Anda di halaman 1dari 22

DOSEN : Ns. RIZAL FAISAL, S.Kep., M.

Kes

LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN


KEPERAWATAN KANKER/CA PARU

KELOMPOK 1 :

ANGGITA ( 121681910 )

DINA JULIANTI ( 121611901 )

NUR HIKMA SARI ( 121861914 )

NURUL FIRAWATI ( 121511920 )

ST. SHAKINAH NUR FAJRI ( 121431917 )

YAKOMINA SLARMANAT ( 121591910 )

MARGARETHA FASE ( 121471926 )

YULIANA TAMATA ( 121731917 )

YAKOB RISTO MIRU ( 121621916 )

SUGINO ( 123192106 )
Pengertian

Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru-paru


merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik
pada pria maupun wanita. Sebagian besar kanker paru-paru berasal
dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga berasal dari kanker
di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru- paru(Suryo, 2010) .
FISIOLOGI

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang


meninggalkan paru- paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2.
Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru –
paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2;
jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya
dalam darah arteri bertambah.Hal ini merangsang pusat
pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernapasan.Penambahan ventilasi ini mngeluarkan
CO2 dan memungut lebih banyak O2.
ETIOLOGI

Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun


diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang dari bahan-
bahan karsiogenik merupakan factor utama,, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peranan pridisposisi
hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta
status imonologis seperti kekebalan tubuh. Dari beberapa
kepustakaan kebiasaan merokok menjadi penyebab
utama dan penyebab lain seperti polusi udara, diet yang
kurang mengandung ( vitamin A, dan betakaronin ),
infeksi saluran pernapasan kronik, dan keturunan/ genetic
(Nanda, 2015).
MANIFESTASI KLINIS
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis.Bila
sudah menunjukkan gejala berarti pasien sudah dalam stadium lanjut.

1. Gejala dapat bersifat local( tumor tumbuh setempat) :


 Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
 Hemoptisis
 Mengi(wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran
nafas
 Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
2. Invasi local
 Nyeri dada
 Dispnea karena efusi pleura
 Sindrom vena cava superior
NEXT…

3. Gejala penyakit metastasi


 Pada otak, tulang, hati, adrenal
 Limfadenopati servikal dan supraklavikula
(seringmenyertai metastasis)
4. Sindrom paraneoplastik( terdapat pada 10 % kanker paru ) dengan
Gejala :
 Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
 Hematologi : leukositosi, anemia
 Neurologic : ataksia, tremor
 Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid ( hiperkalasemia )
 Asimtomatik dengan kelainan radiologis
PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka
menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada
kosta dan korpus vertebra.Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah
satu cabang bronkus yang terbesar.Lesi ini menyebabkan obstuksi dan
ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.Gejala –
gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan
dingin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. CT-scan dan MRI


2. Foto dada secara postero-anterior
3. Pemeriksaan sitologi sputum
Pemeriksaan sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan
seperti batuk.
4. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi merupakan standar baku penegakan diagnosis
kanker paru.
5. Pemeriksaan serologi
6. Pemeriksaan bone scanning
Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang.
PENATALAKSANAAN
1.Penatalaksanaan keperawatan adalah Terapi Oksigen
2.Monitor asupan dan keluaran sertapertahankan hidrasi
3.Anjurkan mobilisasi secara dini
4.Periksa tanda tanda vital dan awasi serta laporkan bila terjadi
respirasi abnormal dan perubahan lainnya.
5. Lakukan penghisapan secret sesuai kebutuhan dan anjurkan untuk
melakukan pernapasan dalam dan batuk sesegera mungkin.
Medis
1) Pembedahan
2) Toraktomi eksplorasi
3) Pneumonektomi (pengangkatan paru)
4) Lobektomi (pengangkatan lobus paru)
5) Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis
bleb atau bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak
tuberkulois.
6) Radiasi
7) Kemoterapi
KOMPLIKASI

1. Sindrom vena kava superior


merupakan komplikasi potensial kanker paru, terutama ketika
tumor melibatkan mediastinum superior atau nodus limfe
mediatinal.
2. Sindrom paraneoplastik biasanya berkaitan dengan kanker paru
mencakup sindrom sekresi ADH yang tidak tepat ( SIADH ) dengan
retensi cairan, edema, terkait ACTH abnormal dan hiperkalsemia.
 
