Anda di halaman 1dari 9

Ringkasan Materi PULMONOLOGI

1. ASMA BRONKIALE

Asma adalah suatu kelainan inflamasi kronik pada saluran napas, dengan ciri meningkatnya respon
trakea dan bronchus terhadap berbagai rangsangan dengan adanya penyempitan jalan napas.

Umumnya terkena pada anak – anak

Asma dibagi atas 2 :

1. Asma interinsik (idiopatik) : factor pemicu nonspesifik seperti flu, latihan berat dan emosi
2. Asma ekstrinsik (alergik) : kepekaan individu terhadap alergen seperti debu, bulu kucing

Menurut GINA klasifikasi asma dibagi menjadi :

1. Asma intermitten : kambuhan < 1x/mggu, gejala asma malam hari <2x/bln, eksaserbasi ringan
2. Asma persisten ringan : kambuh<1-2x/mggu, gejala malam >2x/bln, eksaserbasi mengganggu
3. Asma pers sedang : kambuh sesak tiap hari, gejala malam >1x smggu,eksaserbasi menggnggu
4. Asma pers berat: kambuh sering, gejala sesak terus menerus, aktivitas terganggu

Asma ditandai dgn 3 kelainan utama pada bronkus yaitu : bronkokonstriksi otot bronkus, inflamasi
mukosa dan bertambahnya secret yg berada dijalan napas.

Gejala asma : mengi, batuk, sesak napas

Perkusi : hipersonor, auskultasi : nafas kasar/mengeras, ronki basah dan ronki kering

Pemeriksaan labor : adanya sel eosinofilia, pemeriksaan igE spesifik dlm serum

Pengobatan : O2, inhalasi steroid, steroid nebulasi, bila perlu steroid oral

2. Penyakit Paru Obstruktif kronis ( PPOK)

PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara disaluran napas yg
bersifat progressif nonreversible atau reversible parsial.

Penyebab utama PPOK adalah rokok, asap polusi dari kebakaran, dan partikel gas berbahaya

PPOK eksaserbasi berupa 3P yaitu :

1. Peningkatan batuk/ memburuknya batuk


2. Peningkatan produksi dahak
3. Peningkatan gejala gagal nafas

Gejala PPOK : sesak nafas, batuk kronis, sputum yang produktif


Etiologi dan factor resiko:

1. Kebiasaan merokok baik aktif atau pasif


2. Riwayat terparjan polusi udara ditempat kerja
3. Hiperaktivitas bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas bawah yg berulang

Cirri khas penderita PPOK : pink puffer ( penderita kurus dan kulit kemerahan), blue bloather (gemuk
sianosis, adanya edema tungkai ranki basah dibasal paru, pursed ( mulut mencucu)

Pengobatan: bronkodilator, antiinflamasi(prednisone dan metilprednisolon) dan antibiotic, mukolitik

3.TB Paru

Tuberkulosis adalah penyakit yg disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis,penyebarannya


melalui droplet nuclei atau percik renik yang terhirup

Masa inkubasi TB biasanya berlangsung selama 4 – 8 minggu, selama masa inkubasi dapat terjadi
penyebaran limfogen ( pembuluh limfe) dan hematogen (pembuluh darah)

Tb paru dibagi menjadi :

1. TB paru BTA (+) : 2 dari 3 spesimen menunjukkan hasil BTA positif dan kelainan Ro”
menunjukkan gambaran aktif
2. TB paru BTA (-) : pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negative dan biakan positif

Berdasarkan tipe pasien :

a. Kasus baru : pasien belum pernah mendapat pengobatan OAT


b. Kasus kambuh (relaps) : pasien TB yang sebelumnya pernah minum OAT dan dinyatakan sembuh
atau pengobatan lengkap, kemudian berobat kembali dgn dahak BTA (+) atw biakan (+)
c. Kasus default (drop out) : pasien tidak mengambil OAT 2 bulan berturut2 atau lebih sebelum
pengobatan selesai
d. Kasus gagal :
1. Pasien BTA (+) yang masih tetap positif pada akhir bulan ke 5
2. Pasien BTA (-) gambaran Ro” (+) menjadi BTA (+) pada akhir bulan ke 2 pengobatan
e. Kasus kronis : pasien BTA(+) setelah selesai pengobatan

Gejala klinis : batuk2 lebih dari 2 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada, biasanya disertai
demam, keringat pd malam hari, nafsu makan menurun dan BB turun

Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS) : SEWAKTU ( dahak saat kunjungan), PAGI (keesokan
harinya) SEWAKTU (pd saat mengantar deahak pagi)

Pemeriksaan mikroskopis : pewarnaan Ziehl Nielsen

Gambaran Ro” : bayangan berawan pd lobus atas atw bawah, kavitas ,fibrotic, kalsifikasi
Pengobatan :

Terdiri dari 2 tahapan :

1. Tahap awal ( intensif) :mendapat OAT tiap hari dalam waktu selama2 bulan
2. Tahap lanjutan : mendapat jenis OAT lebih sedikit tetapi waktunya lama 4 bulan

Pengobatan

1. TB kasus baru : 2RHZE / 4RH atau 2RHZE / 4R3H3


2. TB paru kasus kambuh : 2RHZES / 1RHZE / 5RHE
3. TB paru kasus gagal pengobatan : 2RHZES / 1RHZE / 5H3R3E3

MDR : Multi Drug Resistance adalah TB yang resisten terhadap manfaat 2 obat TB yg paling kuat
yaitu isoniazid dan rifampisin

Factor penyebab MDR :

1. Pasien TB tidak menyelesaikan pengobatan TB


2. Pemberian obat TB yang salah baik jenis obat,dosis, dan lama
3. Kualitas OAT yg buruk
4. Kurangnya ketersediaan OAT

Lama pengobatan antara 19 – 24 bulan, obatnya : kanamycin 1000mg, capreomycin 1000mg,


moxifoxacin 1000mg,( obat injeksi) PZA,Clofazimin, etambutol, INH(oral)

Rimstar FDC obat paket utk TB paru obatnya : Rifampicin 150mg, INH 75mg, Pyrazinamid 400mg,
Etambutol 275mg ( 2 bulan pertama pengobatan), Rifampicin 150mg dan INH 150mg (lanjutan 4 bln)

Efek samping OAT :Rifampicin (gangguan pencernaan, ggn fungsi hati), INH ( ggn fungsi hati dan
syaraf), etambutol (ggn pengelihatan, buta warna, alergi)

OAT FDC untuk anak 2 : Rifampicin 75mg, INH 50mg, PZA 150mg (awal 2 bulan), Rifampicin
75mg dan INH 50mg (lanjutan 4 bulan.

4.Pneumonia

Pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru, proses peradangan menyebar membentuk bercak –
bercak infiltrat dialveoli paru dan di bronchiolus terminal

Gejala klinis : Batuk, demam, sesak napas, ronki basah

Penyebab yg sering adalah Streptococcus pneumonia

PF : inspeksi : pernapasan cuping hidung, palpasi : stem fremitus meningkat, perkusi : sonor
memendek, auskultasi: vesikuler meningkat

Pengobatan : antibiotic oral : amoxicillin, eritromycin dan antipiretik


5.Pneumothorax

Adalah istilah medis untuk terkumpulnya udara pada rongga pleura,

Bisa terjadi diakibatkan oleh adanya celah yg terbentuk akibat cedera pada dinding dada atau robekan
padajaringan paru2

Pneumothorax dibagi atas 2 macam:

1. Pneumothorax primer : terjadi pada orang sehat tanpa didahului penyakit paru
2. Pneumothorax sekunder : pneumothorax diakibatkan krn adannya komplikasi dari penyakit

Termasuk kondisi gawat darurat bila terjadi tension pneumothorax kondisi dimana udara terkumpul
pada rongga pleura dan menekan fungsi paru dan jantung

Gejala : sesak napas, nyeri dada, keringat dingin, kulit sianosis, batuk dan lemas.

Tujuan pengobata pneumothorax adalah untuk mengurangi tekanan pada paru sehingga organ dapat
mengembang

6.Effusi Pleura

Adalah kondisi yg ditandai oleh penumpukan cairan pada diantaradua lapisan pleura

Gejala efusi pleura: nyeri dada saat menarik napas dan buang napas, batuk, demam, sesak napas

Penyebab efusi pleura ada 2 :

1. Efusi pleura transudatif : meningkatnya tekanan pada pembuluh darah atau rendahnya kadar
protein dlm darahxsehingga cairan merembes ke lapisan pleura
2. Efusi eksudatif : peradangan, cedera pada paru2 ,tumor dll

Factor resiko penderita effuse pleura: riwayat tekanan darah tinggi, merokok, minum alcohol, terkena
debu asbes

Tindakan thorakocintesis atau punksi pleura untuk mengeluarkan contoh cairan pada pleura

Pemasangan selang plastic khusus kedalam rongga pleura dgn bedah torakotomi

Pemasangan kateter jangka panjang kedalan rongga pleura untuk mengeluarkan cairan yg terus
muncul

7.Pneumonia

Pneumonia adalah kondisi di mana seseorang mengalami infeksi yang terjadi pada kantung-kantung udara
dalam paru-paru orang tersebut. Infeksi yang ditimbulkan pneumonia bisa terjadi pada salah satu sisi paru-
paru maupun keduanya. Kantung udara yang terinfeksi tersebut akan terisi oleh cairan maupun pus (dahak
purulen). Infeksi virus, bakteri, ataupun jamur adalah penyebab utama pneumonia. Pneumonia lebih dikenal
sebagai paru-paru basah di Indonesia.

indikasi dan juga gejala ringan dari pneumonia umumnya menyerupai gejala flu, seperti demam dan
batuk. Gejala tersebut memiliki durasi yng lebih lama bila dibandingkan flu biasa. Jika dibiarkan dan
tidak diberikan penanganan, gejala yang berat dapat muncul, seperti:

 Nyeri dada pada saat bernapas atau batuk.


 Batuk berdahak.
 Mudah lelah.
 Demam dan menggigil.
 Mual dan muntah.
 Sesak napas.
 Gangguan pada kesadaran (terutama pada pengidap yang berusia >65 tahun).
 Pada pengidap yang berusia >65 tahun dan punya gangguan sistem imun, umumnya
mengalami hipotermia.

Pada anak-anak dan bayi, biasanya gejala yang muncul berupa demam tinggi, anak tampak selalu
kelelahan, tidak mau makan, batuk produktif, dan sesak napas, sehingga napas anak menjadi cepat.

Pengobatan dan penanganan untuk kasus pneumonia adalah dengan mengatasi infeksi yang terjadi dan
memberikan terapi suportif.

8.Kanker Paru

Kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di paru-paru. Kanker ini lebih
banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan merupakan satu dari tiga jenis
kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Gejala Kanker Paru-Paru:

gejala yang dapat dirasakan penderita kanker paru-paru adalah:

 Batuk kronis
 Batuk darah
 Penurunan berat badan drastis
 Nyeri dada dan tulang
 Sesak napas

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru adalah:

 Memiliki anggota keluarga yang juga menderita kanker paru-paru


 Tinggal atau bekerja di lingkungan yang tercemar zat kimia berbahaya
 Sering terpapar polusi udara
 Pernah menjalani radioterapi
 Yang sering terkena perokok aktif
Penanganan utama terhadap kanker paru-paru stadium awal adalah melalui operasi. Jika kanker
telah mencapai stadium lanjut, maka penanganan dapat dilakukan dengan radioterapi dan
kemoterapi.

Selain itu, ada beberapa jenis pengobatan lain untuk menangani kanker paru-paru, yaitu terapi
target, terapi ablasi, terapi fotodinamik, dan krioterapi.

9.Pneumothorax

Pneumothorax adalah istilah medis untuk terkumpulnya udara pada rongga pleura, yaitu rongga tipis
yang dibatasi dua selaput pleura di antara paru-paru dan dinding dada. Udara yang terkumpul pada
rongga pleura dapat terjadi akibat adanya celah yang terbentuk akibat cedera pada dinding dada atau
robekan pada jaringan paru-paru. Akibatnya, udara tersebut dapat menekan paru-paru dan membuat
paru-paru menjadi mengempis (kolaps).

pneumothorax terbagi menjadi dua, yaitu :

1. pneumothorax primer : Ketika pneumothorax terjadi pada orang yang sehat tanpa didahului
penyakit paru-paru, kondisi ini disebut pneumothorax primer. Sebaliknya,
2. pneumothorax yang dialami akibat komplikasi dari penyakit paru-paru disebut
pneumothorax sekunder.

Berdasarkan penyebabnya, pneumothorax dapat dibagi menjadi :

1. pneumothorax trauma yang disebabkan oleh cedera pada dinding paru-paru atau dada, serta
2. pneumohorax non trauma yang terjadi secara spontan tanpa diawali cedera.

Tension pneumothorax merupakan kondisi di mana udara yang terkumpul pada rongga pleura tidak dapat
keluar, tetapi udara dari dinding dada dan paru-paru terus masuk ke rongga tersebut, sehingga akan menekan
bukan hanya paru-paru, melainkan juga jantung.

gejala berupa:

 Sesak napas.
 Nyeri dada.
 Keringat dingin.
 Kulit menjadi biru atau sianosis.
 Jantung berdebar.
 Batuk.
 Lemas.

Tujuan utama pengobatan pneumothorax adalah untuk mengurangi tekanan pada paru-paru sehingga
organ ini dapat mengembang, dan untuk mencegah kambuhnya penyakit ini.

Dokter akan menggunakan jarum untuk membantu memasukkan selang ke rongga dada melalui sela
antara tulang iga, agar tekanan berkurang dan bentuk paru-paru kembali seperti semula
10.Hemoptisis/ hemoptoe

Batuk berdarah adalah suatu kondisi keluarnya darah ketika terbatuk, atau dalam dunia medis disebut
dengan hemoptisis. adanya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan bagian paru-paru, misalnya
infeksi paru, TBC, kanker paru-paru, edema, hingga bronkitis.

warna darah yang dikeluarkan pun beragam, seperti merah muda, merah terang, hingga merah kental
dengan disertai munculnya busa atau bahkan disertai dengan lendir. Darah ini umumnya berasal dari
bagian paru-paru yang mengalami infeksi atau batuk terus-menerus. Jika darah yang keluar berwarna
lebih pekat dengan noda hitam yang menyerupai bubuk kopi, bisa jadi terjadi gangguan pada bagian
saluran pencernaan.

11.Bronchitis

Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran utama pernapasan atau bronkus. Bronkus
berfungsi sebagai saluran yang membawa udara dari dan menuju paru-paru. Seseorang yang
menderita bronkitis biasanya ditandai dengan munculnya gejala batuk yang berlangsung selama satu
minggu atau lebih.

Secara umum, bronkitis terbagi menjadi dua tipe, yakni:

 Bronkitis akut. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak berusia di bawah 5 tahun. Bronkitis
tipe akut biasanya pulih dengan sendirinya dalam waktu satu minggu hingga 10 hari. Namun,
batuk yang dialami dapat berlangsung lebih lama.
 Bronkitis kronis. Bronkitis tipe ini biasanya dialami oleh orang dewasa berusia 40 tahun ke
atas. Bronkitis kronis dapat berlangsung hingga 2 bulan, dan merupakan salah satu penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK).

Bronkitis yang memburuk dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat, berpotensi menimbulkan
komplikasi berupa pneumonia

Gejala bronkitis adalah batuk, yang dapat disertai sesak napas dan sakit tenggorokan. Pada kasus yang
parah, batuk dapat menyebabkan nyeri dada bahkan penurunan kesadaran. Bronkitis disebabkan oleh
infeksi virus, dan lebih rentan menyerang perokok dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena bronkitis, antara
lain:

 Tidak menerima vaksin influenza atau pneumonia.


 Sering terpapar zat-zat berbahaya, seperti debu atau amonia.
 Berusia di bawah 5 tahun atau lebih dari 40 tahun.

11.Flu Burung

Flu burung adalah suatu jenis penyakit influenza yang ditularkan oleh burung kepada manusia. Dua
jenis virus flu burung, yaitu H5N1 dan H7N9, sampai saat ini menyebabkan wabah di Asia,

Masa inkubasi virus dari masuk ke tubuh manusia sampai menimbulkan gejala adalah 3-5 hari.
Seseorang yang terkena flu burung akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, pegal-pegal,
pilek, batuk, dan sesak. Namun sebelum gejala tersebut muncul, ada juga penderita flu burung yang
terlebih dahulu mengalami:

 Muntah.
 Sakit perut.
 Diare.
 Gusi berdarah.
 Mimisan.
 Nyeri dada.

komplikasi yang dapat membahayakan nyawa penderitanya, seperti:

 Infeksi paru-paru.
 Acute respiratory distress syndrome.
 Gagal multi organ (misalnya gangguan jantung dan disfungsi ginjal).

Pasien yang telah terbukti menderita flu burung biasanya akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit
untuk menghindari penularan. Selain dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan
sehat, istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan memberikan obat-obatan
antivirus agar penyakit tidak berkembang makin parah. Contoh obat-obatan antivirus yang bisa
diberikan dalam kasus flu burung adalah oseltamivir dan zanamivir. Oseltamvir adalah obat pilihan
utama.

Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada kasus flu burung adalah pneumonia.

12.Acute Respiratory distress syndrome (ARDS)

Acute Respiratory Distress Syndrome atau disingkat ARDS adalah kondisi yang muncul ketika cairan
mengumpul di alveoli, yaitu kantung udara kecil dan elastis pada paru-paru. Cairan biasanya
merembes dari pembuluh darah kecil, Kumpulan cairan ini dapat membuat paru-paru tidak cukup
terisi udara dan pasokan oksigen ke aliran darah menjadi berkurang.

ARDS biasanya dialami oleh orang yang sudah menderita penyakit kritis atau mengalami cedera
cukup parah. Kebanyakan ARDS menyebabkan kematian

Beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh penderita ARDS adalah:

 Napas menjadi sangat pendek.


 Sesak napas dan frekuensi napas menjadi cepat.
 Tekanan darah turun.
 Penurunan kesadaran dan merasa sangat lelah.
 Banyak berkeringat.
 Pusing.
 Bibir atau kuku berwarna kebiruan.
 Batuk kering.
 Demam.
 Denyut nadi cepat.
Adanya cedera atau penyakit yang berat dapat menyebabkan kebocoran cairan dari dinding pembuluh
darah. Cedera dan penyakit tersebut di antaranya adalah:

 Sepsis.
 Menghirup zat berbahaya, seperti asap pekat atau uap kimia.
 Pankreatitis.
 Tersedak muntahan atau kondisi nyaris tenggelam.
 Pneumonia berat.
 Cedera di kepala, dada, atau bagian tubuh lainnya.
 Luka bakar.
 Overdosis obat tidur atau antidepresan.
 Menerima transfusi darah dengan volume darah yang banyak.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena ARDS adalah:

 Ketergantungan alkohol.
 Berusia di atas 65 tahun.
 Perokok.
 Menderita penyakit paru-paru kronis.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi ARDS adalah:

 Pemberian oksigen. Dokter akan meningkatkan kadar oksigen dalam aliran darah penderita
dengan memberikan oksigen tambahan melalui selang hidung ataupun masker.
 Alat bantu napas atau ventilator. Ventilator membantu memberikan tekanan udara
tambahan ke paru-paru penderita.
 Mengatur asupan cairan. Dokter akan mengatur jumlah cairan infus dan nutrisi yang masuk
ke tubuh penderita, sesuai hasil uji klinis dan keadaan umum pasien.
 Pemberian obat-obatan. Dokter akan memberikan obat untuk mencegah dan mengatasi
infeksi, meredakan nyeri dan ketidaknyamanan, mencegah penggumpalan darah pada kaki dan
paru, dan meminimalisasi refluks asam dan isi lambung. Bila diperlukan diberikan obat tidur,
terutama untuk pasien yang menggunakan alat bantu napas.
 Rehabilitasi paru. Tindakan ini diperlukan untuk memperkuat sistem pernapasan dan
meningkatkan kapasitas paru-paru saat pemulihan dari ARDS.

Anda mungkin juga menyukai