Anda di halaman 1dari 37

PENATALAKSAAN FISIOTERAPI

PADA KONDISI AUTIS DENGAN


MODALITAS NEUROSTRUCTURE
DAN HIDROTERAPI
LATAR BELAKANG

ANAK MERUPAKAN SEBUAH KARUNIA YANG BESAR BAGI ORANG

TUANYA. KEBERADAANNYA DIHARAPKAN DAN DITUNGGU-TUNGGU

SERTA DISAMBUT DENGAN PENUH BAHAGIA. SEMUA ORANG TUA

MENGHARAPKAN MEMILIKI ANAK YANG SEHAT, MEMBANGGAKAN, DAN

SEMPURNA, AKAN TETAPI, TERKADANG KENYATAAN YANG TERJADI

TIDAK SESUAI DENGAN KEINGINAN. SEBAGIAN ORANG TUA

MENDAPATKAN ANAK YANG DIINGINKANNYA DAN SEBAGIAN LAGI

TIDAK. BEBERAPA DIANTARANYA MEMILIKI ANAK DENGAN

KEBUTUHAN-KEBUTUHAN KHUSUS, SEPERTI MENGALAMI AUTISME.


ANGKA KEJADIAN

 AMERIKA SERIKAT (2000) ANGKA INI MENINGKAT MENJADI 1 DARI


150 ANAK (SUTISM RESEARCH INSTITUTE)
- AMERIKA SERIKAT (2002) JUGA MENUNJUKKAN PREVALENSI
AUTISME YANG SEMAKIN MEMBESAR, SEDIKITNYA 60 PENDERITA
DALAM 10.000 KELAHIRAN
- DATA INTERNATIONAL CONGRESS ON AUTISMEM (2006) TERCATAT
1 DARI 150 ANAK PUNYA KECENDERUNGAN AUTISME
- KOREA SELATAN TAHUN 2005-2009 MENEMUKAN, AUTISME PADA
26,4 DARI 1.000 ANAK USIA 7-12 TAHUN.
- SUTADI (2002), SEBELUM TAHUN 1990-AN PREVALENSI AUTISM
SPECTRUM DISORDER (ASD) DI INDONESIA PADA ANAK BERKISAR 2-5
PENDERITA DARI 10.000 ANAK, ANAK USIA DIBAWAH 12 TAHUN, DAN
SETELAH ITU JUMLAHNYA MENINGKAT MENJADI 4 X LIPAT
RUMUSAN MASALAH
1. APAKAH PEMBERIAN NEUROSTRUCTURE DAPAT
BERPENGARUH POSITIF TERHADAP GANGGUAN PERILAKU
INTERAKSI SOSIAL PADA KONDISI SUSPECT AUTIS?

2. APAKAH PEMBERIAN HIDROTERAPI DAPAT MENINGKATKAN


TUMBUH KEMBANG ASPEK BERDIRI DAN BERJALAN PADA
KONDISI SUSPECT AUTIS?

3. APAKAH PEMBERIAN NEUROSTRUCTURE DAPAT


BERPENGARUH POSITIF TERHADAP SENSORIS PADA KONDISI
SUSPECT AUTIS?

4. APAKAH PEMBERIAN HIDROTERAPI DAPAT MENGINHIBISI


REFLEK EQUILIBRIUM STANDING KONDISI SUSPECT AUTIS?

5. APAKAH HIDROTERAPI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN


AKTIVITAS FUNGSIONAL SEPERTI HEAD KONTROL,
MERANGKAK DAN BERDIRI PADA KONDISI SUSPECT AUTIS?
TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI Otak besar


