Anda di halaman 1dari 18

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

etiologi

1. Kebiasaan merokok, merupakan penyebab utama pada bronkhitis dan emfisema.


2. Adanya infeksi: Haemophilus influenza dan streptococcuspneumonia.

3. Polusi oleh zat-zat pereduksi.

4. Faktor sosial-ekonomi: keadaan lingkungan dan ekonomi yang memburuk


Manifestasi klinis
 Pada perokok, tanda dan gejala akan mengarah pada:
1. Mempunyai gambaran klinik dominan kearah bronkhitis kronik
2. Mempunyai gambaran klinik kearah emfisema
Tanda dan gejala adalah sebagai berikut:
Kelemahan badan
• Batuk
• Sesak nafas
• Sesak nafas saat aktivitas dan nafas berbunyi
• Mengi atau whezzing
• Ekspirasi memanjang
• Edema kaki, asietas dan jari tabuh
• Suara nafas melemah
• Penggunaan obat bantu pernafasan
Penatalaksanaan keperawatan dari Penyakit Paru
Obstruksi Kronik adalah

Mempertahankan patensi jalan nafas


b. Membantu tindakan untuk mempermudah
pertukaran gas
c. Meningkatkan masukan nutrisi
d. Mencegah komplikasi, memperlambat
memburuknya kondisi
e. Memberikan informasi mengenai
penyakit, prognosis, dan program
pengobatan yang akan dijalani
Tujuan penatalaksanaan PPOK
adalah:
1. Memperbaiki kemampuan pasien mengatasi
gejala yang timbul baik pada fase akut dan
fase kronik
2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam
melaksanakan aktivitas harian
3. Pengurangi laju perkembangan dan keparahan
penyakit jika bisa dideteksi lebih dini
Anamnesis
 KU: sesak nafas yang memberat dan terus
menerus sejak 5 jam yl
 RPS: sejak 3 hari yl pasien mengalami batuk

berdahak warna putih tanpa disertai demam


 RPD: sejak 3 tahun terakhir pasien sudah

merasa nafas terasa berat, terutama bila


sedang demam dan batuk
 RPK
 Riwayat Pribadi: pasien merokok sejak usia

30 tahun sebanyak ±1-2 bungkus per hari


Klasifikasi
1. Asma
Asma merupakan penyempitan saluran nafas yang disebabkan
oleh reaksi hipersensitivitas atau alergi terhadap stimulus
tertentu dan biasanya bersifat reversibel
2. Bronkhitis kronis
Bronkhitis kronis adalah peradangan bronkus jangka panjang,
ditandai dengan batuk produktif dan produksi dahak secara terus
menerus. Terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun, dalam
kurun waktu 2 tahun berturut turut.
3. Emfisema
Emfisema adalah perubahan struktur anatomi parenkim paru
yang ditandai oleh pembesaran alveoli, tidak normalnya duktus
alveolar dan destruksi pada dinding alveolar
Penatalaksanaan
 Bronkodilator
 Antiinflamasi
 Antibiotik
Pemeriksaan Penunjang
 Faal paru
 Darah rutin: Hb 16g/dL, leukosit 6500/µL,

trombosit 300.000/µL
 Radiologi
 Bakteriologi
 AGD
ASSEMENT KEPERAWATAN
1. Paru- paru : adanya sesak, retraksi dada, auskultasi adanya bunyi ronchi, atau
bunyi tambahan lainnya
2. Neuromuskular : perlu diwaspadai kesadaran dari composmentis ke apatis,
somnolen, hingga koma pada pemeriksaan GCS, adanya kelmmahan anggota
badan dan terganggunya aktivitas.
3. Kardiovaskuler : TD menurun, diaphoresis terjadi pada minggu pertama, kulit
pucat, akral dingin, penurunan curah jantung, dengan adanya bradikardi,
kadang terjadi anemia, nyeri dada.
4. Perkemihan : pada pasien dengan bronchitis kaji adanya gangguaan eliminasi
seperti retensi urine ataupun inkontinensia urine
5. Pencernaan : Distensi abdomen, nyeri
Diagnosa, Luaran dan Intervensi Keperawatan
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan
ketidak seimbangan ventilasi - perfusi(D.0003)
Luaran : Pertukaran gas meningkat (L.01003)
2. Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat
pernapasan, hambatan upaya napas (D.0005)
Luaran : Pola napas membaik (L.01004)
3. Gangguan ventilasi spontan b.d gangguan
metabolisme, kelelahan otot pernapasan (D.0004)
Luaran : Sirkulasi spontan meningkat (L. 02015)
Prognosis
 Secara umumnya, prognosis yang didapatkan adalah
buruk.PPOK merupakan penyakit yang secara progresif
mengalami perburukan.
 terutama jika pasien terus merokok.Pasien dengan PPOK
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mendapat infeksi
paru-paru yang dapat membawa kepada kematian pasien.
 Apabila terjadi kerusakan yang non-reversible pada paru,
jantung juga akan ikut terpengaruh. Pasien dengan PPOK
akhirnya mati apabila paru-paru tidak dapat berfungsi dan
oksigen tidak bisa masuk ke organ tubuh dan jaringan, atau
pada saat terjadinya
 komplikasi seperti infeksi berat. Pengobatan yang tepat pada
PPOK dapat membantu mencegah komplikasi, memperpanjang
jangka hidup selain meningkatkan kualitas hidup pasien
Kesimpulan
 PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Menahun)
memiliki faktor predisposisi seperti
merokok.Pada kasus ini, hipotesis diterima
karena terlihat dari pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjangnya. Bronkritis kronik
dan emfisema adalah sebagai diagnose yang
menunjukan adanya kelainan dan perubahan
anatomi pada paru-paru sehingga pasien
mengalami penyakit PPOK.
Pemeriksaan Fisik

 TTV: TD:120/70mmHg, N: 100x/menit, RR:


30x/menit ekspirasi memanjang, T: 36ºc
 Inspeksi: simetris dalam keadaan statis dan dinamis,
emfisematous, retraksi intercostalis (+), pursued lip
breathing
 Palpasi: fremitus simetris
 Perkusi: sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi: wheezing +/+, roki basah kasar minimal
 Ekstremitas: sianosis ringan pada jari-jari tangan,
akral hangat
Diagnosis Banding
 Merupakan infeksi kronik  Asma bronkiale adalah satu
dengan nekrosis pada bronkus hiper-reaksi dari bronkus
dan bronkiolus yang dan trakea yang
menyebabkan dilatasi
permanen yang abnormal pada
mengakibatkan
saluran napas ini. Bronkiektasis penyempitan saluran napas
diklasifikasikan dalam yang bersifat reversible.
bronkiektasis silindris, Gejala klinik: Sesak napas,
fusiform, dan kistik atau wheezing, batuk dengan
sakular. Gejala klinis: Batuk, dahak kental dan lengket,
hemoptisis, sesak napas, gelisah dan cemas, napas
demam berulang, sianosis,
terengah-engah, rasa berat
wheezing, ronki basah, dan
clubbing finger + pada dada, suli berbicara

Bronkiektasis Asma Bronkiale


Diagnosis Kerja: PPOK
 Emfisema adalah keadaan paru  Bronkhitis kronik adalah
yang ditandai oleh pembesaran keadaan yang berkaitan
abnormal menetap ruang udara
di sebelah distal bronkiolus dengan produksi mukus
terminal, disertai kerusakan trakeobronkiale yang
dinding-dindingnya tanpa berlebihan sehingga
fibrosis yang nyata. Emfisema cukup untuk
bermanifestasi sebagai penyakit
non peradangan berupa
menimbulkan batuk
dispnea, obstruksi progresif dengan ekspetorasi
saluran napas yang irreversible, sedikitnya 3 bulan dalam
dan gangguan pertukaran gas, setahun untuk lebih dari
terutama saat berolahraga. 2 tahun secara berturut-
turut.
Emfisema Bronkitis Kronis
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
PINK PUFFER BLUE BLOATER

Ukuran tubuh Kurus dan ramping Obese

Penyakit yang mendasari Emfisema Bronkhitis kroniks

Usia 50-75 tahun 40-55 tahun

Sputum Sedikit Banyak

Onset Dyspnea Batuk

PA paru Emfisema panasinar Emfisema sentrilobular

Cor pulmonal (-) (+)

Polisetemia sekunder (-) (+)

Sianosis Sedikit atau (-) (+)

Gas darah PCO2 rendah PCO2 meningkat

Anda mungkin juga menyukai