien mengeluh masih terasa nyeri di Ulu hati, Rasa perih dan panas 4. Riwayat Kesehatan masa lalu Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah di Rawat di Rumah Sakit dengan penyakit yang sama (gastritis), Klien tidak mempunyai penyakit keturunan (DM, Hipertensi), Maupun penyakit menular. 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular atau keturunan (DM, Hipertensi). 6. Riwayat Pengobatan dan Alergi Klien tidak ada alergi terhadap obat dan makanan 3.1.3 Pemeriksaan Fisik 1. Keadaaan Umum k.u Kesadaran Sakit/Nyeri Status gizi Sikap : Lemah : Compos Mentis : : : Berat (8 10) Normal (BB 60 kg) Kurus (42 Kg) Tenang - Kuku - Rambut : : Gelisah : 2x/hari Hitam Kotor Bersih Bersih Menahan Nyeri Personal Hygiene : - Mandi Sedang (4 7) Ringan (0 3) Gemuk (BB 10% ideal)

29

- Kulit Masalah Keperawatan

Kotor

Bersih

: - Nyeri - Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2. Data Sistemik a. Sistem Persepsi Sensori : : Normal Normal Normal Normal Kerusakan Ka/ki Tinitus Lensa Kontak Kaca Mata Tuli Ka/ki Alat Bantu dengar Penglihatan Pengecap dan Penghidu : Peraba : Pendengaran

Gangguan Indra Pengecap Gangguan Indra peraba

gangguan Indra Penghidup Masalah Keperawatan : Tidak ada b. Sistem Penglihatan : : : : : ada OD/OS Normal Simetris Normal Lesi Krusta Kelopak Mata c. Batuk Suara Nafas Bunyi nafas Frekuensi : tidak ada : 20 x / menit : tidak : : Normal Vaskuler Sputum Ronchi basah/kering Onko vaskuler lendir darah Bronkeal tidak ada Sistem Pernapasan Tidak OD/OS Hemianopa tidak simetris Ptosisi Kuadrantanopa eksoftalamus Kemerahan

Nyeri tekan Lapang Pandang Kesimetrisan Mata Kelopak Mata

Sumbatan Jalan Nafas :

Masalah Keperawatan : Tidak ada

d.

Sistem kardiovaskuler

30

Tekanan Darah Denyut Nadi Bunyi Jantung : Kekuatan Akral Edema :

: 180/80 mmHg : 74x/menit Normal : : Kuat Hangat Irama : tambahan Lemah Dingin ada di teratur tidak teratur

tidak ada

Masalah Keperawatan : Tidak ada e. Bicara Sistem Syaraf Pusat : GCS : : E M V aphas lancar berbicara spontan tidak lancer Masalah Keperawatan : tidak ada f. Diet Porsi Makan Keluhan Bibir Sistem Gastrointestinal : normal meningkat menurun : Bubur Biasa : piring sekali makan : : mual muntah normal normal normal Normal Normal lesi kurang nyeri telan Konstipasi diare tidak ada kering pecah-pecah hematemesis kesulitan

Kesadaran

Nafsu Makan

Mulut dan tenggorokan : Kemampuan mengunyal : Kemampuan menelan : BAB :

Masalah keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh g. Sistem Musculusekletal : : Penuh tegap tidak ada Terbatas tidak tegap ada

Rentang Gerak Fraktur

Keseimbangan dan cara jalan : Masalah Keperawatan :

31

h. Tugor Luka Memar

Sistem Integumen : : : : : Normal Baik tidak ada tidak ada tidak ada pucat buruk ada, pada kaki kanan ada ada, pada kaki kanan sianosis Ikterik

Warna Kulit

Kemerahan

Masalah Keperawatan : Defisit Volume Cairan 3.1.4 Data Penunjang No 1 Pemeriksaan 06 Maret 2012 Darah Hematokrit Trombosit Hemoglobin Leukosit Hitung Jenis Basofil Eosofil Batang Segmen Limfosit Monosit 07 Maret 2012 2 BSS Glukosa Sewaktu SGOT SGPT 61 73 < 31 u/I < 31 u/I 70 < 180 mg/dt 0 2 3 47 44 4 01% 13% 26% 50 70 % 20 40 % 28% Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal

45 111.000 11,8 8000

P = 37 43% 150.000 40.000/uL P = 12 14 g/dL 5000 10.000/uL

32

Ureum 09 Maret 2012 Creati 3 Endoscopy Esofagus : Lumen Mukosa Erosi Massa Variese Gaster : Lumen Mukosa

32 0,59

20 40 0,6 1,1

Kesimpulan Normal (-) (-) (-) (-) Gastritis Cronik

Normal Tampak Hiperemisis Dikorfus Antrum (+)

Erosi Ulkus Perdarahan Massage Duodenum : Lumen Mukosa Massa Terapi yang diberikan :

Multiplediantrum (+) Heling Ulcer (-) (-)

Normal Normal (-)

33

a. IVFD RL, GTT xx/menit b. Injeksi Ranitidine amp 2 x 1 c. Injeksi ondansentron amp 3 x 1 d. Neurodex tab 1 x 1 e. Infepsya syr 3 x 1 sdm f. Lanzoprazole tab 1 x 1 g. Diet bubur biasa 3.1.5 Riwayat Psikososial dan Spiritual 1. Riwayat Psikologis Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah Klien Merasa cemas dengan penyakit yang dialami. Cara mengatasi perasaan tersebut dengan memberikan pengetahuan tentang penyakit yang dialami. Rencana Klien setelah masalah terselesaikan 2. Riwayat Sosial Hubungan klien dengan yang lain terjalin cukup baik. 3. Budaya Budaya yang diikuti Aktifitasnya 4. Riwayat Spiritual Klien seorang muslim, klien melakukan shalat 5 waktu, tetapi semenjak klien dirawat di Rumah Sakit, Klien jarang melaksanakan sholat MK : Ansietas 3.1.6 Prioritas Masalah 1. 2. 3. 3.1.7 Rasa tidak nyaman (nyeri) Defisit Volume cairan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Melayu : Berdagang

Diagnosa Keperawatan

34

1. Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung 2. Defisit Volume cairan berhubungan dengan mual, muntah dan ansietas 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

ANALISIS DATA

35

Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah No 1 DS : ulu hati Data

: Tn A :P : PU. Perempuan

Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal : 07 Maret 2012

Etiologi Erosi pada lambung Peningkatan produksi HCL Lambung

Masalah Rasa Nyaman (nyeri)

Klien mengatakan nyeri pada Klien mengatakan nyeri saat abdomennya ditekan Peradangan dan Helicobactery Metaplasia dengan Klien tampak kesakitan Skala Nyeri 5 (sedang) Vital Sign TD : 110/ 60 mmHg N : 78 x/menit T : 38,0 0C Nyeri Epigastrium Stress Perangsangan saraf simpatis NV MEningkatkan HCl dalam lambung Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan, mual, muntah dan anoreksia Kekakuan desquamosa Elastisitas lambung turun

DO : -

RR : 22 x/menit DS : Klien mengeluh mual dan muntah + 2x/hari DO : Mukosa Bibir Klien tampak kering

36

menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia Sel epitel kelumer mengurungi produksinya Vasodilatasi sel mukosa gastier Mual dan muntah Defisit volume cairan Kondisi asam pada Klien mengatakan tidak nafsu makan Klien mengeluh mual dan muntah + 2 kali DO : kering Turgor BB Sekarang : 42 kg BB sebelum sakit : 48 kg Klien tampak mual dan muntah Mukosa bibir Klien tampak Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Intake tidak adekuat Rangsangan di medulla oblongata Muntah lambung

DS : -

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

37

38

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah : Tn A :P : PU. Perempuan Tujuan Setelah Intervensi 1. nitor skala nyeri, intensitas 2. 2. Setelah ervasi TTV 3. Beri kan kompres hangat Obs Mo 1. Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal : 07 Maret 2012 Rasionalisasi Berguna dalam pengawasan keefektifan obat dan kemajuan penyembuhannya Peningkatan TTV mengidentifikasikan adanya peningkatan nyeri dengan memberikan kompres hangat terjadi vasodilatasi darah sebagai nyeri dapat berkurang

No Diagnosa Keperawatan 1 Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung DS : hati Klien mengatakan nyeri saat abdomennya ditekan DO : Klien mengatakan nyeri pada ulu

dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam nyeri dapat teratasi atau hilang dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam skala nyeri berkurang 3.

39

kesakitan (sedang)

Klien tampak Skala nyeri 5 4. kan posisi nyaman 5. urkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung 1. i Tanda Vital Anj Beri

Defisit volume cairan b.d mual, Setelah dilakukan muntah dan anoreksia DS : Klien mengeluh mual, muntah + 2x/hari DO : Mucosa bibir klien tampak kering tindakan keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam diharapkan klien dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil : Klien tidak mengalami

Awas

1.

Perubahan TD dan

nadi dapat digunakan perkiraan kasar kehilangan darah. Ms ( TD < 90 mmHg dan nadi > 110 diduga 25% penurunan volume atau kurang lebih 1000 ml 2. memberikan pedoman

2.

