Anda di halaman 1dari 11

BRONCHITIS

D I SU SU N O LE H :
A H MA D A MRI
N U RF I T RI RA H M A D A N I
DEFINISI
Bronkitis adalah iritasi atau peradangan di dinding saluran bronkus, yaitu pipa yang
menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru. Bronkitis bisa terjadi dalam hitungan hari,
minggu, bahkan bulan. Bronkitis biasanya ditandai dengan batuk yang terkadang disertai
dengan keluarnya dahak atau lendir akibat iritasi di dinding bronkus.
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit. Ada 2 jenis Bronkitis yaitu bronchitis akut
dan kronik
ETIOLOGI

a) Bronkitis Akut
Penyebab utama penyakit Bronkitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh Rhinovirus Sincytial Virus (RSV),
Infulenza Virus, Para-influenza Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis akut dapat disebabkan karena
noninfeksi karena paparan asap tembakau karena polutan pembersih rumahtangga dan asap.
b) Bronkitis Kronik
Bronkitis akut dapat menyebabkan bronkitis kronik jika tidak mengalami penyembuhan.Hal ini terjadi karena
penebalan dan peradangan pada dinding bronkus paru – paru yang sifatnya permanen. Disebut bronkitis kronis jika
batuk terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun di dua tahun berturut.Yang termasuk penyebab bronkitis kronik
adalah :
• Spesifik:
1) Asma.
2) Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).
3) Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis
4) Penekanan pada saluran napas .
5) Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksimycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
6) Benda asing .
7) Kelainan jantung bawaan dan lain sebagainya.
• Non-Spesifik
1) Asap rokok
2) Polusi udara dan debu
3) Gas beracun di tempat kerja
4) Gastroesophageal reflux desease (GERD). GERD adalah asam lambung yang naik kedalam esophagus dan
beberapa tetes masuk kesaluran napas.GERD sebabkan karena lemahnya katup lambung yang
memisahkan antara lambung eshopagus
PATOFISIOLOGI

Meningkatnya produksi mucus, disebabkan oleh infeksi dan iritasi dan iritan melalui udara yang
menghambat jalur udara di paru-paru, mengakibatkan berkurangnya kemampuan unruk menukar gas. Ada
dua bentuk bronchitis : bronchitis akut, dimana kemacetan jalur udara dapat dibalik, dan bronchitis kronis,
dimana kemacetan tidak dapat dibalik. Pasien dengan bronchitis akut merupakan gejala khas untuk 7-10 hari
sering karena kuman virus (tetapi kadang-kadang oleh bakteri) infeksi. Pasien dengan bronchitis kronis akan
mempunyai gejala gejala batuk produktif kronis untuk setidaknya 3 bulan berurutan dalam 2 tahun
berurutan. Ada peningkatan produksi lender, perubahan radang, dan yang terakhir fibriosis di dalam dinding
jalur udara. Pasien dengan bronchitis kronis lebih mungkin unruk terkena infeksi pernafasan
MANIFESTASI KLINIS/TANDA DAN GEJALA
a. Tanda dan gejala pada kondisi bronchitis akut :
 Batuk
 Terdengar ronki
 Suara yang berat dan kasar
 Demam
 Produksi sputum meningkat
b. Tanda dan gejala bronchitis kronis :
 Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab
 Sering mengalami infeksi saluran nafas (seperti misalnya pilek atau flu) yang dibarengi dengan batuk
 Gejala bronchitis akut lebih dari 2-3 minggu
 Demam tinggi
 Sesak nafas jika saluran tersumbat
 Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIC
Pemeriksaan dimulai dengan melakukan tanya jawab terkait gejala, faktor risiko, dan Riwayat Kesehatan pasien
secara menyeluruh. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama dibagian dada. Dokter juga
akan mendengarkan suara paru-paru pasien menggunakan stetoskop.Selanjutnya dokter akan melakukan
serangkaian pemeriksaan laboratorium, yaitu:
 Pemeriksaan dan kultur dahak , untuk mengidentifikasi jenis bakteri atau virus penyebab bronchitis.
 Rontgen dada, untuk melihat kondisi jantung dan paru-paru pasien
 Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi.
 Tes fungsi paru, untuk mendeteksi emfisema ataua asma, dengan meminta pasien menghirup dan menghembuskan
nafas di spirometer.
 Analisi gas darah, untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah pasien.
 
PENATALAKSANAAN MEDIS (OBAT-OBATAN)
Bronchitis akut diobati dalam jangka pendek dengan pengobatan simtomatik dan antibiotic ketika ada infeksi
bakteri. Bronchitis kronis diobati dengan kombinasi medikasi untuk menjaga jalur udara tetap terbuka,
mengurangi inflamasi di dalam jalur udara, dan mencegah komplikasi atau gejala sakit mendadak.
1. Memberikan Beta2-agonist yang dihirup atau nebulizier untuk memperbesar bronkus :
 Terbutaline, albuterol, levallbuterol
 Formoterol, salmeterol
2. Memberikan anticholinergic agar otot bronchial yang lembut bias rileks :
 Ipratropium, tiotropium inhaler
3. Memberikan steroid untuk mengurangi inflamasi pada jalur udara :
 Hydrocortisone, methylprednisolone secara sistematis
 Beclomethasone, triamcinolone, fluticasone, budesonide, flunisoslideinhalers
 Prednisolone, prednisone secara oral
 Dan lain sebagainya.
PENCEGAHAN
 Pastikan anak selalu mencuci tangan hingga bersih setelah beraktivitas dan kerika hendak makan
 Memberikan anak nutrisi yang seimbang agar sistem kekebalan tubuhnya dapat bekerja secara optimal
untuk melawan virus atau bakteri penyebab bronchitis.
 Jauhkan si anak dari asap rokok.
 Bersihkan rumah secara rutin agar anak terhindar dari alergi akibat debu atau tungau.
 Melengkapi vaksinasi anak untuk mencegah infeksi saluran pernafasan.

KOMPLIKASI
a. Pneumonia g. Infeksi Pernafasan
b. Otitis mata h. Atelectasis
c. Efusi plura i. Gagal Nafas
d. Bronkitis kronis j. Bronkiektasis
e. Sinusitis
f. Pleuritis
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien : Nama, umur, alamat, Pendidikan, agama, no.register, diagnosa medis.
b.Riwayat Kesehatan : Riwayat alergi dalam keluarga, gangguan genetic, Riwayat tentang disfungsi pernafasan
sebelumnya, allergen, atau iritan lain.
c. Pemerikaan fisik
d. Pemeriksaan diagnostic
2. DIAGNOSA
 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmsmpuan membersihkan secret/sputum dan
dibuktikan dengan batuk tidak efektif dan sputum berlebih.
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat dan
dibuktikan dengan adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
 Keletihan berhubungan dengan gangguan tidur dibuktikan dengan tampak lesu
 Kurangmya informasi berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi dibuktikan dengan menunjukkan
perilaku tidak sesuai anjuran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai