1. Materi Penulisan ROM dengan Teknik ISOM (International Standar Orthopaedic
Measurement)
ROM adalah sudut yang terjadi saat bergerak yang terjadi dalam sendi.
Cara penulisan ROM dengan teknik ISOM:
1. Semua gerakan ditulis dalam 3 kelompok angka
2. Ekstensi dan semua gerakan yang menjauhi tubuh ditulis pertama 3. Fleksi dan semua gerakan yang mendekati tubuh ditulis terakhir 4. Posisi awal dituliskan ditengah 5. Lateral fleksi/rotasi spine ke kiri ditulis terakhir 6. Posisi awal dituliskan ditengah 7. Lateral fleksi/rotasi spine ke kiri ditulis pertama, ke kanan ditulis terakhir 8. Semua gerakan diukur dan posisi awal netral atau posisi anatomis 9. Posisi awal normal ditulis dengan 0°, tetapi dalam keadaan patologis berubah 10. Semua posisi yang mengunci atau tidak ada gerakan sama sekali (ankylosis) hanya ditulis dengan 2 kelompok angka.
Dikenal S-F-T-R (Sagital – Frontal – Transversal – Rotation )
2. Contoh Penulisan
a. Shoulder (S) 45° - 0° - 180°
Interpretasi : pada shoulder bidang gerak sagital terjadi gerakan ekstensi dengan ROM 45° dan bisa kembali ke zero posisi ( 0° ) dan juga terjadi gerak fleksi 180°. Pada gerak ekstensi terjadi keterbatasan ROM 15° karena normalnya 60° dan tidak ada keterbatasan gerak fleksi karena normal ROMnya 180°. b. Shoulder (F) 180° - 0° - 45° Interpretasi ; pada shoulder bidang gerak sagittal terjadi gerak abduksi dengan ROM 180° dan bisa kembali ke zero posisi ( 0° ) dan juga terjadi gerak adduksi 45°. Terjadi gerakan hiperabduksi 10° karena ROM normalnya 170° dan terjadi keterbatasan ROM 30° pada gerak adduksi karena ROM normalnya 75° c. Shoulder (T) 45° - 0° - 135° Interpretasi : pada shoulder bidang gerak transversal terjadi gerak abduksi horizontal 45° dan bisa kembali ke zero posisi ( 0° ) dan juga terjadi gerak adduksi horizontal 135°. Terjadi keterbatasan ROM 85° pada gerak abduksi horizontal karena normalnya 130° dan terjadi gerakan hiperadduksi horizontal 5° karena ROM normalnya 130°. d. Shoulder (R) (F90°) : 90° - 0° - 90° Interpretasi : pada shoulder gerakan rotasi dimana bidang gerak frontal 90° , dengan gerakan rotasi sinistra/ eksternal rotasi dengan ROM 90° dan bisa kembali ke posisi zero ( 0° ) dan juga terjadi gerakan rotasi dextra/internal rotasi dengan ROM 90°. Pada gerak eksternal rotasi tidak terjadi keterbatasan ROM karena nilai normalnya 90° sedangkan pada gerak internal rotasi terjadi keterbatasan ROM 10° karena nilai normalnya 100°. e. Shoulder R (F90°) : 0° - 0° - 90° Interpretasi : pada shoulder gerakan rotasi dimana bidang gerak frontal 90°, gerakan rotasi sinistra/eksternal rotasi dengan ROM 0° dan bisa kembali ke zero posisi ( 0° ) dan juga gerakan rotasi dextra/internal rotasi dengan ROM 90° . Pada gerak eks.rotasi terjadi keterbatasan gerak 90° karena ROM normalnya 90° juga pada gerak int.rotasi mengalami keterbatasan ROM 10° karena nilai normalnya 100°. f. Shoulder R (F90°) : 0° - 45° - 90° Interpretasi : pada shoulder gerakan rotasi dimana bidang gerak frontal 90° , pada gerak ini dilihat angka ditengah bukan 0° berarti ada kekakuan sendi diawal gerakan. Artinya sendi kaku pada posisi 45° kearah internal rotasi 90°. g. Shoulder R (F90°) : 0° - 45° Interpretasi : pada shoulder gerakan rotasi dimana bidang gerak 90°, dilihat hanya ditulis dengan 2 kelompok angka yang artinya semua posisi terkunci atau tidak ada gerakan sama sekali (ankylosis). Artinya sendi shoulder kaku/terkunci pada 45° internal rotasi h. Shoulder S : 0° - 45° Interpretasi : pada shoulder bidang gerak sagittal terjadi kekakuan sendi 45° fleksi. i. Elbow F : 0° - 20° cubital varus Interpretasi : pada elbow bidang gerak frontal, sendi elbow terkunci/kaku pada 20° varus/medial j. Elbow F : 20° - 0° Interpretasi : pada elbow bidang gerak frontal, sendi elbow terkunci/kaku pada 20° valgus/lateral