Riset di Indonesia
• Batuk berulang
• Adanya penumpukan sputum
• Adanya hemoptisis
• Adanya sesak napas
• Gangguan mobilitas thorax
• Perdarahan akibat hipertrofi arteri bronkial
(pada kasus berat)
(Loscalzo, 2010)
KLASIFIKASI BRONKIEKTASIS
Berdasarkan Foto Rontgen Thorax
Bayangan dua garis paralel yang Bayangan yang putih dan Sekelompok tubulus yang
Bayangan seperti cincin
putih dan tebal (seperti rel kereta tebal (bronkus yang penuh terlihat seperti jari-jari
Honeycomb appearance api) dengan mukus) Khas untuk pada sarung tangan
Sering terlihat pada bagian bronkiektasis
perifer paru
PROBLEMATIKA
FISIOTERAPI
01 03
Pemeriksaan Pemeriksaan
Darah Mikrobiologi
04
02
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Radiologi
Fungsi
Paru/Spirometri
DIAGNOSIS
KOMPLIKASI
BANDING
Bronkopneumonia Pneumonia berulang
Pneumothorak Abses paru
Asma Empiema
PPOK Batuk darah
Pneumonia Pneumothoraks
Status Klinis
Diagnosa Medis
Bronkiektasis
Keterangan Umum Penderita
HASIL RONTGEN
Nama : Tn. S
Umur : 62 tahun Cor – Normal
Jenis kelamin : Pria Pulmo :
Agama : Islam - Vasikuler kasar
Pekerjaan : Sudah tidak bekerja - Infiltrate dibasal kanan
Alamat : Nogosari, boyolali - Diafraghma sinus normal
Kesan : Bronchopneumonia
Medikamentosa
Medikamentosa : combiven
dan pulmicort
Segi
Fisioterapi
Keluhan Utama
Sesak nafas dan batuk berdahak
. Riwayat Penyakit Penyerta
.
Hipertensi (+), kolestrol (-)
Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Keluarga dan Status Sosial
2 bulan yang lalu pasien mengeluhkan sesak Keluarga pasien tidak mempunyai
napas dan batuk, kadang saat pasien tidak riwayat penyakit yang sama
beraktivitas atau diam akan kambuh. Keluhan Lingkungan tempat tinggal pasien berdebu
semakin berat terutama di malam hari atau cuaca karena dekat dengan kawasan pabrik. Selain
dingin. Keluhan akan berkurang jika pasien itu, pasien sekarang sudah tidak aktif dalam
memposisikan dirinya duduk bersandar. kegiatan keagamaan karena keluhan yang
Sebelumnya pasien berobat ke puskesmas ada. Saat tidak kambuh dipagi hari pasien
karena keluhan tidak berkurang, pasien berobat biasa berjemur dan menggerakan anggota
ke BBPKM Surakarta. gerak atas maupun bawahnya.
. Riwayat Penyakit Dahulu
Kurang lebih 20 tahun yang lalu pasien
pernah menjalani pengobatan TBC
Perkusi
Palpasi
Tanda Vital Hasilnya sonor di semua
.
Tekanan darah : 130 / 80 mmHg lapang paru.
a. Ekspansi thoraks R/L :
Denyut Nadi : 86 x / Menit
Normal /Normal
Pernapasan : 21 x / Menit
Temperatur : 37 0 C b. Vocal fremitus pada
Tinggi Badan : 155 cm pulmo dekstra lobus lower
Berat Badan : 44 Kg segmen anterior menurun
Inspeksi
Auskultasi
- Pasien tidak menggunakan
- Terdengar suara ronchi di
alat bantu pernapasan
- Bentuk dada Normal pulmo dekstra lobus lower
- Pola pernafasan prolonged segmen anterior
expiration - Terdengar suara wheezing di
Pemeriksaan Objektif
pulmo sinistra lobus upper
segmen anterior
Pemeriksaan Kemampuan Fungsional
modified Medical Research Council (mMRC)
Pemeriksaan Sesak Nafas
dengan Skala Borg
T0 : 3 (Sesak Sedang)
Pemeriksaan Ekspansi
Sangkar Thorak
Axila Costa 5 Xypoideus
Inspirasi 85,5cm 85 cm 84 cm
Ekspirasi 83 cm 83 cm 82,5 cm
Selisih 2,5 cm 2 cm 1,5 cm
Skala mMRC (modified Medical
Hasil
Research Councli) didapatkan derajat
sesak nafas tingkat 2 : berjalan
lebih lambat karena merasa sesak
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
IMPAIRMENT
FUNCTIONAL LIMITATION
• Adanya sesak nafas.