Monit

untuk penggantian cairan

40

mual, muntah dan anoreksia Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1 x 24 jam diharapkan klien dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil : Mukusa Bibir tidak kering 3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat DS : Klien Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam diharapkan klien dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil : Klien

or Intake Dan Ouput 3. Perta hankan lirah baring

3.

aktivitas/muntah

meningkatkan tekanan intra abdominal dan dapat mencetuskan perdarahan lanjut 4. mencegah reflek gaster pada respirasi antasida

4. selama pemberian antasida

tinggi

dimana dapat menyebabkan komplikasi paru serius.

kan kepala tempat tidur

1. Monitor status nutrisi

1. nutrisi

Menunjukkan faktor

yang mempengaruhi kebutuhan 2. Timbang BB klien Anjurkan klien makan makanan dalam keadaan hangat 2. yang tepat Membantu menentukan keseimbangan cairan

41

mengatakan tidak nafsu makan muntah Klien mengatakan mual dan -

tidak mengalami mual, muntah dan anoreksia klien makan habis 1 porsi Setelah dilakukan tindakan keperawatan

3. Berikan makanan sedikit tapi sering 3. 4. Monitor pola diet klien 5. Monitor intake dalam output secara periodik gaster 4. Berguna dalam Meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi

DO : BB : 42 kg Mukosa Bibir Klien tampak kering Makan hanya porsi (tidak dihabiskan)

dalam waktu 1 x 24 jam diharapkan klien dapat menunjukkan kemajuan dengan kriteria hasil : Normal Mukusa Bibir tidak kering Hb

pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan 5. Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet klien.

42

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah : Tn A :P : PU. Perempuan No Dp 1 Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal : 07 Maret 2012

Hari / tanggal Selasa / 6 Maret 2012

Pukul 16.00 16.00

Implementasi Memonitor status nyeri Mengobservasi TTV

Evauasi tindakan Klien mengatakan nyeri sudah berkurang Hasil TTV Klien : TD : 120 / 90 mmHg N : 72 x/menit R : 18 x/menit

Paraf

43

T : 370 C 16.15 16.30 Memberikan posisi nyaman Memberikan kompres hangat Klien mengatakan posisinya yang sekarang lebih nyaman Klien mengatakan nyerinya berkurang

11.00 11.00

Memonitor Intake dan Output Memonitor status nutrisi

Klien mengatakan masih mual muntah Klien mengatakan hanya dapat menghabiskan 4 sendok makan tiap kali makan

11.15 11.30 Rabu / 7 Maret 2012 15.00 1 15.00

Mengobservasi BB klien Menganjurkan makan sedikit tapi sering Memonitor status nyeri

BB Klien : 42 Kg Klien mengatakan apabila tidak mual dan nyeri akan makan Klien mengatakan nyeri abdomen sedikit berkurang

Mengobservasi TTV

Hasil TTV Klien :

44

TD : 110 /70 mmHg N : 76 x/menit R : 22 x/menit T : 36,80 C 15.15 Memberikan posisi yang nyaman 15.30 Berkolaborasi dengan tenaga medis dalam pemberian 2 15.00 analgetik Memonitor status nutrisi Mengobservasi BB Klien Menganjurkan makan sedikit tapi sering Klien mengatakan posisinya yang sekarang lebih nyaman Klien mengatakan beberapa menit setelah pemberian obat, nyeri abdomen berkurang Klien mengatakan sudah dapat menghabiskan 7 sendok makan tiap kali makan BB Klien : 42 Kg Klien Mengatakan tidak mual dan nyeri akan makan

45

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah Hari / tanggal Selasa / 6 Maret 2012 : Tn A :P : PU. Perempuan No DP Pukul Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal : 07 Maret 2012 Paraf

Evaluasi/hasil S : Klien Mengatakan nyeri sudah berkurang pada abdomen O : KU Sedang Skala Nyeri 2 3 (sedang) TD : 120 / 90 mmHg

17.00

N : 72 x/menit T : 37,00C RR : 18 x/menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi diteruskan (1, 2, 3, 4)

46

S : klien mengeluh Mual dan muntah + 2x/Hari O : Mukosa bibir klien tampak sering BB : 42 Kg A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)

S : klien mengatakan hanya dapat menghabiskan makan 4 sendok makan tiap kali makan 3 O : Mukosa bibir klien tampak sering, dan saat perkusi dilakukan terdengar abdomen hipertimpani BB : 62 Kg A : Masalah belum teratasi Rabu / 7 Maret 2012 P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3) S : klien mengatakan nyeri pada abdomen sedikit berkurang O : KU Sedang Skala Nyeri 5 (sedang)

47

TD : 110/70 mmHg 1 20.00 N : 76 x/menit T : 36,80 C RR : 22 x/menit A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan S : klien mengatakan masih mual dan muntah + 2x/hari O : Mukosa bibir klien tampak sering, 2 BB : 42 Kg A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan (1, 2, 3)

S : Klien mengatakan sudah dapat menghabiskan 7 sendok makan tiap kali makan O : klien masih terlihat mual dan muntah 3 BB : 42 Kg A : Masalah Teratasi

48

P : Intervensi dihentikan

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah
DIAGNOSA KEPERAWATAN

: Tn A :P : PU. Perempuan
Jam CP Shift Pagi Nama dan TT perawa t Jam

Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal


CP Shift Sore

: 07 Maret 2012
Nam a dan TT pera wat Jam CP Shift Malam Nam a & TT Pera wat

Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

09.00

S : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati O : Skala Nyeri 5, klien kelihatan kesakitan (nyeri) A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90 RR : 23 N : 75 T : 36,4 S : klien mengatakan mual dan muntah + 2 kali