Korteks otak besar
Anatomi Otak Ganglia dasar
a. Bagian Otak Manusia
Diensefalon tektum
Otak tengah Cerebral
peduncle
Otak belakang
Otak Kecil
Batang Otak
Serebelum atau otak kecil atau otak belakang
Ganglia dasar
Diensefalon
b. Fungsi Bagian Otak Halamus
Hipotalamus
Serebum atau korteks serebral
Formatio Hippocampi
Sistem limbik Nucleus Amygdala
Jaras-Jaras Penghubung Sistem Limbik
Fungsi Sistem Limbik
Peran Sistim Limbik
Struktur yang membentuk sistem limbik
Deskripsi Kasus
Tanda dan Klasifikasi
Autis
Gejala Jenis Komplikasi
Ganggu Autis
Berdasarkan: Karakte
1. Selektif an Autis Gangguan
1. munculn
berlebi ya
ristik infeksi yang
Etiologi berulang,
h kelainan 1. Gan Anak
ggua Autis batuk, flu, serta
Definisi Patofisiolog terhad ; autis
1. Teori n demam
infantil,
Autis biologi i ap autis berkepanjangan
autis 1. dal
s: rangsa fiksasi tik
Adalah faktor ng 2. Sind am Prognosis
Pembesaran 2. Intelektu
gangguan genetik, 2. Kurang rom int Progonosis
otak ab al;
yang lebih baik
pada anak prenatal dan motiva a. iQ e era
normal aspe yaitu
yang muncul postnatal, si dibawah ksi
terjadi pada rger keterkaitan dg
sebelum neuro
untuk
50 autis sos
otak besar. sedang 3. Gan intelegensi yg
anatomi, ial
usia 3 tahun Kerusakan menjel dan ggua lebih tinggi,
struktur 2. Dal kemampuan
dengan tipe biokimiawi pada ajahi berat n
karakteriksti dunia perk am fungsional
otak dalam amygdala b. iQ 50-70
bicara dan
k tidak baru autis emb ko
darah dan anga kurangnya
normal pada 3. Respon ringan mu
2. Teori hipokampus n gejala dan
3 bidang: stimula
c. Intelege nik
spikososiall dapat nsi men perilaku yg
interaksi si diri asi aneh
3. mengakibat diatas urun
sosial, Keracunan sehing /PD 3. Dal
kan 70
komunikasi logam berat ga D am Diagnosis
perikalaku mengala
Banding
dan perilaku 4. Gangguan mengg mi NOS per
menjadi 4. Synd CARS, CHAT,
yang pencernaan, anggu keterbel ilak
pasif atau rom autis screning
berulang pendengara interasi
akangan u
agresif d. Interaksi e ret questionnaire
n
sosial sosial; 5. Gan
5 auto imun ggua
4. Respon menyen
unik diri, n
Diagnosa fisioterapi

Participant Fungsional
Impairment
Restriction Limitation

Teknologi
Intervensi
Fisioterapi

Neurostructure

Hidroterapi (hydrotherapy)
DIAGNOSA FISIOTERAPI

1. Impairment
 Kondisi umum : kepala pasien sering hangat,
ekspresi tidak ceria
 Adanya gangguan sensoris seperti visual,
auditory, touch, propioseptive, vestibular, taktil.
 Adanya gangguan reflek setara level mid brain.

 Adanya spasme otot trapezius,erector spine,


gostrocnemius
 Adanya hipotonus postural

 Kepala cenderung ekstensi

 Trunk lordosis
PARTICIPANT RESTRIKTION
 Adanya gangguan kognitif
 Adanya gangguan atensi

 Adanya gangguan emosi

 Gangguan perilaku (pasien tidak bisa


bersosialisasi dengan orang yang baru dikenal,
pasien sering memukul kepala sendiri dan
menggoyang – goyangkan tangannya)
FUNGSIONAL LIMITATION
 Pasien sudah mampu miring kanan dan kiri
 Pasien sudah mampu rolling

 Pasien sudah mampu dusuk sendiri

 Pasien sudah mampu merangkak tetapi belum


sempurna (tangan pasien menggenggam saat
merangkak)
 Pasien belum bisa berdiri dan berjalan secara
mandiri
INTERVENSI FISIOTERAPI

Konsep neurostructure
1. Prosedur assesment.
2. Activeting and re-patterning exercise..
3. Exercise yang menguatkan alamiah diantara pola-pola
lifelong refleks.
4. Teknik dan gerakan yang terpadu untuk mengaktifkan
pola refleks yang akan mendukung penggunaan pola
tersebut secara memadai untuk koordinasi motorik dan
pembentukan ketrampilan motorik
KONSEP HIDROTERAPI

1. Hidroterapi adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan


menggunakan zat cair sebagai sarana pengobatan
2. Dasar fisiologis terapi air adalah bahwa air dingin
merangsang pembuluh darah untuk mengirim darah ke
organ internal sedangkan air panas menyebabkan
pembuluh darah melebar dan menghilangkan toksin dari
jaringan tubuh. Uap air panas dan dingin dikenal untuk
menurunkan peradangan dan menstimulasi sirkulasi
darah
Manfaat hidroterapi:
1. Sirkulasi darah diperbaiki
2. Bertambahnya pengoksidasian darah yang menolong PH
darah itu seimbang sehingga dapat membakar sisa-sisa
makanan dengan baik
3. Memulihkan kelelahan otot
4. Alat stimulasi dan penenang
Metode hidroterapi yang digunakan
Metode Halliwick
Filosofi dari metode Halliwick adalah :
1. Ditekan pada kemampuan bukan pada ketidak mampuan
2. Dilakukan adaptasi dengan air
3. Mengembangkan pengertian indivisualnya pada saat di dalam air
4. Mengajarkan gerakan di dalam air dengan dasar satu pasien satu terapis
5. Menekankan sangat pentingnya untuk mengontrol pernafasan dalam air
6. Menggunakan keseimbangan dan posisi yang aman dari pada peralatan untuk meluncur/beranang
7. Mengembangkan relaksasi dan menikmati aktivitas saat di dalam air
8. Meningkatkan kepercayaan diri di dalam air
9. Menggunakan dinamik group dan permainan untuk motivasi
Ada 4 fase
Fase 1, yaitu : adjustment to the water
Fase 2, yaitu : rotasi
Fase 3, yaitu : kontrol gerakan dalam air
Fase 4, yaitu : bergerak dalam air

Metode Bad Ragaz


kontrol dan peletakan tangan dari terapis yang lebih baik. Pola-pola utama dalam metode Bad Ragaz terkelompok dalam
tiga katagori: Extermitas atas, Extermitas bawah, dan batang tubuh.
1. Pre elemenary (pemanasan)
2. Symetrikal ada 2
a. Reciprocal symetrical
b. Bilateral symetrikal
Kerangka Berfikir
Nama
Umur
Keterangan umum penderita :
: An. K
: 2 tahun 7 bulan 16 hari ( 17 Juli 2012 )
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Banaran Baru Rt 06/05 Sukoharjo
No RM : 8811
No Hp : 0856 4731 9393

1. Diagnosis medis
Suspect autis
Data-data 2. Catatan klinis
medis rumah Riwayat tindakan medis
sakit Saat pasien berusia 10 bulan pasien pernah di
rawat di rumah sakit kasih ibu selama 18 hari.
Lanjutan
Data-data medis
rumah sakit

3. Medikamentosa
• Pasien melakukan diet dengan cara mengganti
susu yang di konsumsi daari susu formula
menjadi susu kedelai.Obat yang pernah di
minum pasien antara lain : isoprinosin,
enysyn nystatatin, neurotam piracetam,
liprolac, dialac.
Terapi umum

Fisioterapi YPAC ( 2 kali dalam satu minggu hari selasa


dan jumat )
Hidroterapi YPAC ( 2 kali dalam satu minggu hari rabu dan
sabtu )
Terapi wicara ( satu minggu sekali tetapi tidak rutin )

Rujukan fsioterapi dari dokter

Di mohon untuk dilakukan tindakan fisioterapi pada


pasien An. K dengan diagnosa suspect autis.
Segi fisioterapi
Tanggal : 3 Februari 2015

Anamnesis
( hetero ) Pre natal : Pada saat masa
kehamilan ibu pasien tidak
mengalami masalah yang
berarti.

