OLEH
KELOMPOK 1
Laporan Studi Kasus Profesi Fisioterapi di Klinik Physio Sakti dengan judul Manajemen
Fisioterapi Gangguan Fungsi Ekstremitas Inferior Duplex e.c Fraktur Caput Femoris
Dextra 1 Tahun yang Lalu dan Pasien Inactivity
pada tanggal 06 September 2019.
Mengetahui,
Instruktur Klinis Klinik Physio Sakti, Edukator Klinis Bagian Terapi Latihan,
Dr. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd. M.Kes Irianto, S.Ft, Physio, M.Kes
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus
ini sebagai pembuka pintu menyelesaikan studi, laporan kasus berjudul “ Manajemen
fisioterapi gangguan fungsi ekstremitas inferior duplex e.c fraktur caput femoris dextra dan
pasien inactivity”.
Sholawat dan taslim semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW beserta keluarga
dan sahabat-sahabatnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih
banyak kekurangan dan keterbatasan, namun berkat do’a, bimbingan, arahan dan motivasi
dari berbagai pihak, kami mampu menyelesaikan satu tahapan menyelesaikan studi. Harapan
kami semoga laporan kasus yang diajukan ini dapat diterima dan diberi kritikan serta
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada kami dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun laporan kasus ini, besar harapan dan do’a kami agar
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
tendon, persendian, atau tulang, antara lain nyeri pada tulang punggung serta
fraktur. Fraktur itu dapat diakibatkan oleh penyakit degeneratif misalnya pada
tulang terputus yang dapat merupakan retak, remah, atau bagian korteks
sekitarnya dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur terbuka
fraktur tanpa hubungan antara fragmen tulang dan dunia luar. Fraktur yang
kondisi nyeri sendi dan tulang. Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari
artritis dimana jaringan ikat antara tulang secara bertahap menjauh mengarah
ke tulang dan mengakibatkan gesekan dan terasa sakit pada tulang di sendi
1
2
dan juga dapat menyebabkan sendi berpindah dari posisi alaminya. Sendi
yang paling sering terkena adalah tulang tangan, lutut dan pinggul. Prevalensi
osteoarthritis meningkat sekitar 12% dari 65 orang yang terkena dampak oleh
kondisi tersebut. Obesitas juga menjadi faktor risiko untuk terkena kondisi
2019).
kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan ini
pasien akan sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang.
tetapi dikhawatirkan akan terjadi hal yang paling ditakuti apabila nyeri tidak
Hip Joint atau sendi pinggul merupakan salah satu komponen atau
Socket Joint. Sendi yang dibentuk oleh Acettabulum yang merupakan bagian
dari tulang pelvic dan ujung teratas dari tulang femur yaitu caput of femur atau
3
kepala femur. Sendi ini akan menimbulkan gerakan menekuk paha saat
terjadinya proses berjalan. Besarnya peranan dan aktifitas sendi yang sangat
besar mengakibatkan beberapa gangguan timbul pada sendi hip yang bersifat
traumatic hip dan avascular necrosis, yang akan menimbulkan nyeri dan
(merupakan salah satu yang paling umum). Fungsi utama sendi pinggul adalah
mendukung berat tubuh ketika saat berdiri atau saat berjalan. Panggul
artroplasti dapat dilakukan ketika kerusakan yang terjadi pada sendi tidak
sendi hip, setelah terjadinya kerusakan kronis pada acettabulum dan caput
kelemahan otot-otot kaki akibat trauma atau cedera pada saraf peroneus
fisioterapi yang digunakan yaitu Electrical Stimulasi dan terapi latihan berupa
Komplikasi yang serius seperti infeksi sendi terjadi 2% dari jumlah pasien.
Sendi panggul adalah persendian yang dibentuk oleh caput femoris dengan
acetabulum dari os coxae. Panggul adalah sambungan bola dan soket klasik.
stabilitas dan penyangga berat badan selama berdiri, berjalan, dan berlari.
Sendi panggul relatif sering mengalami kelainan dan trauma, khususnya pada
Dislokasi sendi panggul terutama terjadi pada pria usia 16-40 tahun akibat
dislokasi sendi panggul juga mengalami cedera pada area tubuh yang lain,
ekstremitas superior (21%), cedera kepala (24%), cedera thoraks (21%) dan
yang juga merupakan predisposisi usia lanjut mengalami fraktur sendi panggul
(Al-Muqsith, 2017).
capitis.
1.2.1.2 Acetabulum
Gambar 4. Membrana Syno vialis dan Sendi Panggul (Drake et al., 2012)
huruf Y terbalik.
eksternal.
al., 2010).
abduksi.
yang diekstensikan.
quadratus femoris.
yaitu:
jarak linier dari sumbu longitudinal atau sumbu vertikal dari rotasi
pada tabel 3.
21
rotasi ekternal.
gluteus maximus dan lima dari enam musculus rotator eksternal yang
sekunder panggul.
panggul.
25
Fraktur
27
28
2.2 Definisi
degenerasi. Hal ini berarti bahwa bagian bulatan dari sendi itu benar-benar
logam (pendekatan resurfacing). Bagian dari sendi pada kedua bagian diganti
2012). Total Hip Replacement adalah penggantian panggul yang rusak berat
diatas, dapat disimpulkan bahwa total Hip Replacement atau artroplasti hip
adalah penggantian panggul yang rusak berat dengan sendi buatan untuk
atau trauma sendi. Pasien yang dilakukan THR umumnya berusia lebih dari 60
tahun dengan nyeri yang tak tertahankan atau kerusakan sendi pinggul yang
ireversibel. Pasien muda dengan kerusakan panggul berat yang sangat nyeri
2.3 Etiologi
penggantian sendi.
dan yang berumur lebih tua. Dalam bentuk penyakit, tulang rawan
2.3.3 Trauma arthritis dapat menjadi cedera serius atau patah tulang
2.4 Epidemiologi
bagian Utara, pada tahun 2003 - 2006 terdapat 2,600 pasien yang telah
operasi THR, 100,000 partial hip replacements, dan 36,000 revision hip
and Skin Diseases mengatakan, angka kejadian THR pada tahun 2009 berkisar
hip pada tahun 2010, meningkat 3,6% dibandingkan tahun 2009. Sejak 2003
sekitar delapan juta orang mengalami fraktur dengan jenis fraktur yang
cacat fisik, 25% mengalami stres psikologis karena cemas bahkan depresi, dan
2.5 Patomekanisme
sendi hip, setelah terjadinya kerusakan kronis pada acettabulum dan caput
arthroplasty dapat terjadi karena adanya trauma pada saraf, hal ini dapat
terjadi selama atau pasca dilakukannya operasi. Trauma pada saraf dapat
terjadi karena adanya traksi atau penguluran dan / atau tekanan yang
berlebihan pada saraf, dapat juga terjadi akibat benda tajam atau tumpul yang
mengenai saraf secara langsung. Kerusakan atau cedera pada saraf perifer
yang dipersarafi dan potensi terjadinya kontraktur dan atropi pada otot yang
kartilago yang rusak akan dibuang dan diganti dengan komponen palsu. Caput
femur yang rusak akan dibuang dan diganti dengan batang logam yang
ditempatkan pada pusat cekungan femur. Batang femoralis akan disemen atau
ditempatkan pada bagian atas batang. Bola ini menggantikan caput femur
yang rusak dan telah dibuang. Lalu permukaan kartilago yang rusak dari soket
(acetabulum) akan dibuang dan diganti dengan soket logam. Sekrup atau
Dua pendekatan utama untuk artroplasti hip adalah bagian posterior dan
menjalani artroplasti total hip (Walker, 2010). Klien dengan arthrosis pinggul
32
2. Kekakuan panggul.
1. X-ray
sambungan.
2. Arthroscopy.
1. Electromyography
yang berisiko terkena DVT atau stasis darah setelah operasi jantung, paru,
otot plantar flexor sehari-hari yang berfungsi untuk berdiri dan berjalan
(Utami, 2015).
34
Indikasi dari latihan ini antara lain : a) terapi rehabilitasi post operasi, b)
lama. Sedangkan kontra indikasi dari latihan ini salah satunya adalah adanya
(Jatmika, 2017).
spasme dan untuk meningkatkan relaksasi dan sirkulasi setelah cidera pada
jaringan lunak selama fase akut. Dua contoh latihan muscle setting adalah
yang ringan sehingga latihan ini tidak dapat meningkatkan kekuatan otot
kecuali pada otot yang sangat lemah. Meskipun begitu, muscle setting
exercise dapat mencegah atropi otot dan mobilisasi bertahap antar serabut
2012).
AAROM Exercise adalah salah satu jenis latihan AROM yang dibantu
secara manual atau mekanikal oleh gaya dari luar disebabkan kualitas gerakan
adalah gerakan dari segmen sampai batas akhir ROM yang dihasilkan oleh
Program yang dilakukan pada latihan ini adalah program stabilisasi pelvic
dengan teknik single leg bridging, latihan ini cocok terhadap fungsi
mempertahankan fungsi dan kekuatan pada regio pelvic dan hip yang akan
35
mengarah pada pola gerak yang salah.Masalah pada punggung bawah, hip,
knee, dan ankle dapat berdampak pada inefisiensi stabilitas pelvic dan/atau
pada otot regio pelvic serta hip khususnya di sisi yang sehat, guna
berjalan dan beraktivitas selama pasien melalui fase penyembuhan. Selain itu
pergerakan persendian pada hip yang sakit selama proses latihan diharapkan
Single leg bridging adalah posisi dan gerakan latihan yang sama seperti
double leg bridging, tetapi hanya satu kaki yang menumpu yaitu dengan kaki
untuk tidak inaktif dan tetap melakukan aktifitas seperti biasanya seperti
berjalan dan naik turun tangga. dengan Menggunakan teknik pola jalan two
point gait dibantu menggunakan walker atau Kruk (Mass General Hospital,
2012).
BAB III
MANAJEMEN FISIOTERAPI
Nama : Ny. M
Usia : 67 tahun
Alamat : Mandai
Pekerjaan` : IRT
Agama : Islam
Vital sign
Pernapasan : 24 kali/menit
Suhhu : 36,50
3.1.2 CHARTS
berbaring dirumah.
36
37
terganggu.
berbaring.
7) Sampai saat ini pasien masih rutin ke dokter untuk periksa DM.
3.1.2.3 Assymetry
Inspeksi Statis :
4) Lumbal hyperkyphosis.
Inspeksi Dinamis :
Palpasi (d/s):
PFGD :
1) Regio Hip
2) Regio Knee
3) Regio Ankle
3.1.2.4 Restrictive
rumah.
Psikogen : Kecemasan.
Neurogen : -
Nyeri diam :0
Nyeri gerak :3
40
lateral view :
1. Problem:
b. Sekunder:
1) Kecemasan.
2) Atrofi otot
3) Kelemahan otot
4) Nyeri.
5) Stifnes
7) Gangguan postur.
praying.
2. Planning:
1) Mengatasi kecemasan.
3) Mengurangi nyeri.
3. Program FT
No. PROBLEM MODALITAS DOSIS
FISIOTERAPI FISIOTERAPI
1 Kecemasan Komunikasi F : 1x/hari
terapeutik I : Penderita fokus
T : Interpersonal approach
T : Selama proses FT
2 Metabolic Stress Elektroterapi F : 1x/hari
Reaction (Infrared) I : 30 cm diatas kuilt
T : Lokal
T : 10 menit
3 Stifnes dan Limitasi Exercise Therapy F : 1x/hari
ROM regio hip, knee I : 8 hit, 3 repetisi
dan ankle T : PROMEX, AROMEX
T : 3 menit
Manual Therapy F: 1x/ hari
I: 3x repetisi 10 hit
T: SMRT
T: 1 menit
4 Kelemahan otot Exercise Therapy F : 1x/hari
I : 8 hit, 3 repetisi
T : sterngthening exc.
T : 2 menit
5. Kontraktur dan atrofi Exercise Therapy F : 1x/hari
otot I : 8 hit, 3 repetisi
T : stretching exc.
T : 2 menit
6 Relaksasi Exercise Therapy. F: 1x/hari
I: 3 kali rep, 8 hit
T: Breathing Exc.
T: 2 menit
6 Gangguan postur Exercise therapy F : 1x/hari
I : 8 hit, 3 repetisi
T : Bridging exc.
T : 2 menit
7 Gangguan ADL Exercise Therapy F : 1x/hari
walking, toileting, I : 3 repetisi
dressing dan praying T : Fungsional exc
T : 5 menit
43
1. Evaluasi Sesaat
Problem Alat ukur Sebelum Setelah 2 Kali Ket.
Intervensi Intervensi
Kecemasan Hamilton 21 (depresi 17 (depresi Depresi
Depression Scale berat) rsedang) menurun
Nyeri VAS 0/5/3 0/5/1 Nyeri
gerak
berkurang
Kelemahan Manual Muscle 3- Pada kaki 3 pada kaki Kekuatan
otot Test otot
kanan, dan 3 kanan dan 4
meningkat
pada kaki kiri pada kaki kiri
2. Modifikasi
3. Home Program
LAMPIRAN
0 : Tidak ada
1 : Ringan
2 : Berat
15. Hipokondriasis 0 : Tidak ada
(Keluhan somatic 1 : Dihayati sendiri
fisik yang 2 : Preokupasi (keterpakuan) mengenai kesehtan
berpindah-pindah) sendiri 3
3 : Sering mengeluh membutuhkan pertolongan
orang lain
4 : Delusi hipokondriasi
16. Kehilangan Berat 0 : Tidak ada
Badan 1 : Berat badan berkurang berhubungan dengan
penyakitnya sekarang 1
2 : Jelas penurunan berat badan
3 : Tak terjelaskan lagi penurunan berat badan
17. Insight 0 : Mengetahui dirinya sakit dan cemas
(Pemahaman diri) 1 : Mengetahui sakit tapi berhubungan dengan
penyebab iklim, makanan, kerja berlebihan, 0
virus, perlu istirahat, dll
2 : Menyangkan bahwa ia sakit
18. Variasi Harian Adakah perubahan keadaaan yang memburuk
pada waktu malam atau pagi
0 : Tidak ada 0
1 : Buruk saat pagi
2 : Buruk saat malam
19. Depersonalisasi 0 : Tidak ada
(Perasaan Diri 1 : Ringan
Berubah) 2 : Sedang
Dan Derelisiasi 3 : Berat 0
(Perasaan tidak 4 : Ketidakmampuan
nyata – tidak
realistis)
20. Gejala Paranoid 0 : Tidak ada
1 : Kecurigaan
2 : Pikiran dirinya menjadi pusat perhatian
0
peristiwa kejadian diluar tertuju pada dirinya
3 : (ideas refence)
Waham (delusi) dikejar/ diburu
21. Gejala Obsesi dan 0 : Tidak ada
Kompulsi 1 : Ringan 0
2 : Berat
TOTAL NILAI 41
Interpretasi :
0 - 7 = Normal
8 - 13 = Depresi ringan Total Nilai :21
14 - 18 = Depresi sedang Interpretasi :Depresi berat
19 - 22 = Depresi berat
> 23 = Depresi sangat berat
47
DAFTAR PUSTAKA
AAOS, 2010. Total Hip Replacement. American Academy of Orthopaedic
Surgeons.
Amin, A. A., Amanati, S., & Siswanto, T. (2018). Pengaruh Terapi Latihan
Pada Post Total Hip Replacement Et Causa Neglected Close Fracture Neck
http://www.orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00389
Association
Holzwarth, Uwe dan Giulio Cotogno. (2012) JRC Scientific and Policy
Lespasio, M. J., Sultan, A. A., Piuzzi, N. S., Khlopas, A., Husni, M. E.,
topics/knee-problems/advanced
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung
Walker JA. 2010. Total hip replacement: improving patients’ quality of life.
Learning zone.