Anda di halaman 1dari 3

Untuk Mahasiswa

MODUL TUTORIAL II BLOK 13–14 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT


Allen Albert Pelapelapon, Abram Pratama, Johan Lucianus, Wawan Kustiawan,
Adrian Suhendra
PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan akut merupakan kondisi yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Pneumonia
adalah salah satu contoh infeksi yang menyerang saluran napas bagian bawah (paru-paru). Pneumonia perlu
ditangani secara serius karena memiliki angka kematian yang tinggi. Melalui modul ini, mahasiswa akan
mempelajari tentang pneumonia, secara khusus community acquired pneumonia.
PRASYARAT
1. Anatomi & histologi paru
2. Imunologi pertahanan respirasi
3. Farmakologi antibiotik infeksi paru
DAFTAR PUSTAKA
1. Aujesky D et al. Prospective comparison of three validated prediction rules for prognosis in community- acquired
pneumonia. The American Journal of Medicine (2005) 118, 384-392.
2. Cornelia C. Bergmann, and Robert H. Silverman CCJM 2020;ccjm.87a.20047
3. Huijts SM et al. The impact of 13-valent pneumococcal conjugate vaccination on virus-associated community- acquired
pneumonia in elderly Exploratory analysis of the CAPiTA trial. Clinical Microbiology and Infection 24 (2018) 764-770.
4. Kasper et al. 2019. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th Edition.
5. Mackenzie, Grant. The definition and classification of pneumonia. Pneumonia (2016) 8:14.
6. Metlay JP et al. Diagnosis and Treatment of Adults with Community-acquired Pneumonia. Am J Respir Crit Care.
2019;200(7);e45-e67.
7. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2014. Pedoman Pneumonia Komunitas: Pedoman Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia. 2nd ed. Jakarta: PDPI.
8. Tortota, Microbiology an Introduction, 13th Edition, 2019, Pearson.
9. https://www.icd10data.com/ICD10CM/Codes/J00-J99
SKENARIO
Ny. A, 75 tahun(prognosis buruk jika hospital acquired pneumonia), pekerjaan sebelumnya IRT(Faktor
lingkungan), datang ke IGD RS dengan keluhan sesak napas(serangan jantung, Cancer Pulmo menutupi saluran
nafas, Pneumonia alveolus, masalah dalam difusi, anemia, bronkiekstasis konduksi di bronkus, bronkitis 
bronkus conducting zone). Sesak napas dialami sejak 1 minggu terakhir. Awalnya sesak dirasakan ringan tapi
semakin lama semakin memberat. Sesak dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi oleh aktivitas, posisi badan,
cuaca, debu, maupun makanan yang dikonsumsi(Progresif). Keluhan sesak disertai batuk berdahak berwarna kehijauan,
demam tinggi dan menggigil yang dirasakan sebelum timbul sesak napas(batuk, demam, sesak nafastrias
pneumonia), namun suhunya tidak diukur. Pasien menyangkal adanya pilek(menyangkal bronkiolitis/ influenza),
batuk berdarah(tidak ada lesi paru/ bronkitis akut), penurunan BB(menyangkal abses paru/ tuberkulosis paru/ empiema
toraks non tuberkulosis/ mikosis paru/ TB RO/ TB ekstraparu/ Asbestosis/ Ca Paru/ Fibrosis paru), nyeri
menelan(menyangkal bronkiolitis/ bronkitis akut/ sindrom pernapasan pasca covid-19/ avian influenza), sesak saat
berbaring terlentang(menyangkal efusi pleura), bengkak di kaki(menyangkal fibrosis paru idiopatik atau pasca covid/
penyakit paru interstitial/ pneumonia interstitial non spesifik), maupun trauma di daerah dada(menyangkal trauma
toraks fraktur, pneumotoraks, ruptur aorta, ruptur diafragma, robekan saluran napas besar, hemotoraks, kontusio paru,
kontusio miokard, emboli udara sistemik, perforasi esofagus, pneumomediastinum, emfisema subkutis, traumatic flail
chest). Pasien sudah vaksin Covid 1 kali pada tahun 2021.
RPD: Belum pernah sakit seperti ini, tidak pernah dirawat atau berbaring lama, riwayat darah tinggi dan kencing
manis tidak diketahui, riwayat penyakit jantung, liver, ginjal disangkal. (Mencari komorbiditas)
RPK: tidak ada keluarga yang sakit serupa(bukan penyakit kongenital/ genetik).
Riwayat kebiasaan dan lingkungan : merokok 3 batang / hari (pencetus asma bronkial, PPOK,
Bronkiolitis, pneumonia community, empiema toraks non tuberculosis/ tuberculosis, TB paru, Ca Paru, Fibrosis
paru) , tidak minum alkohol atau narkoba(menyangkal intoksikasi), promiskuitas disangkal(menyangkal
penyakit menular seksual). Tinggal di panti jompo.
UB : pasien sudah pernah minum obat antibiotik sebelumnya, namun tidak ingat namanya dan diminum tidak
teratur(Lebih mudah terserang infeksi bakteri karena kemungkinan resistensi antibiotik).
Riwayat alergi : tidak ada.

Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum : compos mentis, tampak sesak, kesan sakit sedang Tanda
Vital :
- Tensi: 135/80 mmHg (Pre-hipertensi)
- Nadi: 110x/menit, reguler, equal, isi cukup (Takikardia)
- Respirasi: 32x/menit (Takipnea)
- Suhu: 38,9ºC (febris low-grade fever)
- SpO2: 92% udara ruangan (Rendah, Normal >95%)
Kepala : conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik (menyangkal anemia) , pupil bulat isokor (menyangkal gangguan
saraf/ otak/ cedera kepala), RC +/+, PCH +/+, peroral sianosis -/- (DBN)
Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba membesar, trakea letak sentral, retraksi suprasternal + (Peningkatan
upaya pernapasan  Pneumonia, Obstruksi saluran pernapasan atas, asma, penyakit paru restriktif)
Thorax :
- Pulmo
- Inspeksi: pergerakan dada kanan tertinggal(Pleuropneumonia/ efusi pleura/ atelectasis/ pneumotoraks),
retraksi intercostal (+) (Peningkatan upaya pernapasan  Pneumonia, Obstruksi saluran pernapasan
atas, asma, penyakit paru restriktif)
- Palpasi: taktil fremitus meningkat pada daerah basal dextra (Pleuropneumonia)
- Perkusi: dull pada daerah basal dextra (Pleuropneumonia)
- Auskultasi: VBS + berkurang/+ normal (Pneumonia aspirasi), Rh +/- basal (adanya cairan di
alveolus/suara getaran) (suara nafas dasar  vesikuler, bronkovesikuler, bronkial breath sound
(divercatio trakea setinggi anulus sterni), trakea breath sound (depan leher di atas manubrium sterni)
- Cor: BJM S1 S2, reguler, murmur (–) (DBN)
Abdomen : soepel, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba (DBN)
Ekstremitas : sianosis -/-, edema -/-, CRT < 2” (DBN)

Pemeriksaan Laboratorium:
Hematologi rutin:
Hb : 12,8 g/dL (DBN)
Ht : 39% (DBN)
Eritrosit : 4,1 juta/mm3 (DBN)
MCV : 74
MCH : 24
MCHC : 30%
MCV(low, NR 82-92), MCH(low, NR 27-32) MCHC(low, NR 32-37)  anemia mikrositik hipokromik e.c
defisiensi besi???
Leukosit : 18.200/ mm3 , (Meningkat  tanda infeksi bakteri)
Trombosit : 198.000/ mm3, (DBN)
Hitung Jenis : 0(N)/2(N)/8(N)/76(Increase)/9(Low)/3(N),
 Neutrofilia Shift to the Left, Lymphocytopenia  Infeksi bakteri
mielosit : 1, metamielosit : 1  Imatur leukosit/ belum matang  NR 0%  meningkat karena neutrofilia shift to the left
LED : 35 mm/1 jam  Meningkat, NR Wanita
diatas umur 50 tahun 0-30mm/ jam)

Anda mungkin juga menyukai