Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS

Masalah Ksehatan : Diabets Mellitus

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh
orang lanjut usia (lansia). Diabetes mellitus merupakan kelainan metabolisme
yang kronis terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan
tingginya keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine
(glukosuria) atau merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia
kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan
dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya
gangguan fungsi insulin .

Gan gguan pemenuhan kebutuah dasar (dikaitkan dengan patofisiologi,


insiden dan prognosis penyakit):

Patofisologi

Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu


memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin
adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Bila
insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan
tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah
meningkat. Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang
merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon
autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans
dan terhadap insulin itu sendiri. Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi
pada lansia, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat
pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel
sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

Insiden
Data penderita diabetes dunia hingga Mei 2020,International Diabetes Federation
(IDF) melaporkan 463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan
prevalensi global mencapai 9,3 persen. Namun, kondisi yang membahayakan
adalah 50,1 persen penyandang diabetes (diabetesi) tidak terdiagnosis. Prevalensi
pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih
dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020. Prevalensi Diabetes di
Sulawesi Utara berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulawesi Utara tahun 2008
di dapatkan angka lebih tinggi di tingkat provinsi Sulawesi Utara (1,6%) dari
pada angka nasional (1,0%). Penyakit ini tersebar di seluruh kabupaten dan kota
di Sulawesi Utara, dengan prevalensi tertinggi di kota Manado.
Prognosis

Diabetes Mellitus

Defisiens
insulin

Perubahan status
kesehatan

Kurang informasi
Glukosa intake mengenai penyakit

Perubahan ATP Koping Tidak


terganggu adekuat

Defisit
Lemah
pengetahuan

Intoleransi
Aktivitas
Masalah keperawatan :

Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi


Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Pemeriksaan Diagnostik

Kriteria diagnostik menurut WHO(1985) untuk diabetes melitus pada orang


dewasa tidak hamil, pada sedikitnya dua kali pemeriksaan:
1. Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa/Nuchter >140 mg/dl ( 7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkomsumsi 75 gr Karbohidrat ( 2 jam post prandial (pp) >200 mg/dl
(11,1 mmol/L)

Foto Thorax

Pemeriksaan Laboratorium
Kimia Darah
GDP
Ureum
Creatini
Asam Urat
Chol-T
Trigliserida
HDL
LDL
HBA1c

Terapi

a. Obat hipoglikemik oral (OHO)


1) Golongan sulfonilures bekerja dengan cara:
- Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
- Menurunkan ambang sekresi insulin
- Meningkatkna sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
2) Biguanid
Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai bawah normal.
Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan untuk
pasien gemuk
3) Inhibitor alfa glukosidase
Secara kompettitf menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam
saluran cerna sehingga menrunkan hiperglikemia pasca pransial
4) Insulin sensitizing agent
Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai sfek
farmakologi meningkatkan sensitivitas insulin sehingga bisa mengatasi
nasalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat resistensi insulin
tanpa menyebabkan hipoglikemia.

Kebutuhan cairan dan kalori

Dengan jumlah lanjut usia yang meningkat, maka resiko terjadinya


gangguan kesehatan pada lanjut usia juga akan semakin besar salah satu gangguan
kesehatan yang sering dijumpai pada lanjut usia adalah gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit . Hiperkalemia penyebab paling sering karena ekskresi pada
ginjal tidak memadai terutama adanya hipoaldosteronisme pada lanjut usia yang
menderitagagal ginjal dan diabetes mellitus.
Untuk mensiasati terpenuhi cairan tubuh pada lansia, bisa melalui
konsumsi makanan yang banyak mengandung air, seperti buah dan sayur, sup dan
bubur. Tetapi, tidak ada yang lebih mudah dibandingkan untuk
memenuhi cairan tubuh dengan cara minum air putih.

Buah dan sayur


Dari buah dan sayuran ini kita bisa mendapatkan asupan vitamin, mineral
dan serat yang dibutuhkan tubuh kita. Beberapa kandungan yang terdapat pada
sayur dan buah seperti vitamin A, vitamin C, bitamin E, seng, magnesium, fosfor
kalium, dan asam folat, Buah ini mengandung kalium yang bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah tingi,  berbagai penyakit seperti stroke, sakit jantung
dan diabetes dapat dicegah dengan rutin mengonsumsi sayur dan buah.

Air putih
Pada umumnya, minum air putih 8 gelas sehari (sekitar 2 liter) dapat
mencukupi kebutuhan air banyak orang. Namun begitu, kebutuhan air sebenarnya
bervariasi antar individu. Untuk memudahkan Anda menakarnya, rekomendasi
tersebut setara dengan minum empat sampai enam gelas ukuran 250 ml (ukuran
standar air mineral gelas) per hari. perhitungan ini beda untuk lansia. Pada
umumnya, lansia membutuhkan lebih banyak asupan air karena rentan
dehidrasi. Perubahan jumlah kebutuhan air ini dipengaruhi oleh banyak hal,
termasuk berat badan, peningkatan kadar massa lemak tubuh, dan penurunan
fungsi ginjal akibat penuaan.
Pada umumnya, kebutuhan air untuk lansia minimal 1,5 liter sehari. Akan
tetapi, Menurut rekomendasi Kemenkes RI, kebutuhan cairan lansia Indonesia
adalah sebagai berikut:
Wanita:
60-64 th 2,3 liter
65-80 th 1,6 liter
>80 th: 1, 5 liter
Pria:
60-64 th: 2,6 liter
65-80 th: 1,9 liter
>80 th: 1,6 liter

DAFTAR PUSTAKA

1. Boedhi-Darmojo. Pola penyakit pada golongan usia lanjut. Dalam Hadinoto.S,


Noerjanto.M, et al,editor. Neurogeriatri : Buku tahunan neurologi II. FK UNDIP-
UGM-UNS, Semarang. 1990 : 1-52
2. 5. Wilson L.M. Keseimbangan cairan dan elektrolit serta penilaiannya. Dalam
Hartanto.H., Susi.N ., et al. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit
.Jakarta : EGC, 2006 :308 – 327.
3. Doenges, E. Marylinn, dkk, (1994), Rencana Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Sistem Endokrin, EGC Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai