Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA
PADA An. x

DISUSUN OLEH :
NAMA : INI KADEK GINANTRI
NIM : 2019012428

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI
2022

i
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKOPNEUMONIA

I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru ( Betz C,
2002 ). Pneumonia adalah peradangan alveoli atau pada parenchim paru yang
terjadi pada anak. (Suriadi Yuliani, 2001).
Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (IKA, 2001)
Jadi bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru
terutama alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak - anak

B. Etiologi
Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain
ataupun sebagai penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan
pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor- faktor prsesipitasi yang
dapat menyebabkan timbulnya.
1. Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah
steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis.
2. Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini
disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama pneumonia
virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung.
4. Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti
pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.

1
C. Patofisiologi
Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh
mikroorganisme patogen yaitu virus dan stapilococcus aurens, H. Influenza
dan streptococcus pneumoniae bakteri.
Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multipel lobus. Terjadinya
destruksi sel dengan menanggalkan debris celluler ke dalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas.
Pada anak kondisi ini dapat akut maupun kronik misal pad AIDS, Cystic
Fibrosis, aspirasi benda asing dan congenital yang dapat meningkatkan risiko
pneumonia.

2
D. Pathway

Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Eksudat dan
serous masuk Penumpukan cairan
alveoli melalui dlm alveoli
pembuluh darah
Peningkatan
suhu tubuh Gg pertukaran gas
SDM dan Lekosit
Gg PMN mengisi
fungsi alveoli
Keringat
otak berlebihan
Lekosit dan fibrin
mengalami
kejang Resti konsolidasi dalam
kekurangan paru
vol. cairan

Resti PMN Konsolidasi


injury meningkat jaringan paru

Sputum
mengental Kompliance paru
turun

Bersihan
jalan nafas Gangguan pola nafas

E. Manifestasi klinis
1. Pneumonia bakteri
Gejala awal :
a) Rinitis ringan

3
b) Anoreksia
c) Gelisah
Berlanjut sampai :
a) Demam
b) Malaise
c) Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
d) Ekspirasi bebunyi
e) Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
f) Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
g) Leukositosis
h) Foto thorak pneumonia lobar
2. Pneumonia virus
Gejala awal :
a) Batuk
b) Rinitis
Berkembang sampai
a) Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi,
batuk hebat dan lesu
b) Emfisema obstruktif
c) Ronkhi basah
d) Penurunan leukosit
3. Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
a) Demam
b) Mengigil
c) Sakit kepala
d) Anoreksia
e) Mialgia
Berkembang menjadi :
a) Rinitis
b) Sakit tenggorokan
c) Batuk kering berdarah
d) Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak

4
F. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status
pulmoner
2. Nilai analisa gas darah : untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis : digunakan untuk menetapkan
adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram : untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin : untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. jumlah lekosit : terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial
7. Tes fungsi paru : digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru,
menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki
keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti
Virus.
G. Penatalaksanaan.
1. Medis
a. Pengobatan supportive bila virus pneumonia
b. Bila kondisi berat harus dirawat
c. Berikan oksigen, fisiotherapi dada dan cairan intravena
d. Antibiotik sesuai dengan program
e. Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
2. Keperawatan
Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh
bermacam- macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
untuk itu dilakukan tindakan keperawatan, berikan minum hangat,berikan
oksigen,anjurkan asupan minum lebih banyak jika tidak
kontraindikasi,ajarkan teknik batuk efektif, serta kolaborasi pemberian
ambroxol, bronkodilator, ekspektoran, mukolitik.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian

5
1. Identitas
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab. Berisi nama,
umur, alamat, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : keluhan yang paling dirasakan pasien pada saat
dilakukan pengkajian secara subjektif.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : keluhan yang dirasakan oleh pasien
sesuai dengan gejala-gejala yang ada.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu : riwayat yang pernah dialami pasien
dahulu.
d. Riwayat kesehatan Keluarga : Informasi tentang kesehatan
keluarga, termasuk penyakit kronik (menahun/terus-menerus),
seperti diabetes millitus dan jatung, infeksi seperti tuberkulosis dan
hepatitis.
3. Pengkajian Pola Fungsional : menggunakan konsep Virginia
Henderson
4. Pemeriksaan fisik : meliputi pemeriksaan TTV, pemeriksaan
Antropometri dan pemeriksaan head to toe
5. Data Penunjang : meliputi pemeriksaan Laboratorium, terapi dan
pengobatan, dan pemeriksaan diagnostik.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menurut buku SDKI
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas d.d batuk
tidak efektif, Sputum berlebih, geliisah, frekuensi napas berubah, pola
napas berubah (D.0149)
2. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk
makan) (D.0019)

C. Fokus intervesi
Menurut buku SLKI dan SIKI
1. Dx. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0149)
a. SLKI
Bersihan jalan napas (L. 01001)
1) Definisi

6
Kemampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas
untuk mempertahankan jalan napas tetap paten
2) Ekspektasi
Meningkat
3) Kriteria hasil
a) Batuk efektif meningkat
b) Produksi sputum menurun
c) Mengi menurun
d) Wheezing menurun
e) Dipsnea menurun
f) Gelisah menurun
g) Frekuensi napas membaik
h) Pola napas membaik
b. SIKI
Manajemen jalan napas (I.01011)
1) Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas.
2) Tindakan
Observasi
a) Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b) Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
wheezing, ronkhi kering)
c) Monitor sputum ( jumlah, warna, aroma )
Tereupatik
a) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head -tilt,dan chil-
lift ( jaw-trust jika curiga trauma servikal)
b) Posisikan semi-fowler atau fowler
c) Berikan minuman hangat
d) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
f) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
g) berikan oksigenasi, jika perlu
Edukasi
a) anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
b) ajarkan teknik batuk efektif

7
Kolaborasi
a) kolaborasi pemberian beonkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.

2. Dx. Defisit Nutrisi (D.0019)


a. SLKI
Status Nutrisi (L.03030)
1) Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
2) Ekspektasi
Membaik
3) Kriteria Hasil
a) Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
b) Kekuatan otot pengunyah meningkat
c) Kekuatan otot menelan meningkat
d) Penyiapan dan penyimpanan makanan yang aman
meningkat
e) Penyiapan dan penyimpanan minuman yang aman
meningkat
f) Sikap terhadap makanan atau minuman sesuai dengan
tujuan kesehatan meningkat
g) Perasaan cepat kenyang menurun
h) Berat badan membaik
i) Frekuensi makan membaik
j) Nafsu makan membaik
k) Membran mukosa membaik
b. SIKI
Manajemen Nutrisi ( I.03119)
1) Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
2) Tindakan
Observasi
a) identifikasi status nutrisi
b) identifikasi alergi dan intoleransi makanan

8
c) identifikasi makanan yang disukai
d) identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
e) monitor asupan makanan
f) monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Tereupatik
a) lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
b) fasilitasi menentukan pedoman diet, (mis. Piramida
makanan)
c) sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d) berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e) berikan makana tinggi kalori dan tinggi protein
f) berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
a) anjurkan porsi duduk, jika perlu
b) anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a) kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.

Daftar pustaka

1. Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung


Seto;2001
2. Staf Pengajar FKUI. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta:
Infomedika;2000

9
3. Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC; 1997
4. Betz & Sowden. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta:
EGC;2002
5. Wong and Whaley. ( 1995 ). Clinical Manual of Pediatric Nursing.
Philadelphia:

10

Anda mungkin juga menyukai