• Adanya sputum di pulmo Pasien mengalami
dekstra lobus lower gangguan pada saat
segmen anterior tidur malam terutama di
• Adanya penurunan cuaca yang dingin
ekspansi sangkar thorak. karena merasa sesak
nafas
DISABILITY
apat disembuhkan, penyakit ini akan secara perlahan fisioterapi tidak dapat menyembuhkan
erkembang kearah yang lebih buruk. Dalam hal ini Bronkiektasis. Sifatnya simpthomatik yaitu
sioterapi berperan dalam meminimalkan komplikasi mengurangi gejala-gejala yang timbul dan
2. Chest physiotherapy
Chest fisioterapi adalah suatu cara fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita
penyakit respirasi baik respirasi akut maupun kronis. Adapun teknik fisioterapi yang
digunakan berupa postural drainage, tappotement vibrasi, dan batuk efektif. Chest fisioterapi
ini sangat efektif dalam upaya mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien
dengan fungsi paru yang terganggu. Waktu yang digunakan kurang lebih 10-20 menit
(Pratama, 2012).
a. Postural drainage
b. Tapottement
c. Vibration
d. Coughing exercise
3. Pursed lip breathing
Merupakan suatu teknik bernapas untuk membantu bernapas dengan efektif dengan
tujuan meningkatkan saturasi oksigen. Manfaat dari pursed lip breathing meningkatkan
volume tidal dan volume akhir ekspirasi paru sehingga meningkatkan kapasitas otot-otot
pernapasan dalam memberikan tekanan pernapasan.
Dosis purse lip breathing, dengan waktu 1 menit jeda waktunya 2 detik setiap
pengulangan.
4. TEE
Merupakan latihan ekspansi toraks yang focus pada inspirasi. Pemberian contract
stretch di diafragma saat setengah ekspirasi yang bertujuan untuk menambah ekspansi
thoraks dan mengatur nafas pasien, dilakukan dengan memposisikan pasien tidur
telentang atau supine lying dan instruksikan pasien untuk menghirup napas dalam lewat
hidung dan dihembuskan lewat mulut secara perlahan. Saat ekspirasi diberikan strecth
refleks dan saat pertangahan inspirasi dilepaskan, berikan pengulangan 3 - 5 kali.
EVALUASI
● Sesak Napas dengan skala ● Ekspansi Sangkar Thorax
Borg
Terapi ke Nilai Ket dengan midline
T0 (pre) 3 Sedang Titik Patokan T0 (Pre) T1 (Post)
Costa 5 2 cm 2 cm
● Sputum dengan auskultasi
Terapi ke Ket Xypoideus 1,5 cm 1,5 cm
T0 (pre) Ada
● Aktivitas Kemampuan
T1 (post) Ada Fungsional dengan Skala
MRCTerapi ke Nilai
T0 (pre) 2
T1 (post) 2
HASIL TERAPI
AKHIR
Setelah dilakukan terapi pada Tn. S dengan
diagnosa Bronkiektasis menggunakan tindakan
nebulizer, chest physiotherapy, dan breathing
exercise didapatkan hasil :
● Sesak napas dapat berkurang
● Sputum masih ada
● Ekspansi sangkar throaks belum ada
peningkatan
● Aktivitas kemampuan fungsional belum ada
peningkatan
THANKS
!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik