Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal
yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan
oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen elastis dan otot polos
bronkus. Bronkus yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side), sedangakan
bronkus besar jarang terjadi. Bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan
pada seorang pasien dalam keadaan lanjut, penyakit ini sering menyebabkan obstruksi
saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.
Penyebab utama adalah merokok yang berat dan berjangka panjang, yang mengititasi
tabung bronkial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang
berlebihan.penyakit ini di temukan di klinik dan di derita oleh laki-laki dan dapat di
derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital .
A. Definisi Bronkitis
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh
bronkus,trakea dan bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya,
mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi.Bronchitis
juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus local yang bersifat
patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus berupa
destruksi elemen –elemen elastic dan otot-otot polos bronkus . pada umumnya bronkus
berukuran kecil yang diserang.
Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.
Secara klinis para ahli mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
respiratorik dengan batuk merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa
bronchitis bukan merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit
lain juga.
Definisi bronchitis menurut beberpa sumber adalah hipersekresi mukus dan batuk
produktif kronis berulang ulang minimal selam3 bulan pertahun atau paling sedikit 2
tahun berturut turut pada pasien yang diketahui tidak terdapatpenyebab lain.
B. Etiologi
1. Rokok
Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah
penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok
dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok
berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus
epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2. Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian
menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah
Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie
1. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah
merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis
adalah zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon,
aldehid, ozon.
2. Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada
penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana
kelainan ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim
proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk
jaringan paru.
Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah,
mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
C. Klasifikasi
1. Bronkitis Akut
Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis, merupakan
penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering dijumpai. (berakhir dalam masa 3 hari
hingga 3 minggu)
Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh berbagai
sebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu
berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa
disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya (Konika, 1981).
D. Manifestasi Klinis
3. Bengek
4. Lelah
8. Sakit kepala
9. Gangguan penglihatan
E. Patofisiologi
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan
peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini
mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan
sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian
rupa sampai bronchioles tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat
pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis,
sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri
melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di
bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau
disfungsional serta metaplasia.
Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini
mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus
dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan radiologisTubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang
paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan
bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
d. Eritropoesis bertambah.
H. Penatalaksanaan
A. Pengkajian
a.Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, diagnose medis, dll )
c.Keluhan utama ü
Sesak napas,
ü Batuk-batuk
berdahak
ü Dahak, sputum
putih/mukoid
d. Riwayat
Penyakit
Sekarang
Berisi latar belakang penyakit (mulai dirasakan oleh pasien), berkembang dan tindakan
yang dilakukan dalam mengatasi penyakitnya
Kaji dan tanyakan pada pasien, apakah seorang perokok, kaji riwayat penyakit
pernapasan yang lainnya
Kaji apakah ada dalam anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
klien dan kaji apakah ada riwayat keluarga yang terkena penyakit saluran pernapasan.
1. Keadaan Umum
Kaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi klien
saat datang.
3. Sistem Kardiovaskuler
1. Pemeriksaan Dada
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, terdengar Bunyi nafas ronchi, perkusi
hyperresonan pada area paru, warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu –
abu keseluruhan, pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru, Wizing
kadang (+), kadang samar
2. Pemeriksaan Abdomen
a) Aspek biologi:
b) Aspek Psiko:
c) Aspek Sosio:
8. Pemeriksaan Penunjang
d) Rontgen Thoraks
Gerakan kasar, pada apek paru, laboratorium, terjadi peningkatan leucocyt, kadang-
kadang LED ↑
e) Pemeriksaan radiologis
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari
hilus
menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal, corak
paru bertambah
C. Perencanaan Keperawatan
Kriteria hasil : suara napas vesiculer, inspirasi lebih panjang dari expirasi. RR = 18-
20x/menit.
INTERVENSI RASIONALISASI
Kriteria hasil : bunyi napas bersih, frekuensi napas antara 12-24 per menit dan warna
kulit normal.
INTERVENSI RASIONALISASI
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONALISASI
Kriteria hasil : peningkatan masukan makanan, tidak ada penurunan berat badan lebih
lanjut.
INTERVENSI RASIONALISASI
Kriteria hasil : menurunnya keluhan sesak napas, lemah dalam melaksanakan aktivitas.
INTERVENSI RASIONALISASI
- Istirahat memungkinkan
- Beri bantuan dalam aktifitas yang kembalinya energi.
diperlukan dengan interval waktu
untuk memungkinkan istirahat
diantara kegiatan.