Natal : pasien lahir saat usia


kandungan 9 bulan lebih 2
minggu dengan sectio caesar.
Keluhan utama
Pasien usia 2 tahun 7
bulan 16 hari belum Post natal : Pada saat pasien
mampu berdiri dan berusia 10 bulan pasien
berjalan secara mandiri, pernah sakit dan di rawat di
belum bisa berbicara rumah sakit kasih ibu selama
dengan jelas, anak tidak 18 hari
bisa diam, rewel, jarang
kontak mata, dan sering
memukul kepala sendiri. Perkembangan: Pada waktu pasien berusia 0 – 5 bulan
pasien sudah bisa mengangkat kepala, miring kanan
dan miring kiri. Saat ini pasien sudah bisa mirig kanan
dan miring kiri, rolling, duduk secara mandiri,
merangkak tetapi belum sempurna, pasien belum bisa
berdiri dan berjalan secara mandiri.
Lanjutan Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit dahulu


Saat pasien berusia 10 bulan pasien Riwayat penyakit penyerta
pernah kejang. Jantung (-) Riwayat pribadi dan status sosial
Paru-paru (-) Pasien merupakan anak pertama
dari orang tuanya. Pasien tinggal
bersama kedua orang tuanya.
Tempat tinggal pasien berada dekat
Riwayat keluarga dengan pabrik tekstil. Saat di lakukan
Tidak terdapat keluarga yang terapi ibu pasien cukup kooperatif
memiliki kondisi yang serupa. sehingga dapat memperlancar
Kebiasaa pola menonton televisi proses terapi. Motivasi pasien
pasien cepat merasa bosan, sedang, karena saat di lakukan terapi
kebiasaan makan pasien suka makan psien nangis, tidak bisa diam, dan
dan minum yang manis – manis sering memukul kepala sendiri.

Anamnesis sistem

1.Kepala dan leher


Kepala cenderung ke arah ekstensi, kepala sering 5.Muskuloskeletal
hangat. Adanya kekakuan pada otot leher, bahu, punggung dan tungkai
2.Kardiovaskuler bawah kaki kanan.
6.Nervorum
Tidak ada gangguan a.Adanya gangguan keseimbangan dari jongkok ke berdiri
3.Respirasi b.Adanya gangguan atensi
Tidak ada gangguan c.Adanya gangguan kognitif
4.Gastrointestinalis d.Adanya gangguan emosi
Tidak ada gangguan
Pemeriksaan obyektive

Pemeriksaan fisik Inspeksi Dinamis


Tanda-tanda vital Statis Pasien sudah mampu
Tekanan darah 1.Pasien sering memukul kepala
: -
sendiri
miring kanan dan kiri
Denyut nadi
2.Ekspresi wajah pasien tidak Pasien sudah mampu
:100 kali/menit
Pernapasan : 22 ceria rolling
kali/menit 3.Kepala cenderung ekstensi 2.Pasien sudah mampu
Temperatur : 4.Bahu pasien cenderung elevasi merangkak tetapi saat
36,5°C dan retraksi
Tinggi badan
merangkak tangan masih
5.Tangan sering menggenggam menggenggam
: 70 cm
6.Pelvic cendarung anterior
Berat Badan : 10,8
tilting
3.Pasien belum mampu
kg
Lingkar kepala 7.Knee pasien tampak normal berdiri dan berjalan
: 45 cm 8.Ankle pasien tampak eversi secara mandiri.

Palpasi Perkusi
Auskultasi
Hipotonus potural - tendon biceps : +
Spasme otot trapezius, Tidak di lakukan karena
- tendon triceps : +
erector spine, gastrocnemius. tidak ada gangguan
Suhu kepala lebih hangat dari - tendon patella : +
respirasi
pada ekstremitas - tendon achilles : +
Lanjutan Pemeriksaan Obyektif

Kognitif, intrapersonal, interpersonal


Gerak isometrik 1.Tes kognitif
Sedang, pasien terkadang tidak merespon saat di panggil.
Tidak dilakukan karena pasien belum bisa 2.Intrapersonal
memahami instruksi terapis. Sedang, pasien belum bisa berkomunikasi dengan lancar.
3.Interpersonal
Sedang, pasien menolak untuk di lakukan terapi untuk
latihan dengan cara menangis
Kemampuan fungsional dan lingkungan
akitivitas
1.Kemampuan fungsional dasar
Pasien sudah mampu miring kanan dan 3.Lingkungan aktivitas
miring kiri, berguling, pasien belum mampu Pasien sehari – hari tinggal bersama ibu dan
merangkak sempurna karena saat merangkak ayahnya. Pasien belum bisa berkomunikasi
tangan pasien masih menggenggam, paien secara sempurna. Kedua orang tua
sudah mampu duduk secara mandiri. mendukung proses fisioterapi. Lingkungan
2.Aktivitas fungsional YPAC mendukung proses pemulihan terapi.
a.Aktivitas sehari – hari memeerlukan
bantuan.
b.Mobilisasi pasien di gendong oleh ibunya.
Terkadang pasien juga di tetah oleh ibunya
Pemeriksaan dsm IV
1.Gangguan kualitatif dari interaksi sosial : Ada 2 aspek yang +
( positif ) dan ada 2 aspek yang – ( negatif )
2.Gangguan kualitatif dari komunikasi : Ada 3 aspek yang +
( positif ) dan 1 aspek yang – ( negatif )
3.Adanya suatu pola yang di pertahankan dan di ulang – ulang dari perilaku, minat dan aktivitas :
Ada 2 aspek yang +
( positif ) dan aa 2 aspek yang – ( negatif )
4.Keterlambatan atau fungsi yang abnormal tersebut terjadi sebelum umur 4 tahun dengan
adanya gangguan dalam 3 bidang, yaitu : interaksi sosial, penggunaan bahasa untuk
berkomunikasi, bermain atau imajinasi.

Kesimpulan : Pasien memiliki 7 gejala yang positif berdasarkan pemeriksaan DSM IV


(Elliott Gr autistic disorder and other fervasife develoupmental disorder, 2003)

Pemeriksaan DDST
Sektor motorik kasar : 12 aspek yang terlambat, 13 aspek yang lulus
Sektor bahasa : 11 aspek yang terlambat, 14 aspek yang lulus
Sektor motorik halus : 2 aspek yang terlambat, 18 aspek yang lulus
Sektor personal sosial : 8 aspek yang terlambat,14 aspek yang lulus
Kesimpulan : Dari hasil peeriksaan DDST pasien mengalami keterlambatan tumbuh
kembang.

Hasil : Delayed
Pemeriksaan GMFM Total skor :
Dimensi A : 100 % 100 % + 100 % + 57,14 % + 23,08 % +
Dimensi B : 100 % 11,11 %
Dimensi C : 57,14 % 5 %
= 291,33 = 58, 266
Dimensi D : 23,08 % 5
Dimensi E : 11,11 %
Kesimpulan : Perkembangan aktivitas fungsional pasen berada pada Dimensi C
( kemampuan berdiri )
(Mac Keith Press, 2002)
Pemeriksaan Sensoris

Keterangan : Visual Auditory Taste Touch Smell Propioseptive Vestibular Taktil


Cara I ( Dasar )
0 = tidak berfungsi
1 = ada gangguan
2 = normal
2 2 2 1 2 2 1 1

Visual Auditory Taste Touch Smell Propioseptive Vestibular Taktil


Cara II ( Khusus )
0 = mengenal 1 1 2 1 2 1 1 1
1 = memahami
2=
mengasosiasikan

Kesimpulan : Pada cara I sensoris pasien yang terganggu touch, vestibular, taktil.
Pada cara II sensoris pasien yang terganggu visual, auditory, touch, propioseptive,
vestibular, taktil.
(P3IK, 2010)
Pemeriksaan reflek
Reflek

Spinal Fleksor withdrawal -

Extensor thrust +

Cross extension ±

Brainstem ATNR ±

STNR ±

Tonic labyrine reaction -

Supporting reaction positive -

Supporting reaction negative -

Midbrain Neck righting ±

Body righting acting on the body +

Labyrine righting reactin on the head +

Optical righting reaction ±

Cortical Equilibrium supine +

Equilibrium prone +

Equilibrium sitting +

Equilibrium standing -

Reflek lain Moro -

Landau ±

Gallant +

Sucking -

Rooting -

Keterangan :
Kesimpulan : Perkembangan reflek pasien
+ : Selalu muncul
setara level mid brain ke cortical
- : Sudah tidak muncul
± : kadang muncul kadang tidak
Diagnosis fisioterapi

