Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP PASIEN TONSILITIS AKUT


(TONSILEKTOMI)

I.KONSEP DASAR TEORI

A. DEFINISI
Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat
ringan. Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya
sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut
sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )
Tonsillitis adalah terdapatnya peradangan umum dan pembengkakan
dari jaringan tonsil dengan pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati dan
bakteri pathogen dalam kripta (Adam Boeis, 1994: 330 ).
Tonsilektomy adalah suatu tindakan invasive yang dilakukan untuk
mengambil dengan atau tanpa adenoid ( Adam Boeis, 1994: 337 ).

B. ETIOLOGI
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang
tersebut dibawah ini yaitu :
1. Streptokokus Beta Hemolitikus
2. Streptokokus Viridans
3. Streptokokus Piogenes
4. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (
droplet infections )
C. PROSES PATOLOGI
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas
bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian
menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen
pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga
tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga
dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya
eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.
D. PATHWAYS

Invasi kuman patogen (bakteri / virus)

Penyebaran limfogen

Faring & tonsil

Proses inflamasi
eksudat dan hipertropi
Tonsilitis akut hipertermi
tonsil

Edema tonsil Tonsil & adenoid membesar

Nyeri telan Obstruksi pada tuba eustakii

Sulit makan & minum Kurangnya pendengaran Infeksi sekunder

kelemahan
Resiko Otitis media
perubahanstatus nutrisi Intoleransi
< dari kebutuhan aktifitas
tubuh

Gangguan persepsi sensori :


tonsilektomi pendengaran

nyeri resiko kurang pengetahuan


akut infeksi
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :
1. nyeri tenggorok
2. nyeri telan
3. sulit menelan
4. demam
5. mual
6. anoreksia
7. kelenjar limfa leher membengkak
8. faring hiperemis
9. edema faring
10. pembesaran tonsil
11. tonsil hiperemia
12. mulut berbau
13. otalgia ( sakit di telinga )
14. malaise

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat
diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani
dengan baik adalah :
1. tonsilitis kronis
2. otitis media

H. PENATALAKSANAAN
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
1. penatalaksanaan medis
 antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim,
penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
 antipiretik untuk menurunkan demam seperti
parasetamol, ibuprofen.
 Analgesic
 Apabila tidak ada kemajuan maka alternative tindakan
yang dapat dilakukan adalah pembedahan.
2. penatalaksanaan keperawatan
 kompres dengan air hangat
 istirahat yang cukup
 pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
 kumur dengan air hangat
 pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

II. KONSEP DASAR ASKEP

A. FOKUS PENGKAJIAN
a. keluhan utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
b. riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden,
perkembangan, efek terapi dll
c. riwayat kesehatan lalu
i. riwayat kelahiran
ii. riwayat imunisasi
iii. penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis
media )
iv. riwayat hospitalisasi
d. pengkajian umum
usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
e. pernafasan
kesulitan bernafas, batuk
ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
 T0 : bila sudah dioperasi
 T1 : ukuran yang normal ada
 T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
 T3 : pembesaran mencapai garis tengah
 T4 : pembesaran melewati garis tengah
f. nutrisi
sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan
dan minum, turgor kurang
g. aktifitas / istirahat
anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
h. keamanan / kenyamanan
kecemasan anak terhadap hospitalisasi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada tonsilitis akut/
tonsilektomi adalah :
a. hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan
tonsil
b. nyeri telan berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
c. resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan adanya anoreksia
d. nyeri akut berhubungan dengan trauma sekunder terhadap luka operasi
e. intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
f. risiko infeksi berhubungan dengan inadekwat pertahanan primer
g. kurang pengetahuan tentang perawatan selanjutnya berhubungan
dengan keterbatasan informasi.
h. gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya
obstruksi pada tuba eustakii

C. FOKUS INTERVENSI
a. DP : hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil
Intervensi :
 Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil
atau tidak
 Pantau suhu lingkungan
 Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien
 Berikan kompres hangat
 Berikan cairan yang banyak ( 1500 – 2000 cc/hari )
 Kolaborasi pemberian antipiretik
b. DP : nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
Intervensi :
 Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman,
frekuensi )
 Kaji TTV
 Berikan posisi yang nyaman
 Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang
melalui hidung dan mengeluarkannya pelan – pelan melalui mulut
 Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian
anak
 Kolaborasi pemberian analgetik
c. DP : resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan adanya anoreksia
Intervensi :
 Kaji conjungtiva, sclera, turgor kulit
 Timbang BB tiap hari
 Berikan makanan dalam keadaan hangat
 Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi seringsajikan
makanan dalam bentuk yang menarik
 Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan
 Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan
d. DP : intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi :
 Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
 Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas
 Monitor TTV sebelum, selama dan sesudah melakukan
aktifitas
 Berikan lingkungan yang tenang
 Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien
e. DP : gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan
adanya obstruksi pada tuba eustakii
Intervensi :
 Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien
 Lakukan irigasi telinga
 Berbicaralah dengan jelas dan pelan
 Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika
terdapat kesulitan dalam berkomunikasi
 Kolaborasi pemeriksaan audiometri
 Kolaborasi pemberian tetes telinga
f.DP : nyeri akut berhubungan dengan trauma sekunder terhadap luka operasi
Intervensi :
 Kaji skala nyeri
 Pantau adanya tanda non verbal terhadap nyeri
 Berikan minuman yg sejuk spt es krim
 Berikan tindakan kenyamanan dasar seperti teknik relaksasi
 Delegatif pemberian analgetik sesuai indikasi

g.DP : Risiko infeksi berhubungan dengan factor inadekuat pertahanan primer


Intervensi :
 Kaji karakteristik luka operasi dan pantau tanda-tanda infeksi
 Monitor tanda-tanda vital
 Berikan makanan kaya protein, kalori, vitamin dan mineral
 Kolaborasi pemberian antibiotika
h.DP : Kurang pengetahuan tentang perawatan selanjutnya berhubungan dengan
keterbatasan informasi
Intervensi :
 Kaji ulang proses penyakit, proses pembedahan dan perawatan selanjutnya
 Diskusikan perawatan selanjutnya, pengaturan diet
 Dorong kesinambungan program pengobatan
 Beri umpan balik positif terhdap pemahaman yang benar tentang
perawatan
DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta : EGC; 2001.
2. Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made
Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
3. Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan :
Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001
4. R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta :
EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GPD DENGAN DX ADENO
TONSILITIS KRONIS POST TONSILEKTOMI DI RUANG KAMBOJA
RSUP SANGLAH DENPASAR TGL 16 JULI 2010

Anda mungkin juga menyukai