Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

MANAJEMENT FISIOTERAPI

LOW BACK PAIN (LBP)

OLEH KELOMPOK 2 :

NURBUDAYA (C13114002)

NAHLA AMALIAH (C13114007)

ANDI UNMI FYRNASTIAR (C13114010)

VINDY EKA GOUTAMA (C13114015)

RINA WAHYUNI D (C13114301)

PRODI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017
BAB I

KAJIAN TEORI

A. Anatomi dan Fisiologi

Low Back Pain (LBP) atau yang lebih dikenal dengan Nyeri Punggung

Bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis

umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1 (LOEBIS, 2010).

Nyeri yang dirasakan penderita dapat berupa nyeri lokal , maupun nyeri

radikuler atau keduanya (Tjokorda,2009). Sedangkan nyeri punggung bawah

myogenik adalah nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan atau

kelainan pada unsur musculoskeletal tanpa disertai dengan gangguan neurologis

antara vertebra thorakal 12 sampai dengan bagian bawah pinggul atau anus

yang mana dapat timbul akibat adanya potensi kerusakan jaringan pada dermis,

pembuluh darah, facia, muskulus, tendon, kartilago, tulang, ligament, meniscus,

dan bursa (Paliyama, 2003).

1. Anatomi Lumbal Spine

Vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat processus

spinosusnya pendek dan tebal serta menonjol hampir searah garis horizontal
(Sloane, 2003). Foramen intervertebralis yang relative besar sehingga

terjadinya kompresi akar saraf akan lebih besar pula (Bridwell, 2011).

Artikulasi antara superior dan inferior dari processus articular vertebra

yang bertumpukan disebut artikulasi intervertebralis, sendi tersebut

pergerakannya sangat sedikit dan persendian tersebut dipisahkan oleh

bantalan dari jaringan cartilage fibrosus yaitu diskus intervertebralis, tipe

persendian intervertebralis termasuk amphiarthrosis yang pergerakannya

sedikit. Selain itu, terdapat persendian yang terbentuk dari penyatuan antara

pedicle dan lamina yaitu processus artikulasi superior dan inferior atau facet

joint yang ada disetiap vertebra, processus artikulasi superior berartikulasi

dengan processus artikulasi inferior vertebra yang ada diatasnya, begitu juga

sebaliknya. Tipe persendian ini gliding diarthrosis yang pergerakannya

sedikit fleksi, ekstensi, dan rotasi (Martini,2009).

Diskus intervertebralis tersusun kurang lebih 20% hingga 25% dari total

panjang kolumna vertebralis (Magee, 2006). Diskus yang paling tebal

terdapat di segmen cervical antara tulang kedua dan ketiga hingga lumbal

antara tulang kelima dan sakrum, karena pada segmen ini banyak terjadinya

gerakan dari kolumna vertebralis (Snell, 2006). Fungsi dari diskus ini

sebagai peredam kejut atau benturan bila beban pada kolumna vertebralis

bertambah, penyangga beban, penanahan gerakan antar tulang vertebra,

untuk memisahkan antar tulang vertebra sebagai unit fungsional dari sendi

facet dan memungkinkan bagian dari akar saraf keluar dari sumsum tulang
belakang melalui foramen intervertebralis (Magee, 2006). Diskus

intervertebralis terdiri dari dua bagian, bagian pinggir yaitu anulus

fibrosus, dan bagian tengah yaitu nucleus pulposus (Snell, 2006).

Ligament adalah pita fibrosa atau lembaran jaringan ikat yang

menghubungkan dua atau lebih tulang, tulang rawan, atau struktur

lainnya.Satu atau lebih ligamen untuk memberikan stabilisai selama istirahat

dan gerakan yang berlebihan seperti hiper-ekstensi atau hiper-fleksi (Keith,

2010). Pada tulang belakang terdapat beberapa ligament antara lain: (1)

ligament longitudinal anterior mempunyai ciri lebar, dan melekat kuat pada

permukaan anterior dan samping dari corpus vertebra dan diskus

intervertebralis; (2) ligament longitudinal posterior bersifat lemah dan

sempit, ligament ini melekat pada sisi posterior diskus; (3) ligament

supraspinal berada di antara ujung-ujung processus spinosus yang

berdekatan; (4) ligament interspinal menghubungkan processus spinosus

yang berdekatan; (5) ligament intertransversaria berada di antara processus

transversus yang berdekatan; (6) ligament flavum menghubungkan lamina

dari vertebra yang berdekatan (Snell, 2006).

Otot trunk atau dikenal sebagai core muscle merupakan otot-otot yang

berada pada vertebra dan pelvis.Struktur penyusun otot trunk yang berfungsi

sebagai fleksor trunk adalah (1) rectus abdominis, (2) obliqus internus, (3)

obliqus eksternus.Otot-otot ini berada di bagian perut (Hall, 2003). Gerakan

ekstensi digerakan oleh grup otot : (1) erector spine yang terdiri dari otot
spinalis, longisimus, dan illiocostalis, (2) semispinalis yang tersusun dari

otot semispinalis capitis, semispinalis cervicis, dan semispinalis thoracic, (3)

otot vertebra dalam terdiriri dari otot mulitifidus, otot rotator, otot

interspinal, otot intertransversus, and otot levator costae (Hall, 2003).

2. Fisiologi Lumbal

Setelah membahas struktur dari lumbal pada pembahasan anatomi

lumbal di atas, di sini juga akan dipaparkantentang fungsi dari lumbal, yaitu

a. Lumbal merupakan salah satu pusat gravitasi atau center of gravity dari

tubuh manusia

b. Ketika berdiri tegak, lumbal spine menumpu beban kompresi dari tubuh

bgn atas.

c. Beban kompresi diterima oleh lumbal saat duduk dan ditransmisikan ke

pelvis, juga saat berdiri, berjalan dan berlari  ditransmisikan ke kedua

kaki.

d. Dalam posisi berdiri, nampak ada lengkungan pada daerah lumbal yang

disebut dengan lordosis, sedangkan saat duduk lordosis biasanya hilang

dan terjadi round back jika lordosis seringkali hilang dlm waktu yg

lama maka dapat timbul problem LBP.


B. Etiologi

Low Back Pain dapat terjadi dengan penyebab yang sangat bervariasi

antara lain: degenerasi, inflamasi, infeksi, metabolisme, neoplasma, trauma,

konginetal, muskuloskletal, viserogenik, vaskuler, dan psikogenik, serta paska

operasi (Johannes, 2010).

Penyebab LBP antara lain (Sidharta, 2004) :

1. Kongenital, misalnya Faset tropismus (asimetris), kelainan vertebra

misalnya sakralisasi, lumbalisasi, dan skoliosis serta Sindrom ligamen

transforamina yang menyempitkan ruang untuk jalannya nervus spinalis

hingga dapat menyebabkan LBP.

2. Trauma dan gangguan mekanik : Trauma dan gangguan mekanik

merupakan penyebab utama LBP. Orang yang tidak biasa melakukan

pekerjaan otot atau sudah lama tidak melakukannya dapat menderita LBP

akut, atau melakukan pekerjaan dengan sikap yang salah dalam waktu lama

akan menyebabkan LBP kronik. Hal yang sama juga bisa didapatkan pada

wanita hamil, orang gemuk, memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi.

Trauma dapat berbentuk lumbal strain (akut atau kronik), fraktur (korpus

vertebra, processus tranversus), subluksasi sendi faset (sindroma faset), atau

spondilolisis dan spondilolistesis.

3. Radang (Inflamasi), misalnya Artritis Rematoid dan Spondilitis

ankilopoetika (penyakit Marie-Strumpell)


4. Tumor (Neoplasma): Tumor menyebabkan LBP yang lebih dirasakan pada

waktu berbaring atau pada waktu malam. Dapat disebabkan oleh tumor

jinak seperti osteoma, penyakit Paget, osteoblastoma, hemangioma,

neurinoma, meningioma. Atau tumor ganas, baik primer (mieloma multipel)

maupun sekunder: (metastasis karsinoma payudara, prostat, paru tiroid

ginjal dan lain-lain). Metastasis tumor ganas sangat sering ke korpus

vertebra karena banyak mengandung pembuluh darah vena. Tumor-tumor

ini merangsang ujung-ujung saraf sensibel dalam tulang dan menimbulkan

rasa nyeri lokal atau menjalar ke sekitarnya, dan dapat terjadi fraktur

patologik.

5. Gangguan metabolik: Osteoporosis dapat disebabkan oleh kurangnya

aktivitas/imobilisasi lama, pasca menopouse, malabsorbsi/intake rendah

kalsium yang lama, hipopituitarisme, akromegali, penyakit Cushing,

hipertiroidisme/tirotoksikosis, osteogenesis imperfekta, gangguan nutrisi

misalnya kekurangan protein, defisiensi asam askorbat, idiopatik, dan lain-

lain. Gangguan metabolik dapat menimbulkan fraktur kompresi atau kolaps

korpus vertebra hanya karena trauma ringan. Penderita menjadi bongkok

dan pendek dengan nyeri difus di daerah pinggang.

6. Degenerasi, misalnya pada penyakit Spondylosis (spondyloarthrosis

deforman), Osteoartritis, Hernia nukleus pulposus (HNP), dan Stenosis

Spinal.
7. Kelainan pada alat-alat visera dan retroperitoneum, pada umumnya penyakit

dalam ruang panggul dirasakan di daerah sakrum, penyakit di abdomen

bagian bawah dirasakan didaerah lumbal.

8. Infeksi : Infeksi dapat dibagi ke dalam akut dan kronik. NPB yang

disebabkan infeksi akut misalnya : disebabkan oleh kuman pyogenik

(stafilokokus, streptokokus, salmonella). LBP yang disebabkan infeksi

kronik misalnya spondilitis TB (penyakit Pott), jamur, osteomielitis kronik.

9. Problem psikoneurotik : LBP karena problem psikoneuretik misalnya

disebabkan oleh histeria, depresi, atau kecemasan. LBP karena masalah

psikoneurotik adalah LBP yang tidak mempunyai dasar organik dan tidak

sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis, bila ada kaitan

LBP dengan patologi organik maka nyeri yang dirasakan tidak sesuai

dengan penemuan gangguan fisiknya (Harahap, 2004).

C. Patofisiologi

Nyeri punggung bawah biasanya berhubungan dengan peristiwa traumatik

spesifik (misal, mengangkat beban berat) atau stres mekanis kontinu terhadap

ligament atau otot penyokong lumbo-sacral. Tipe nyeri ini juga dapat

disebabkan oleh postur pasien dengan lodorsis lumbal yang menonjol akibat

lemahnya otot-otot abdomen, otot-otot hamstring yang mengencang, atau

pemakaian sepatu bertumit tinggi (David, 2001). Lengkung tulang belakang

akan menyerap goncangan vertikal pada saat berlari atau melompat. Batang

tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan toraks


sangat penting pada aktivitas mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai akan

melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, maslah postur, masalh struktur,

dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat berakibat nyeri

punggung (Lukman, 2011)

D. Epidemiologi

Nyeri punggung bawah dapat menyerang semua orang tanpa batasan jenis

kelamin maupun umur, baik tua – muda, anak – remaja maupun dewasa dapat

mengalami keluhan ini walaupun dengan penyebab yang berbeda (Airaksinen,

2006). Insiden nyeri punggung bawah di Amerika Serikat merupakan 1 dari 10

penyakit terbanyak dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6 – 37%. Pada

penderita dewasa, nyeri punggung bawah mengakibatkan terganggunya 40% 13

aktivitas fisik sehari – hari, dan 20% gangguan tidur juga penyebab tersering

yang membatasi 45% aktivitas pada usia < 45 tahun, urutan kedua untuk alasan

paling sering berkunjung ke dokter, urutan kelima perawatan di rumah sakit,

dan penyebab yang paling sering untuk dilakukannya tindakan operasi (Deyo &

Weinstein, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri PERDOSSI

(Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah

Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002, menemukan bahwa

proporsi penderita nyeri punggung bawah di Indonesia sebanyak 15,6% pada

kelompok umur 18-78 tahun. Proporsi kasus baru di beberapa rumah sakit di

kota Jakarta, Yogyakarta dan Semarang sekitar 5,4% – 5,8% dengan frekuensi

terbanyak pada rentang usia 45-65 tahun (Meliala & Pinzon, 2004).
Low Back Pain sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di

negara-negara industri.Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah

mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari

15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30%. Jumlah insiden berdasarkan

kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 3-17%

(Sadeli & Tjahjono, 2001).

E. Klasifikasi

Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya LBP

terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Acute Low Back Pain

Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara

tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai

beberapa minggu.Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh.Acute low back

pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau

terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.Kejadian tersebut selain

dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon.Pada

kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal

dapat masih sembuhsendiri.Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri

pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.

2. Chronic Low Back Pain

Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3

bulan.Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali.Fase ini


biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama.

Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis,

proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

BAB II : ASSESMENT FISIOTERAPI

A. Anamnesis dan CHARTS

1. Anamnesis Umum

• Nama : Muhammad Dimas

• Usia : 18 tahun

• JK : Laki-laki

• Alamat : Jl. Politeknik Unhas

• Pekerjaan : mahasiswa dan editor

• Hobi : Editor

2. Anamnesis Khusus

• Keluhan utama : nyeri

• Lokasi : pinggang bawah

• Sifat : nyeri lokal

• Sejak kapan : sejak 2014

• Kronologis : saat melakukan kegiatan editor, duduk dengan

waktu yang lama

• Sudah ke dokter : belum

• Radiologi dan lab : tidak ada


• Riwayat penyakit : penyakit gastritis akut, migrain

• Gerakan pemicu : gerakan fleksi dan ekstensi lumbal

• Gerakan peredam : melakukan gerakan streching lumbal

• Keluhan lain : tidak ada.

3. Inspeksi

a. Inspeksi Statis

Posterior
Anterior

Cervical : Normal
Shoulder : simetris
Scapula : Simetris
Thoraks : normal
Vertebrae : Lordosis
Papilla Mamae : simetris
SIPS : Simetris
Arm : simetris
Fossa Poplitea : Simetris
SIAS : simetris
Calcaneus : Simetris
Patela : simetris
Cervical : Normal
Malleolus Medial : simetris
Lateral

Cervical : Normal

Vertebrae : Lordosis

Malleolus Lateral : simetris

Arcus : normal

Cervical : Normal

Vertebrae : Lordosis

Malleolus Lateral : simetris

b. Inspeksi Dinamis

 Tidak ada kelainan pola berjalan saat pasien dating

 Ekspresi wajah pasien tampak cemas

 Saat dipersilahkan duduk posis pasien agak membungkuk


4. Tes Orientsi

 Fleksi trunk : sedikit nyeri

 Ekstensi trunk : nyeri

 Berdiri ke Duduk : tidak nyeri

 Jongkok : tidak nyeri

 Duduk ke Berdiri : tidak nyeri

 Duduk ke Berbaring : sedikit nyeri

 Berbaring ke duduk : sedikit nyeri

5. Palpasi

Kontur Kulit : Normal

Suhu Normal : Normal

Oedem : (-)

Tenderness : (+) di daerah lumbal

6. Restrictive

 ROM : adanya keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi lumbal

 Pekerjaan : adanya gangguan melakukan pekerjaan sebagai editor

video

 ADL : Susah mengangkat beban yang berat dan duduk lama

kelelahan saat duduk


7. Tissue Impairment

 Osteoartrogen : lordosis vertebrae

 Musculotendinogen : Adanya Weakness pada m.multifidus, m.erector

Spine, m.quadratus lumborum dan spasme pada m.piriformis dan

Mm.iliopsoas

 Neurogen : -

 Psikogenik : Kecemasan

8. Pemeriksaan Spesifik

a. VAS

Nyeri Diam :0

Nyeri Tekan : 5,5

Nyeri Gerak :4

b. Tes Sensorik

Kepekaan Suhu : Normal

c. Skin Rolling

Hasil : tidak terdapat adhesi


d. Straight Leg Raising(SLR)

