OLEH :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Profesi Fisioterapi di RSP UNHAS dengan judul Manajemen Fisioterapi
Gangguan Aktivitas Fungsional Tungkai Bawah Kiri Berupa Nyeri dan Keterbatasan
ROM Knee Dextra Post Op Total Knee Arthroplasty (TKA) 2 Bulan Yang Lalu
pada tanggal September 2019.
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
3
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoarthritis adalah kondisi sendi yang terasa nyeri akibat inflamasi ringan
mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang melindungi
ujung tulang mulai rusak, disertai perubahan reaktif pada tepi sendi dan tulang
subkondral. Penyakit ini merupakan jenis arthritis yang paling sering terjadi dan
mengenai sendi penopang berat badan misalnya pada panggul, lutut, vertebra
tetapi juga dapat mengenai bahu, sendi-sendi jari tangan dan pergelangan
meningkat dari dibawah 5% dari orang-orang dengan usia antara 15-44 tahun
menjadi 25%-30% pada orang-orang dengan usia 45-64 tahun, dan 60%-90%
pada usia diatas 65 tahun. Selain hubungan erat ini, terdapat pandangan yang
luas bahwa osteoartritis terjadi akibat proses wear & tear yang normal dan pada
penuaan, dan degenerasi sendi masih sulit dijelaskan. Terlebih lagi, penggunaan
4
sendi selama hidup tidak terbukti menyebabkan regenerasi. Sehingga,
penyakit inflamasi dan ada beberapa bukti sering terjadi sinovitis, inflamasi
pasien(wijanto, 2013).
pria dan 12,7% pada wanita. Prevalensi OA lutut ini diperkirakan akan semakin
Menurut penelitian yang dilakukan di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung pada
tahun 2007 dan 2010 melaporkan bahwa terdapat 1297 kasus reumatik dan
dalam mengelola OA lutut adalah TKA (Agung et al., 2017) .Pembedahan pada
dengan terapi konservatif, prosedur bedah dilakukan tergantung pada tanda dan
dengan sendi yang baru. Sendi baru ini terbuat dari bahan logam yang berada
5
dalam high-density polyethylene. Sebagian besar pasien yang mendapatkan
tindakan TKA berusia di atas 50 tahun, tetapi pada kasus-kasus tertentu didapati
pula pasien yang berusia kurang dari 50 tahun (Agung et al., 2017).
Amerika Serikat meningkat secara signifikan dari 93.230 prosedur pada tahun
lebih dari 105% daei 9650 menjadi 19.871 prosedur. Mayoritas pergantian lutut
total adalah pada wanita sekitar 65%. Diperikirakan bahwa jumlah pergantian
lutut total yang dilakukan pertahuan bisa lebih dari 3 juta pada tahun 2030
2010).
berfungsi sebagai sendi pivot-engsel dan memiliki dua sumbu gerak. Sumbu
transversal yang digunakan dalam gerakan ekstensi dan fleksi terbentang antara
ligamentum, tendon, kartilago, dan kapsula sendi yang terbentuk dari kolagen.
Kolagen adalah jaringan fibrosus yang ada diseluruh tubuh kita. Semakin kita
mertambah usia, jumlah kolagen semakin menurun. Sendi pada lutut bisa
6
diklasifikasikan dalam bentuk fungsional atau struktural. Klasifikasi fungsional
fibrosus yang membungkus ujung tulang untuk melindungi tulang dari gerakan
sendi. Kartilago ini juga membuat tulang bergerak lebih bebas terhadap satu
sama lain. Kartilago artikular terdapat di ujung akhir dari os femur atau tulang
paha, ujung atas os tibia atau tulang kering dan di belakang os patella atau
Beban pada tulang kita dilindungi oleh kartilago artikular, yang tipis,
kuat, fleksibel, permukaan licin yang dilumasi oleh cairan sinovial. Cairan ini
kental dan lengket yang berfungsi untuk melenturkan sendi. dibawah tekanan
tanpa membuat cedera. Cairan sinovial terbentuk dari ultrafiltrasi serum oleh
sel-sel yang membentuk membran sinovial. Sel sinovial juga membuat asam
7
menyerap goncangan dari gerakan lambat, dan kebutuhan elasisitas dari
manusia. Sendi ini terletak pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai
bawah. Pada dasarnya secara fungsional sendi lutut ini terdiri dari dua
proksimalis, tulang tibia dan tulang patella, serta mempunyai beberapa sendi
yang terbentuk dari tulang yang berhubungan, yaitu antar tulang femur dan
patella disebut articulatio patella femoral, antara tulang tibia dengan tulang
femur disebut articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan tulang
fibula proximal disebut articulatio tibio fibular proxsimal (De Wolf & Mens,
1994).
ligament beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang disebut
dengan sendi lutut atau knee joint. Anatomi sendi lutut terdiri dari:
8
1. Tulang pembentuk Sendi Lutut
a) Os. Femur
sebelah atas dan bawah dari columna femoris terdapat taju yang
b) Os. Tibia
c) Os. Fibula
d) Os. Patella
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang
9
femur. Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap dan
patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi maka patella
pada knee joint. Ada beberapa ligament yang terdapat pada sendi lutut
antara lain :
10
fleksi 90 derajat.
terdapat pada sendi lutut antara lain : (a) bursa popliteus, (b)
prapatellaris.
Di antara dua tonjolan tulang dari femur dan tibia terdapat dua
11
(Atlas Anatomy Netter, 2010)
4. Kapsul Sendi (Membran Synovial dan Cairan Synovial)
adalah bagian lain dari sendi yang penting. Di bawah lapisan patella
juga ditutupi dengan kartilago. Patella diikat dengan otot yang tebal
lutut juga fleksor sendi panggul dan gerakan ini dapat dilakukan
12
ketiga vastus bermula dari permukaan anterior tulang femur. Kelompok
ekstensor ini bersatu pada ligament yang melekat pada tuberositas tulang
yaitu patella.
medial.
13
BAB II
ANALISIS KEPUSTAKAAN
Osteoarthritis Lutut
lutut total, adalah prosedur yang dikalkukan secara meluas untuk arthritis lutut
Pada tahun 2000, jumlah pasien berusia muda yang melakukan total knee
95,2% dan dikelompok usia 50-59 tahun meningkat sebesar 53,7%. Hal ini
diartikan penggantian lutut. Penggantian lutut total adalah sedikit dari ungkapan
karena lutut tidak sepenuhnya diganti namun hanya dilapisi kembali. Jika lutut
14
Anda rusak berat oleh arthritis atau cedera, mungkin akan sulit bagi Anda untuk
melakukan kegiatan sederhana seperti berjalan atau naik tangga. Bahkan akan
mulai terasa sakit saat duduk atau berbaring. Jika obat, mengubah tingkat
total(WIJANTO, 2013).
tulang rawan yang rusak di tiga bagian tulang tulang pada sendi lutut akan
nyeri berat dan disabilitas fungsi karena kerusakan permukaan sendi akibat
prosthesis logam dan akrilik dirancang untuk membuat sendi yang fungsional,
15
menyebabkan hilangnya kemampuan menahan air pada penggunaan beban
yang berat. Pasien yang mengalami osteoartritis akan sering merasakan nyeri
pada sendi yang terkena, kekakuan sendi yang bertambah dengan aktivitas dan
berkurang dengan istirahat, serta kemungkinan pembesaran sendi, hal ini akan
tingkat lanjut. Tujuan penggantian lutut total (TKA) yaitu ; memperbaiki cacat,
dan untuk mengembalikan fungsi, penggantian sendi lutut yang telah parah,
gerak (ROM), untuk mengembalikkan fungsi normal bagi seorang pasien, untuk
tulang; permukaan tulang rawan yang rusak di ujung tulang paha dan tibia
Posisi logam implants; tulang rawan dan tulang diganti dengan komponen
logam yang menciptakan permukaan sendi, bagian logam ini mungkin disemen
atau "press fit" ke dalam tulang, 3) Permukaan bawah patela (tempurung lutut)
tindakan itu mengandung resiko. Komplikasi serius pasca TKA yaitu dislokasi
16
yang bermasalah, nyeri yang berkepanjangan dan cedera neurovaskuler (Brown,
2013).
2.3 Etiologi
kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling
yaitu mencapai 15.5 % pada pria, dan 12.7 % pada wanita. Pasien OA biasanya
mengeluh nyeri pada waktu melakukan aktivitas atau jika ada pembebanan pada
sendi yang terkena.pada derajat yang lebih berat nyeri dapat merasakan terus
nyeri pada OA, biasanya digunakan analgetika atau obat anti-inflamasi non
steroid (OAINS). Karena keluhan nyeri pada OA yang kronik dan progresif,
menimbulkan masalah.
2.4 Epidemiologi
pada laki-laki dan 18% pada perempuan (Mody & Wolf, 2003). Dan di Amerika
lutut adalah berkisar 23,3% pada usia 50-59 tahun dan 25,5% terjadi pada usia
17
merupakan penyakit rematik yang paling banyak ditemui, dan berdasarkan dari
WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa tercatat ada 8,1% dari
menjadi rusak dan tidak lagi mampu menyerap goncangan. Ada banyak
total lebih sering dilakukan pada wanita dan insidensinya meningkat seiring
akan terjadi dengan peningkatan 673% pada tahun 2030 di Amerika. Tren
lain untuk operasi TKA adalah meningkatnya jumlah penerima di bawah 60,
2.5 Patomekanisme
18
yang penyebabnya diperkirakan multifaktorial antara lain oleh karena faktor
umum, stres mekanis atau khemis, penggunaan sendi yang berlebihan, defek
et Juliasih; 2008).
interleukin 1β (IL-1β), IL-6, TNFα dan β dan interferon (IFN) α dan τ dan
komponen matriks rawan sendi. IL-1α, TNFα, kedua sitokin ini merupakan
aktivator yang sangat kuat pada proses degradasi. IL-1α, IL-1β dan TNFα
dikenal sebagai stimulator yang poten sintesi NO. Peranan NO pada rawan
berbagai enzim proteolitik maka akan terjadi degradasi rawan sendi, berlebihan
proteolitik ini tampaknya dapat dicetuskan oleh beberapa faktor antara lain
19
ketuaan, kelainan genetik, perubahan biomekanik atau trauma (Joewono
matriks yang merupakan hasil proses yang sangat komplek dari faktor
berbagai mediator seperti sitokin terutama IL-1, TNFα dan enzim perusak
kerusakan rawan sendi pada osteoartritis. Proses ini dimulai pada lapisan atas
rawan sendi baru kemudian diikuti lapisan yang lebih dalam dan proses
2008)
pergerakan primer fleksi dan ekstensi, tetapi juga gerakan rotasi. Sendi lutut
20
dll), nekrosis avascular, tumor, atau deformitas kongenital. Osteoarthritis dan
rheumatoid adalah penyebab dari mayoritas besar dari total knee arthroplasty
(TKA).
permukaan articular dari lutut yang diikuti dengan melapisi kembali dengan
komponen metal dan plyethlene prostetik. Untuk pasien yang dipilih benar,
hasil dari prosedur ini secara signifikan menghilangkan rasa nyeri, memperbaiki
Indikasi utama untuk total knee arthroplasty adalah untuk mengurangi rasa
nyeri yang berhubungan dengan arthritis di lutut pada pasien yang gagal dengan
dengan terapi non operatif. Sebagai contoh, terapi non operatis untuk pasien
pasien dengan osteonecrosis. Meskipun hasil pada beberapa pasien bisa lebih
mengenai kemajuan perubahan reumatik. Jika rasa sakit di lutut tidak sesuai
indikasi primer. Total knee arthroplasty bisa dilakukan pada pasien dari segala
21
umur (kecuali secara skeletal belum matang). Sendi palsu memiliki
keterbatasan seumur hidup dan daya tahan dari alat tersebut tergantung dari
1. Umur – angka daya tahan 10 tahun prosthesis dari 11.606 total knee
arthroplasty primer yang dilakukan antara tahun 1978 dan 2000 untuk
pasien yang berumur kurang dari 55 tahun dengan pasien yang berumur
3. Faktor prosthesis dan bedah tipe prosthesis, teknik fixasi (semen dibanding
bukan semen) dan factor lain seperti sparing dari cruciate ligament posterior
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat
22
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan
sebagai berikut :
a. Nyeri sendi
gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi
diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar kartilago
menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga
berasal dari peradangan sendi (sinovitis), efusi sendi, dan edema sumsum
hingga ke kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini
23
menimbulkan nyeri. Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk
bursae di dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari
c. Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau
tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam
waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari( Soeroso,
2006 ).
d. Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit.
Gejala ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya
berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien
sendi yang biasanya tidak banyak (<100cc) atau karena adanya osteofit,
24
f. Tanda – tanda peradangan
gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat dijumpai pada
OA karena adanya synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak menonjol dan
timbul pada perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering
pada pasien lanjut usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri
2006).
25
Berdasarkan perubahan-perubahan radiografi di atas, secara radiografi OA
dapat di gradasi menjadi ringan sampai berat (kriteria Kellgren dan Lawrence).
Harus diingat bahwa pada awal penyakit, radiografi sendi seringkali masih
meliputi Rheumatoid Arthritis, Gout Arhtritis yang memilki gejala hampir sama
26
dengan Osteoarhtritis Genu. Pentingnya diagnosis banding dalam hal ini untuk
terjadi keterlibatan sendi secara simetris atau bilateral (sendi kanan dan kiri)
dan umumnya menyerang sendi-sendi kecil seperti jari-jari tangan, kaki, dan
lain-lain. Pada keadaan kronis, beberapa sistem yang diserang meliputi sistem
terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam tubuh, yang kemudian akan
penyebab utama terjadinya gout artritis dan hal ini terjadi sebagai akibat dari
tinggi nya kadar purin dalam tubuh ataupun adanya gangguan sekresi pada purin
tersebut. Beberapa manifestasi klinisnya adalah nyeri hebat yang bersifat akut,
(AAOS, 2015). Penelitian sejenis dilakukan oleh Aibast et al., (2015) bahwa
dengan memobilisasi lutut dan latihan isometrik untuk kekuatan otot paha.
Semua pasien mencoba mobilisasi kaki dengan alat gerak pasif berkelanjutan
27
(CPM). Denis et al., (2006) menyatakan tidak ada perbedaan bermakna pada
pemakaian alat Continuous Passive Motion (CPM) dan ROM lutut untuk
a) Deep breathing.
10 kali.
b) Sirkulatori exercise.
dan 1 detik turun untuk ankle ditekuk ke atas dan ke bawah, lakukan
c) Static quad.
kali.
28
d) Straight leg raises.
setinggi perut dimana ankle ditekuk ke atas, tahan 10 detik saat kaki
e) Static hamstring.
sebanyak 10 kali.
f) Static gluteus.
g) Knee flexion.
29
Langkah-langkah : Duduk di kursi, tekuk lutut ke dalam, tahan 10
2. Satu minggu
c) Passive hiperekstensi.
e) Half squatting.
a) Step up.
30
Langkah-langkah : Lakukan di tangga, berpegangan pada riil
b) Step down.
sebanyak 10 kali.
4. Empat minggu.
sebanyak 10 kali.
kali.
31
Langkah-langkah : Duduk dengan kaki bertumpu pada bola,
10 kali.
32
BAB III
MANAJEMEN FISIOTERAPI
C: Chief of complaint
Nyeri dan kaku pada lutut kiri.
H: History taking
Klien mengalami nyeri pada lutut kiri sisi lateral patella sejak dua bulan
yang lalu setelah menjalani operasi Total Knee arthroplasty (TKA).
Nyeri yang dirasakan timbul ketika klien berjalan agak lama.
kaku pada lutut kiri dan terdapat bengkak pada ankle kiri.
Klien menggunakan walker dan kaki kiri sedikit diseret pada saat
berjalan.
Gerakan kaki klien terganggu terutama saat berdiri, jongkok, naik turun
tangga, dan aktivitas shalat.
Klien mengompres lutut dengan air hangat dan di urut-urut jika terasa
nyeri dan bengkak.
Tidak ada keluhan penyakit lain.
A: Assymetry
33
Inspeksi Statis :
Ekspresi wajah agak pucat dan cemas.
Lutut kiri tampak lebih besar dibanding lutut kanan.
Pinggul asimetris, lebih tinggi pinggul kiri daripada pinggul
kanan
Bahu asimetris, lebih tinggi bahu kiri daripada bahu kanan.
Kepala asimetri, agak miring kearah kanan.
Badan nampak berputar kearah kanan disertai dengan wajah
meringis.
Inspeksi Dinamis :
Berjalan menggunakan walker.
Jalan agak pincang dan kaki diseret.
Irama berjalan lambat, serta sulit memutar badan.
Saat dari duduk ke berdiri, nampak penumpuan berat badan
ke arah kanan dan tidak simetris.
Quick Test :
Gerakan duduk - berdiri : terbatas
Gerakan ruku’ – I’tidal : terbatas
Palpasi :
Suhu : Lebih hangat kaki kanan dibandingkan kaki
kiri
Kontur kulit : Mengkilap karena bengkak
Oedem : Bengkak pada ankle
PFGD :
Gerakan Aktif
Fleksi – Ekstensi Hip DBN
Abduksi – Adduksi Hip DBN
Eksorotasi – Endorotasi Hip terbatas
Fleksi – Ekstensi Knee terbatas
Dorsofleksi – Plantarfleksi Ankle DBN
Inversi – Eversi Ankle DBN
Gerakan Pasif
34
Fleksi – Ekstensi Hip DBN
Abduksi – Adduksi Hip DBN
Endorotasi – Eksorotasi Hip terbatas
Fleksi – Ekstensi Knee terbatas
Dorsofleksi – Plantarfleksi Ankle DBN
Inversi – Eversi Ankle DBN
TIMT
Fleksi – Ekstensi Hip DBN
Abduksi – Adduksi Hip DBN
Endorotasi – Eksorotasi Hip mampu,terbatas
Fleksi – Ekstensi Knee mampu , terbatas
Dorsofleksi – Plantarfleksi Ankle mampu,lemah
Inversi – Eversi Ankle mampu,lemah
R: Restrictive
ROM : Limitasi gerakan aktif dan pasif pada region Knee
Pekerjaan : Limitasi melakukan aktivitas pekerjaan rumah
ADL : Limitasi walking, Limitasi toileting, dan Limitasi praying
Rekreasi : Limitasi aktivitas jogging
35
S: Specific test
Vital sign
Tekanan darah : 120/90 mmHg.
Frekuensi pernapasan : 18 kali/menit.
Suhu : 37° C.
Denyut nadi : 64 kali/menit (irama regular).
VAS
Nyeri diam :0
Nyeri tekan :5
Nyeri gerak :6
Circumferentia
Hasil circumferentia lingkar paha atas (kanan) : 46 cm;
Hipotonus
Hasil circumferentia lingkar paha atas (kiri) : 41 cm;
Normal
Muscle Length Test
Hamstring dan Gastrocnemius : Spasme
Pengukuran ROM regio Knee
Aktif
S. 5- 0 -100 °
Pasif
S. 5- 0 -110 °
MMT
M.Quadriceps Femoris : 4ˉ
M. Hamstring :4ˉ
M. Gastrocnemius :4ˉ
Joint play movement (Drawer test) : Interarticular stiffness
Ballotement test : (-) indikasi patologi di patello femoral
articulation.
Patella mobilization : terbatas kea rah caudocranial dan
mediolateral.
36
Knee Varus – Valgus test : (-) tidak ada tear ligament collateral
lateran dan ligament collateral medial.
Appley Tes : (-) tidak ada indikasi tear meniscus.
Gait Analysis : Hilangnya fase berjalan normal (heel strike,
midstance, toe off, mid swing.
B. Diagnosis Fisioterapi
Adapun diagnosis fisioterapi yang dapat ditegakkan dari hasil proses
pengukuran dan pemeriksaan tersebut, yaitu:
“Gangguan Fungsi Gerak Knee Joint Sinistra berupa nyeri, limitasi ROM
dan kelemahan otot e.c Osteoarthritis Post Op Total Knee Arthroplasty sejak 2
bulan yang lalu.”
37
3. Program:
PROBLEM
No MODALITAS
FISIOTERAP DOSIS
. FISIOTERAPI
I
1 Gangguan Komunikasi F : 2x/minggu
psikis dan terapeutik I : 3x1 sesi terapi
kecemasan. T : Wawancara
T : 3 menit
2 Nyeri Metabolic Stress F : 2x/minggu
Reaction I : 30-45 cm (IRR)
T : Lokal tegak lurus
T : 10 menit
Nyeri Electrotherapy F : 2x/minggu
I : 42 mAh
T : Interferensi
contraplanar
T : 10 menit
4 Limitasi ROM Exercise therapy F : 2x/minggu
I : 10 hit,6 rep.
T : Static Kontraksi Knee
T : 1 menit
Exercise therapy F : 2x/minggu
I : 10 hit,6 rep. /1x terapi
T : AAROM Exc
T : 1 menit
5 Spasme Otot Manual therapy F : 2x/minggu
Gastrocnemius, I : 10 hit,6 rep. /1x terapi
m. hamstring. T : Stretching
gastrocnemius,m.Hamstrin
g
T : 2 menit
6 Muscle Manual therapy F : 2x/minggu
weakness I : 10 hit,6 rep. /1x terapi
m.Quadriceps
T : Strengthening Exc
T : 1 menit
8. Gangguan Manual therapy F : 2x/minggu
keseimbangan I : 10 hit,6 rep.
dan stabilitasi T : Bridging balancing
T : 2 menit
9. Gangguan ADL Walking Exc. F : 2x/minggu
walking I : dilakukan setiap hari
T : Gait control
T : 1 menit
38
D. Evaluasi dan Modifikasi Fisioterapi
Adapun hasil evaluasi dan modifikasi terhadap program fisioterapi yang
telah diberikan pada klien tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi:
Setelah … Kali
No. Problem Sebelum Intervensi
Intervensi
Diam (0); Tekan (5); Diam (0); Tekan
1 Nyeri
Gerak (6) (4); Gerak (4)
Evaluasi ROM (Fleksi S. 5-0-100
2 S. 5-0-110
– Ekstensi Knee)
Evaluasi kekuatan
3 4ˉ 4
otot (M. Quadriceps)
Berjalan masih
menggunakan
Berjalan
walker dan sudah
menggunakan walker
4 Evaluasi ADL bisa mengontrol
dan tidak mengikuti
fase berjalan tetapi
fase berjalan
langkah masih
lambat
Tidak bisa melakukan Gerakan ruku’ dan
gerakan ruku’ dan I’tidal masih
I’tidal pada saat shalat belum mampu.
2. Modifikasi:
Modifikasi Program disesuaikan dengan hasil evaluasi yang didapatkan dari
perkembangan hasil terapi yang dicapai oleh pasien. Modifikasi dapat
berupa peningkatan dosis atau modifikasi jenis latihan. Modifikasi program
FT yang dapat diberikan berupa:
a. Kneeding massage: membantu menurunkan oedem di ekstremitas.
b. Approksimasi: latihan untuk memelihara stabilitas dan proprioseptif
klien selama bedrest.
c. Aktif Breathing Exercise, Deep Breathing Exercise, dan modifikasi
positioning untuk mengatasi sesak napas.
d. Sensoris stimulation: untuk mengembalikan sensibilitas volunter klien
e. Balance exercise: untuk melatih keseimbangan pasien saat berdiri ke
berjalan.
39
f. ADL exercise (praying): untuk melatih pasien agar dapat melakukan
gerakan shalat yang normal.
g. Olahraga dengan berjalan kaki: untuk menguatkan otot pasien dengan
mengembalikan otot penyangga sendi lutut.
h. Active stretching saat olahraga ringan: untuk mengembalikan range of
motion pada region yang mengalami keterbatasan gerak.
40
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Amanati, S., Kuswardani, K., & Alamsyah, A. (2018). PENGARUH
TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION, LASER
DAN TERAPI LATIHAN PADA PASCA OPERASI TOTAL KNEE
REPLACEMENT. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi, 2(1), 52-59.
Agung, A. P., Priambodo, A., & Julianti, H. (2017). Perbedaan Jenis Total Knee
Arthroplasty Terhadap Derajat Fungsional Lutut Dan Kualitas Hidup
Pasien Osteoarthritis Lutut. Diponegoro University,
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan medikal bedah: manajemen
klinis untuk hasil yang diharapkan: Elsevier (Singapore).
Brown, G. A. (2013). AAOS clinical practice guideline: treatment of osteoarthritis
of the knee: evidence-based guideline. JAAOS-Journal of the American
Academy of Orthopaedic Surgeons, 21(9), 577-579.
De Wolf, A., & Mens, J. (1994). Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh. Cetakan
kedua, Bohn Stafleu Van Loghum, Houten/Zaventem, Nederland.
Kisner, C., & Colby, L. A. (2013). The spine: exercise and manipulation
interventions. Therapeutic Exercises 6th edition, Philadelphia, FA Davis
Company, 485-538.
McDonald, D. D., & Molony, S. L. (2004). Postoperative pain communication skills
for older adults. Western Journal of Nursing Research, 26(8), 836-852.
Muscolino, J. E. (2014). Kinesiology-E-Book: The Skeletal System and Muscle
Function: Elsevier Health Sciences.
Paulsen, W. (2010). Sobotta, Atlas d. Anatomie d. Menschen.
Smeltzer, S. C., & Brenda, G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarh.
Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., & Pramudiyo, R. (2006).
Osteoartritis. Di dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M
dan Setiati S (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hlm, 1195-1201.
Syaifuddin, B. (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. EGC. Jakarta.
WIJANTO, E. (2013). Penatalaksanaan Terapi Latihan pada Kondisi Pasca
Operasi Total Knee Replacemant Sinistra ii RSAL. Ramelan Surabaya.
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
http://yankes.kemkes.go.id/read-operasi-penggantian-sendi-lutut-pada-kerusakan-
sendi-lutut-oa-knee-4146.html
https://www.physio-pedia.com/Total_Knee_Arthroplasty
41