Anda di halaman 1dari 25

BRONKIEKTASIS

DYAH KUSUMA AYU KINANTI


1017001821
ANNA MAULIDIA KHAIRUNISSA
1017001861
LILIS ELIYANTI 1017001871

D III FISIOTERAPI UNIVERSITAS PEKALONGAN


DEFINISI
Bronkiektasis adalah kelainan kronik yang ditandai
dengan dilatasi bronkus secara permanen, disertai
proses inflamasi pada dinding bronkus dan
parenkim paru sekitarnya.

Manifestasi klinis primer bronkiektasis adalah


terjadinya infeksi yang berulang, kronis, atau
refrakter, dengan gejala sisa yang terjadi adalah
batuk darah, obstruksi saluran napas kronis, dan
gangguan bernapas secara progresif (Bilton &
Jones, 2011).
PREVALENSI
Riset di Amerika Serikat tahun 2016
diketahui

4,2 per 100.000 penduduk usia 18-


34 tahun

271,8 per 100.000 penduduk usia >


75 tahun

Riset di Indonesia

Belum diketahui secara pasti


mengenai angka kejadian
Bronkiektasis karena masih sedikit
penelitian yang dilakukan (James &
Chalmers, 2018).
ETIOLOGI
INFEKSI PARU- NON FIBROSIS
FIBROSIS KISTIK PARU KISTIK

Kelainan gen yang 30-35% kasus penyakit autoimun,


menyebabkan lendir dalam karena infeksi paru- abnormalitas silia,
tubuh menjadi kental dan paru yang merusak diskinesia silia primer,
lengket bronkus infeksi HIV, tumor atau
keganasan, obstruksi,
dan lain-lain
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko bronkiektasis
meningkat pada pasien dengan
Faktor resiko
usia < 5 tahun dan > 75 tahun.
bronkiektasis juga
Penelitian di India 2015 dipengaruhi oleh kondisi
mengatakan penyebab utama sosio ekonomi pasien.
bronkiektasis sekitar 35,5%
akibat infeksi TB paru.
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA

• Batuk berulang
• Adanya penumpukan sputum
• Adanya hemoptisis
• Adanya sesak napas
• Gangguan mobilitas thorax
• Perdarahan akibat hipertrofi arteri bronkial
(pada kasus berat)

(Loscalzo, 2010)
KLASIFIKASI BRONKIEKTASIS
Berdasarkan Foto Rontgen Thorax

Ring Shadow Tramline Shadow Tubular Shadow Glove Finger Shadow

Bayangan dua garis paralel yang Bayangan yang putih dan Sekelompok tubulus yang
Bayangan seperti cincin
putih dan tebal (seperti rel kereta tebal (bronkus yang penuh terlihat seperti jari-jari
Honeycomb appearance api) dengan mukus) Khas untuk pada sarung tangan
Sering terlihat pada bagian bronkiektasis
perifer paru
PROBLEMATIKA
FISIOTERAPI

Batuk disertai dahak Sesak napas

Penurunan ekspansi Penurunan Aktivitas


sangkar thoraks Kemampuan Fungsional
PEMERIKSAAN PENUNJANG

01 03
Pemeriksaan Pemeriksaan
Darah Mikrobiologi

04
02
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Radiologi
Fungsi
Paru/Spirometri
DIAGNOSIS
KOMPLIKASI
BANDING
Bronkopneumonia Pneumonia berulang
Pneumothorak Abses paru
Asma Empiema
PPOK Batuk darah
Pneumonia Pneumothoraks
Status Klinis
Diagnosa Medis
Bronkiektasis
Keterangan Umum Penderita
HASIL RONTGEN
Nama : Tn. S
Umur : 62 tahun Cor – Normal
Jenis kelamin : Pria Pulmo :
Agama : Islam - Vasikuler kasar
Pekerjaan : Sudah tidak bekerja - Infiltrate dibasal kanan
Alamat : Nogosari, boyolali - Diafraghma sinus normal
Kesan : Bronchopneumonia

Medikamentosa

Medikamentosa : combiven
dan pulmicort
Segi
Fisioterapi
Keluhan Utama
Sesak nafas dan batuk berdahak
. Riwayat Penyakit Penyerta
.
Hipertensi (+), kolestrol (-)
Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Keluarga dan Status Sosial
2 bulan yang lalu pasien mengeluhkan sesak Keluarga pasien tidak mempunyai
napas dan batuk, kadang saat pasien tidak riwayat penyakit yang sama
beraktivitas atau diam akan kambuh. Keluhan Lingkungan tempat tinggal pasien berdebu
semakin berat terutama di malam hari atau cuaca karena dekat dengan kawasan pabrik. Selain
dingin. Keluhan akan berkurang jika pasien itu, pasien sekarang sudah tidak aktif dalam
memposisikan dirinya duduk bersandar. kegiatan keagamaan karena keluhan yang
Sebelumnya pasien berobat ke puskesmas ada. Saat tidak kambuh dipagi hari pasien
karena keluhan tidak berkurang, pasien berobat biasa berjemur dan menggerakan anggota
ke BBPKM Surakarta. gerak atas maupun bawahnya.
. Riwayat Penyakit Dahulu
Kurang lebih 20 tahun yang lalu pasien
pernah menjalani pengobatan TBC
Perkusi
Palpasi
Tanda Vital Hasilnya sonor di semua
.
Tekanan darah : 130 / 80 mmHg lapang paru.
a. Ekspansi thoraks R/L :
Denyut Nadi : 86 x / Menit
Normal /Normal
Pernapasan : 21 x / Menit
Temperatur : 37 0 C b. Vocal fremitus pada
Tinggi Badan : 155 cm pulmo dekstra lobus lower
Berat Badan : 44 Kg segmen anterior menurun
Inspeksi
Auskultasi
- Pasien tidak menggunakan
- Terdengar suara ronchi di
alat bantu pernapasan
- Bentuk dada Normal pulmo dekstra lobus lower
- Pola pernafasan prolonged segmen anterior
expiration - Terdengar suara wheezing di

Pemeriksaan Objektif
pulmo sinistra lobus upper
segmen anterior
Pemeriksaan Kemampuan Fungsional
modified Medical Research Council (mMRC)
Pemeriksaan Sesak Nafas
dengan Skala Borg
T0 : 3 (Sesak Sedang)

Pemeriksaan Ekspansi
Sangkar Thorak
  Axila Costa 5 Xypoideus
Inspirasi 85,5cm 85 cm 84 cm
Ekspirasi 83 cm 83 cm 82,5 cm
Selisih 2,5 cm 2 cm 1,5 cm
        Skala mMRC (modified Medical
Hasil
Research Councli) didapatkan derajat
sesak nafas tingkat 2 : berjalan
lebih lambat karena merasa sesak
DIAGNOSIS FISIOTERAPI

IMPAIRMENT
FUNCTIONAL LIMITATION
• Adanya sesak nafas.
• Adanya sputum di pulmo Pasien mengalami
dekstra lobus lower gangguan pada saat
segmen anterior tidur malam terutama di
• Adanya penurunan cuaca yang dingin
ekspansi sangkar thorak. karena merasa sesak
nafas
DISABILITY

Pasien sudah tidak


bekerja karena keluhan
yang ada
TUJUAN FISIOTERAPI
Tujuan Jangka Pendek Tujuan Jangka Panjang

Melanjutkan Tujuan Jangka Pendek


Mengurangi sesak nafas

Meningkatkan aktivitas fisik dan


Membantu pengeluaran sputum kemampuan fungsional pasien

Meningkatkan penurunan eskpansi


sangkar thorak
EDUKASI DAN HOME
PROGRAM
HOME PROGRAM
Pasien diminta untuk melakukan latihan
EDUKASI
pernapasan berupa pursed lip breathing
● Pasien dianjurkan untuk minum air seperti yang telah di diajarkan terapis
hangat di pagi hari
● Memakai jaket di udara yang dingin
atau saat berpergian
● Memakai masker saat akan keluar
dari rumah
Rencana
Teknologi Fisioterapi
Fisioterapi Sesak napas dengan skala Borg
Nebulizer
Sputum dengan auskultasi
Chest Physiotherapy
Ekspansi sangkar thorax dengan
Pursed Lip Breathing midline

Thoracic Expansion Exercise Kemampuan fungsional dengan


MRC
PROGNOSIS
Bronkiektasis merupakan penyakit yang tidak  Quo ad sanam : malam, karena intervensi

apat disembuhkan, penyakit ini akan secara perlahan fisioterapi tidak dapat menyembuhkan

erkembang kearah yang lebih buruk. Dalam hal ini Bronkiektasis. Sifatnya simpthomatik yaitu

sioterapi berperan dalam meminimalkan komplikasi mengurangi gejala-gejala yang timbul dan

an mengurangi gejala yang timbul. memperlambat kearah yang lebih buruk.

 Quo ad functionam ragu-ragu, karena tergantung


Quo ad vitam : malam, karena mengingat kondisi
pada derajat keparahannya (Davis, 2018)
penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan secara
 Quo ad cosmeticam baik, karena belum terjadi
perlahan akan berkembang kearah yang lebih
adanya perubahan pada bentuk dadanya
buruk.
INDAKAN FISIOTERAPI :
1. Nebulizer ini berguna untuk mengeluarkan lendir diparu serta mengencerkan dahak, dan
melancarkan saluran pernafasan (Wicaksono, 2014).

2. Chest physiotherapy
Chest fisioterapi adalah suatu cara fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita
penyakit respirasi baik respirasi akut maupun kronis. Adapun teknik fisioterapi yang
digunakan berupa postural drainage, tappotement vibrasi, dan batuk efektif. Chest fisioterapi
ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien
dengan fungsi paru yang terganggu. Waktu yang digunakan kurang lebih 10-20 menit
(Pratama, 2012).
a. Postural drainage
b. Tapottement
c. Vibration
d. Coughing exercise
3. Pursed lip breathing
Merupakan suatu teknik bernapas untuk membantu bernapas dengan efektif dengan
tujuan meningkatkan saturasi oksigen. Manfaat dari pursed lip breathing meningkatkan
volume tidal dan volume akhir ekspirasi paru sehingga meningkatkan kapasitas otot-otot
pernapasan dalam memberikan tekanan pernapasan.
Dosis purse lip breathing, dengan waktu 1 menit jeda waktunya 2 detik setiap
pengulangan.

4. TEE
Merupakan latihan ekspansi toraks yang focus pada inspirasi. Pemberian contract
stretch di diafragma saat setengah ekspirasi yang bertujuan untuk menambah ekspansi
thoraks dan mengatur nafas pasien, dilakukan dengan memposisikan pasien tidur
telentang atau supine lying dan instruksikan pasien untuk menghirup napas dalam lewat
hidung dan dihembuskan lewat mulut secara perlahan. Saat ekspirasi diberikan strecth
refleks dan saat pertangahan inspirasi dilepaskan, berikan pengulangan 3 - 5 kali.
EVALUASI
● Sesak Napas dengan skala ● Ekspansi Sangkar Thorax
Borg
Terapi ke Nilai Ket dengan midline
T0 (pre) 3 Sedang Titik Patokan T0 (Pre) T1 (Post)

T1 (post) 2 Ringan Axilla 2,5 cm 2,5 cm

Costa 5 2 cm 2 cm
● Sputum dengan auskultasi
Terapi ke Ket Xypoideus 1,5 cm 1,5 cm

T0 (pre) Ada
● Aktivitas Kemampuan
T1 (post) Ada Fungsional dengan Skala
MRCTerapi ke Nilai

T0 (pre) 2

T1 (post) 2
HASIL TERAPI
AKHIR
Setelah dilakukan terapi pada Tn. S dengan
diagnosa Bronkiektasis menggunakan tindakan
nebulizer, chest physiotherapy, dan breathing
exercise didapatkan hasil :
● Sesak napas dapat berkurang
● Sputum masih ada
● Ekspansi sangkar throaks belum ada
peningkatan
● Aktivitas kemampuan fungsional belum ada
peningkatan
THANKS
!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai