Anda di halaman 1dari 47

Rehabilitasi MeDIK PADA pasien

DENGAN
CERVICAL ROOT SYNDROME
Silvianti Budi Rahmawati
21504101065

Pembimbing :
dr. Ingrid Melia Kartika, Sp.KFR.
Anamnesa

IDENTITAS PENDERITA
Nama: Ny. NI
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karangrejo-Banyuwangi
Status : Menikah
Tanggal Periksa : 22 Februari 2017
No. RM : 07xxxx
Anamnesa

Nyeri leher yang Leher terasa kaku
menjalar ke Lengan kanan dan kiri
bahu kanan dan kesemutan dan tebal
kiri kepala pusing
nyeri pinggang
kaki kanan dan kiri
Keluhan terasa kebas dan
kesemutan serta kram
Utama
Keluhan
Tambahan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
10 bulan yll 1 bulan yll HPRS


Pasien merasakan nyeri Pasien merasakan nyeri pada
Pasien merasakan nyeri pada leher yang leher yang menjalar ke
pada leher yang menjalar ke bahu bahu kanan dan kiri.
menjalar ke bahu kanan dan kiri. Kaku Kaku (+), sulit
kanan dan kiri. (+), sulit tengadah. tengadah. lengan dan
lengan dan jari-jari jari-jari tangan kanan
Kaku (+), sulit
tangan kanan dan kiri dan kiri kesemutan dan
tengadah. lengan kesemutan dan tebal.
dan jari-jari tangan tebal. Pusing (+), nyeri
Pusing (+), nyeri
kanan dan kiri pinggang (+), kaki pinggang (+), kaki
kesemutan dan kanan dan kiri kebas kanan dan kiri kebas
tebal. dan kesemutan serta dan kesemutan serta
kram. kram. Trauma (-), BAB
Dokter Saraf: dan BAK tidak lancar
analgetik Dokter Sp KFR
keluhan Dokter Saraf
berkurang
sedikit
Dokter Sp KFR

MWD Cervicalis
dan
lumbosacralis
Traksi cervical
Proper Neck
Mechanism
Anamnesa

Riwayat Riwayat
Penyakit Penyakit
Dahulu Keluarga
Riwayat sakit sama : Riwayat sakit sama :
disangkal disangkal
Riwayat Jatuh : Riwayat Jatuh : disangkal
disangkal Riwayat Hipertensi :
Riwayat Hipertensi : disangkal
disangkal Riwayat DM : disangkal
Riwayat DM :
disangkal
Riwayat MRS :
disangkal
Anamnesa
Riwayat
Riwayat
Sosisal
Pengobatan
Ekonomi
Keluarga pasien dengan
sosial ekonomi
menengah. Pasien tinggal
sendiri karena suami
meninggal beberapa
Berobat ke dokter tahun yang lalu. Pasien
saraf obat tinggal dilingkungan yang
pereda nyeri padat penduduk, ventilasi
keluhan berkurang rumah cukup,
pencahayaan cukup,
sedikit rumah tidak terlalu
banyak tangga serta
barang-barang yang
diletakkan tidak terlalu
tinggi.
Anamnesa

Riwayat Pasien makan tiga
Kebiasa kali sehari, tidak ada
keluhan yang
an dan berhubungan
dengan sakit pasien.
Gizi
Riwayat Olahraga:
Riwayat tidak rutin
Kebiasa Merokok: disangkal
Minum alkohol:
an disangkal
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum Tensi: 140/80

Tanda Vital
Generalis
Status
baik, Compos mmHg
Mentis E4V5M6, gizi Nadi : 84 x/menit
kesan cukup, gait
Respirasi: 19
(N)
x/menit
Suhu : tidak
diperiksa
TB : 157 cm
BB : 65 kg
BMI : 26,4
(overweight)
Pemeriksaan Fisik

Review of System
Kulit : Warna sawo matang, pucat (-),
ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider
naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-),
hipopigmentasi (-).
Kepala : Bentuk mesocephal, kedudukan
kepala simetris, luka (-), rambut hitam, tidak
mudah rontok, tidak mudah dicabut.
Pemeriksaan Fisik

Mata : Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
refleks cahaya langsung dan tak langsung (+/+), pupil
isokor (3 mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung : Nafas cuping hidung (-), deformitas (-),
darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga : Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor
(-),lidah simetris, stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi
berdarah (-), papil lidah atrofi (-).
Leher : Simetris, trakea di tengah, ,limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-), kaku kuduk (-).
Pemeriksaan Fisik

Thorax : Simetris, retraksi (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak
melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas
normal, reguler, bising (-).
Pemeriksaan Fisik

Paru
Inspeksi : Pengembangan dada kanan =
kiri, gerakan paradoksal (-)
Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar (vesikuler /
vesikuler), suara tambahan (-/-).
Pemeriksaan Fisik

Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding
dada
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Tympani
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+)
epigastrium, hepar tidak teraba dan lien tidak
teraba.
Pemeriksaan Fisik

Ekstremitas Status ambulansi :
mobilisasi independent,
Oedem
gait (N)

- -
Status lokalis:
- - Inspeksi : edema (-),
atrofi (-) deformitas (-)
Akral dingin
Palpasi : kalor (-), krepitasi
(-), nyeri tekan (+), spasme
- - otot paracervical (+/+)
- -
Pemeriksaan Fisik

ROM Cervical : ROM solder :
Gerakan ROM Gerakan ROM
Normal Pasie Dekstra Sinistra
n Fleksi 90-180 90-180
Fleksi 50 40 Ekstensi 50 50
Ekstensi 60 60
Abduksi 180 180
Left 45 45
Right 45 40 Adduksi 130 130
Left 80 80 Internal 90 90
rotation rotasi
Right 80 60 Eksternal 90 90
rotation Rotasi
Pemeriksaan Fisik

ROM elbow : ROM wrist :
Geraka ROM Gerakan ROM
n Dekstr Sinistr Dekstra Sinistra
a a Fleksi 60 60
Fleksi 150 150 Ekstensi 60 60
Eksten 180 180 Radial 30 30
si defiasi
Pronasi 90 90 Ulnar 30 30
Supina 90 90
defiasi
si
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Khusus
Tes Spurling : +/
+
Distraction test : +/
+
Valsava test : +/
+
Nafziger test :-
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan neurologis

VAS skala: 8 Reflek Fisiologis


Spasme otot Bisep : 2+/2+
Ekstremitas atas (-/-) Triseps : 2+/2+
Ekstremitas bawah Patella : 2+/2+
(-/-) Achilles : 2+/2+

Nervus kranialis: Reflek patologis:


dalam batas normal Babinski -/-
Pemeriksaan Fisik

Kekuatan Otot Sensorik
Dermat Dextr Sinistr Dermato Dextr
om a a Sinistra
m a
C5 4 4 C5 1 1
C6 4 4 C6 1 1
C7 5 5 C7 2 2
C8 5 5 C8 2 2
T1 5 5 T1 2 2
Pemeriksaan
Penunjang

Foto rontgen cervical AP-LAT

Kesan:
Spondylosis cervicalis dengan paracervical
muscle spasme
Spondylouncocervicalis VC 6, 7 kanan yang
menyebabkan penyempitan foramen
intravertebralis VC 5-6 dan VC 6-7 kanan
Spondylouncocervicalis VC 5, 6, 7 kiri yang
menyebabkan penyempitan foramen
intravertebralis VC 5-6 dan VC 6-7 kiri
Resume
Anamnesa Pemeriksaan
Fisik
Pasien merasakan nyeri pada Tes Spurling : +/+
leher yang menjalar ke
bahu kanan dan kiri. Kaku
(+), sulit tengadah. lengan Distraction test : +/
dan jari-jari tangan kanan +
dan kiri kesemutan dan
tebal. Pusing (+), nyeri Valsava test : +/+
pinggang (+), kaki kanan
dan kiri kebas dan
kesemutan serta kram. Nafziger test : -
Trauma (-)
Diagnosa

Diagnosa Klinis: radikulopati servikalis

Diagnosa topis: vertebrae cervikalis


C5-C6

Diagnosa Etiologis: cervical root


syndrome

Diagnosa Fungsional: disabilitas ringan


Daftar Masalah

Problem Problem Rehabilitasi Medik
Medis
Mobilisasi: -
Activity Daily Living (ADL) : gangguan dalam
Nyeri dan melakukan aktivitas fisik sehari-hari yang
keterbatasan melibatkan leher dan tangan kanan dan kiri
Komunikasi : -
gerak leher Psikologi : beban pikiran pasien karena
keterbatasannya melakukan tugas dan aktivitas
sehari-hari
Sosial ekonomi : hilangnya waktu untuk bekerja
jika nyeri kambuh, meningkatnya pengeluaran
untuk biaya pengobatan dan terapi
Vokasional : gangguan dalam melakukan pekerjaan
saat nyeri kambuh, pendapatan berkurang
Lain-lain : nyeri dan keterbatasan gerak leher
Penatalaksanaan

Medikamentosa
Meloxicam 15 mg 2x1
tab
Neurosanbe 1x1 tab
Fisioterapi
Evaluasi

Nyeri leher menjalar ke bahu Program
kanan dan kiri dengan sklaa
VAS 8 MWD regio cervicalis dan
Nyeri pergerakan sendi leher
lumbosacral
saat flexi skala Vas 7 TENS pada titik nyeri region
Kesemutan pada lengan kakan paracervical dextra sinistra
dan kiri menjalar ke jari-jari Traksi cervical
Kekuatan otot menurun pada Proper neck position
dermatom C5-C6
Sensibilitas kulit menurun pada
Neck stabilizing exercise
dermatom C5-C6
Okupasi Terapi

Evaluasi Program :
Keterbatasn dalam Propper neck
melakukan aktivitas mechanism
sehari-hari, seperti Mengurangi aktivitas
menyapu, masak, yang ditekankan pada
berkendara alat gerak atas
Ortosis Protesis
Evaluasi

Nyeri leher yng menjalar ke bahu kana dan
kiri dengan skala VAS 8
Nyeri pergerakan sendi leher saat flexi
dengan skala VAS 7
Kesemutan pada lengan kanan dan kiri Program :
menjalar ke jari-jari
Kekuatan otot menurun pada dermatom cervical collar
C5-C6
Sensibilitas kulit menurun pada dermatom C5-
C6
Perbaikan temuan klinis
Keterbatasan dalam pergerakan sehari-hari
Psikologi

Evaluasi Program :
Memberikan pengertian
Penderita merasa kepada pasien dan keluarga
cemas dengan sakit bahwa proses rehabilitasi
memerlukan waktu.
yang dideritanya
Memberikan motivasi agar
Keinginan untuk penderita rajin melakukan
sembuh agar dapat latihan dirumah seperti yang
telah di ajarkan dan
beraktivitas normal dianjurkan untuk control
kembali secara teratur dalam
melakukan terapi
Medik
Sosial
Evaluasi Program :
Memberikan motivasi,
Kontak, komunikasi edukasi, bimbingan kepada
dan kemauan untuk penderita untuk tetap
berobat dan latihan. semangat dalam berobat
dan berlatih secara teratur.
KIE

Menjelaskan tentang penyakit yang diderita oleh pasien
Mengurangi aktifitas/gerakan-gerakan yang dapat
memperberat nyeri pada leher, misalnya berusaha untuk
menengadah walaupun sakit.
Minum obat sesuai anjuran dan melakukan terapi dengan
rutin.
Jika leher masih terasa nyeri dianjurkan untuk
menggunakan cervical collar untuk membatasi gerakan
leher agar nyeri tidak bertambah berat.
Mengajarkan latihan leher untuk mengurangi gejala yang
timbul
Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
Follow Up

Pembahasan

Nyeri cervical merupakan salah satu keluhan
yang sering menyebabkan seseorang datang
berobat ke fasilitas kesehatan. Di populasi
didapatkan sekitar 34% pernah mengalami
nyeri cervical dan hampir 14% mengalami
nyeri tersebut lebih dari 6 bulan. Pada
populasi diatas 50 tahun, sekitar 10%
mengalami nyeri cervical.
Definisi

Cervical root syndrome adalah kumpulan
gejala yang disebabkan oleh iritasi atau
kompresi dari akar saraf cervikal yang akan
menimbulkan nyeri, ngilu, kesemutan, kram-
kram serta rasa tidak enak pada leher bagian
belakang dan bisa menjalar ke bahu, lengan
atas dan lengan bawah tergantung dari akar
mana yang terkena.
Manifestasi Klinis

Nyeri leher yang menyebar ke bahu, lengan
atas atau lengan bawah.
Kaku leher (stiffness)
Paresthesia
Kelemahan atau spasme otot
Nyeri kepala, vertigo dan tinnitus.
Faktor Predisposisi

Umur
Trauma
Pekerjaan (postur tubuh)
Pemeriksaan khusus

Test Distraksi Valsafah Test

Test Naffsiger
Penatalaksanaan

Medikamentosa Non-
Medikamentosa
NSAID sebagai
analgetik adalah
blokade sintesa
prostaglandin melalui Operatif
hambatan Rehabilitatif
cyclooxcigenase (Enzim
COX-1 dan COX-2),
dengan mengganggu
lingkaran
Fisioterapi
MWD

Gelombang MWD dapat menembus
jaringan hingga 3 cm atau sebatas
jaringan kulit dan otot. Pemberian
MWD dapat merangsang serabut
saraf tipe II dan tipe III, sehingga
akan menghalangi masuknya impuls
nosisptif di tingkat medulla spinalis
sehingga nyeri akan berkurang dan
selanjutnya akan memutus siklus
nyeri, kemudian memberikan efek
relaksasi otot-otot yang lain yaitu
mempengaruhi aliran darah lokal
yang membuat spasme otot
berkurang sehingga relaksasi dan
nyeri dapat terhambat
Fisioterapi

TENS

pengaturan
neuromodulasi seperti
penghambatan pre sinaps
pada medulla spinalis,
pelepasan endorfin yang
merupakan analgesia
alami dalam tubuh dan
penghambatan langsung
pada saraf yang
terangsang secara
abnormal.
Fisioterapi

Traksi

Traksi dapat dilakukan


secara terus-menerus
atau intermitan. Traksi
cervikal diharapkan
terjadi penambahan
ruangan pada
intervertebralis maka
penyempitan yang dapat
menekan akar saraf dapat
berkurang, serta diperoleh
relaksasi otot-otot leher.

Metod
e
Latiha
n
Ortosis Terapi

Cervical Collar

Pemakaian cervical collar


lebih ditujukan untuk
proses imobilisasi serta
mengurangi kompresi pada
radiks saraf, walaupun
belum terdapat satu jenis
collar yang benar-benar
mencegah mobilisasi leher.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai