Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG ASSALAM

RUMAH SAKIT ISLAM BANJARNEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Manajemen Keperawatan

Disusun oleh kelompok Assalam

Nama Anggota:

1. Aditiananingsih (2011040059)
2. Meta Margaretna (2011040136)
3. Widia Mei Linanggita Putri (2011040079)
4. Riyo Fajar Iman (2011040080)
5. Isnaeni Aldina Novita R. (2011040081)
6. Meli Erlina (2011040082)
7. Dewi Ratnasari (2011040083)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas
pelayanan di rumah sakit. Keberadaan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam situasi yang komplek selain 24 jam secara
berkesinambungan melibatkan klien, keluarga maupun tenaga kesehatan lain.
Huber (2010) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan
keperawatan sedangkan menurut gillies (2012) sekitar 60-40 % pelayanan
rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Oleh karena itu pengelolan
pelayanan keperawatan harus mendpatkan perhatian yang lebih dan menyeluruh
karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra rumah
sakit.
Nursalam (2011) mengatakan untuk mewujudkan pelayanan kegwatan
yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari
proses manajemen, yang merupakan suatu pendekatan dinamis dan proakif
dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Manajemen tersebut mencangkup
kegiatan planning, organizing, aktuating, kontroling (POAC) terhadap staf,
sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan
integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen
untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai proses dari
perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan. Proses manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksanaan serta mengelola kegiatan keperawatan. Sebagimana proses
keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam 2011).
Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap
mayoritas tenaga dari pada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam
proses manajemen lebih rumit di bandingkan dengan proses keperawatan.
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan, konsep
manajemen keperawatan, perencanaan, pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam pelaksanaan model asuhan keperawatan ( Nursalam 2015).
Berdasarkan hasil pengkajian awal pada tanggal 21 sampai 23
desember 2020 diruangan assalam rumah sakit islam Banjarnegara di dapatkan
bahwa sistem manajemen dalam keperawatan profesional sudah di laksanakan
namun belum optimal.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kulaitas pelayanan keperawatan
pada sat ini melibatkan pngetahuan, ketrampilan dan perilaku dari para praktisi
klien kelurga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu di
perhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara
mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut.
Latar belakang dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan yang
berorientasi teknik, mungkin akan di definisikan cukup berbeda dengan
keperawatan yang lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode
keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan
kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan.
Salah satu cara untuk mendapatkan ketrampilan manajemen
keperawatan yang handal selain di dapatka di bantu perkuliahan juga harus
melalui pembelajaran di tempat praktek manajemen di rumah sakit
banajarnegara dengan arahan pembimbing ruangan dan pembimbing akademik
dengan adanya praktek tersebut di harapkan mahasiswa mampu menerpakan
ilmu yang di dapatkan dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan
proses manajemen.
b. Waktu pelaksanan
Selama praktek di stase manajemen di ruang assalam pada tanggal 21 desember
2020 sampai dengan 17 januari 2021
c. Tujuan
1.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan di
ruang assalam rumah sakit islam Banjarnegara mahsiswa mampu
melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan profesional tingkat dasar
secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang
profesional.
1.2 Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek kepemimpinan dan manajeman
keperawatan selama 4 minggu di Ruang assalam rumah sakit islam
banjarnegara mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data yang meliputi profil umum ruang
keperawatan, unsur input, unsur proses dan unsur output.
2. Menganalisa hasil kajian pada setiap sub unsur pada unsur input, unsur
proses dan unsur output.
3. Membuat identifikasi permasalahan yang ada, memprioritaskan
masalah tersebut dan menyusun rencana kegiatan.
4. Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan sesuai rencana yang sudah
disusun.
d. Praktikan (angkatan, kelompok, nama)
Praktikan dari ners universitas muhammadiyah purwokerto kelompok assalam
angkatan ke 17 yang berangotakan 7 orang. Berikut nama anggota kelompok:
1. Aditiananingsih (2011040059)
2. Meta Margaretna (2011040136)
3. Widia Mei Linanggita Putri (2011040079)
4. Riyo Fajar Iman (2011040080)
5. Isnaeni Aldina Novita R. (2011040081)
6. Meli Erlina (2011040082)
7. Dewi Ratnasari (2011040083)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Manajemen keperawatan


Manajemen merupakan proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan
serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya, (Terry dan Leslie, 2010).
Manajemen merupakan proses untuk mewujudkan keinginan yang hendak
yang hendak dicapai atau yang diinginkan oleh sebuah organisasi bisnis, organisasi
sosial, organisasi pemerintahan dan sebagainya, (Effendi, 2014). Sedangkan menurut,
(Hasibuan, 2008), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara perawatan. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan secara profesional,
sehingga di harapkan keduanya dapat saling mendukung. Proses keperawatan
sebagimana manajemen keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi
masalah, perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi hasil ( Nursalam, 2013)
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomi pasien ( Gillies, 2000).
Pengertian ini menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan seni
dimana dalam pelaksanaannya seorang manajer perlu mencari cara dalam
memberdayakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai
tujuan perusahaan.
B. Fungsi-Fungsi
Fungsi manajemen yaitu (Dessler, 2015) :
a. Planning (Perencanaan)
Menetapkan terlebih dahuu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Untuk seorang manajer personalia
perencanaan berarti menetapkan terlebih dahulu program personalia yang akan
membantu tujuan perusahaan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Mengadakan pembagian tugas atau struktur hubungan antara pekerjaan
pengkelompokan tenaga kerja sehingga tercapai suatu oraganisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Controlling (Pengarahan)
Seteah perencanaan dan pengorganisasian telah ditetapkan, maka fungsi ini
adalah sebagai pelaksananya seperti karyawan, melatih memikirkan suatu
perangsang, hadiah atau sanksi kepada karyawan sesuai dengan prestasi kerja
yang mereka raih.
d. Controlling (Pengendalian)
Tindakan atau aktivitas yang dilakukan manajer untuk melakukan
pengamatan, penelitian, serta penilaian dari pelaksana seluruh kegiatan
oraganisasi yang sedang atau telah berjalan untuk mencapai tujuan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
C. Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Fungsinya
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya, (Hasibuan, 2014). Manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, perilaku, dan
kinerja karyawan agar mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam rangka
mencapai sasaran- 9 sasaran perusahaan, (Suparyadi, 2015). Manajemen sumber daya
manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan
sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi,
(Handoko, 2012).
Manajemen sumber daya manusia memfokuskan kepada manusia baik sebagai
subjek atau pelaku sekaligus sebagai objek dari pelaku. Jadi, manajemen sumber daya
mansusia akan mengelola, melalui proses perencanaan (Planning), organisasi
(Organizing), pengamatan (Directing), dan pengendalian (Controlling), agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan hasil yang maksimal, efisien, dan efektif, (Subekhi
dan Jauhar, 2012).
Menurut, (Sutrisno, 2012), terdapat beberapa fungsi manajemen sumber daya
manusia, yaitu :
1. Perencanaan
Kegiatan memperkirakan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan
kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu terwujudnya
tujuan.
Komponen-komponen perencanaan sumber daya manusia antara lain (Hasibuan,
2012) :
a. Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan
kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan
perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan
perusahaan pasa 10 masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen
dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
b. Perencanaan
Organisasi Perencanaan organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan
perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan
organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oelh tingkat produksi.
Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat
juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahaan
teknologi, kondisi permintaan dan penawaran dan perencanaan karir.
2. Pengadaan.
Pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan
induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Menurut, (Hasibuan, 2012) Recruitment adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan.
Tujuan pengadaan sumber daya manusia adalah :
a. Menyediakan sekumpulan calon tenaga kerja/karyawan yang memenuhi
syarat.
b. Agar konsisten dengan strategi, wawasan dan nilai perusahaan.
c. Untuk membantu mengurangi kemungkinan keluarnya karyawan yang belum
lama kerja.
d. Untuk mengordinasikan upaya perekrutan dengan progam seleksi dan
pelatihan.
e. Untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam upaya menciptakan
kesempatan kerja.
Menurut, (Handoko, 2008) proses rekrutmen memiliki bebrapa istilah
populer uraiannya sebagai beriku:
1. Job Analysis (Analisis Jabatan). Merupakan prosedur untuk menentukan
tanggung jawab dan persyaratan, ketrampilan dari sebuah pekerjaan dan
jenis orang yang akan dipekerjakan.
2. Job Description (Uraian Jabatan). Uraian jabatan adalah mengihktisarkan
fakta-fakta yang diberikan oleh analisis jabatan dalam susunan yang
sistematis. Uraian jabatan merupakan garis-garis besar yang ditulis dan
dimaksudkan untuk memberikan keterangan tentang fakta-fakta yang
penting dari jabatan yang diperlukan.
3. Job Specification (Persyaratan Jabatan). Merupakan catatan mengenai
syarat-syarat minimum yang harus dimiliki untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dengan baik.
4. Job Evaluation (Penilaian Jabatan). Menurut, (Moekijat, 2010) penilaian
jabatan adalah kegiatan yang dilakukan guna membandingkan nilai dari
suatu jabatan dengan nilai dari jabatan dengan jabatan lainnya.
5. Job Classification (Penggolongan jabatan). Penggolongan jabatan adalah
pengelompokan jabatan-jabatan yang memiliki nilai yang sama, (Moekijat,
2010).

Menurut, (Hasibuan, 2008) dasar penarikan calon karyawan harus ditetapkan


lebih dahulu supaya para pelamar yang akan memasukkan lamarannya sesuai
dengan pekerjaan atau jabatan yang diminatinya. Dasar penarikan harus
berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang telah ditentukan untuk
menduduki jabatan tersebut. Job Specification harus diuraikan secara
terperinci dan jelas agar para pelamar mengetahui kualifikasi yang dituntut
oleh lowongan kerja tersebut. Jika spesifikasi pekerjaan dijadikan dasar dan
pedoman penarikan, maka karyawan yang diterima akan sesuai dengan uraian
pekerjaan dari jabatan yang diperlukan oleh perusahaan

3. Pengendalian.
Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan
organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana.
4. Pengembangan
Menurut pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral pegawai melalui pendidikan dan pelatihan.
5. Pengintegrasian
Merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan organisasi dan kebutuhan
pegawai, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
6. Pemeliharaan
Merupakan kegiatan pemeliharaan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan
loyalitas agar mereka tetap mau bekerja sampai pensiun.
7. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting
dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud
tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk
mentaati perturan–peraturan perusahaan dan norma–norma sosial.
8. Pemberhentian.
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.
Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan,
kontrak kerja berakhir, pension, dan sebab-sebab lainnya
D. Kompensasi
a. Definisi kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi penting bagi karyawan sebagi individu
karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara
para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, nila para
karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja, motivasi
dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara dramatis, (Handoko, 2012).
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung ataupun tidak langsung yang 14 diterima oleh karyawan sebagai imbalan
atas yang diberikan kepada perusahaan, (Hasibuan, 2013). Kompensasi adalah
setiap bentuk penghargaan yang didapatkan karyawan sebagai balas jasa atas
kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi, (Subekhi dan Jauhar, 2012).
b. Tujuan Kompensasi
Kompensasi memiliki beberapa tujuan lainnya sebagai berikut, (Kadarisman,
2012):
1. Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
majikan dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan
biak, sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar kompensasi dengan
perjanjian yang telah disepakati.
2. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisik, status sosial, dan egoistiknya shingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
3. Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi diterapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
qualified utntuk pengusaha akan lebih mudah dalam persaingan lingkungan
bisnis yang makin ketat.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena
turn-over relative kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yag
berlaku. Kompensasi juga memiliki beberapa tujuan lainnya sebagai berikut,
(Suparyadi, 2015).
7. Menghargai Kinerja
Pemberian kompensasi kepada karyawan harus mampu memperkuat perilaku
kerja mereka yang diingkan oleh perusahaan, seperti tanggung jawab dan
komitmen, serta berperan sebagai perangsang untuk memperbaiki perilaku
kerja pada waktu yang akan datang.
8. Memperoleh SDM yang Berkualitas
Kompensasi yang ditetapkan oleh perusahaan harus mampu bersaing di pasar
tenaga kerja, sehingga dapat menarik pelamar kerja secara luas, terutama dari
mereka yang memiliki kompetensi tinggi yang sesuai dengan spesifikasi jenis
pekerjaan yang lowong.
9. Mempertahankan Karyawan
Karyawan yang memiliki kinerja unggul merupakan human capital yang
sangat berharga untuk mempertahankan eksistensi dan memajukan perusahaan
dalam persaingan lingkungan bisnis yang makin ketat.
10. Menjamin Keadilan
Pemberian kompensasi yang disarankan tidak adil oleh karyawan akan dapat
menimbulkan keirihatian, yang mana hal ini dapat berakibat pada terjadinya
ketidakpuasan kerja, ataupun adanya karyawan yang keluar dari perusahaan.
11. Mengendalikan Biaya
Kompensasi merupakan komponen biaya yang cukup besar, sehingga
memiliki pengaruh cukup besar pula terhadap biaya produksi secara
keseluruhan.
12. Mengikuti Peraturan Pemerintah Perwujudan kesejahteraan para karyawan
oleh pemerintah dilakukan memalui penetapan peraturn perundang-undangan,
yaitu mengatur besar gaji atau upah minimal yang harus diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan.
c. Jenis-jenis kompensasi
Menurut Suparyadi (2015) kompensasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu :
1. kompensasi finansial
Kompensasi finansial merupakan imbalan yang diberikan kepada
karyawan selama karyawan tersebut masih aktif melaksanakan tugas atau
pekerjaan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Kompensasi finansial dapat
diberikan menjadi dua macam, yaitu kompensasi langsung dan kompensasi
tidak langsung.
a. Kompensasi Langsung
1) Gaji
Gaji adalah sejumlah uang yang diberikan kepada karyawan secara
tetap sebagi bals jasa atas kontribusinya kepada organisasi atau
perusahaan, yaitu dengan melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
2) Upah
Upah dalah imbalan finansial yang diberikan secara langsung kepada
karyawan yang didasarkan pada jam kerja, jumlah barang yang
dihasilkan, atau banyaknya pelayanan yang diberikan.
3) Tunjangan
Tunjangan merupakan kompensasi yang diberikan kepada karyawan
tertentu sebagi imbalan atas pengorbanannya sebagai tuntutan
pekerjaan yang melebihi karyawan lain, baik pikiran, tenaga, dan
psikologi.
4) Insentif
Insentif merupakan imbalan finansial yang diberikan secara langsung
kepada karyawan yang kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
b. Kompensasi Tidak Langsung
Kompensasi tidak langsung merupakan imbalan dalam bentuk fasilitas
yang diberikan kepada karyawan selama mereka aktif melaksanakan tugas
atau pekerjaan dalam organisasi atau perusahaan. Kompensasi tidak
langsung diberikan sebagai imbalan kepada karyawan tertentu 19 atau
seluruh karyawan, seperti mobil atau bus dinas, perumahan atau mess,
balai kesehatan atau asuransi tenaga kerja, atau saham.
2. Kompensasi Non-finansial
Kompensasi non-finansial merupakan imbalan yang diberikan kepada
karyawan yang sudah mengakhiri masa baktinya di organisasi atau perusahaan
karena pensiun atau meninggal dunia.
E. Hukuman (Punishment)
Punishment (hukuman) adalah menghadirkan atau memberikan sebuah situasi
yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku. Mengenai hukuman itu, ada
beberapa pandangan filsafat atau kepercayaan yang menganggap bahwa hidup ini
termasuk sebagai suatu hukuman, karena kehidupan ini identik dengan penderitaan.
Pandangan hidup yang demikian menganjurkan agar manusia menghindari diri dari
hukuman atau penderitaan yang ada di dalam kehidupan ini. Hukuman suatu tindakan
yang kurang menyenangkan, yaituberupa penderitaan yang diberikan kepada
siswaatau anak secara sadar dan sengaja, sehingga siswa atau anak tidak mengulagi
kesalahannya lagi.Hukuman diberikan sebagai akibat dari pelanggaran, (Baharuddin,
2010).
BAB III
KAJI STATUS MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANGAN

A. Profil Gambaran Umum Ruang Keperawatan


Ruang Assalam merupakan salah satu ruang rawat inap di RSI Banjarnegara
yang memberikan pelayanan yang terdiri dari 8 kamar dan 11 bed yang terdiri dari
ruang VIP dan kelas 1, ruang tindakan, ruang perawat, ruangan tindakan, dan 1
ruangan kepala ruangan. VIP terdiri dari 4 ruangan dengan masing-masing ruangan
terdiri dari : 1 tempat tidur pasien,1 tempat tidur penunggu, 1 kamar mandi,1 kulkas
besar, 1 kursi, 1 lemari pasien, 1 jam dinding, 1 wastafel, 1 dispenser, 1 TV, 1 AC.
Sedangkang pada ruangan kelas 1 dengan berisi 1 bed terdiri dari : 1 tempat tidur
pasien, 1 kamar mandi, 1 kipas angin, 1 dispenser, 1 TV. Kemudian pada ruangan
kelas 1 yang berisi 2 bed terdiri dari : 2 tempat tidur pasien, 2 kipas angin, 1 kamar
mandi, 1 jam dinding, 1 dispenser.
Ruangan Assalam merupakan salah satu ruangan perawatan di RSI
banjarnegara yang memberikan perawatan bagi pasien laki-laki dan perempuan
dengan mencakup usia remaja hingga lansia. Ruang assalam merupakan ruang rawat
inap dengan kasus campuran meliputi penyakit dalam, penyakit jantung, penyakit
bedah dan syaraf.
Terdapat beberapa ruangan yang ada diruang assalam seperti nurse station
yang di gunakan sebagai pusat pelayanan pasien, 1 ruang kepala ruang juga
digunakan sebagai tempat istirahat perawat, tempat sholat, makan dan minum
kemudian 1 ruang yang digunakan untuk penyimpanan obat dan alat habis pakai serta
alat lain. Selain itu ruang assalam merupakan ruangan rawat inap yang memberikan
pelayanan untuk pasien umum, pasien BPJS, dan asuransi lain.
Ruang assalam terletak digedung sayap 3 lantai 1 sebelah timur dan selatan
membentuk huruf L. Batas ruang as salam di sebelah utara berbatasan dengan ruang
instalasi gizi dan sebelas timur berbatasan dengan ruangan haji dan asyfaa, dan
sebelah selatan ruangan al amin.
Susunan organisasi di ruang assalam yaitu 1 orang kepala ruang, 4 orang
penanggung jawab shift dan 4 orang perawat pelaksana, dimana sudah dibagi untuk
pelaksanaannya dan sudah berjalan sesuai dengan timnya masing-masing. Tingkat
pendidikan D3 keperawatan berjumlah 7 karyawan, berpendidikan S1 profesi Ners
berjumlah 2 karyawan dan di bantu asisten perawat berjumlah 3 karyawan.
a. Unsur input/masukan : 5 M
1. Man
a. Tenaga Kesehatan
Dalam UU nomer 36 Tahun 2014 tentang kesehatan yang dimaksud
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabadikan diri dalam bidang
kesehtaan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan
dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Dalam undang-undang tersebut tenaga kesehatan
salah satunya adalah tenaga keperawatan yaitu perawat.
Berikut adalah tabel nama, pendidikan, masa kerja, dan pelatihan mengenai
tenaga perawat.
RSI Banjarnegara
No Nama Jabatan Pendidikan Masa PK Pelatihan
perawat terakhir kerja
dan NIP
1 Indriyani Kepala D3 16 PONED
kelik f ruang Keperawatan tahun
Amk
2 Diah PJ Shif D3 3,5 BTCLS
enggar Keperawatan tahun
3 Fajar D3 2,5 BTCLS
riyadi Keperawatan tahun
Amk
4 Yurika D3 3 tahun BTCLS
fian Amk Keperawatan
5 Purnama Sarjana 6 bulan BTCLS
Ns. Keperawatan
S.Kep + Ners
6 Indarto D3 6 tahun PPGD
Amk Keperawatan
7 Nur elisa Sarjana 1 bulan BTCLS
Ns S.Kep Keperawatan PPI
+ Ners
8 Maita D3 2,5 BTCLS
indah Keperawatan tahun
Amk
9 Emi dwi D3 1,5 BTCLS
L amk Keperawatan tahun

- Rata-rata pasien perhari


Tiap hari rata-rata pasien yang dirawat 8
- Perawatan 1 hari per pasien rata-rata 2-3 hari
- Jam perawatan yang diperlukan : tiap 2 jam sekali kepasien.
- Jam efektif perawatan 7 jam perhari
- Organisasi
Direktur
dr. Agus Ujarto Msi, Med, Sp. B

Kabid Yanmed dan Yankep


dr. Aditya Chandra Putra, Sp. PD

Kasubid Yankep
Joni krismanto, S. Kep., Ns

Kasubid Yankep Ranap


Siti Zaenap, S. Kep., Ns

Kepala Ruang
Indriyani Kelik F. Amk

Ketua shift Ketua shift Ketua shift Ketua shift


Diah Enggar Amk Yurika Fian Amk Indarto Amk Maita Indah
Amk

Perawat Pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana Perawat pelaksana


Fajar Riyadi Amk Ns. Purnama S.Kep Ns. Nur Elisa S.Kep Emi Dwi L. Amk

Asper Asper Asper


Fathul Bari Wahyu Nur
Berdasarkan sistem organisasi di RSI Banjarnegara terutama di ruang
assalam dilakukan rolling perawat antar ruangan setiap 1 bulan sekali.
2. Money
Pendapatan yang diperoleh dari pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat merupakan pendapatan oprasional rumah sakit. Pendapatan rumah
sakit terdiri dari pendapatan pasien umum dan pihak ketiga.
a. Pendapatan pasien umum adalah pendapatan yang diperoleh dari
pembayaran langsung pasien dan asuransi lainnya.
b. Pendapatan pihak ketiga adalah pendapatan yang diperoleh dari
pembayaran pasien yang dijamin oleh pihak ketiga yang terdiri dari:
- Pasien Umum
Pasien umum adalah pasien bukan peserta BPJS dan bukan peserta
asuransi lain.
1. Setelah pasien dinyatakan / diizinkan pulang maka petugas
ruang harus melakukan rekapan sisa obat ataupun alat kesehatan
2. Petugas ruang melakukan verifikasi pada lembar kuning dengan
input data pada SIM RS
3. Kemudian petugas ruang menyerahkan berkas kepulangan ke
kasir dan sisa obat atau alat kesehatan ataupun resep tambahan
ke farmasi
4. Petugas kasir akan memverifikasi jumlah rincian tagihan
pembayaran pasien dengan jumlah tagihan yang ada di SIM RS,
jika ada perbedaan maka petugas kasir melakukan konfirmasi
ke petugas ruangan
5. Kemudian setelah kasir selesai memverifikasi jumlah rincian
tagihan pembayaran maka petugas kasir menghubungi petugas
ruang untuk menyampaikan kepada keluarga pasien untuk
menuuju kasir untuk melakukan pembayaran administrasi rawat
inap.
6. Setelah keluarga pasien melakukan pembayaran maka akan
diberi kartu pink dari kasir untuk pengambilan obat ke loket
farmasi dan kartu tersebut diserahkan ke petugas ruang sebagai
bukti telah melakukan transaksi pembayaran lunas.
- Pasien JKN
Pasien JKN adalah bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdsarakan Undang-Undang No.40 tahun 2004 tentang SJSN dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
- Pasien JAMKESDA
Pasien jamkesda adalah program jaminan bantuan pembayaran
biaya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah daerah
kepada masyarakat. Sasaran program JAMKESDA adalah seluruh
masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa
jamkesmas, askes, dan asuransi kesehatan lainnya.
Jika pasien adalah jamkesda PMKS maka seluruh biaya RS
akan mendapat perhitungan free.
Jika pasien adalah jamkesda PRATAMA maka pasien
membayar 50 % dari jumlah tagihan (jumlah maksimal yang tercover
jamkesda pratama sebesar 5 juta)
- Pasien BPJS
Pasien BPJS adalah badan penyelenggaraan jaminan sosial atau
BPJS merupakan lembaga yang terbentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-Undang No. 40
tahun 2004 dan Undang-Undang No. 24 tahun 2011.
BPJS kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan atau
atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari
sejak dokumen klien diterima lengkap, besaran pembayaran kepada
fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara BPJS
kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan dengan mengacu pada
standart tarif yang ditetapkan oleh mentri kesehatan.
Pada pasien BPJS yang sesuai kelas maka seluruh biaya rumah
sakit akan dicover BPJS dan mendapat perhitungan free. Jika pasien
BPJS naik kelas maka akan mendapatkan perhitungan selisih bayar.
Pada pasien BPJS dan JAMKESDA sebelum pulang harus
sudah ada surat jaminan (SEP). Prosedur transaksi pembayaran BPJS
dan JAMKESDA sama seperti pasien umum.
- Pasien asuransi lain
Pasien asuransi lain merupakan pasien yang membayar iuran
tidak kepada pemerintah melainkan kepada pihak lain sebagai
jaminan pembiayaan kesehatan
- Jaminan perusahaan swasta dan atau Badan Usaha Milik Negara/D
(BUMN/D) Merupakan asuransi kesehatan yang dikelola oleh
pemerintah, seperti BPJS Kesehatan

Pendapatan rumah sakit di bagi lagi menjadi 4 kelompok yaitu :


- Pendapat pasien rawat jalan yaitu, semua pendapatan yang diperoleh dan
timbul dari kegiatan pada instalasi rawat jalan
- Pendapatan pasien rawat inap, yaitu semua pendapatan yang diperoleh dan
timbul dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi rawat inap
- Pendapatan penunjang medis, yaitu semua pendapatan yang diperoleh dan
timbul dari kegiatan atau pelayanan yang diberikan kepada pasien di
instalasi penunjang
- Pendapatan lain-lain, yaitu semua pendapatan yangg diperoleh dan timbul
dari kegiatan atau pelayanan selain dari pasien rawat jalan, pasien rawat
inap, dan penunjang medis

3. Machine
Nama Alat Jumlah Kondisi
Kursi roda 1 Baik
Box Apd 1 Baik
Tabung oksigen 4 Baik
Meja Pasien 11 Baik
Stetoskop 2 Baik
Spo2 2 Baik
Tensi digital 2 Baik
Tensi jarum 1 Baik
Termogun 1 Baik
Suction 1 Baik
Nebulizer 1 Baik
Senter 1 Baik
Bed pasien 11 Baik
Emergensi bag 1 Baik
Pispot 8 Baik

4. Material
Lokasi penerapan proses manajemen keperawatan ini dilakukan pada ruangan
assalam rumah sakit islam banjarnegara dengan uraian denah sebagai berikut:
a. Sebelah selatan berbatasan dengan ruang al amin
b. Sebelah utara berbatasan dengan instalasi gizi
Ruang asalam berbentuk huruf L terdapat ruang nurse station, kamar
mandi, ruang kepla ruang yang digunakan sekaligus sebagai tempat sholat,
aseptic dispensing, tempat istirahat perawat, tempat makan dan minum
perawat
1. Ruang perawatan assalam terdiri dari kamar vip , kelas I sebagai
berikut:
a) Kamar perawatan VIP
Kamar perawatan VIP terletak pada sisi utara raung asaalam,
terdiri dari 4 kamar dengan total tempat tidur 4 tepat tidur
pasien dan 4 tempat tidur penunggu pasien, masing-masing
kamar berisi:
 2 tempat tidur, 1 bed pasien dan 1 bed penunggu pasien
 1 almari
 1 kursi untuk penunggu pasien
 1 AC di setiap kamar
 1 wastafel
 1 televisi
 4 gorden di setiap ruangan/jendela
 1 kamar mandi din setiap ruangan
 1 kulkas di setiap ruangan
b) Kamar perawatan kelas 1 isi 1
 1 bed pasien dan 1 kursi penunggu pasien
 1 almari
 1 kipas angin
 1 dispenser
 1 televisi
 1 gorden di jendela
 1 kamar mandi
c) Kamar perawatan kelas I isi 2
 2 bed pasien dan 2 kursi penunggu pasien
 2 almari
 2 kipas angin
 1 dispenser
 1 televisi
 2 gorden penyekat ruangan
 1 gorden pada jendela ruangan
 1 kamar mandi
5. Method
Pengeorganisasian pelayanan di bangsal perawatan mengacu pada
metode asuhan keperawatan yang digunakan. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa metode yang digunakan dan bentuk struktur pengorganisasian kerja
yang digunakan supaya efektif dan efisien.
a. Model Asuhan Keperawatan Fungsional
Yaitu pengorganisasian tugas keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Seorang
perawat dapat melakukan dua jenis atau lebih untuk semua klien yang ada
di unit tersebut. Metode ini berkembang ketika perang dunia II, akibat
kurangnya perawat profesional, maka banyak direkrut tenaga pembantu
perawat. Mereka dilatih minimal cara merawat, diajarkan tugas yang
sederhana dan berulang seperti menyuntik, ukur tekanan darah, mengukur
suhu, merawat luka dan sebagainya. Awalnya hal tersebut bersifat
sementara, karena keterbatasan tenaga perawat yang ada, namun dalam
kenyataannya hal tersebut tetap bertahan sampai saat ini , khususnya di
Indonesia.
b. Model Asuhan Keperawatan Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok
perawat kepada sekelompok klien yang dipimpin oleh perawat teregistrasi
dan berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/Ketua Tim. Selain itu Ketua Tim bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggotanya sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila mengalami kesulitan.
b. Unsur proses
1. Proses pelayanan keperawatan/ SP2KP
a. Penilaian pelaksanaan tugas kepala ruang

Kepala Ruang adalah manajer operasional yangmerupakan


pimpinan yang secara langsung mengelola seluruh sumber daya diunit
perawatan dan ikut bertanggungjawab dalam menghasilkan pelayanan
yang bermutu.

Standar tugas pokok Kepala Ruang yang ditetapkan oleh Depkes


(2012) meliputi kegiatan menyusun rencana kegiatan tahunan yang
meliputi kebutuhansumber daya (tenaga, fasilitas, alat dan dana),
menyusun jadwal dinas dan cuti,menyusun rencana pengembangan staf,
kegiatan pengendalian mutu, bimbingandan pembinaan staf, koordinasi
pelayanan, melaksanakan program orientasi,mengelola praktik klinik serta
melakukan penilaian kinerja dan mutu pelayanan.

No Variabel yang dinilai Observasi


Ya Tidak
1 Membagi staf kedalam group MPM sesuai 
dengan kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN 

3 Menyiapkan materi tentang permasalahan 


pasien dan ruangan yang ada pada hari tersebut
termasuk laporan permasalahan dinas malam
4 Kepala ruang melakukan meeting moring untuk 
menindaklanjuti masalah yang ada yang diawali
dan diakhiri dengan doa
5 Membagi pasien kedalam group MPM sesuai 
dengan kemampuan dan beban kerja
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas 
PN dan AN
7 Melakukan supervisi dan memberi motivasi 
seluruh staf keperawatan untuk mencapai
kinerja optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada 
semua staf termasuk pada saaat mengakhiri
metting morning kepada dinas malam dan dinas
pagi
9 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan 
keperawatan dengan melakukan evaluasi
melalui angket setiap pasien akan pulang.

10 Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga 


sore, malam, libur
11 Berperan serta sebagai konsultan 

12 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf 


melalui daftar hadir yang ada di ruangan
13 Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien 
dan keluarga
14 Mengadakan CNE ( continuing nursing 
education)
Jumlah
%

1. Kompetensi dan Penilaianya

Dalam terminologi organisasi kompetensi diartikan sebagai keahlian


yangdimiliki seseorang yang dapat dikelompokkan menjadi keahlian
teknikal dankeahlian profesional. Sedang dalam konteks sebuah sistem,
ko4mpetensi adalahmerupakan aspek input dan proses dari kinerja suatu
pekerjaan, di mana menurut Amstrong ( 2009) kompetensi didefinisikan
mencakup karakteristik perilaku yang dapat menunjukkan perbedaan
antara orang yang berkinerja tinggi yang dalam halini menyangkut
prestasi kerja yang ditunjukkan oleh seseorang.
Dalam pelayanan keperawatan seorang pelaksana perawat yang baik
harusmempunyai ketrampilan kognitif (intelektual), kreatif dan
mempunyaikeingintahuan yang tinggi, ketrampilan interpersonal,
kompetensi kultural,ketrampilan psikomotor serta mempunyai
ketrampilan teknologi seiring dengantuntutan kemajuan.

Sedangkan menurut Nurachmah (2011), bagi seorang


manajerkeperawatan, maka harus memiliki beberapa kompetensi agar
pelaksanaan pekerjaannya dapat berhasil yaitu : kemampuan menerapkan
pengetahuan,ketrampilan kepemimpinan, (kemampuan menjalankan peran
sebagai pemimpin)dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen, di
mana kelancaran pelayanankeperawatan di suatu ruang rawat baik juga
dipengaruhi oleh beberapa aspekantara lain adanya : visi, misi dan tujuan
rumah sakit yang dijabarkan secara lokalruang rawat., struktur organisasi
lokal, mekanisme kerja (standar-standar) yangdiberlakukan di ruang
rawat, sumber daya manusia keperawatan yang memadaibaik kuantitas
maupun kualitas, metode penugasan, tersedianya berbagai sumberatau
fasilitas yang mendukung pencapaian kualitas pelayanan yang
diberikan,kesadaran dan motivasi dari seluruh tanaga keperawatan yang
ada serta komitmendan dukungan dari pimpinan Rumah Sakit.

Menurut Dharma (2005) analisis dan penilaian terhadap kompetensi


mempunyai peran yang penting dalam sebuah organisasi, yang antara lain
dapatbermanfaat dalam manajemen kinerja, seleksi, dan pengembangan
karir pegawai.Seringkali dikatakan bahwa apa yang bisa dikelola, harus
dapat pula diukur,begitu juga dengan kompetensi. Pengukuran kompetensi
dilakukan dapat dengan menggunakan skalapenilaian yang didasarkan
pada keperilakuan yang menguraikan secara rinciberbagai perilaku atau
tindakan yang menunjukan keberhasilan bagi suatu perantertentu

2. Tanggung jawab kepala ruangan

Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab


kepada kepala instalansi terhadap hal-hal sebagai berikut:

a) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan


b) Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan
keperawatan
c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
e) Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
f) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan
keperawatan
g) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan

3. Wewenang Kepala Ruangan

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan mempunyai wewenang


sebagai berikut:

a) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan


b) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan
c) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruang
perawatan
d) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruangan
e) Menghadiri rapat berkala dengan kepala instansi/Kasi/Kepala Rumah
Sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan

4. Tugas Kepala Ruangan

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang


rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya

1) Melaksanaan fungsi perencanaan (P1), meliputi :

a) Menyusun rencana kerja kepala ruangan


b) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang rawat yang bersangkutan
c) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan
d) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi dengan kepala
instansi
e) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan.

2) Melaksanaan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)

1) Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang


rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas
diruang rawatnya.
2) Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang
inap, fasilitas yang ada dan cara penggunaaanya dan kegiatan rutin
sehari hari
4) Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/
asuhan keperawatan yang sesuai ketentuan.
5) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
6) Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga lain
yang akan bekerja diruang rawat
7) Memeberikan kesempatan /ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan koordinasi kepala
instansi / kasi keperawatan / kepala bidang keperawatan.
8) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalau
dalam keadaan siap pakai
10) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruktur dokter
khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.
11) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan diruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi /non infeksi untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan.
12) Memberikan motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat
13) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien rawat inap
14) Menyimpan semua berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan diruang rawatnya dan selanjutnya mengembalikan ke MR
15) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang rawat
16) Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasienatau keluarganya
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya
18) Melakukan serah terima pasien dan lain lain pada saat pergantian
dinas

3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:

a) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang


telah di tentukan
b) Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan
yang telah ditentukan
c) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya.
d) Menguasai, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
perawatan, peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan
efisien.
e) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar
yang berlaku secara mandiri atau kordinasi dengan tim pengendali
mutu asuhan keperawatan.

b. Penilaian ketua tim


Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai
sekelompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di ruang rawat dan bertanggung jawab langsung kepada karu.
1. Tanggung jawab ketua tim
a. Mengkaji klien dan menerapkan tindaka keperawatan yang tepat.
pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan,
dapat melakukan serah terima tugas.
b. Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu
membimbing anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan
yang telah di lakukan.
c. Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien
terhadap tindakan keperawatan.
d. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung /
laporan anggota tim.
2. Ketua tim harus memiliki kemampuan :
a. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim
menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan
b. Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
c. Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien
d. Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai
kebutuhan pasien
e. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien
maupun kerja dari anggota tim menjadi guru atau pengajar
f. Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
No Pernyataan Pilihan
Tidak Kadang- Sering Selalu
pernah kadang
1 Melakukan kontrak dengan 
klien atau keluarga pada
awal masuk ruangan
sehingga tercipta hubungan
terapeutik
2 Melakukan pengkajian 
terhadap klien baru atau
melengkapi pengkajian yang
sudah dilakukan PP pada
sore, malam atau hari libur
3 Menjelaskan rencana 
keperawatan yang sudah
ditetapkan kepada PA
dibawah tanggung jawabnya
sesuai klien yang dirawat
4 Menetapkan PA ynag 
bertanggung jawab kepada
setiap klien, setiap kali sift
(giliran jaga)
5 Melakukan bimbingan dan 
evaluasi ( mengecek ) PA
dalam melakukan tindakan
keperawatan, apakah sesuai
dengan SOP
6 Memonitor dokumentasi 
yang dilakukan oleh PA
7 Membantu dan memfasilitasi 
terlaksananya kegiatan PA
8 Melakukan tindakan 
keperawatan yang bersifat
terapi keperawtan dan
tindakan keperawatan yang
tidak dapat di lakukan oleh
PA
9 Mengatur pelaksanaan 
konsul dan pemeriksaan
laboratorium
10 Melakukan kegiatan serah 
terima klien di bawah
tanggung jawabnya bersama
dengan PA
11 Mendampingi dokter visite 
klien di bawah tanggung
jawabnya
12 Melakuakan evaluasi asuhan 
keperawatan dan membuat
catatan perkembangan klien
setiap hari
13 Melakukan pertemuan 
dengan klien atau keluarga
minimal setiap 2 hari untuk
membahas kondisi
keperawatan klien
(bergantung pada kondisi
klien)
14 Memeberikan pendidikan 
kesehatan kepada klien atau
keluarga
15 Membuat perencanaan 
pulang bagi klien

c. Penilaian perawat primer dan perawat asosiet


Primary nursing adalah model asuhan keperawatan yang diberikan kepada
1-6 pasien dari mulai masuk sampai pulang, asuhan yang diberikan selama
24 jam dilakukan oleh perawat primer dan dibantu oleh perawat pelaksana
(perawat asosiet), setiap perawat primer memebrikan perawatan secara
,menyeluruh sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien selama dirawat.
d. Penilaian ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate, bidan associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim. Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan bahwa kegiatan ronde keperawatan di
Ruang Assalam sudah dilaksanakan namun belum sesuai dengan SOP.
No Aspek yang dinilai Kriteria penilaian Keterang
an
K 1 2 3 4
A Persiapan
r pra ronde 
Menentukan
i kasus dan topic 
Menentukan tim ronde 
t
Infom consent 
e
Menyusun pre planning, waktu 
r pelaksanaan, menyusun
dan
i
proposal ronde
Mendiskusikan
a dengan kepala 
ruang/
N perawat konsulan
Mencari
i literature 
B Pelaksanaan
l
Mengecek persiapan pelaksanaan 
a
ronde
i
Menyampaikan masalah-masalah 
pasien (bukan penyakitnya)
1
Menyampaikan discharge 
planning sesuai topic
Mengikutsertakan
s pasien dan 
keluarga
e dalam ronde
Mengikutsertakan
b tim untuk 
memvalidasi yang disampaikan
a
dalam ronde
g
Menyampaikan ronde dengan 
ijelas dan mudah di terima pasien
C a
Evaluasi
Ronde
n dilaksanakan sesuai waktu 
yang ditentukan
Mendokumentasikan
k 
Nilai 1 sebagian kecil penampilan didemonstrasikan
Nilai 2 beberapa penampila ada, tetapi ada yang kurang adekuat
Nilai 3 sebagian besar penampilan adekuat
Nilai 4 semua penampila didemonstrasikan

e. Penialaian terhadap meeting morning


Salah satu aktivitas perorganisasian di ruangan SP2KP (Sistem Pemberian
Layanan Keperawatan Profesional) adalah adanya morning meeting yaitu
suatu pertemuan yang dilakuakan di pagi hari sebelum dimulainya operan
tugas jaga antara shif malam dan shif pagi. Tujuan dari pelaksanaan
kegiatan ini adalah koordinasi intern ruang perawatan sebagai wahana
informasi dan komunikasi.
No Uraian Tugas Ya Tidak
A Tahap pre interaksi 
Karu menyiapkan tempat untuk
melakukan metting morning
B Tahap kerja
1 Karu memberikan arahan kepada staf 
dengan materi yang telah disiapkan
sebelumnya termasuk memberikan
informasi-informasi terbaru yang ada
di rumah sakit
2 Karu melakukan klarifikasi masalah 
yang terjadi pada sift malam
3 Memberikan kesempatan kepada staf 
untuk mengungkapkan permasalahan
yang muncul diruangan
4 Bersama-sama staf mendiskusikam 
pemecahan masalah yang dapat di
tempuh
5 Karu memberi motivasi dan 
reinfocement kepada staf
6 Karu menyimpulkan hasil kegiatan 
7 Karu menutup metting moerning 
C Tahap terminasi
8 Karu mendokumentasikan hasil 
kegiatan dalam catatan ruangan
Total

f. Penilaian Discharge planning


Indikator penilaian terhadap keberhasilan dicharge planning adalah kriteria
proses dan kriteria hasil yang dapat diukur dengan meningkatkan status
fungsional, jumlah hari rawatan atau kunjungan berulang.
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
A Pra interaksi
1 Mengidentifikasi data pasien (tingkat 
pendidikan dan pengetahuan pasien atau
keluarga)
2 Mengidentifikasi kebutuhan perawatan 
lanjutan pasien dirumah
3 Membuat rencana interaksi 
4 Menyiapkan tempat untuk memberikan 
discharge planning
5 Menyiapkan bahan untuk pemberian 
discharge planning (pedoman pemberian
discharge planing, leaflet), surat kontrol,
surat pulang, obat-obatan
B Orientasi
1 Memberi salam dengan senyum 
2 Memperkenalkan diri (nama dan peran) dan 
menjelaskan tugas perawat (karu, PN/ PJTJ)
3 Menanyakan perasaan pasien atau keluarga 
4 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 
5 Menjelaskan tujuan kegiatan 
6 Menjelaskan perkiraan waktu yang 
dibutuhkan untuk kegiatan pemberian
discharge planning
C Kerja
1 Memberikan kesempatan pasien atau 
keluarga untuk klarifikasi informasi yang
telah disampaikan
2 Menjelaskan informasi discharge planning 
secara urut sesuai pedoman:
a. Masalah keperawatan yang perlu tindak 
lanjut dirumah
b. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan: 
- Cara pemakaian obat 
- Cara makan dan minum/ pengaturan 
diit
- Cara pengaturan aktivitas dan 
istirahat
- Lain-lain: contoh cara perawatan 
luka, cara menyusui
c. Periksa ulang atau kontrol 
3 Mengklarifikasi informasi yang telah 
diberikan
4 Menanyakan kejelasan informasi discharge 
planning yang telah disampaikan pada pasien
atau keluarga
D Terimnasi
1 Mengevaluasi pengetahuan pasien atau 
keluarga tentang informasi discharge
planning yang diberikan
2 Memberikan re-inforcement positif pada 
pasien atau keluarga (terimakasih atas kerja
samanya, dsb)
3 Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan 
salam
E Dokumentasi
1 Perawat (karu/ PN/ PjTj) dan pasien atau 
keluarga menandatangani bukti pemberian
discharge planning di blanko rekam medik
yang telah disediakan
Jumlah
Presentase
g. Penilaian evaluasi pendekatan pengarahan (pre dan post conference)
Pre conference adalah rencana tiap perawat atau rencana harian dan
tambahan rencana dari Katim dan PJ Katim, sedangkan post conference
adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjng hif dan sebelum operan pada shif berikutnya.
NO URAIAN TUGAS YA TIDAK
A Tahap pra interaksi
1 Menyiapkan ruangan atau temapat 
2 Menyiapkan rakamedik pasien dalam 
tanggung jawabnya
B Tahap kerja
1 Menyampaikan salam 
2 Mengawali dengan doa 
3 Menjelaskan tujuan di lakukan pre 
conference
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien 
dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
5 Mendikusikan masalah keperawatan yang di 
alami oleh pasien
6 Mendiskusikan tentang diagnosa 
keperawatan pasien yang munccul pada
pasien
7 Mendiskusikan tentang intervensi 
keperawatan
8 Membagi tuga perawat pelaksana sesuai 
dengan kemampuannya
9 Memberi reinforcement pada perawat 
pelaksana
10 Menyimpulkan hasil conference 
C Tahap terminasi
1 Mengakhiri pre conferance 
2 Mendokumentasikan hasil pre conferance 
3 Total

NO URAIAN TUGAS YA TIDAK


A Tahap pra interaksi
1 Menyiapkan ruangan atau temapat 
2 Menyiapkan rakamedik pasien dalam 
tanggung jawabnya
B Tahap kerja
1 Menyampaikan salam 
2 Mengawali dengan doa 
3 Menjelaskan tujuan di lakukan post 
conference
4 Menjelaskan masalah keperawatan pasien 
dan rencana keperawatan yang menjadi
tanggung jawabnya
5 Mendikusikan masalah keperawatan yang di 
alami oleh pasien
6 Mendiskusikan tentang diagnosa 
keperawatan pasien yang munccul pada
pasien
7 Mendiskusikan tentang intervensi 
keperawatan
8 Membagi tuga perawat pelaksana sesuai 
dengan kemampuannya
9 Memberi reinforcement pada perawat 
pelaksana
10 Menyimpulkan hasil post conference 
C Tahap terminasi
1 Mengakhiri post conferance 
2 Mendokumentasikan hasil post conferance 
3 Total
h. Hubungan profesional antar staf / perawat dan pasien
Adalah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses keperawatan pada
saat perawat dan pasien berinteraksi kesediaan untuk terlibat guna
mencapai asuhan keperawatan. Pada dasrnya hubungan perawat dan pasien
bersifat profesional yang di arahkan pada pencapaian tujuan.
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Kepala ruang melakukan supervisi selurruh 
pasien yang ada diruangan setiap awal tugas
2 PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang 
menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas setiap pasien
3 Pn menginformasikan peraturan dan tata tertib 
RS yang berlaku kepada setiap pasien atau
keluarga baru
4 PN memperkenalkan perawat dlaam satu grub 
yang akan merawat selama pasien dirawat di
RS
5 PN atau AN melakukan visit atau monitoring 
untuk mengetahui perkembangan atau kondisi
pasien
6 PN memberikan penjelasan setiap rencana 
tindakan atau program pengobatan sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan 
PN atau AN memberikan penjelasan atas
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
atau keluarga
8 Kesediaan PN atau AN untuk menerima 
konsultasi/ keluhan pasien/ keluarga dan
berupaya mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau 
perawat yang bertanggungjawab selama ia
dirawat dan ditulis pada papan pasien
10 PN atau AN memberi tahu dan mempersiapkan 
pasien yang akan pulang
Jumlah
Presentase

i. Hubungan antar staf keperawatan


Hubungan komunikasi antar kepala ruangan dan staf keperawatan yang
baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Penanggung jawab pelayanan mengadakan 
pertemuan rutin karu minimal satu 1x/
minggu
2 PJ ruangan keperawatan mengadakan 
pertemuan rutin dengan seluruh staf
keperawatan minimal sebulan sekali
3 Karu mengadakan peretmuan rutin dengan PN 
minimal 1x/ minggu
4 PN mengadakan pre dan post conferenc pada 
setiap awal dan akhir jaga pagi
5 PN menerima serah terima dari AN yang 
tugas jaga sebelumnya
6 PN mendampingi serah terima tugas jaga 
antara AN pada tugas jaga berikutnya
7 AN melaksanakan serah terima tugas jaga 
dari jaga sebelum dan tugas jaga berikutnya
8 PN melakukan dokumentasi askep terutama 
dalam pengkajian, menetapkan diagnosa dan
penyusunan rencana keperawatan
9 AN melakukan dokumentasi askep terutama 
dalam hal pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan
10 PN membuat laporan tugas pada PJ ruang 
keperawatan setiap akhir tugas terutama
keadaan umum pasien dan permasalahan yang
ada
11 PN melakukan motivasi/ bimbingan / re- 
inforcement dengan AN setiap hari
12 AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada 
13 PPJr menggantikan tugas PJ ruangan pada 
tugas siang, malam, hari libur
Jumlah
Presentase

j. Hubungan staf keperawatan dan dokter/ tim kesehatan


Hubungan staf keperawatan dan dokter/tim kesehatan sudah baik dan
saling berkolaborasi. Perawat mampu berkomunikasi secara efektif dengan
tim kesehatan lainnya sehingga dapat mengintegrasikan perawatan yang
aman dan efektif bagi pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Contoh
komunikasi interprofesionalyang digunakan adalah SBAR (Situation-
Background-Asessment-Recommendation). SBAR merupakan teknik
dalam mengkomunikasikan informasi yang penting yang membutuhkan
perhatian dan tindakan dengan segera sehingga keselamatan pasien dapat
terjamin dan terlindungi.
k. Pelaksanaan administrasi care
Suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan peranggungjawaban penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
2. Pengkajian instrumen ABC
a) Instrumen A ( Dokumen asuhan keperawatan)
1) Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan berupa
pengumpulan data yang sistimatis dalam asuhan keperawatan sesuai
kebutuhan klien, diperoleh dariwawancara (anamnesis),
pemeriksaanfisik, pengamatan, dokumen perawatan harus terisi100%
(observasi) hal ini sesuai keputusan direktur rumah sakit tentang
StandarAsuhan Keperawatan (SAK).
a. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.

No nHubungan professional/kemitraan antar staf Observbasi


keperawatan dengan dokter/ tim kesehatan lain Ya Tidak
1 PN/AN melakukan visit bersama dengan dokter 
(atau tim kesehatan lain yang merawat
2 bPN melakukan diskusi kasus dengan dokter atau 
tim kesehatan lain minimal 1x per minggu
3 iHubungan professional/kemitraan dengan dokter 
o/tim kesehatan lain tercemin dalam dokumen
rekam medic
4 ,PN/AN dalam segera memberikan data pasien 
yang akurat dengan cepat dan tepat kepada
dokter/tim kesehatan lain biladibutuhkan
5 pPN/AN menggunakan rekam medic sebagai 
ssarana hubungan professional dalam rangka
pelaksanaan program kolaborasi
6 iDokter / tim kesehatan lain menggunakan rekam 
kkeperawatan sebagi sarana hubungan profesional
dalam rang program kolaborasi
7 oTim / dokter kesehatan lain mengetahui setiap 
,pasien siapa PN yang merawat
8 PN memfasilitasi pelaksanaan konsultasi pasien / 
keluarga dengan dokter /tim kesehatan lain
sJumlah
Persentase
o
b. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang.
c. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status
kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
2) Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan proses mengidentifikasi
masalah kesehatan pasien sebagai suatu pernyataan singkat, tegas dan
jelas yang didasarkan pada pengumpulan dan evaluasi data dokumen
harus terisi 100%.
a. Diagnosa keperawatan berdasarkanmasalah yang telah
dirumuskan.
b. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE / PES.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
3) Perencanaan
Perencanaan keperawatan merupakan proses merencanakan
tindakan untuk menyelesaikan/mengatasi masalahkesehatan pasien
sebagai suatu pernyataan singkat,tegas dan jelas yang didasarkan
padadiagnose keperawatan dokumen harus terisi 100%.
a. Berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Disusun menurut urutan prioritas.
c. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek,
perubahan, perilaku,kondisi pasien dan atau kriteria.
d. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat
perintah, terinci danjelas atau melibatkan pasien/keluarga.
e. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengantim
kesehatan lain
4) Implementasi
Tindakan keperawatandilakukan sesuai diagnose danrencana
yang ditetapkan, merupakan proses lanjutan dari perencanaan
yangdibuat, tindakan untuk menyelesaikan/ mengatasi masalah
kesehatan pasien, tidakan keperawatan yang telah dikerjakan harus
100% dicatat didalam lembar dokumen keperawatan
a. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana perawatan.
b. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan
keperawatan.
c. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi.
d. Semua tindakan yang telah dilaksanakandicatat ringkas dan
jelas.
5) Evaluasi
Evaluasi keperawatan dilakukan sesuai masalah yang
ditetapkan danyang sudah dilakukan tindakan, merupakan proses
lanjutandari tindakan untuk menyelesaikan/mengatasi masalah
kesehatan pasien, evaluasi keperawatan yang telah dikerjakan harus
100% dicatat didalam lembar dokumen keperawatan.
a. Evaluasi mengacu pada tujuan.
b. Hasil evaluasi dicatat.

Catatan Asuhan Keperawatan.

Catatan keperawatan digunakan untuk mencatat komunikasi penting


perihal pasienyang menyangkut masalah yang dialami oleh pasien.

a. Menulis pada format yang baku.


b. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
c. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar.
d. Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat mencantumkan
paraf/nama jelas,dan tanggal jam dilakukannya tindakan.
e. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

b) Instrumen B ( mutu pelayanan keperawatan)


Mutu pelayanan keperawatan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
oleh profesi keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan pasien dalam
mempertahankan keadaan dari segi biologis, psikologis, sosil dan spiritual
pasien.
Tujuan mutu pelayanan keperawatan
1. Penyusunan standar atau kriteria
2. Mengidentifikasi informasi yang sesuai dengan kriteria
3. Identifikasi sumber informasi
4. Mengumpulkan dan menganalisa data
5. Evaluasi ulang

Faktor mutu pelayanan keperawatan :

1. Komunikasi dari mulut ke mulut, biasanya komunikasi dari mulut ke


mulut sering dilakukan oleh masyarakat awal yang telah mendapatkan
perawatan dari sebuah instansi.
2. Kebutuhan pribadi, kebutuhan dari masing-masing pasien bervariasi
maka mutu pelayanan keperawatan juga harus menysuaikan
berdasarkan kebutuhan pribadi pasien.
3. Pelayanan masa lalu, pasien akan cenderung menilai suatu berdasarkan
pengalaman yang pernah di alami
4. Komunikasi eksternal, sebagi pemberi mutu pelayanan keperawatan
juga dapat melakukan promosi sehingga pasien akan mempercayai
penuh terhadap mutu pelayanan keperawatan di instansi tersebut.

Menurut Nursalam (2013) suatu pelayanan keperawatan harus memiliki


mutu yang baik dalam pelaksanaanya diantaranya adalah

1. Caring adalah sikap peduli yang ditunjukkan oleh perawat kepada


pasiennya
2. Kolaborasi adalah tindakan kerjasama anatar perawat dengan anggota
medis lainnya, pasien, keluarga pasien, dan tim sejawat keperawatan
dalam menyelesaikan prioritas perencanaan pasien
3. Kecepatan, suatu sikap perwat yang cepat dan tepat dalam memberiksan
asuhan keperawatan
4. Empati adalah sikap ang harus ada pada semua perawat
5. Courtesy adalah sopan santun yang ada pada diri perawat
6. Sincerety adalah kejujuran dalam diri perawat,
7. Komunikasi terapeutik, salah satu cara yang paling mudah untuk
dilakukan perawat dalam memberiksan asuhan keperawatan
c) Instrumen C (5 SOP)
Menurut Tjipto Atmoko (2011), mengatakan bahwa standar
operasional prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman (SOP) merupakan
suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerja sesuai dengan
fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintahberdasarkan indicator-
indakator teknis, administrative dan proseduaral sesuai tata kerja, prosedur
kerja dan system kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan tanggal 22 Desember 2020
sampai dengan 25 Desember di Ruang Assalam RSI banjarnegara sudah
terdapat SOP yang didokumentasikan, akan tetapi dari hasil observasi yang
telah dilakukan utuk pemasangan infus perawat belum menerapkan cara
cuci tangan yang dilakukan tindakan ke pasien, tidak menggunakan
pengalas saat pemasangan infus, dan belum menjelaskan prosedur dan
tujuan pemasangan infus kepada pasien.
d) Keselamatan pasien (patient safety)
c. Unsur out put/ keluaran
1. Mutu asuhan keperawatan (A,B,C)
Standar penilaian yang digunakan untuk menilai mutu asuhan keperawatan adalah
dengan menggunakan instrument A, B dan C.
1) Instrumen A merupakan evaluasi terhadap pendokumentasian asuhan
keperawatan
No. Aspek yang dinilai Ya Tidak
N % N %
1. Pengkajian
1. Mencatat data yang dikaji 5 100% 0 0
sesuai dengan pengkajian
2. Data dikelompokkan (bio- 5 100% 0 0
psiko-sosiak-spiritual)
3. Data yang dikaji pasien 5 100% 0 0
masuk sampai pulang
4. Masalah dirumuskan 5 100% 0 0
berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan
dengan norma dan pola
fungsi kehidupan
2. Diagnosa Asuhan Keperawatan
1. Dx keperawatan berdasarkan 5 100% 0 0
masalah yang telah
dirumuskan
2. Dx keperawatan 5 100% 0 0
mencerminkan PE/PES
3. Merumuskan dx keperawatan 5 100% 0 0
actual atau potensial
3. Perencanaan Asuhan Keperawatan
1. Berdasarkan dx keperawatan 5 100% 0 0
2. Disusuun menurut urutan 5 100% 0 0
prioritas
3. Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/subyek, 5 100% 0 0
perubahan perilaku, kondisi
pasien dan atau kriteria
4. Rencana tindakan mengacu
pada tujuan dengan kalimat 5 100% 0 0
perintah, terinci dan jelas
atau melibatkan
pasien/keluarga
5. Rencana tindakan 5 100% 0 0
menggambarkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain
4. Implementasi Asuhan Keperawatan
1. Tindakan dilaksanakan 5 100% 0 0
mengacu pada rencana
keperawatan
2. Perawat mengobservasi 5 100% 0 0
respon pasien terhadap
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan 5 100% 0 0
hasil evaluasi
4. Semua tindakan yang telah 3 60% 2 40%
dilaksanakan dicatat ringkas
dan jelas
5. Evaluasi Asuhan Keperawatan
1. Evaluasi mengacu pada 5 100% 0 0
tujuan
2. Hasil evaluasi dicatat 5 100% 0 0

6. Aspek Dokumentasi Keperawatan


1. Menulis pada format yang 5 100% 0 0
baku
2. Pencatatan dilakukan sesuai 5 100% 0 0
dengan tindakan yang
dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan 5 100% 0 0
jelas, ringkas, istilah yang
baku dan benar
4. Setiap melakukan 5 100% 0 0
tindakan/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/nama
jelas dan tanggal jam
dilakukannya tindakan
5. Berkas catatan keperawatan 5 100% 0 0
disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

Hasil Evaluasi Standar Asuhan Keperawatan Dengan Instrumen A


Aspek Yang Dinilai Nilai Keterangan
Pengkajian 5 Tercapai penuh
Diagnosa Keperawatan 5 Tercapai penuh
Perencanaan Keperawatan 5 Tercapai penuh
Implementasi Keperawatan 3 Tercapai sebagian
Evaluasi Keperawatan 5 Tercapai penuh
Dokumentasi Keperawatan 5 Tercapai penuh
Rata-rata 28 93%
2) Instrumen B merupakan evaluasi tentang persepsi pasien terhadap asuhan
keperawatan

Selama saya dirawat Ket


No. Pernyataan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang pernah
1. Perawat memberi 5
penjelasan tentang
keadaan/peraturan
ruangan/rumah
sakit
2 Bila saya 5
memanggil
perawat, mereka
segera datang
3 Informasi yang 4 1
saya dapat dari
seorang perawat
dengan perawat
lainnya sama
4 Fasilitas ruangan 4 1
yang saya
burtuhkan antara
lain: pispot, urinal,
alat mandi, sudah
disiapkan bila saya
perlukan
5 Perawat membantu 3 1 1
saya dalam
melakukan
kegiatan: kebrsihan
diri, latihan gerak,
napas dalam
6 Perawat yang 5
merawat saya
terlihat trampil
7 Saya mendapat 5
informasi yang
jelas dari perawat
tentang kondisi
kesehatan saya
8 Perawat menjawab 5
pertanyaan saya
dengan jelas
9 Perawat 4 1
menjelaskan
kepada saya
tentang obat-obatan
sayang saya
gunakan
10 Perawat 4 1
mempunyai cukup
waktu untuk
mendengarkan
keluhan saya
11 Perawat 5
memberikan
motivasi terkait
menghadapi ujian
penyakit dalam diri
saya
12 Perawat membantu 3 2
saya mengatasi
kekhawatiran saya
13 Perawat membantu 3 2
saya merasa tenang
selama di rumah
sakit
14 Sebelum 4 1
melakukan
tindakan, perawat
terlebih dahulu
memberi penjelasan
tentang tindakan
tersebut
15 Perawat 5
memperlakukan
keluarga saya
dengan baik
16 Perawat 2 2 1
memperhatikan
saya dengan
sepenuh hati

17 Saya merasa, 4 1
karena berbagai
tindakan perawat
masalah saya dapat
diatasi
18 Perawat di ruangan 4 1
ini ramah
19 Saya mendapat 2 1 2
penjelasan dari
perawat tentang
bagaimana cara
saya menjaga
kesehatan di rumah
20 Perawat memantau 5
saya secara berkala,
pada sift pagi, sore
dan malam
3) Instrument C merupakan evaluasi tentang pedoman observasi tindakan
keperawatan

No. Perasat F Nilai Keterangan


rata-rata
(%)
1. Kebersihan tangan 100% Selama 4 hari observasi
perawat menerapkan 5
momen cuci tangan
dengan baik dan benar
sesuai SPO
2. Penilaian balance cairan 100% Selama dilakukan
observasi tidak di
dapatkan perawat yang
melakukan penghitungan
balance cairan pasien
dan dan pada cairan
infus tidak diberikan
label tidak dilakukan
sesuai SPO yang ada di
ruangan.
3. Pemberian informasi dan TDD Selama dilakukan
edukasi observasi perawat sudah
memberikan informasi
dan edukasi kepada
pasien dan keluarga
mengenai tindakan yang
akan di lakukan sesuai
SPO tetapi masih masih
ada beberapa item yang
kurang.
4. Pemberian transfusi darah TDD Selama di lakukan
observasi pada saat
perawat melakukan
pemberian tranfusi darah
sudah sesuai SPO dalam
melakukan tindkaan dari
awal sampai akhir
5. Manajemen nyeri TDD Selama di lakukan
observasi perawat hanya
melatih teknik untuk
mengurangi nyeri tetapi
belum menjelaskan
tujuan dan prosedur dari
tindakan tersebut.

2. Mutu bimbingan PKK


PKK (praktik klinik keperawatan ) merupakan proses tranformasi dari
mahasiswa yang akan menjadi perawat professional. Pada fase ini mahasiswa
berkesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat professional dalam
masyarakat keperawatan dan lingkungan pelayanan atau asuhan keperawatan.
Terkait dengan mutu bimbingan PKK, terdapat empat hal utama yang dapat
digunakan dalam menjamin mutu proses bimbingan yang diharapakan dapat
memberikan kepuasan bagi mahasiswa maupun pembimbing terhadap bimbingan
PKK yang diberikan di ruangan. Empat hal tersebut meliputi :
1. Dokumentasi pelaksanaan bimbingan PKK yang telah dilakukan oleh
pembimbing klinik
2. Persepsi mahasiswa PKK terhadap mutu bimbingan yang diberikan
pembimbing klinik melalui angket
3. Kepatuhan pembimbing klinik terhadap prosedur pembelajaran yang diberikan
pada mahasiswa PKK bed site teaching, ronde keperawatan, pre dan post
conference.
4. Pencapaian kompetensi mahasiswa PKK melalui pengukuran pre dan post test
di ruangan terkait.
3. Efisiensi ruang rawat ( BOR, LOST, TOI, BTO)
Indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator
tersebut bersumber dari sensus harian rawat inap:
a) BOR (Bed Occupancy Ration) = angka penggunaan tempat tidur
BOR merupakan presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85 % (Depkes RI, 2012).
Rumus:

b) LOS (Rata-rata lama pasien dirawat)


LOS menurut Depkes RI (2012) adalah rata-rata dari lama rawat seorang
pasien. indikator ini dismping memberikan gambaran singkat efisiensi juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut.
Rumus:

c) TOI (Tegangan berputar)


TOI menurut Depkes RI (2012) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak berisi pada
kisaran 1-3 hari.
Rumus:
d) BTO
BTO merupakan kepanjangan dari Bad Run Over atau tingkat penggunaan
tempat tidur dalam satu tahun.
Rumus:
B = D/A
B = 61/ 11
= 5,54
Keterangan:
D: artinya jumlah pasien yang keluar dalam periode tertentu
A: artinya jumlah tempat tidur rawat inap di rumah sakit yang akan
dimasukkan dalam perhitungan BOR.

4. Mutu klinik keperawatan ( angka infeksi)


Di rumah sakit islam Banjarnegara angka infeksi terbanyak berasal dari terjadinya
flebitis, infeksi saluran kemih, infeksi luka operasi
d. Flebitis atau pembengkakan
Flebitis adalah peradangan pembuluh darah dengan atau pembekuan darah.
Apabila ada terdapat kasus flebitis penatalaksanaannya yaitu dari perawat
pelaksana melaporkan kejaidian atau kasus kepada kepala ruang yang
kemudian di laporkan kedapa IPCN ( perawat pencegah dan pengendali
infeksi).
e. Infeksi saluran kemih
Merupakan infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk
ginjal akibat poliferasi suatu mikroorganisme. Jika pada pasien terpasang
DC pada hari ke 0 pengecekan hasil leukosit urine 0-5 akan dilakukan
pengecekan leukosit urine ulang pada hari ke 2 pengasangan DC. Jika hasil
leukosit urine pada H 0 jumlah leukosit itu lebih dari 5 menunjukan adanya
infeksi saluran kemih maka penatalaksanaannya yaitu perawat pelaksana
melaporkan kepada penanggung jawab sift kemudian kemudian kepala
ruang melaporkan kepada case manager atau IPCN.
f. Infeksi luka operasi (ILO)
Merupakan infeksi yang terjadi pada luka bekas sayapan operasi kondisi ini
umumnya muncul dalam 30 hari pertama setelah operasi dengan gejala
nyeri, kemerahan, dan rasa panas pada bekas luka, kasus ILO jarang sekali
terjadi. Apabila terjadi ILO maka penatalaksanaannya yaitu perawat
pelaksana melaporkan kepada penanggung jawab sift kemudian kepala
ruang melaporkan kepada case manager atau IPCN.
5. Kinerja individu keperawatan (DP3, dll)
Kinerja individu perawat biasanya dilakukan sebulan sekali kepada karyawan
tetap maupun karyawan kontrak namun penilaian sementara tidak di lakukan
karena masih dalam proses revisi. Kinerja DP3 dilakukan setiap 3 bulan sekali
untuk menilai kinerja dari karyawan kontrak.
6. Kepuasan perawat
Berdasarkan data yang didapatkan di ruang assalam, secara keseluruhan perawat
mengatakan kepuasan dengan pekerjaan serta dari observasi pada perawat di
ruangan memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya. Perawat mengatakan
menikmati pekerjannya.
Interaksi antar perawat maupun pegawai lainnya sudah baik dan lancar,
komunikasi sudah terjalin dengan baik antara dokter-perawat-ahli gizi dan tenaga
medis lain.

Anda mungkin juga menyukai