Impairment : Participant Restriction: Fungsional limitasi


1.Kondisi umum : kepala pasien 1.Adanya gangguan kognitif 1.Pasien sudah mampu miring
sering hangat, ekspresi tidak ceria. 2.Adanya gangguan atensi kanan dan kiri
2.Adanya gangguan sensoris seperti 3.Adanya gangguan emosi 2.Pasien sudah mampu rolling
vestibular, auditory, touch, 4.Gangguan perilaku ( 3.Pasien sudah mampu dusuk
propioseptive, vestibular, taktil. pasien tidak bisa sendiri
3.Adanya gangguan reflek setara bersosialisasi dengan orang 4.Pasien sudah mampu
lever mid brain. yang baru di kenal, pasien merangkak tetapi belum
4.Adanya spasme otot sering memukul kepala sempurna ( tangan pasien
trapezius,erector sendiri dan menggoyang – menggenggam saat
spine,gostrocnemius goyangkan tangannya ). merangkak )
5.Adanya hipotonus postural 5.Pasien belum bisa berdiri
6.Kepala cenderung ekstensi dan berjalan secara mandiri
7.Trunk lordosis Program/Rencana Fisioterapi
Tujuan Fisioterapi

Tujuan Jangka Pendek Tujuan Jangka Panjang


1.meningkatkan kondisi umum. 1.melanjutkan jangka pendek
2.meningkatkan perkembangan sensoris 2.meningkatkan aktivitas sosial
3.menginhibisi reflek seperti berjalan
4.meningkatkan tonus postural
5.mengurangi spasme otot
6.koreksi postur
Tindakan Fisioterapi
Teknologi Fisioterapi

Teknologi Alternatif Teknologi yang dilakukan


-Neuro structure Neuro structure
-Patterning Merupakan umtuk meringankan dan menghilangkan setres dan kompensasi
disfungsional dan non produktif didalam struktur tubuh, mengaktivkan, otot
-Hidroterapi progam yang alami dan genetik dan seluruh metabilisme perkembangn gerak
-Massage general mengaktifkan "brain body " integration mechanisme, yang memprngaruhi
-Standing table perkembangan gerak, mengoptimalkan motor-and-sensort-motor integration,
mrenghilangkan setres pada saat belajar, mendukung ketrampilan motorik dan
cognitive yang alami dan khusus, mengungkapkan kemapuan untuk membuat
perubahan-perubahan positif dalam struktur, postur dan gerak tubuh, dan
sistem-sistem koordinasi yang beragam.

Patterning Hidroterapi Massage general


Patterning berujuan Hidroterapi bertujuan Massage general bertujuan untuk
untuk menstimulasi memulihkan kelelahan otot, membongkar komunikasi,
merangkak. membantu pencernaan, mengurangi stress dan tekanan,
mengurangi radang, alat stimulasi mengurangi rasa sakit
dan penenang,menyenangkan
dan murah Standing Table
Standing Table bertujuan untuk
meninngkatkan tonus postural.
Lanjutkan Tindakan
Fisioterapi

Edukasi/Home Program Rencana Evaluasi


Sarankan kepada orang tua pasien 1.Evaluasi gangguan perilaku dengan
untuk melakukan latihan yang DSM IV
2.Evaluasi gangguan perkembangan
sudah dilakukan oleh fisioterapis
dengan DDST
3.Evaluasi aktivitas fungsional dengan
GMFM
4.Evaluasi gangguan sensoris dengan
Blangko Pemeriksaan Sensoris
5.Evaluasi gangguan reflek dengan
Blangko Pemeriksaan Reflek

Progosis
-Quo ad vitam : baik
-Quo ad sanam : baik
-Quo ad fungsionam : sedang
-Quo ad cosmeticam : baik
Pelaksanaan Fisioterapi

Neurostructure Patterning Hidtroterapi Massage general

halliwick Bad ragaz


Evaluasi gangguan perilaku dengan dsm IV
T1 T6
Sektor 3/2/2015 20/2/201
Aspek + Aspek - Aspek Aspek -
+

Gangguan kualitatif dari interaksi 2 2 1 3


sosial
Gangguan Kualitatif dari 3 1 3 1
Komunikasi
Adanya Suatu Pola yang 2 2 2 2
Dipertahankan dan diulang-ulang
Dari Perilaku, Minat dan Aktifitas

Keterlambatan atau Fungsi yang Bidan Bidang 2 Bidang 3 Bidang Bidang 2 Bidang
Abnormal Tersebut Terjadi g1 1 3
Sebelum Umur 4 Tahun dengan Terda Terdapat Terdapat Mengal Masih masih
Adanya Gangguan Dalam 3 Bidang pat gangguan ganggua ami terdapt terdapa
Yaitu : gangg n penuru ganggua t
1.Interaksi Sosial uan nan n ganggu
2.Penggunaan Bahasa Untuk an
Komunikasi Sosial
3.Bermainn Simbol/Imajinasi,

Kesimpulan : ada perubahan perkembangan peilaku pada sektor interaksi sosial


Evaluasi umbuh kembang dengan DDST

Sektor T1 (3/2/2015) T6 (20/2/2015)

TL L TL L
Motorik kasar 12 13 12 13

Bahasa 11 14 11 14

Motorik halus 2 18 2 18

Personal sosial 8 14 7 14

Kesimpulan : ada perubahan tumbuh kembang pada sektor pesonal


sosial
Hasil evaluasi kemampuan aktivitas fungsional

Dimensi T1(3/2/15) T6(20/2/15)


Dimensi A 100 % 100 %
Dimensi B 100 % 100 %
Dimensi C 57,14 % 57,14 %
Dimensi D 23,08 % 23,08 %
Dimensi E 11,11 % 11,11 %

Hasil evaluasi sensoris dengan blanko sensoris


Cara I : Dasar
Sensoris T1(3/2/ T2(6/2/ T3 T4(14/2 T5(17/2 T6(20/2
/15)
15) 15) (10/2/ /15) /15)

15)

Visual 2 2 2 2 2 2

Auditory 2 2 2 2 2 2

Taste 2 2 2 2 2 2

Touch 1 1 1 1 1 1

Smell 2 2 2 2 2 2

Propiose 1 1 1 1 1 1

ptive

Vestibula 1 1 1 1 1 1

Taktil 1 1 1 1 1 1
Cara : II
Sensoris T1(3/2/ T2(6/2/ T3 T4(14/2 T5(17/2 T6(20/2
/15)
15) 15) (10/2/ /15) /15)

15)

Visual 1 1 1 1 1 1

Auditory 1 1 1 1 1 1

Taste 2 2 2 2 2 2

Touch 1 1 1 1 1 1

Smell 2 2 2 2 2 2

Propiose 1 1 1 1 1 1

ptive

Vestibula 1 1 1 1 1 1

Taktil 1 1 1 1 1 1

Kesimpulan : Tidak ada perubahan


perkembangan sensoris
Hasil evaluasi reflek dengan blanko reflek
Reflek T1( T2 T3 T4(14 T5(17 T6(20
3/2 (6/ (10/ /2/15) /2/15) /2/15)
/15 2/1 2/15
) 5) )
Spinal Fleksor withdrawal - - - - - -
Extensor thrust + + + + + +
Cross extension ± ± ± ± ± ±
Brains ATNR ± ± ± ± ± ±
tem
STNR ± ± ± ± ± ±
Tonic labyrine - - - - - -
reaction
Supporting reaction - - - - - -
positive
Supporting reaction - - - - - -
negative
Midbr Neck righting ± ± ± ± ± ±
ain
Body righting + + + + + +
acting on the body
Labyrine righting + + + + + +
reactin on the head
Optical righting ± ± ± ± ± ±
reaction
Cortic Equilibrium supine + + + + + +
al
Equilibrium prone + + + + + +
Equilibrium sitting + + + + + +
Equilibrium - - - - - -
standing
Refle Moro - - - - - -
k lain
Landau ± ± ± ± ± ±
Gallant + + + + + +
Sucking - - - - - -
Rooting - - - - - -
Grasping feet ± ± ± ± ± ±
Grasping hand ± ± ± ± ± ±

Kesimpulan : Tidak ada perubahan


perkembangan reflek
Hasil terapi akhir

Dari hasil terapi terapi yang di lakukan sebanyak 6 kali pada


pasien An. K dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Ada perubahan perilaku.
2. Ada peningkatan tumbuh kembang.
3. Tidak terdapat perubahan perkembangan sensoris.
4. Tidak ada perubahan perkembangan reflek.
5. Tidak ada peningkatan aktivitas fungsional
DAFTARPUSTAKA

AlHazmiI,(2013).KombinasiNeuroDevelopmentalTreatmentdanSensoryIntegrationlebihbaikdaripadahanyaNeuroDevelopmentalTreatmentuntukmeningkatkankeseimbanganberdirianakDownSyndrome:JurnalFisioterapiPediatri.

Anonim.(2014).Hidroterapi.Diaksestanggal29November2014
(http://www.amazine.co/22293/apa-itu-hidroterapi-cara-kerja-6-metode-terapi-air/)

Chaiton, Leo. (2002). Terapi Air untuk Kesehatan dan Kecantikan. Prestasi PustakaPublisher.Jakarta-Indonesia.

DepKesRI,(2004).SistemKesehatanNasional2004,Jakarta.

Handojo, Y. (2003). Autisma. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer KelompokGramedia.

Hudaya,Prasetya.(2010).FarmakoterapiPadaCederaCerebralDisordersKaitanyaDenganIntervensiFisioterapi.DisampaikanpadaSeminardiHotelSahidJayaSolopadahariJumat,6Agustus2010.

KelanaA,ElmyDL.(2007).KromosomAbnormalPenyebabAutisme[terhubungberkala].www.gatra.com/artikel.php?id=102873.[28Agustus2007].

Kurniasih,D.,Koesworini,E.,Mulatsih,Hasuki,Solahuddin,Prianggono,Halim,Hartono).(2002). MenanganiAnakAutis.MajalahNakita.Gramedia,Jakarta.

Muttaqin,Arif,(2008).BukuAjarAsuhanKeperawatanKliendenganGangguanSistemPersarafan,Jakarta:SalembaMedika

Nyoman,Suparisa.(2013),National Institute of NeurologicalDisorders and Stroke (NINDS).Jakarta:EGC

Purwanti, Endang dkk.,(2007).Perkembangan Peserta Didik,(Malang :UMM Press.

Putz,R.andPabst,R.,(2006).Anatomiotak.AtlasAnatomiManusiaSobottaKepala.Jakarta:PenerbitBukuKedokteranEGC

Samsunjaya,Sagita.(2007).MengenalPengobatanModerndanPengobatanAlternatif.Jakarta:CVVisindoMediaPersada

Sherperd,R.B.(1995).PhysiotheraphyinPaediatrics;ThirdEdition.ButterworthHeinmann,Oxford

Sutadi, R. (2002). Autisme. Kongres/Konferensi NasionalAutisme Indonesia.Jakarta3-4Mei2003

Sutawijaya,R.Bagus.(2010).BugardanFitdenganTerapiAir:BerbagaiAir

Sloane,E.,(2004).AnatomidanFisiologiUntukPemula.PenerbitBukuKedokteran(EGC).Jakarta

Snell.(2001).AnatomiKlinikuntukMahasiswaKedokteran,Edisi6,Jakarta:EGC.

Soenardi,Tuti&SusirahSoetardjo.(2007).HidanganSehatuntukPenderitaAutis.GramediaPustakaUtama.Jakarta

VolkmarFR,PaulsDavid.(2003).Autism.Thelancet.4oktober,vol362,pp1133-1341

Widyawati,Ika,(2001). PermasalahanAutisdiIndonesia.Seminar:AnOverviewofChildrenBehaviorandDevelopment.

WorldHealthOrganization’sInternationalClassificationofDiseases(ICD-10),AmericanPsychiatricAssociation,h.75,2002DiagnosticandStaticticalManual-IV,(http://www.autisme.info/index.php/terapi-autisme/10-jenisterapi-autisme)
WordHealthOrganization,(2001).InternationalClassificationofFunctioningDisabilityandHealth(ICF).Geneva.Diaksestanggal24Desember2014

Yahya,Nadjibah.(2011).SpaBayidanAnak.Solo:PTTigaSerangkaiPustakaMandiri
TERIMA KASIH,,,,,,,

Anda mungkin juga menyukai