 
TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN
( IDENTITAS DIRI KLIEN )
 
ALASAN MASUK Nama : Tn. I
Klien datang ke RSUD dengan keluhan  
nafas sesak, dan nafsu makan menurun. Tempat/ tanggal lahir : 14-01-1969

RIWAYAT KESEHATAN Umur : 52 Tahun


 RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pengkajian , klien mengatakan nafas sesak Jenis kelamin : Laki-laki
secara tiba-tiba, klien mengatakan duduk  
sendiri tidak mampu,klien mengatakan Status : mahasiswa
kerongkongan sakit saat menelan karena  
tidak ada menggosok gigi, dan klien Agama : Islam
mengatakan badannya terasa lemas,  
tekanan darah klien 100/70mmHg, Pekerjaan : Pensiunan
nadi60x/I, pernapasan 32x/I,suhu  
36,2oCterpasang infuse Nacl 0,9% ditangan Pendidikan : SMA
kiri, klien terpasang oksigen 3L, klien  
terpasang pempers. Alamat : Jln xxx
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan pernah dirawat di Klien mengatakan tidak ada keluarga yang
rumah sakit yang sama pada saat ini, memiliki penyakit yang sama dengan yang
bulan april dengan sakit yang sama klien derita dan tidak memiliki penyakit
yaitu kanker paru dirawat dan pulang keturunan seperti DM, Hipertensi, dll.
dengan kondisi sembuh, klien Klien mengatakan kedua orang tuanya
mengatakan riwayat batuk berdarah sudah meninggal karena kecelakaan,
kurang lebih 4 bulan yang lalu klien sedangkan saudara klien yang pertama
tidak ada berobat, klien dulu merokok dan kedua juga sudah meninggal karena
menghabiskan 4bungkus perhari dan kecelakaan saat bekerja.
telah berhenti 2 tahun yang .

( TANDA-TANDA VITAL )
TD : 100/70 mmHg P : 32x/I
PEMERIKSAAN
Kesadaran : Composmentis N : 60x/I S : 36,2oC
TB : 170cm
BB sebelum masuk Rs : 45 kg BB saat di RS : 43 kg
RIWAYAT ALERGI
Klien mengatakan tidak alergi terhadap makanan dan obat-obatan
ANALISA DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
 Klien mengatakan nafas sesak  Klien tampak napasnya sesak
 Klien mengatakan sesaknya lebih  Klien terpasang O2 3L
meningkat dari pada saat posisi  Frekuensi nafas klien 32x/menit
setengah duduk  Klien tampak tidak mampu untuk
 Klien mengatakan kerongkongan duduk sendiri
sakit  Klien tampak tidak mampu untuk
 Klien mengatakan badan terasa berdiri
lemas  Mukosa bibir klien tampak kering
 Klien mengatakan untuk duduk  Gigi klien tampak kotor
dan berdiri susah  adanya stomasitis dirongga mulut
 Klien mengatakan klien juga  Ttv klien
mengatakan untuk membolak- TD: 100/70 mmHg,
balikkan posisi N: 60x/I,
 Klien mengatakan belum ada P: 32x/I,
membersihkan mulut, gigi S: 36,2oC
 Keluarga klien mengatakan tidak
ada menggosok gigi klien
DIAGNOSA

