PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2. Bronkitis kronis yaitu perdangan bronkus yang tetap berlanjut selama beberapa
waktu dan terjadi obstruksi/hambatan pada aliran udara yang normal didalam
bronkus.(Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc jilid 1)
2.2 ETIOLOGI
1) Rokok
2) Infeksi
3) Polusi
Makin lama batuk makin berat timbul siang maupun malam hari, penderita
terganggu tidurnya. Bila timbul infeksi saluran nafas, batuk-batuk tambahn
berat dan berkurang bila infeksi hilang.
2) Dahak
3) Sesak
Sesak timbul terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita
berkurang, sesak nafas bertambahh apabila timbul infeksi, kadang-kadang
disertai tanda-tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor
pulmonal yang menetap.
4) Blue blotter
1. Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab.
4. Demam tinggi
2.4 PATOFISIOLOGI
2.5 KLASIFIKASI
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi
sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap
orang sangat bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang
dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke
bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam
proses pertukaran gas.
2. Analisa gas darah
Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan
asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi
oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan
pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan
pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah
juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan,
tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa
gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan
riwayat penyakit,Pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
PH normal 7,35-7,45
Pa CO2 normal 35-45 mmHg
Pa O2 normal 80-100 mmHg
Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
HCO3 normal 21-30 mEq/l
Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
Saturasi O2 lebih dari 90%.
3. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan foto thoraks posterior-anterior dilakukan untuk menilai derajat
progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif
menahun.
4. Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya perubahan pada
peningkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis darah). Sputum
diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberculosis
paru. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan
sputum sangat berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular
type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila
ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi 3 bagian :
Lapisan teratas agak keruh
Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva (ludah)
Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari
bronkus yang rusak (celluler debris).
2.7 Penatalaksanaan
1. Batuk Efektif dan Napas Dalam
Batuk efektif adalah tindakan yang diperlukan untuk membersihkan sekret.
Tujuan napas dalam dan batuk adalah untuk meningkatkan ekspansi paru,
mobilisasi sekresi, dan mencegah efek samping dari retensi sekresi. Pasien
diberi posisi duduk tegak pada tepi tempat tidur atau kursi dengan kaki
disokong. Pasien dianjurkan untuk mengambil napas dalam dan perlahan.
Bila sekret terauskultasi, kemudian batuk dimulai pada inspirasi
maksimum.
2. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada terdiri dari drainase postural, perkusi dada, dan vibrasi
dada. Biasanya ketiga metode digunakan pada posisi drainase paru yang
berbeda diikuti dengan napas dalam dan batuk.
3. Terapi Aerosol Bronkodilator
Tujuan terapi ini adalah untuk merelaksasi jalan napas, mobilisasi sekresi,
dan menrunkan edma mukosa, sehingga lebih banyak oksigen
didistribusikan ke seluruh bagian paru, ventilasi alveolar diperbaiki.
4. Pelembaban Inhalasi
Tujuan utama pelembaban inhalasi adalah hidrasi terhadap mekanisme
bersihan mukosilia normal dan mengenceran sekret. Aspek paling penting
terapi pelembaban inhalasi adalah napas dalam aktif oleh pasien, diikuti
oleh tahanan napas untuk memungkinkan pelepasan vertikal aerosol dan
kemudian melakukan ekhalasi penuh dengan perlahan.
5. Pernapasan Tekanan Positif Intermitten (PTPI)
PTPI digunakan untuk meningkatkan ventilasi alveolar dan ekspansi paru.
Pola ventilasi yang adekuat selama tindakan PTPI terdiri dari inspirasi
dalam ditujukan kepada peningkatan volume tidal normal sebanyak 2-3
kali. Pasien kemudian diinstruksikan untuk menahan napas untuk
memberikan kedalaman dan pelepasan lebih besar pada obat aerosol, air
dan garam faal.
6. Obat-obatan
Obat-obatan yang sering digunakan diantaranya: bronkodilator, steroid,
kromolin Sodium, antikolinergik.
7. Terapi Oksigen
Terapi oksigen disesuaikan dengan persen konsentrasi pada udara dihisap.
Tujuan terapi ini untuk meningkatkan PaO2, dengan selanjutnya
menurunkan vasokonstriksi, hipoksia, pada vaskuler paru dan tekanan arteri
paru, diharapkan perbaikan pada fungsi ventrikel kanan dan pengiriman O2
ke jaringan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Penyakit bronitis
Sub Pokok Bahasan : Pengertian penyakit bronitis, Penyebab penyakit bronitis,
Gejala penyakit bronitis
Sasaran : Semua anggota keluarga klien
Waktu : < > 20menit
Tempat : Rumah klien
Pengertian
Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran udara ke paru-paru. Penyakit ini
biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau
penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Penyebab
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan (terutama) organisme yang
menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-
paru dan saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
Sinusitis kronis
Bronkiektasis
Alergi
Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Gejala
Gejalanya berupa:
- batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
- sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
- sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
- bengek
- lelah
- pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
- wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
- pipi tampak kemerahan
- sakit kepala
- gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung
meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak
berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau
kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi
demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.