Natal : lahir CS 8 bulan (kurang daari HPL), berat badan 2.3 kg. Tidak
ikterus, ketika lahir menggunakan sonde dan menangis cuman sedikit.
Tidak dapat mengisap ketika lahir menggunakan sonde
Post Natal : Langsung didiagnosa DS pada Agustus 2016. Tidak ada riwayat demam
tinggi yang disertai kejang. Mampu tengkurap secara mandiri pada usia
6 bulan.
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Vital Sign :
31
HR : 100x/Sec BB : 7 Kg
RR : 30x/Sec SH : 36,6 Celcius TB : 80 cm
2. Inspeksi :
Inspeksi Statis :
lidah menjulur kedepan
bentuk wajah yang seperti wajah mongoloid,
allignment kepala cndrung kekiri, posisi tubuh terkesan tampak jatuh
kedepan
rambut pendek dan halus
mulut sering mencucu pertanda akan menangis
Inspeksi Dinamis :
emosi tidak stabil
keteika bergerak kepala cendrung kebelakang tangan dan kaki mendorong
ke depan
Saat di dudukan tanpa sandaran, pasien sering terjatuh kebelakang
3. Palpasi
Hipotonus AGA dan AGB
Suhu badan normal
4. Auskultasi
Tidak dilakukan
5. Perkusi
Bisep D/S : 1+/2+
Trisep D/S : 0 (tidak dapat diperiksa)
Patela D/S : +1/+2
Achilles D/S: +2/+2
0 : Negative
+1 : Lemah
+2 : Normal
+3 : Tinggi (belum patologi)
32
b. Gerak Pasif
Semua gerakkan pada anggota gerak bawah dan anggota gerak atas dapat digerakkan
dan full ROM. Terdapat hipermobile pada ankle utamanya pada gerakkan dorso-
plantar fleksi ankle
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. MMT
REGION DEXTRA SINISTRA
Neck X X
Trunk X X
Shoulder X X
Elbow X X
Wrist X X
Hip X X
Knee X X
Ankle X X
2. Test Sensoris
Item Nilai
Visual 2
Auditory 2
Smell 1
Taste 2
Touch 2
Taktil 2
Vestibular 1
Propioseptiv 1
3. PEMERIKSAAN REFLEK
1) Neonatal Spinal
a) Moro Reflek : (+)
b) Grasp Reflek : (-)
c) Babinsky Reflek : (+)
d) Fleksor withdrawl : (-)
e) Ekstensor Trust : (-)
34
Interpretasi : level reflek pada pasien sudah berada pada level mid brain mendekati
kortikal. Dengan beberapa reflek level spinal dan brainstem yang
masih tersisa
D. PEMERIKSAAN KHUSUS
DDST
E. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
a. Impairment
Hipotonus tonus postural
Hipotonus AGA dan AGB
Emosi belum stabil
Hipermobil ankle saat dorsi fleksi dan plantar fleksi
Gangguan sensoris pada vestibular, proprioseptive dan smell
Pola gerakan cenderung kearah ekstensi
Head of control belum bagus
35
b. Functional Limitation
Belum mampu duduk sendiri
Belum mampu merangkak
Belum mampu berdiri
Belum mampu berjalan
c. Participation Restriction
Pasien belum mampu bermain dengan teman sebayanya
F. PROGRAM FISIOTERAPI
Jangka Pendek :
Meningkatkan tonus postutal
Meningkatkan tonus AGA dan AGB
Meningkatkan rileksasi pasien
Meningkatakan sensoris vestibular dan proprioseptive
Meningkatkan stabilisasi ankle joint
Memperbaiki head of control
Memperbaiki pola gerak dan koordinasi gerakan
Menstimulasi mnculnya reflek cortical
Latihan duduk dan keseimbangan duduk
Latihan merangkak
Menstimulasi reflek kortikal
Jangka Panjang:
1. Meningkatkan kemampuan fungsional motorik kasar seperti berdiri, berjalan
dan berlari
G. INTERVENSI FISIOTERAPI
1. Neuro Senso Motor Reflex Development:
Usapan keseluruh tubuh
36
Frekuensi : 2 kali/minggu
Intensitas : 3 kali usapan
Time : 10 menit
H. RENCANA EVALUASI
1. Kekuatan otot dengan XOTR
2. Sensoris dengan test sensoris
3. Reflek dengan test level reflek primitif
37
I. UNDERLYING PROCESS
MEIOSIS MITOSIS
BRAIN
Pd saat pmbntk Awal perkembangan
gamet zigot
DOWN SYNDROME
MUSKULOSKELETAL
SENSORIS
Hipotonus general
Hipermobile ankle Gangguan sensoris:
Head of control blm bagus Smell, prorioseptve
Pola gerakan cendrung ke dan vestibular
ekstensi Emosi yg tdk stabil
NEURO DEVELOPMENT
NEURO SENSO MOTOR
TREATMENT
REFLEK DEVELOPMENT
Goals
Meningkatkan aktivitas
fungsioanal secara mandiri
39
J. PROGNOSIS
Qua at Vitam : ad bonam
Qua at Sanam : dubia ad bonam
Qua at Cosmeticam : dubia ad bonam
Fleksor Withdrawl - -
Ekstensor Trust - -
Crossed Ekstensor - -
+ +
Walking Reflek
Level Brain Stean
ATNR - -
STNR - -
Supporting - -
Reaction
Level Mid Brain
Neck Labyrithine + +
BodyRighting + +
Optical Righting - -
Level Cortical
Parasut Reflek +/- +
Equilibrium Prone + +
Supine dan Sitting + +
All – Fours _ _
Standing _ _
40
3. Test Sensoris
Item Nilai T Awal Nilai T Akhir
Visual 2 2
Auditory 2 2
Smell 1 1
Taste 2 2
Touch 2 2
Taktil 2 2
Vestibular 1 1
Propioseptiv 1 1
Posisi Duduk T1 T2 T3 T4 T5
Duduk bersila dengan 50 detik x 3 50 detik x 3 50 detik x 3 50 detik x 5 60 detik x 3
posisi kedua tangan di
depan menyetuh matras
Duduk di atas guling Belum 50 detik x 5 50 detik x5 50 detik x 5 Tidak
dengan tambahan beban dilakukan dilakukan
pada tungkasi
41
Duduk dengan posisi 7 dtk 8 kali 7 dtk 8 kali Tidak Tidak 7 dtk 5 kali
sit-up dilakukan dilakukan
Kesimpulan : Setelah dilakukan 5 kali terapi, didapatkan hasil akhir, yaitu ada perubahan
pada reflek parasut yang mulai muncul pada terapi t3 dan t4. Juga respon pada pemberian
stimulasi ada peningkatan; kecendrungan peningkatan kemampuan duduk mandiri dari
awal sesi terapi sampai t4 dengan bantuan tumpuan tangan pasien, namun ada penurunan
kembali d t5 dikarenakan demam. Emosi yang cendrung tidak stabil dari t1 – t5. Namun,
ada peningkatan terhadap respon stimulasi yang diberikan. Proprioseptif jari tangan dan
kaki mulai ada respon untuk membuka dan menutup. Ketika diberikan beban kaki jarang
diangkat keatas. Namun belum ditemukan adanya perubahan pada sensoris selama 5 kali
terapi.