Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

OTITIS MEDIA AKUT

Nama : Susan Inggrid Katang


NRI : 060114080

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2013
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Otitis media akut adalah peradangan akut pada telinga tengah dengan gejala nyeri telinga, demam
dan otorrhea disertai tanda-tanda peradangan yang tampak pada membrane timpani atau telinga
tengah penyakit ini adalah infeksi bakteri yang paling banyak terjadi pada anak-anak kedua setelah
infeksi saluran napas.
Yang paling sering terlihat ialah :
1. Otitis media viral akut
2. Otitis media bacterial akut
3. Otitis media nekrotik akut
Faktor-faktor resiko terjadi OMA adalah bayi yang lahir premature dan berat badan lahir rendah,
umur (sering pada anak-anak) anak yang dititipkan ke penitipan anak, variasi musim dimana OMA
lebih sering terjadi pada musim gugur dan musim dingin.

B. Epidemiologi / Insiden Kasus


Otitis media akut sering timbul dimusim dingin dari pada musim semi. Beberapa penelitian
disebutkan penyakit ini banyak diderita laki-laki. Sementara anak-anak amerika kulit putih dan kulit
hitam tidak ada perbedaan. Insidens tertinggi otitis media akut (OMA) pada kelompok umur 6 11
bulan dan 75 % anak mengalami episode ini sekali episode OMA kurang dari 12 bulan secara
signifikan lebih mudah mendapatkan OMA rekuren.
Data epidemiologi OMSK bervariasi, prvalensi tertinggi di dapatkan pada anak-anak Eskimo,
indran, amerika dan aborigin Australia (7-46%) Negara industry seperti amerika serikat dan inggris
prevalensinya kurang 1 % (chole dan nason, 2009).
Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia ada 3,8 % dan pasien OMSK merupakan 25 % dari
pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.

C. Etiologi dan Klasifikasi


Penyebabnya otitis media akut adalah bakteri progenik seperti streptococcus haemoliticus,
staphylococcus aureus, pneumococcus haemophylus influenza, escherecia, coli, streptococcus
anhemolyticus, protens vulgaris, psrudomonas aerugenosa.

D. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis antara lain telinga berair (secret) dimana secret bersifat purulen (kental) atau
mukoral secret sangat baud an berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kulesteatoma dan
produk degenerasi perforasi membrane timpani pada jinak biasanya sentral, bisa di anterior, posterior,
inferior dari melleus. Gangguan Pendengaran berupa tuli konduktif dapatpula bersifat campuran.
Gangguan pendengaran bervariasi namun jarang melebihi 50 db. Pada yang ganas didaerah atik atau
posterosuperior mukosa kavum timpani tampak pada perforasi membran timpani yang besar. Secara
normal warnanya merah muda saat inflamasi warnanya menjadi merah, udem dan lunak kadang-
kadang tampak polip (Dhingra, 2007).

E. Patofisiologi / penyimpangan KDM


Pada umumnya otitis media akut dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali
pada kasus yang relative jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membrane
timpani stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba
eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada
submukosa.
Gangguan vantilasi tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam
telinga akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung
dari nasofaring. Selanjutnya, factor ketahanan tubuh penjamu dan virulensi bakteri akan menentukan
progresivitas penyakit

PENYIMPANGAN KDM

Invasi Bakteri

Infeksi Telinga Tengah

Proses Peradangan Peningkatan Produksi Tekanan Udara Pengobatan tak


cairan serosa Telinga Tengah tuntas / episode
Nyeri
berulang
Infeksi
berlanjut dapat
Akumulasi cairan mukus Retraksi membran
sampai telinga
dan serosa timpani
dalam
Akumulasi cairan mukus
dan serosa
Terjadi erosi Tindakan
pada kanalis Mastordektomi
semikularis

Resiko Injury Resiko infeksi


Terapi antibiotika atau observasi pada anak dengan penyakit :
1. <6 bln terapi antibiotika
2. 6 bln 2 thn antibiotika bila diagnosis pasti atau penyakit berat

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Otoskop pneumatic untuk melihat membrane timpani yang bengkak dengan kerusakan mogilitas
2. Kultur cairan melalui membrane timpani yang pecah untuk mengetahui organism penyebab

G. Penatalaksanaan Medis
Hasil penatalaksanaan otitis media akut bergantung pada efektifitas terapi, virulensi bakteri dan
status fisik klien, antibiotic juga dapat digunakan untuk otitis media akut. Pilihan pertama adalah
amoksilin, pilihan kedua digunakan bila diperkirakan organismenya resisten terhadap amoksilin. Pada
klien yang alergi penisilin dapat diberikan eritronmisin dan sulfonamide atau tritmetroprim untuk
otitis media serosa (otitis media dengan efusi) terapi yang umum dilakukan adalah menunggu untuk
otitis media serosa yang persisten dianjurkan untuk melakukan miringoton.
Penatalaksanaan bedah OMSK adalah operasi mustoidoktomi yang terdiri dari mastoiektomi
sederhana yang bertujuan mengevakuasi penyakit yang hanya terbatas pada rongga mastoid, dan
mastoidektomi radikal yang bertujuan untuk mengevakuasi seluruh penyakit mastoid dan telinga
tengah dimana rongga mastoid, telinga tengah dan liang telinga luar digabungkan menjadi satu
ruangan, sehingga drainase mudah untuk kasus-kasus yang dilakukan perbaikan fungsi pendengaran
dilakukan timpanoplasti (Johson, 2003).

Status Imunisasi ASI Status Gizi Pendapatan Rumah Padat Penghuni Paparan ASAP

Otitis Media Supuratif Kronis

II. PENGKAJIAN POLA FUNGSI KESEHATAN


A. PERSEPSI KESEHATAN
Riwayat Penyakit yang pernah dialami

Otitis Media akut 6-12 bulan


a. Data Subjektif
Keadaan Sebelum sakit, klien mengalami peradangan pada tanggal telinga tengah dengan
gejala nyeri
Keadaan setelah sakit, bayi yang lahir premature dan OMA bisa terjadi pada musim gugur
dan musim dingin
B. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
a. Data Subjektif
Keadaan sebelum sakit, klien dapat makan dengan jumlah yang cukup dan dengan makan
tambahan seperti vitamin dan makanan kecil
Keadaan setelah sakit, klien mengalami penurunan nafsu makan karena mengalami nyeri
telinga sehingga menyebabkan demam
C. KAJIAN POLA ELIMINASI
a. Data Subjektif
Klien dalam pola eliminasi frekuensi BAB tidak ada masalah serta eliminasi urin tetap baik
b. Sejak sakit peningkatan dalam BAB dan BAK mengalami masalah
D. KAJIAN POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
a. Data Subjektif
Keadaan sebelum sakit, aktifitas klien dalam sehari-hari dengasn orang tua
b. Sejak sakit
Klien mengalami peradangan pada telinga tengah karena adanya bakteri progenik dan
menyebabkan infeksi
E. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
Data Subjektif
a. Sebelum sakit
Keadaan klien biasa tidak dan saat bangun tidur terlihat segar dan adapun setiap tidur klien
minum susu
b. Sejak sakit
Klien sering mudah terbangun pada saat merasakan nyeri pada telinga
F. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
a. Data Subjektif
Klien bila mengalami nyeri dan cara mengatasi dengan memberikan antibiotic
b. Data Objektif
Observasi keadaan yang dialami klien dalam kemampuan bicara
G. KAJIAN POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
a. Data Subjektif
Sebelum sakit, dapat melihat peran klien itu sendiri dalam suatu keadaan apapun
b. Sejak sakit
Adanya perubahan dalam diri klien karena mengalami sakit (nyeri) karena adanya
peradangan pada membrane timpani.
H. KAJIAN POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
Data Subjektif
a. Sebelum sakit
Klien didalam keluarga ada saudara dan peran keluarga sangat penting dalam kesembuhan
dari klien
b. Sejak sakit
Adanya keterpisahan karena klien berada di RS dan dengan adanya pola peran dan hubungan
dapat menjalin suatu komunikasi antara orang tua dan anak
I. KAJIAN DAN POLA REPRODUKSI SEKSUALITAS
Data Subjektif
a. Sebelum sakit
Klien dengan usia anak anak belum dapat melaksanakan tugas dengan baik
b. Sejak sakit
Klien belum dapat mengetahui penyekit yang diderita
J. KAJIAN POLA MEKANISME KOPINGDAN TOLERANSI TERHADAP STRES
a. Sebelum sakit
Tidak ada gangguan dalam beraktivitas sehari-hari
b. Sejak sakit
Penyesuaian dari klien dalam menghadapi penyakit yang diderita
K. KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
Klien dalam kehidupan memiliki budaya dan kepercayaan yang kuat serta nilai yang keluarga
klien rasakan.

A. Analisa Data
Data Analisa Data Masalah
Ds. Pada subjektif nyeri pada Bakteri Progenik Nyeri berhubungan dengan

telinga tengah proses peradangan pada telinga
Infeksi Telinga Tengah

Peradangan pada membran
timpani

Nyeri

Hipertermi

Do :Secret berbentuk nanah dan Invasi pathogen


berbau
Peradangan
Resiko infeksi
Infeksi sampai telinga dalam

Tindakan Mastoidektomi

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan NANDA 2012 2014 :
Problem etiologi symptom (PES) Nyeri berhubungan dengan proses peradangan
Problem etiologi (PE) Infeksi berhubungan dengan invasi pathogen
Problem kolaboratif (PK) Kolaborasikan antibiotic, anagetik
Rencana Tindakan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan 1. Nyeri 1. Kaji nyeri yang 1. Untuk
proses peradangan pada berkurang dirasa oleh klien mengetahui
telinga tengah atau hilang setelah 30 menit keefektifan
pemberian pemberian
Ds : Nyeri pada Telinga analgetik analgetik
Tengah 2. Kolaborasikan 2. Analgetik dapat
dengan Tim menekan puat
Medis dalam saraf rasa nyeri
pemberian sehingga nyeri
analgetik dapat berkurang
3. Beri informasi 3. Informasi yang
kepada keluarga cukup dapat
tentang penyebab mengurangi
nyeri yang dirasa kecemasan yang
dirasa oleh klien
dan keluarga
2. Resiko infeksi berhubungan 1. Tidak terjadi 1. Pastikan teknik 1. Mencegah infeksi
dengan invasi pathogen tanda-tanda perawatan luka dalam membantu
infeksi yang kita berikan mempercepat
Ds : Klien mengalami tepat dan steril penyembuhan
infeksi pada telinga tengah 2. Selalu mencuci 2. Untuk mencegah
tangan sebelum infeksi
melakukan 3. Untuk mencegah
tindakan infeksi dan
3. Berikan antibiotic mempercepat
sesuai program penyembuhan
medic
3. Resiko tinggi injury 1. Tidak terjadi 1. Pegangi anak 1. Untuk
berhubungan dengan injuri atau atau dudukan mengetahui
penurunan persepsi sensori perlukaan anak di pangkuan perubahan suhu
saat makan pada pasien
2. Jaga anakl saat 2. Anak terhindar
beraktifitas, dari injury /
meminimalkan perlukaan
agar anak tidak 3. Untuk
jatuh menurunkan suhu
3. Tempatkan tubuh pada klien
perabot teratur,
minimal agar
anak tidak terluka
DAFTAR PUSTAKA
- Journal Kesehatan Blogspot/2012 otitis media akut
- Herman T, H (ed) 2012 international nursing diagnoses
- Definitions dan classification, 2012 2014
- Oxford : Wiley Blackwell

Anda mungkin juga menyukai