“BRONKITIS”
OLEH:
PUTRI RISDAYANTI
BT 2101084
1C
CI LAHAN CI INSTITUSI
B. Etiologi
Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus
seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza,
virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat
dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi
Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri
( staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae).
Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur
(Purnawan Junadi; 2018; 206).
Penyebab non infeksi adalah akibat aspirasi terhadap bahan fisik
atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah
perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas
kronik memudahkan terjadinya bronkitis (Ngastiyah; 2017; 37).
C. Patofisiologi
Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lendir
dan inflamasi. Adanya iritasi yang terus menerus menyebabkan kelenjar-
kelenjar mensekresi lendir sehingga lendir yang diproduksi
semakin banyak, peningkatan jumlah sel goblet dan penurunan fungsi
silia. Hal ini menyebabkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan
pada bronkiolus. Alveoli yang terletak dekat dengan bronkiolus dapat
mengalami kerusakan dan membentuk fibrosis sehingga terjadi
perubahan fungsi bakteri. Proses ini menyebabkan klien menjadi lebih
rentan terhadap infeksi pernapasan.
D. Manifestasi Klinis
1. Tanda toksemi : Malaise, demam, badan terasa lemah,
banyak keringat “ Diaphoresis”, tachycardia,
tachypnoe.
2. Tanda isitasi : Batuk, ekspektorasi/ peningkatan produksi
secret, rasa sakit dibawah sternum
3. Tanda obstruksi : sesak nafas, rasa mau muntah
Penyempitan bronkhial lebih lanjut dapat terjadi perubahan fibrotik
yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya dapat terjadi perubahan
paru yang irreversible. Hal tersebut kemungkinan mangakibatkan
emfisema dan bronkiektatis. (manurung, 2018)
Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” mulut dan
hidung “dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan
viremia/ bakterimia dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan
perlawanan
E. Komplikasi
1. Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien,
G. Penatalaksanaan Medik
1. Keperawatan
Memenuhi intake cairan sampai di atas atau lebih 4000 ml per hari
serta dengan memanipulasi lingkungan di sekitar pasien dengan uap
panas atau dengan kabut dingin. Fungsinya adalah untuk membantu
mengencerkan dahak.
2. Medis
Pada penyebab yang di karenakan oleh virus belum ada obat khusus,
antibiotik tidak ada gunanya. Banyak minum terutama air buah sangat
memadahi. Obat penekan batuk tidak boleh di berikan pada batuk
yang berlendir.Bila batuk tidak mereda pada 2 minggu patut dicurigai
kemungkinan infeksi skunder dan pemberian anti biotik dapat di
berikan asal telah hilang kemungkinan terjadi pertusis.bakteri yang
dianjurkan adalah Amoxillin, ko-trimoxasol dan golongan
mikrolide.anti biotik di berikan selama dua minggu dan bila tidak
berhasil maka dilakukan rongen foto toraks untuk menyingkirkan
adanya kulaps paru segmental dan lober, benda asing dan tuberkulosis.
Bila bronkitis akut terjadi berulang kali perlu di kaji adanya penyebab
lain seperti kelainan saluran nafas,benda asing, bronkiektasis,
defisiensi imonologis, hiperreaktivitas bronkus, dan ISPA (infeksi
saluran nafas atas akut) atas yang belum teratasi.
a. Pengkajian
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama
10. Pola tata nilai dan kepercayaan. Tidak terjadi gangguan pada pola
tata nilai dan kepercayaan.
e) Pemeriksaan fisik
IV. Intervensi
V. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,
dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (PPNI, 2018)
VI. Evaluasi
Noer, Syaifullah. (2018). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta; EGC