HasilNegatif tidak muncul rasa nyeri

e. Neri Test

Interpretasi :Negatif (tidak ada gangguan pada duramater)

f. Bragard Test

Hasil :Negatif ( tidak ada nyeri pada Lumbal)

g. Patrick test

Hasil: Negatif atau tidak ada gangguan pada ligament SIJ dan otot

adductor tidak kontrakturPalpasi Piriformis


h. Fleksibilitas Test (M.Piriformis, M.Illiopsoas, M.Multifidus,

M.Quadratus Lumborum)

Hasil M.piriformi kurang fleksibel

M.illiopsoas kurang fleksibel

M.Multifidus adanya getaran pada m.multifidus saat menahan gaya

seperti yang telah diinstruksikan saat menahan posisi tersebut

M.Quadratus Lumborumtahanan minimal

i. Tes Palpasi

Hasil : spasme m.piriformis

j. Trendelenburg Test

Hasil : normal (SIPS dekstra dan sinistra simetris )


k. Squad

Hasil : Tidak dapat menahan posisi squat selama waktu yang telah

ditentukan

l. Plank

Hasil : Tidak dapat menahan posisi Plank selama waktu yang telah

ditentukan

m. Mc. Kenzie

Hasil : Tidak dapat menahan posisi Plank selama waktu yang telah ditentukan

9. Diagnosis

Gangguan Fungsi Gerak akibat spasme m.piriformis dan m.erector spine e.c

low bac pain sejak 3 tahun yang lalu


10. Prolem fisioterapi

 Primer : spasme pada m.piriformis dan m.erector spine

 Sekunder :

 Gangguan fleksibilitas pada m.quadratus

lumborum,m.multifidus, dan m.illiopsoas

 Gangguan postur

 Kompleks : Gangguan ADL duduk dalam waktu yang lama dan

mengangkat beban berat

11. Tujuan Fisioterapi

 Tujuan Jangka Pendek :

1. Mengurangi nyeri akibat spasme m.piriformis dan m.erector spine

2.Meningkatkan fleksibilitas pada m.quadratus

lumborum,m.multifidus, dan m.illiopsoas

 Tujuan Jangka Panjang :

1.Mengatasi gangguan postur lordosis

2.Mengatasi gangguan ADL berupa duduk dalam waktu yang lama dan

mengangkat beban berat


12. Intervensi

Problem Modalitas Terpilih Dosis


Pre eleminary IR F : 2x/ Minggu
I : 10-30 Cm
T : Lokal
T: 5 – 10 Menit
Nyeri Manual Therapy F : Setiap Kali Terapi
I : 3x Repetisi
T: Massage, (Skin
rolling, Friction, Vibrasi)
T ; 30 Detik
Spasme Exercise Therapy F : Setiap Kali Terapi
I : 3x Repetisi
T : Massage, Myofascial
Release dan Streching
T ; 30 Detik
Flexibility Exercise Therapy F : Setiap Kali Terapi
I : 3x Repetisi
T : Strathening (Squad,
Plank, Kneeniling
Superman, Bridging
T ; 30 Detik
13. EVALUASI

Intervensi
Problem Parameter Ket.
No.
Sebelum Sesudah

1. VAS Terjadi
Diam : 0 Diam :0
Nyeri Penurunan
Tekan :5,5 Tekan : 3
Nyeri
Gerak :4 Gerak : 2
2. Plank 25 detik 43 detik
Terjadi
Gangguan
peningkatan
Fleksibilitas Squat 10 detik 17 detik
fleksibilitas

14. Modifikasi

 Plank Exercise

 Kneeling Superman Exercise

 Motor Control Exercise

 Squat Exercise

15. Home Program

 mc.Kenzie

 Stretch otot

 Mengangkat beban yg baik

Anda mungkin juga menyukai