Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN RESUME PADA ANAK.

F DENGAN BRONKHITIS
DI POLI ANAK RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN OLEH
WIDIA MEI LINANGGITA PUTRI
2011040079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021
A. Konsep Penyakit Bronkitis
1. Definisi
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang
mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan
biasanya akan membaik tanpa terapi dalam dua minggu. Bronkitis umumnya disebabkan
oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus parainfluinza, adenovirus, virus
rubeola, dan Paramyxovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan
Mycoplasma pneumonia, Bordetella pertussis, atau Corynebacterium diphtheria (Rahajoe,
2012).

Bronkitis dibagi menjadi 2 :

1) Bronkitis Akut
Bronkitis akut merupakan infeksi saluran pernapasan akut bawah. Ditandai
dengan gejala yang mendadak dan berlangsung lebih singkat.
2) Bronkitis Kronis
Bronkitis Kronis ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (tiga bulan
dalam setahun selama dua tahun berturut turut).
2. Etiologi
Bronkitis oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus
parainfluinza, adenovirus, virus rubeola, dan Paramyxovirus. Menurut laporan
penyebab lainnya dapat terjadi melalui zat iritan asam lambung seperti asam
lambung, atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan setelah perjalanan yang
berat, seperti saat aspirasi setelah muntah, atau pejanan dalam jumlah besar yang
disebabkan zat kimia dan menjadikan bronkitis kronis.
Gejala khas berupa batuk kuat berturut-turut dalam satu ekspirasi yang diikuti
dengan usaha keras dan mendadak untuk inspirasi, sehingga menimbulkan whoop.
Batuk biasanya menghasilkan mucus yang kental dan lengket (Rahajoe, 2012).
3. Pathway

Merokok dan Haemophilus influenza


polusi udara dan streptococcus
pneumonai

Inteaksi pernafasan
jangka panjang Infeksi saluran
pernafasan

Iritasi mukosa bronkus dan


proses radang

Hipertrophi dan hiperplasia

Peningkatan produksi sekret

Akumulasi sekret

Resiko Mual muntah Penyempitan dan


Bersihan jalan
infeksi penyumbatan bronkus
nafas tidak
efektif

Anoreksia
Alveoli rusak

Perubahan nutrisi kurang dari Kerusakan pertukaran gas


kebutuhan tubuh
4. Patofisiologi
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang biasa terdapat di
daerah industri. Temuan patologis utama pada bronkritis kronik adalah hipertropi
kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-
sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat
mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang di sertai
peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkhiolus yang kecil
sedemikian rupa sehingga bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Polusi udara yang terus-menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekurens
karena polusi memperlambat aktivitas silia dan vagositosis sehingga timbunan
mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.
5. Manifestasi klinis

Tanda dan gejala pada kondisi bronkitis akut : (Sibuea dkk, 2009)

- Batuk
- Terdengar ronki
- Suara yang berat dan kasar
- Wheezing
- Menghilang dalam 10-14 hari
- Demam
- Produksi sputum

Tanda dan gejala bronkitis kronis :

- Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab
- Sering mengalami infeksi saluran napas (seperti misalnya pilek dan flu)
yang dibarengi dengan batuk
- Gejala bronkitis akut lebih dari 2-3 minggu
- Demam tinggi
- Sesak napas jika saluran tersumbat
- Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning dan hijau

6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien bronkitis kronik adalah meiputi :
(Isselbacher et all, 2000)
- Rontgen thoraks
- Analisa sputum
7. Komplikasi
a. Otitis akut
b. Sinusitis maksilaris
c. Pneumonia
d. Bronchitis konis
e. Pleuritis
f. Efusi pleura
8. Penatalaksanaan
1) Membatasi aktivitas.
2) Berhenti merokok dan hindari asap tembakau.
3) Lakukan vaksin untuk influenza dan S. pneumonia.
4) Hindari makanan yang merangsang.
5) Jangan memandikan terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandi dengan air
hangat.
6) Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin, bila ada yang
tertutup lehernya.
7) Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan.
8) Menciptakan lingkungan udara bebas polusi.
9) Jangan mengonsumsi makanan seperti telur ayam, karena bisa menambah
produksi lendirnya. Begitu juga minuman bersoda bisa jadi pencetus karena
saat diminum maka sodanya akan naik ke hidung merangsang daerah saluran
pernapasan.
10) Cobalah untuk menjalani terapi uap hangat untuk membantu menghilangkan
sumbatan dan mengencerkan lendir/dahak.
11) Minum banyak air hangat agar lender/dahak tetap encer dan mudah
dikeluarkan.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian pada pasien dengan penyakit bronchitis
Data dasar pengkajian pada pasien dengan bronchitis :
Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
Integritas Ego
Makanan/cairan
Pernapasan
Diagnosis Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
Intervensi :
Observasi:
Monitor pola nafas
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapiutik
Berikan minuman hangat
Lakukan fisioterapi dada (latihan batuk efektif)
Keluarkan sumbatan/ sputum lewat batukan.
Edukasi
Anjurkan teknik batuk efektif
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian vitamin c, ambroxol, antalgin, cefixime
DAFTAR PUSTAKA

Rahajoe nastini, supriyanto bambang, dkk. 2012. Buku Ajar Respirologi anak edisi 1. Idai

Herdin Sibuea, W, dkk. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Rineka Cipta

Isselbacher, Kurt J. 2000. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Volume 3. Edisi 13.
Jakarta: EGC

Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan

Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta:
Mediaction

Anda mungkin juga menyukai