Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad yalda iraqi

Prodi : S1 Fisioterapi

Nim : 2011202014

Matkul : Pat. Cardiovasculer

 BRONKITIS KRONIK
1. Definisinya :
• Bronkitis akut
Peradangan akut membran mukosa bronkus akibat infeksi
mikroorganisme. Sering melibatkan trakea yang lebih tepat disebut
trakeobronkitis akut.
• Bronkitis kronis
Sekresi mukus berlebihan pada saluran pernapasan (bronchial tree) secara
terus-menerus (kronik) disertai batuk. Pengertian terus-menerus adalah
terjadi sepanjang hari selama minimal tiga bulan dalam setahun dan telah
berlangsung selama dua tahun berturut-turut (Djojodibroto, 2009).
2. Tanda dan Gejala
a. Batuk Produktif
Batuk terus-menerus dengan dahak kental, tanda inflamasi lokal.
Kekentalan dahak meningkat tajam, hasil kehadiran DNA bebas (Wilkins,
2006).
b. Sesak napas
Gejala signifikan yang terjadi, beban otot inspirasi dibutuhkan untuk
melawan resitensi aliran napas akibat bronkokontriksi meningkat. Ketika
terjadi hiperinflasi, otot inspirasi memendek, mengubah radius kurvatura
diafragma, dibutuhkan usaha untuk mencapai treshold agar terjadi
inspirasi, berakibat dispnea (Nishino, 2011).
c. Suara napas mendecit
Menandakan ada penyempitan saluran napas, secara fisiologik (akibat
dahak) dan secara anatomik (akibat kontriksi), disebabkan aspirasi refluks
esofagus (Djojodibroto, 2009).
3. Pemeriksaan Spesifik
 Pemeriksaan ekspansi thorak
Menggunakan midline, mengukur pada 3 titik yaitu axilla, ics v, dan
xiphoideus. Dibandingkan dengan angka normal.
 Pemeriksaan sesak napas
Menggunakan Borg Scale untuk mengetahui seberapa sesak napas yang
sedang dirasakan.
 Pemeriksaan spasme otot
Menggunakan palpasi untuk mengetahui otot-otot pernapasan yang
mengalami spasme. Pada umumnya didapatkan hasil terdapat spasme
pada otot pectoralis mayor dan trapezius upper.
 Pemeriksaan sputum
Dengan auskultasi dicari suara krakel untuk mengetahui letak dan
banyak sputum.

 BRONKIEKTASIS
1. Definisinya :
 Kelainan morfologis, ditandai dengan dilatasi bronkus abnormal
menetap, kehancuran dinding bronkial.
 Disebabkan kerusakan komponen elastis dan muskular dinding bronkus.
 Bisa muncul di seluruh pohon trakeobronkial atau bisa terbatas pada satu
segmen/lobus, biasanya bilateral dan melibatkan segmen basilar di lobus
bawah (Wiliams dan Willkins, 2011).

2. Tanda dan Gejala


 Sering dimulai saat anak-anak, 60% sejak usia 10 tahun.
 Tergantung luas, berat, lokasi, ada / tidak komplikasi.
 Batuk kronik sputum banyak, terutama pagi hari, setelah berbaring
pada posisi berlawanan dengan sisi kelainan bronkektasis.
 Bronkektasis ringan / hanya satu lobus , mungkin tidak ada gejala. Atau
batuk bersputum yang menyertai batuk-pilek 1-2 minggu. Komplikasi
pneumonia jarang dan progresivitas lambat.
 Bronkiektasis berat, batuk terus-menerus, sputum banyak (200-300 ml),
bertambah berat bila ada infeksi saluran napas atas, demam, nafsu
makan berkurang, berat badan turun, anemia, nyeri pleura, malaise.
Sesak napas dan sianosis timbul pada kelainan yang luas. Hemoptisis
mungkin merupakan satu-satunya gejala yang jarang namun mungkin
terjadi.

3. Pemeriksaan Spesifik
 Ronki basah sedang sampai kasar pada daerah terkena, menetap pada
pemeriksaan berulang. Kadang ronki kering, bising mengi.
 Perkusi redup dan suara napas melemah bila komplikasi empiema.
 Clubbing Finger pada 30-50% kasus.
 Pada kasus berat sianosis dan tanda kor pulmonal.
 Pemeriksaan Laboratorium
Sputum berlapis 3, dari atas busa – sereus - pus atau sel-sel rusak.
Sputum berbau busuk à infeksi kuman anaerob. Hasil pemeriksaan
darah tepi, urin, EKG, dalam batas normal.
 Pemeriksaan Radiologi.
Foto thoraks bisa normal, corak paru lebih kasar dan batas corak kabur,
corak daerah terkena mengelompok, kadang ada gambaran sarang
tawon serta kistik berdiameter sampai 2 cm , kadang terdapat garis batas
permukaan udara-cairan.

 EMFESIMA
1. Definisinya:
 Gangguan pengembangan paru yang ditandai pelebaran alveolus disertai
destruksi jaringan.
 Kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami
kerusakan yang luas.
 Distensi abnormal ruang udara di luar bronkiolus terminal dengan
kerusakan dinding alveoli.
2. Tanda dan Gejalanya
 Pada awal gejala serupa bronkitis kronis.
 Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit.
 Dada berbentuk seperti tong.
 Otot leher tampak menonjol.
 Penderita sampai membungkuk.
 Bibir tampak kebiruan.
 Batuk menahun.
 Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun.

 PNEUMONIA
1. Definisinya :
 Proses inflamasi dan infeksi akut pada jaringan paru / alveoli.
 Penyakit saluran napas bawah yang akut akibat infeksi.
 Didahului infeksi saluran napas akut bagian atas beberapa hari.
 Ditandai dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam
area alveoli.
 Bukan penyakit tunggal.
 Sering disebut pula penyakit paru-paru basah.
2. Tanda dan Gejalanya
 Didahului infeksi saluran napas akut bagian atas beberapa hari.
 Demam menggigil, suhu tubuh bisa > 40oC.
 Sakit tenggorok.
 Nyeri otot dan sendi.
 Batuk, timbul mendadak tanpa pengurangan dengan obat batuk.
 Awalnya non produktif, berkembang menjadi batuk produktif, sputum
purulen kekuning/hijauan berbau busuk kadang-kadang berdarah, lengket
sulit keluar.
 Perubahan pola pernapasan, peningkatan frekuensi, sesak napas, nyeri
dada.
 Badan lemas, kepala nyeri.
 Perubahan postur tubuh.
 Berat badan menurun, tumbang anak terhambat.
 Pada pasien muda / tua dengan pneumonia atipikal (mycoplasma),
gambaran nonrespirasi (ruam, diare) bisa menonjol.
3. Pemeriksaan Spesifik
 Inspeksi à pola pernapasan, bagian yang sakit tertinggal.
 Palpasi à fremitus bisa mengeras.
 Perkusi à redup
 Auskultasi à bronkovesikuler, ronki basah halus sampai kasar pada
stadium resolusi.
 Pemeriksaan laboratorium.
Tes darah rutin terdapat peningkatan sel darah putih, atau
normal/menurun bila disebabkan virus.Kadang-kadang didapatkan
peningkatan kadar ureum darah dengan kreatinin masih dalam batas
normal.
 Gambaran radiologi.
Tidak ada perbedaan nyata antara infeksi virus dengan bakteri.
Pneumonia virus biasanya menunjukkan gambaran infiltrat intertisial
dan hiperinflasi. Pneumonia akibat kuman pseudomonas sering
memperlihatkan infiltrate bilateral atau bronkopneumonia

 COPD
1. Definisinya :
 COPD singkatan dari Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
 Ditandai dengan jalan udara menyempit, sehingga aliran udara yang
menuju ke dan keluar dari paru menjadi terbatas secara kronis, berakibat
pernapasan menjadi pendek (dyspnea).
 Penyakit akibat obstruksi saluran pernafasan yang bersifat progresif
nonreversible atau reversibel parsial.
 Berkaitan dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel / gas
berbahaya (WHO,2006) (Depkes RI, 2004).
 Sering dipakai sebagai istilah untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaran patofisiologi utama.
 Bertambah buruk seiring dengan waktu. Gejala utama adalah sesak
napas, batuk, dan sputum/lendir.

2. Tanda dan Gejalanya

 Dispnea bertahap, disadari saat aktivitas fisik berat, terkait fungsi paru
menurun, tidak selalu terkait dengan kadar O2 rendah di udara.
Berkembang menjadi saat aktivitas harian, istirahat, terus menerus.
Pasien berusaha kompensasi dengan bernapas > cepat à sesak.
 Tachypnea, prolonged expiration, breathing pursed lips, peningkatan
kerja otot pernapasan, paradoxycal breathing, barrel chest.
 Batuk produktif akibat inflamasi dan produksi mukus >>.
 Batuk kronik diawali batuk pagi, berkembang menjadi batuk
sepanjanghari.
 Sputum volume kecil (<60ml/hari), jernih / keputihan dan mukoid, atau
tebal kuning kadang berdarah bila terjadi infeksi bakteri.
 Wheezing, crackles, terjadi karena obstruksi saluran nafas.
 Berat badan turun karena butuh kalori lebih besar hanya untuk bernapas.
Sulit bernafas saat makan maka nafsu makan berkurang.
 Bila sangat parah, bisa terjadi gagal nafas. Tampak sianosis, timbul
warna kebiruan pada bibir akibat kekurangan O2 dalam darah.
 Bila sangat parah, bisa terjadi komplikasi hipertensi pulmonal, pulmonale
cor (heart failure), dengan gejala edema perifer. Terjadi edema tubuh
bagian bawah, karena tekanan a. pulmonari meningkat dan ventrikel
kanan tidak berkontraksi dengan baik. Ketika jantung tidak mampu
memompa cukup darah ke ginjal dan hati, akan timbul edema pada kaki,
hati atau terjadi acites.
 Low O2 & High CO2 à headaches, drowsiness.
 Osteoporosis, heart disease, muscle wasting, depresi.

 Pleura Diseases
1. Definisinya :
 Pleura adalah membran pemisah antara paru dengan dinding dada bagian
dalam, terdiri dari dua lapis sehingga terdapat ruang di antaranya
(pleural space), yang dalam keadaan normal terdapat cairan tipis.
 Pleura adalah membran permeabel penjaga keseimbangan antara cairan
masuk dan keluar pleural space, daerah pen-support (buffer zone) apabila
terjadi kelebihan cairan pada sistem pulmonal.

2. Macam-macam pleura diseases


 efusi pleural à komplikasi penyakit chest lain.
 empiema / piotoraks à eksudatif, fibropurulen, organisasi/kronik
 hematoraks à masif
 pneumotoraks à spontan primer/sekunder, traumatik, iatrogenik,
katamenial/monthly
 chilotoraks
 pleuritis à akibat infeksi atau trauma
 mesothelioma

3. Gambaran klinik
 Sesak napas karena cairan dlm cavum pleura menyebabkan expansi
berkurang
 Cyanosis
 Kelelahan
 Pyrexia
 Keterbatasan gerak torak pada sisi ygterkena
 Gambaran radiologi adanya cairan pd cavum pleura

4. Pemeriksaan penunjang
 pembiakan kuman
 pemeriksaan cairan pleural
 bronkoskopi
 torakoskopi
 biopsi (jarum atau open pleural)

Anda mungkin juga menyukai