15.00

S : Klien mengatakan nyeri berkurang O : skala nyeri 4. TD : 100/70 RR : 24 N : 74 T : 36 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan S : Klien mengatakan mual dan muntah sudah

21.00

S : klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3 TD : 110/70 RR : 24 N : 80 T : 36,5 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan S : Klien mengatakan masih

Ketidakseimbanga n nutrisi kurang

10.00

16.00

22.00

49

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

O : Mukosa bibir klien tampak kering A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90 RR : 23 N : 75 T : 36,4

berkurang O : mukosa bibir klien masih tampak kering TD : 100/70 RR : 24 N : 74 T : 36 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

mual dan muntah O : mukosa bibir tampak kering TD : 110/70 RR : 24 N : 80 T : 36,5 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

50

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah
DIAGNOSA KEPERAWATAN Jam

: Tn A :P : PU. Perempuan
CP Shift Pagi Nama dan TT peraw at Jam

Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal


CP Shift Sore

: 08 Maret 2012
Nama dan TT peraw at Jam CP Shift Malam Nama & TT Peraw at

Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

09.00

S : Klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3, A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 120/90 RR : 23 N : 75 T : 36,4

15.00

S : Klien mengatakan masih nyeri O : skala nyeri 3 TD : 120/80 RR : 24 N : 80 T : 36 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

21.00

S : klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3 TD : 100/70 RR : 24 N : 72 T : 36,4 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan S : Klien mengatakan masih mual dan muntah O : mukosa bibir tampak kering Makan hanya porsi (tidak

Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

10.00

S : klien mengatakan masih mual dan muntah Klien mengatakan tidak nafsu makan O : - Mukosa bibir klien tampak kering - Makan hanya porsi (tidak

16.00

S : Klien mengatakan masih mual dan muntah O : mukosa bibir klien masih tampak kering Makan hanya porsi (tidak dihabiskan) TD : 120/80

22.00

51

dihabiskan) TD : 110/60 RR : 24 N : 80 T : 36,1 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

RR : 24 N : 80 T : 36 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

dihabiskan) TD : 110/70 RR : 24 N : 72 T : 36,4 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

52

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah
DIAGNOSA KEPERAWATAN Jam

: Tn A :P : PU. Perempuan
CP Shift Pagi Nama dan TT peraw at Jam

Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal


CP Shift Sore

: 09 Maret 2012
Nama dan TT peraw at Jam CP Shift Malam Nama & TT Peraw at

Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

09.00

S : Klien mengatakan masih nyeri O : Skala Nyeri 3, A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan TD : 110/70 RR : 24 N : 68 T : 36,5

15.00

S : Klien mengatakan masih nyeri O : skala nyeri 3 TD : 110/80 RR : 24 N : 80 T : 37 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan S : Klien mengatakan masih mual dan muntah Klien mengatakan nafsu makan berkurang O : mukosa bibir klien masih tampak kering Makan hanya porsi

21.00

S : klien mengatakan tidak nyeri lagi O:TD : 110/70 RR : 23 N : 75 T : 36,3 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan S : Klien mengatakan tidak merasa mual dan muntah lagi O : mukosa bibir tidak tampak kering lagi Makan menghabiskan 1 porsi

Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

10.00

S : klien mengatakan masih mual dan muntah Klien mengatakan nafsu makan berkurang O : - Mukosa bibir klien tampak kering - Makan hanya porsi (tidak

16.00

22.00

53

dihabiskan) TD : 110/70 RR : 24 N : 68 T : 36,1 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

(tidak dihabiskan) TD : 110/80 RR : 24 N : 80 T : 37 A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

TD : 100/70 RR : 23 N : 75 T : 36,3 A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

54

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien Jenis Kelamin No. Kamar Bedah DIAGNOSA KEPERAWATAN : Tn A :P : PU. Perempuan Jam CP Shift Pagi
S : Klien mengatakan tidak nyeri lagi O:A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan TD : 110/80 RR : 24 N : 82 T : 36,2 S : klien mengatakan tidak mual dan muntah lagi Klien mengatakan sudah ada nafsu makan O : - Mukosa bibir klien tidak tampak kering - Makan menghabiskan 1 porsi TD : 110/80 RR : 24 N : 82 T : 36,3 A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

Diagnosa Medis : Gastritis No. Med Record : 32.46.37 Hari / Tanggal : 10 Maret 2012
Nama dan TT perawa t

Siang

Rasa tidak nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung

09.00

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

10.00

Pulang

55

BAB IV PEMBAHASAN

Setelah Penulis Mempelajari Teori Tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Digestif : Gastritis dan melakukan secara langsung asuhan keperawatan pada pasien Ny. A ternyata terdapat kcsenjangan antara teori dengan penerapan yang dilaksanakan di lapangan praktik RSUD Palembang BARI ini disebabkan karena tingkat kegawatan, persepsi individu, dan pemahaman terhadap penyakit keadaaan yang dialami saat ini. Adapun uraian mengenai kesenjangan yang penulis arnati dan dapatkan mulai dan pengkajian, diagnosa keperawatan. perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sebagai berikut : Pengkajian Pengkajian mcrupakan tahap awal dan proses keperawatan, oleh karena itu pengkaji perlu melakukan secara teliti, cermat dan sistematis melalui wawancara. observasi dan pemeriksaan fisik secara langsung, serta di dukung oleh sumber -sumber seperti catatan medika dan hasil pemeriksaan penunjang. sehingga didapat data yang benarbenar valid. Pada tahap pengkajian ini tidak ditemukan hambatan yang berarti. Penulis mampu bekerja sama dengan kepala ruangan. dokter, perawat jaga serta klien dan keluarganya yang sangat terbuka dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh penulis, sehingga penulis tidak sulit mendapatkan data subjektif. Setelah didapat pengkajian, penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan pada praktik di lapangan. Dalam teori tanda dan gejala gastritis adalah sebagai berikut : nyeri pada ulu hati, mual, muntah, anorexia, cepat kenyang, hingga melena, perdarahan saluran cerna, hipotensi pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran. Namun pada data yang didapat pada Ny.A tidak terdapat adanya data melena, perdarahan saluran cerna, hipotensi dan hipotermi. Analisa Data 53

56

Setelah data pengkajian dikumpulkan, maka penulis menganalisa data yang ada pada klien Ny.A dengan gangguan sistem digestif: gastritis dengan cara mengelompokkan data-data yang ada sesuai dengan keperawatan yang muncul. Masalah keperawatan pertama, yaitu Rasa nyaman : Nyeri Masalah keperawatan ini ditunjang oleh data subjektif yaitu klien mengatakan nyeri pada ulu hati dan nyeri pada sat abdomen ditekan. Data objektif yaitu klien tampak meringis kesakitan dengan skala nyeri 5 (sedang). Sedangkan kemungkinan penyebab dan nyeri ini berhubungan dengan mual dan muntah. Masalah keperawatan kedua, yaltu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Masalah keperawatan ini ditunjang oleh data subjektif yaitu klien mengatakan tidak nafsu makan dan merasa mual. Data objektif yaitu mukosa bibir tampak kering dan klien hanya menghabiskan porsi dari porsi yang diberikan. Sedangkan kemungkinan penyebab dari ketidakseimbangan nutnisi kurang dari kebutuhan tubuh ini berhubungan dengan mual, muntah dan anorexia. Diagnosa Keperawatan Setelah semua data dianalisa dan dikelompokkan masalah - masalah keperawatan yang muncul, maka penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny A dengan gangguan sistern digestif gastritis. Dalarn merumuskan diagnosa keperawatan ini penulis berpedoman pada teori asuhan keperawatan oleh Doengoes (2000). Namun penulis hanya menemukan dan mengangkat 2 diagnosa aktual. 1. Diagnosa pertama : Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung. Diagnosa ini berdasarkan teori Doengoes (2000), karena berdasarkan data yang didapatkan klien tampak meringis kesakitan dan skala nyeri klien yaitu 5 (sedang). 2. Diagnosa kedua : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan anoreksia. Diagnosa ini berdasarkan teori Doengoes (2000), karena berdasarkan data mukosa bibir klien tampak kering.

57

Rencana Keperawatan Perencanaan merupakan mata rantai antara penerapan kebutuhan pasien dengan melaksanakan tindakan keperawatan. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan teori yang disesuaikan dengan kondisi pasien saat dikaji. Dalam membuat perencanaan, penulis membuat perioritas masalah sesuai dengan kebutuhan Maslow yaitu mengutamakan kebutuhan dasar biologis kemudian menyusul kebutuhan yang lain. Pada prinsipnya perencanaan ini disusun dalam rangka mengurangi dan mengatasi serta mencegah masalah kesehatan yang mungkin pada pasien. Dalam membuat perencanaan diperlukan kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain seperti petugas lab, radiologi, dokter dan petugas kesehalan lainnya. Pada prinsipnya perencanaan disusun dalam rangka mengurangi dan mengatasi masalah pasien sehingga tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari hasil yang diharapkan. Pelaksanaan dan evaluasi keperawatan Adapun diagnosa. tujuan, kriteria hasil, implementasi dan evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan antara lain, Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung Tujuan Jangka panjang yaitu rasa nyeri berkurang/hilang, intervensi yang dibuat adalah kaji status nyeri, oberservasi TTV, berikan kompres hangat, berikan posisi nyaman dan kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat analgetik. Pada tahap implementasi yaitu mengkaji status nyeri, mengobservasi TTV, memberikan kompres hangat, memberikan posisi nyaman dan berkolaborasi dengan tenaga medis untuk memberikan obat analgetik Pada tahap evaluasi tanggal 9 Maret 2012 pukul 20.00, klien mengatakan nyeri pada abdomen berkurang. masalah nyeri akut belum teratasi dan intervensi dilanjutkan. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan intake yang tidak adekuat.

58

Tujuan jangka panjang yaitu intake nutrisi tercukupi, Intervensi yang penulis buat adalah kaji status nutrisi, Timbang BB klien, berikan makanan sedikit tapi sering, kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai dan monitor intake dan output secara periodik. Pada tahap implementasi yaitu mengkaji status nutrisi, menimbang BB Klien, memberikan makanan sedikit tapi sering, mengkaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai dan memonitor intake dan output secara periodik. Pada Tahap evaluasi tanggal 6 Maret 2012 Pukul 20.00 WIB, klien mengatakan klien menghabiskan porsi makan yang telah diberikan. masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi dan intervensi dilanjutkan.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan asuhan keperawatan pada gangguan sistem digestif : gastritis khususnya pada pasien Ny. A yang dirawat di ruang perawatan wanita

59

RSUD Palembang BARI, penulis melakukan pengkajian pada tanggal 6 Maret 2012, Maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada saat pengkajian terjadi kerja sama antara pasien dengan penulis sehingga mampu mengumpulkan data dan menemukan masalah keperawatan juga data diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara langsung kepada pasien, tetapi tidak semua masalah keperawatan yang ada dalam teori ditemukan pada pasien dengan penyakit yang sama. 2. Dari hasil pengkajian akhirnya dapat dirumuskan diagnosa keperawatan. Diagnosa Keperawatan yang diangkat oleh penulis untuk pasien dengan Gangguan Sistem Digestif Gastritis antara lain a) Rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung. b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. 3. Perencanaan yang dibuat untuk menyelesaikan masalah pasien berdasarkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, kemampuan penulis dan fasilitas RSUD Palembang Bari, pelaksanaan tindakan dan evaluasi dapat dilakukan karena adanya kerja sama antara pasien dengan perawat, dokter dan keluarga. 4. Pelaksanaan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai dengan keperawatan yang timbul, tetapi tidak semua diagnosa keperawatan secara teoritis dilakukan implementasi. 5. Evaluasi keperawatan dilakukan pada keesokan harinya setelah pengkajian yaitu pada tanggal 8 Maret 2012. Bila masalah belum teratasi maka rencana dilanjutkan kembali. Evaluasi masalah yang dilakukan pada pasien Ny.Abelum teratasi seperti masih mual, dan abdomen masih terasa sakit. 57 5.2 Saran Adapun saran dari penulis yaitu 5. Bagi Pendidikan

60

Agar pendidikan dapat memberikan fasilitas demi kelancaran proses praktek untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang keperawatan medikal bedah. 6. Bagi mahasiswa Agar mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dan mengikuti proses pelaksanaan praktek lapangan biasa diikuti dengan baik, dengan arahan atau bimbingan lapangan praktek dengan keperawatan medikal bedah. 7. Bagi RSUD Palembang BARI Khususnya untuk ruang Perawatan Umum Perempuan agar selalu mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan serta sarana dan prasarana dalam memberikan asuhan keperawatan.

Perkerjaan Laboratorium

PERALATAN 3. 4. 5. Standar Infus Perangkat infus cairan infus sesuai kebutuhan

61

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. BAHAN

jarum infus/abocath no. 20 G Pengalas Tourniquet Kapas Alcohol 70% Plester Gunting Nierbekken Kasa Steril Betadine Sarung Tangan Waskom Berisi larutan klorin 0,5%

Phantom Tangan PERLENGKAPAN 1. Wastafel 2. Tempat Tidur 3. Alat Tulis 4. Jam Tangan

No Langkah Kerja 1 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan Key Point 2 Susun Alat dan bahan secara ergonomi Beritahun klien tindakan yang akan dilakukan Key Point

62

Lakukan informasi consent Cuci tangan dibawah air mengalir Key Point 4. 5. Pastikan semua perhiasan dilepas lakukan dengan tujuh langkah

6. Gunakan sabun Atur peralatan dan buka keamanan steril Key Point

Gunakan teknik aseptik Tusukkan infus set kedalam cairan infus Key Point

Lepaskan penutup pelindung tanpa menyentuh lubangnya Isi cairan kedalam tabung infus set Key Point 7. Buka klem roll 8. Pastikan selang infus tidak ada gelembung udara Gunakan sarung tangan Key Point

Tidak harus dengan sarung tangan steril Pasang Pengalas Dan Pilih Vena Yang Akan Ditusuk Key Point 9. Minta Klien Untuk Mengepalkan Tangannya 10. Pilih vena yang besar dan jelas terlihat Pasang tourniquet 10 -12 cm diatas tempat yang akan ditusuk. Key Point Tourniquet harus menyumbat aliran vena bukan arteri

63

10

Desinfeksi daerah yang akan ditusuk Key point 11. 12. Lakukan secara sirkuler Gunakan kapas alcohol 70%

11

13. Biarkan mengering + 30 detik Lakukan Penusukan pada vena Key Point

12

Arah jarum abocath menghadap keatas Periksa apakah jarum sudah benar masuk ke vena Key Point

13

Lihat apakah ada darah keluar melalui abocath Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus Key Point 14. Lepaskan tourniquet dan genggaman tangan klien 15. buka klem roll dan perhatikan tetesan infus Lakukan desinfeksi dan tutup dengan kasa steril Key Point 16. Desinfeksi dengan betadine, tutup dengan kasa steril 17. Fiksasi tempat pemasangan infuse dengan plester Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester Key Point

14

15

16

Atur jumla tetesa dalam satu menit sesuai dengan kebutuhan Bereskan peralatan yang sudah digunakan Key point

17

Pisahkan sampah kering dan basah Lepaskan sarung tangan

64

Key Point 18. 18 Lepaskan secara terbalik 19. Rendam sarung tangan dalam wadah larutan klorin 0,5% Cuci tangan di bawah air mengalir Key Point 20. 19 Lakukan dengan tujuh langkah 21. gunakan sabun Catat respon yang terjadi Key Point 22. 23. Catat Jenis cairan, waktu pemasangan dan jumlah tetesan/menit Bubuhi tanda tangan

EVALUASI
1. 2. 3. tindakan 4. 5. benar Pemasangan infus dilakukan sesuai dengan standar Mahasiswa melaksanakan setiap langkah tindakan dengan Persiapan alat dilakukan dengan benar Seluruh langkah kerja dilakukan dengan benar dan berurutan Aturan keselamatan kerja diperhatikan saat melakukan

65

DAFTAR TILIK TEHNIK PEMASANGAN INFUS


TANGGAL PENILAIAN NAMA MAHASISWA NAMA DOSEN PENILAI : : :

Nilailah setiap langkah yang dimati menggunakan skala sebagai berikut : 1. Perlu Perbaikan : Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang PETUNJUK PENILAIAN : seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan) 2. Mampu : Langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal 3. Mahir : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya danwaktu kerja yang sangat efisien

66

Beri tanda ( ) dalam kolom yang tersedia di sebelah kanan sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa NO 1 2 3 KEGIATAN Siapkan alan dan bahan yang akan digunakan Susun alat dan bahan secara ergonomis Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan Lakukan informed Concent Cuci Tangan Dibawah Air Mengalir 24. Pastikan Semua Perhiasan Dilepas 25. Lakukan dengan tujuh langkah 26. Gunakan sabun Atur Peralatan dan buka kemasan steril Gunakan teknik, aseptik Tusukkan infus set kedalam cairan infus Lepaskan penutup pelindung lubangnya Isi cairan kedalam tabung infus set 27. Buka Klem Roll 28. Pastikan selang gelembung udara Gunakan sarung tangan tanpa menyentuh 1 SKALA 2 3

4 5

infus

tidak

ada

7 8

Tidak harus dengan sarung tangan steril Pasang pengalas dan pilih vena yang akan ditusuk 29. Minta tangannya klien untuk mengepalkan

67

30. Pilih vena yang benar dan jelas terlihat Pasang tourniquet 10 12 cm diatas tempat yang akan ditusuk Tourniquet harus menyumbat aliran vena bukan arteri Desinfeksi daerah yang akan ditusuk 31. Lakukan secara sirkuler 32. gunakan kapas alcohol 70% 33. Biarkan mengering+ 30 detik Lakukan penusukan pada vena Arah Jarum abocath menghadap keatas Periksa apakah jarum sudah benar masuk ke vena Lihat apakah ada darah keluar melalui abocath Tarik Jarum infus dan hubungkan dengan selang infus 34. Lepaskan tourniquet dan genggaman tangan klien 35. buka klem roll dan perhatikan tetesan infus Lakukan desinfeksi dan tutup dengan kasa steril 36. Desinfeksi dengan betadine, tutup dengan kasa steril 37. fiksasi tempat pemasangan infus dengan plester Beri tanggal dan jam pelaksanaan infus pada plester Atur jumlah tetesan dalam satu menit sesuai dengan kebutuhan Bereskan peralatan yang sudah digunakan Pisahkan sampah kering dan basah Lepaskan sarung tangan

10

11 12 13

14

15

16 17

68

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Dasar Manusia, Aplikasi, konsep dan proses keperawatan, Jakarta : Salemba Medika BARI, RSUD, 2002. Profil RSUD Palembang BARI, Palembang : RSUD Palembang BARI Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Soegeng Soegiyanto, 2007. Asuhan Keperawatan (http://infokesehatanplg.com/kasus-gastritis) pada gastritis

http://perawatanpsikiatri.blogspot.com/2009/04/asuhan-keperawatan-pada-pasiendengan-02.html, diakses pada tanggal 08 Maret 2012 http://nursingbegin.com/askep-gastritis/2011/09 diakses pada tanggal 08 Maret 2012 http://www.who.int/topics/gatritis/fever/en/2008/11 diakses pada tanggal 09 Maret 2012

69

KATA PENGANTAR Puji dan syukut atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah di RSUD Palembang BARI yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Ny. A Dengan Gangguan Digestif : Gastritis di Ruangan Umum Perempuan RSUD Palembang BARI. Dalam Penulisan Laporan ini Kami mendapatkan Bantuan dan Bimbingan dari berbagai Pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. kami selaku penulis laporan ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, Kepada yang terhormat : 1. 2. Bina Husada 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. dr. Hj. Nitra Dewi Selaku Wakil direktur dr. Hadi Asyik, Sp.A Selaku Ketua Komite Medik dr. Masriani Selaku Kepala Bidang Kepegawaian Erni Endriani, S.Kp, MM, Sebagai Ketua Komite dr. Kristinawati Selaku kepala Instalasi Rawat Inap Hj. Yulia Surie, S.Pd, M.Kes Selaku Kabid Hj. Lilis Suryani, S.Pd, M.Kes Selaku Seksi Diklat Pelayanan RSUD Palembang BARI RSUD Palembang BARI RSUD Palembang BARI Keperawatan RSUD Palembang BARI RSUD Palembang BARI Penunjang Medis dan Pendidikan RSUD Palembang BARI dan Litbang RSUD Palembang BARI dr. H. Makiani H. A, MARS Selaku Direktur dr. H. Chairil Zaman, M.Sc, Selaku Ketua STIK RSUD Palembang BARI

70

10. 11.

Fadlun, SST selaku Koordinator Pembimbing Abu Bakar Sidik, S.Kp, M.Kes Selaku Ketua

Diklat dan Litbang RSUD Palembang BARI Program Studi Ilmu Keperawatan dari Pembimbing KMB STIK Bina iii Husada Palembang 12. 13. 14. Titin Mulyana, AM.Kp sebagai Kepala Ruangan di Kurnia Sari, S.Kep, Selaku Pembimbing Lapangan Ns. Asnilawati, S.Kep Selaku Pembimbing Perawatan Umum Perempuan RSUD Palembang BARI di Ruang Perawatan Perempuan RSUD Palembang BARI Akademi yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat sehingga dapat menyelesaikan laporan ini 15. Husada Palembang 16. Semua Pihak Yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami. Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan. oleh karen itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada pembaca, Agar laporan ini dapt lebih baik kedepannya. Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pembaca, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, amiin. Palembang, Maret 2012 Seluruh Dosen Pengajar dan Staf STIK Bina

Penulis

71

iv

72

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................ii KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii DAFTAR ISI ............................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN 1.1..................................................................................................................La tar Belakang..................................................................................................1 1.2..................................................................................................................Tu juan ...............................................................................................................3 1.3..................................................................................................................W aktu ...............................................................................................................3 1.4..................................................................................................................Te mpat ..............................................................................................................3 BAB II TINJAUAN KASUS 2.1 Profil RSUD Palembang BARI....................................................................4 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.2.7 2.2.8 Selayang Pandang ............................................................................4 Visi, Misi dan Motto ........................................................................4 Sejarah .............................................................................................4 Fasilitas dan Pelayanan.....................................................................5 Definisi .............................................................................................7 Anatomi dan Fisiologi .....................................................................7 Etiologi .............................................................................................10 Klasifikasi.........................................................................................12 Patofisiologi .....................................................................................12 Patoflow............................................................................................15 Manifestasi Klinis ............................................................................17 Pemeriksaan Diagnostik ..................................................................17 Penatalaksanaan................................................................................18

2.2 Tinjauan Teori ..............................................................................................7

73

2.3 Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gastritis.......................................19 2.3.1 2.3.2 2.3.3 Pengkajian.........................................................................................19 Diagnosa Keperawatan ....................................................................21 Intervensi..........................................................................................22

BAB III TINJAUAN KASUS

v 3.1 Pengkajian ....................................................................................................27 3.2 Analisa Data .................................................................................................36 3.3 Rencana Keperawatan ..................................................................................38 3.4 Tindakan Keperawatan ................................................................................39 3.5 Implementasi Keperawatan...........................................................................41 3.6 Evaluasi Keperawatan ..................................................................................44 3.7 Catatan Perkembangan .................................................................................47

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................................58 B. Saran .............................................................................................................59 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LEMBAR KONSULTASI

vi vi

74

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A DENGAN GANGGUAN DIGESTIF GASTRITIS DI RUANGAN UMUM PEREMPUAN RSUD PALEMBANG BARI TAHUN 2012

Oleh KELOMPOK IV 1. 2. PURWANTO MUTIA RAMADHANI (09.14201.31.32) (09.14201.32.32) (09.14201.30.34)

3. RACHMIATY MEIDIANA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADA
PALEMBANG 2012

Anda mungkin juga menyukai