1. Ketidakefektif pola nafas b/d hiperventilasi

2. Hambatan mobilitas fisik b/dkesulitan

membolak-balik posisi

3. Defisit perawatan diri b/d kelemahan


INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Ketidakefektifan pola • Respiratory : • Posisikan pasien untuk
nafas b/d ventilation memaksimalkan
hiperventilasi • Respiratory status : ventilasi
airway patency • Auskultasi suara nafas
• Vital sign • Monitor respiratori dan
• Criteria hasil : oksigen
• Menunjukkan jalan • Observasi adanya
nafas yang paten tanda-tanda
( tidak ada suara hipoventilasi
nafas tambahan • Monitor vital sign
• Tanda-tanda vital • Monitor pola nafas
dalam rentang
normal)
No DIAGNOSA NOC NIC
2 Hambatan mobilitas • Joint monement : active • Kaji kemampuan klien dalam
fisik b/d kesulitan • Mobility level mobilisasi
membolak- balik posisi • Self care :ADLS • Atur posisi klien
• Criteria hasil : • Kaji kelemahan
• Klien meningkatan dalam otot/ekstermitas
aktifitas fisik • Berikan lingkungan yang
• Memverbalisasikan nyaman
perasaan dalam • Damping dan bantu pasien
meningkatkan kekuatan dalam mobilisasi dan bantu
pemenuhan kebutuhan ADLS
klien

3 Defisit perawatan diri Self care : • Monitor kemampuan klien


b/d kelemahan ADLS Criteria hasil : untuk perawatan diri yang
• Klien terbebas dari bau mandiri
badan • Monitor kebutuhan klien
• Menyatakan kenyamaan untuk kebersihan diri
terhadap kemampuan • Sediakan bantuan sampai klien
untuk melakukan ADLS mampu secara utuh untuk
• Dapat melakukan ADLS melakukan self care
dengan bantuan • Dorong klien melakukan
aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai
• kemampuan yang dimiliki
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Ketidakefektifan pola • Memposisikan pasien S : klien mengatakan
nafas b/d hiperventilasi untuk memaksimalkan dengan posisi sekarang
ventilasi : dengan cara sudah terasa nyaman
mengatur posisi klien
semi fowler dengan O:-klien tampak
meletakan bantal di terpasang O2 3L
balakang punggung Penafasan klien 32x/i
pasien Td :100/70mmHg
• Menghitung frekuensi Nadi : 60x/I
nafas klien
• Memeriksa ttv klien A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
 
NEXT…….

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Hambatan mobilitas • Mengkaji S : klien mengatakan tidak mampu
fisik b/d mombalik – kemampuan klien mengangkat kakinya
balik posisi dalam mobilisasi
• Mengatur posisi O : klien tampak susah untuk
klien menggerakkan kakinya
• Mengkaji
kelemahan A : masalah keperawatan belum
otot/ekstermitas teratasi
• Mendamping dan
membantu pasien P : intervensi dilanjutkan
dalam mobilisasi
NEXT……….
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Ketidakefektifan pola • Memposisikan pasien S : klien mengatakan
nafas b/d hiperventilasi untuk napasnya sudah tidak sesak
memaksimalkan karena sudah diubah posisi
ventilasi : dengan cara  
mengatur posisi klien O:-klien tampak sesekali
semi fowler dengan memakai O2 Pernapasan
meletakan bantal di klien 25x/i
balakang punggung Td: 100/70mmHg
pasien Nadi : 65 x/i
• Menghitung frekuensi  
nafas klien A : masalah keperawatan
• Memeriksa ttv klien teratasi sebagian
P : intervensi dihentikan
karena pasien pulang
NEXT……..

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Hambatan mobilitas • Mengkaji S : klien mengatakan nyaman
fisik b/d kesulitan kemampuan klien dengan posisi yang diberikan
membolak- balik posisi dalam mobilisasi yaitu posisi miring kekiri dan
  • Mengatur posisi juga miring ke kanan yang
klien dilakukan sekali 45 menit
• Mengkaji kelemahan
otot/ekstermitas O : - Klien masih di bantu
• Mendamping dan untuk mengatur posisi
membantu pasien -klien tampak susah untuk
dalam mobilisasi menggerakkan kakinya

A : masalah belum teratasi

P : intervensi terhenti karena


pasien pulang
NEXT …….

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


Defisit perawatan diri • Membantu klien S : klien mengatakan sudah terasa
b/d kelemahan untuk perawatan diri nyaman karena sudah dibantu
yang mandiri untuk perawatan dirinya
• Mendorong klien terutama membantu
• Melakukan aktivitas Kebersihan mulutnya
sehari hari yang
normal O : Klien tampak nyaman setelah
• sesuai kemampuan diberikan tindakan kebersihan
mulutnya

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi terhenti karena


pasien pulang
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai