Anda di halaman 1dari 55

BAB I

DESKRIPSI KASUS
Nama Peserta : dr. Rio Aditya Kurniawan
Nama Wahana : RSUD Suradadi Kabupaten Tegal
Topik : Bronkiektasis
Tanggal Kasus : 6 Oktober 2017
Nama Pasien : Tn K
Usia : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bojongsana 2/1
Pendamping : dr. Dyah
BAB II
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn K
Usia : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Bojongsana 2/1
Waktu datang ke IGD : 4 September 2017
B. HASIL PEMBELAJARAN
ANAMNESIS

Keluhan Utama Batuk berdahak

Keluhan Sesak napas (+), mual (+), muntah


Tambahan (+)
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Suradadi dengan keluhan mual (+)


muntah (+) 1x hari ini, sudah 3hari. Pasien juga mengeluh batuk
berdahak, batuk berdahak kental kurang lebih sudah 1 tahun kambuh-
kambuhan yang tak kunjung sembuh. Dalam 1 bulan keluhan
memberat pasien mengeluh sesak nafas mengganggu aktifitas. Pasien
merasakan lemas dan berat badannya terus menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat batuk lama : (+) 1tahun


• Riwayat penyakit yang serupa : (-) dan belum pernah rawat inap
ataupun melakukan tindakan operasi.
• Riwayat penyakit hipertensi : Disangkal
• Riwayat penyakit DM : Disangkal
• Riwayat penggunaan obat-obatan : Disangkal
• Riwayat penyakit jantung : Disangkal
• Riwayat penyakit astma : Disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
• Riwayat penyakit lain : Maag
• Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit yang serupa : Disangkal
Riwayat penyakit hipertensi : Disangkal
Riwayat penyakit DM : Disangkal
Riwayat penyakit jantung : Disangkal
Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
Riwayat penyakit astma : Disangkal

• Riwayat personal
Riwayat merokok dan minum alkohol di sangkal. Kebersihan lingkungan
rumah pasien kurang, ventilasi rumah kurang, pasien sehari-hari makan
dengan makanan seadanya. Anak pasien perokok aktif.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sesak
 Kesadaran : E4 M6 V5 CM

 Vital sign
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Temperatur : 36,7 derajat celcius (axillar)
• Nadi : 80 x/ menit, reguler
• Respirasi : 36x/ menit, takipnue
Pemeriksaan per Regio

• Kepala : mesochepal, simetris


• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)
• Leher : tidak ada pembesaran limfonodi, JVP meningkat
• Jantung : suara jantung 1 dan 2 reguler, tidak ada bising
• Paru : suara paru ronkhi basah (+), wheezing (+)
• Abdomen : supel, nyeri tekan (-), peristaltik normal, teraba massa (-), hepar
tidak teraba dan lien tidak teraba
• Ektremitas : oedema(-)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan 4 September 2017
Pemeriksaan EKG
Hasil Pemeriksaan EKG : Normal Sinus Rhytm
Assessment

Gastritis akut

Bronkhitis

Susp Tb Paru

Bronkiektasis
Terapi

• IVFD RL 20 tpm
• O2 3lpm
Medikamentosa • Injeksi ranitidin 50mg/ 12 jam
• Injeksi ondancentron 4mg (extra)
• Injeksi cefotaxim 2x1
• Ambroxol 3x1
• Salbutamol 0-0-2mg

Non Banyak minum


Medikamentosa Diet lunak
PROGRESS NOTE
Pemeriksaan RO Thorak
Prognosis

• Quo Ad Vitam : dubia ad bonam


• Quo Ad Fungtionam : dubia ad bonam
• Quo Ad Sanationam : dubia ad bonam
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Bronkiektasis digolongkan dalam penyakit paru
obstruktif kronik, yang bermanifestasi sebagai
peradangan saluran pernafasan dan mudah kolaps, lalu
menyebabkan obstruksi aliran udara dan menimbulkan
sesak, gangguan pembersihan mukus yang biasanya
disertai dengan batuk dan kadang-kadang hemoptisis.

Diagnosis penyakit didasarkan pada riwayat


klinis dari gejala respirasi yang bersifat kronik,
seperti batuk setap hari, produksi sputum yang
kental dan penemuan radiografi
II. INSIDENS
Di negara-negara Barat, insidens
Lebih sering pada laki-laki
bronkiektasis diperkirakan
dibandingkan dengan wanita.
sebanyak 1,3% diantara populasi.

BRONKIEKTASIS

Insidens ini juga dipengaruhi oleh Di Indonesia belum ada laporan


kebiasaan merokok, polusi udara tentang angka-angka yang pasti
dan kelainan kongenital, mengenai penyakit ini.
III. EPIDEMIOLOGI
Bronkiektasis merupakan penyebab kematian
yang amat penting pada negara-negara
berkembang.

Data terakhir yang diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo tahun 1990
menempatkan bronkiektasis pada urutan ke-7 terbanyak. Dengan
kata lain didapatkan 221 penderita dari 11.018 (1.01%) pasien
rawat inap.
IV. ETIOLOGI
BRONKIEKTASIS

DIDAPAT Kongenital

Infeksi

Penyumbatan bronkus

Kelainan imunologik

Cedera penghirupan

Keadaan lain
V. ANATOMI
VI. PATOFISIOLOGI
Pertahanan normal jalan nafas

BRONKIEKTASIS

Kerusakan dinding bronkus

Inflamasi Produksi mukus >>

Bronkus kehilangan
Terbentuk saccus
keelastisannya

Sekret menumpuk dan jadi


sarang berkembangnya bakteri
VII. DIAGNOSIS
MANIFESTASI KLINIS

• Batuk kronis yang produktif terutama pagi hari, sputum banyak, sepanjang
hari  wet bronchiectasis
Batuk kering kadang disertai hemoptisis  dry bronchiectasis
• Sputum putih dan kadang-kadang warna kuning, infeksi berat 400 - 500
cc/hari
• Demam berulang
• Nyeri dada
• Sesak napas
• Penurunan berat badan
GAMBARAN RADIOLOGIS

1. FOTO THORAX
2. BRONKOGRAFI
3. CT SCAN
VIII. DIAGNOSIS BANDING
Fibrosis Kistik

Gambaran radiografi yang memperlihatkan


bronkiektasis kronis disertai fibrosis kistik yang
meliputi: hiperinflasi, penebalan dan dilatasi
bronkus, peribronkial cuffing, mucoid impaction,
kistik radiolusen, peningkatan tanda interstisial
dan penyebaran nodul-nodul.
IX. PENGOBATAN
Pengobatan konservatif

Pengelolaan umum, meliputi :


• Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien
• Memperbaiki drainase sekret bronkus
• Mengontrol infeksi saluran napas, misalnya dengan pemberian
antibiotik.
Pengelolaan khusus
• Kemoterapi pada bronkiektasis
• Drainase sekret dengan bronkoskopi
Pengobatan simtomatik
• Pengobatan obstruksi bronkus, misalnya dengan obat bronkodilator.
• Pengobatan hipoksia, dengan pemberaian oksigen.
• Pengobatan Hemoptisis misalnya dengan obat-obat hemostatik.
• Pengobatan demam, dengan pemberian antibiotik dan antipiretik.
Pengobatan Pembedahan

• Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat (reseksi) segmen atau lobus


yang terkena.
• Indikasi : pada pasien bronkiektasis yang terbatas dan resektabel, yang
tidak berespon terhadap tindakan konservatif yang adekuat.
• Pasien dengan hemoptisis masif seperti ini mutlak perlu tindakan operasi.
X. PROGNOSIS
Tergantung pada berat-ringannya serta
luasnya penyakit waktu pasien berobat
KELANGSUNGAN pertama kali.
HIDUP Kasus yang berat dan tidak diobati,
prognosisnya jelek, survivalnya tidak
akan lebih dari 5-15 tahun.

Adanya peradangan dapat menyebabkan


destruksi lapisan muscular dan elastic dari
KELANGSUNGAN bronkus serta peri bronchial. Kerusakan ini
ORGAN biasanya akan menyebabkan timbulnya
daerah fibrosis terutama pada daerah peri
bronkial.
DAFTAR PUSTAKA
1. Emmons EE. Bronchiectasis. www.emedicine.com last update Januari 2007.
2. O’Regan AW, Berman JS. Baum’s Textbook of Pulmonary Disease 7th Edition. Editor
James D. Crapo, MD. Lippincott Williams & Walkins. Philadelphia. 2004. hal 255-
274.
3. Benditt, JO. Lung and Airway Disorder: Bronchiectasis. www.merck.com last update
Januari 2008.
4. Anonymous. Bronkiektasis. http://medicastore.com/med/detail_pyk.php, 2004
5. Hassan I. Bronchiectasis. www.emedicine.com. Last update December,8 2006
6. Rahmatullah P. Bronkiektasis, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid IIEdisi Ketiga.
Editor Slamet Suyono. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001. hal 861-871.
7. Alsagaff H, Mukty A. Bronkiektasis, Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga
University Press. Surabaya. 2006. hal 256-261
8. Barker AF. The New English Journal of Medicine : Bronkiektasis. 2002; 346:1383-
1393.
9. Wilson LM. Patofisiologi (Proses-Proses Penyakit) Edisi enam. Editor Hartanto
Huriawati, dkk. EGC. Jakarta 2006. hal 737-740
10. Luhulima JW. Trachea dan Bronchus. Diktat Anatomi Systema Respiratorius.
Bagian Anatomi FKUH. Makassar. 2004. hal 13-14.
11. Meschan I. Obstrictive Pulmonary Disease. Synopsis of Analysis ofRoentgen Signs
in General Radiology. Philadelphia. 1975. hal 55-56
12. Kusumawidjaja K. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Editor Iwan Ekayuda.
Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2006. hal 108-115.
13.Sutton D. Textbook of Radiology and Imaging volume 1. Churchill livingstone.
Tottenham. 2003. hal 45, 163, 164 & 168.
14. Patel PR. Lecture Notes Radiologi Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta. 2005. hal
40-41
15.Eng P, Cheah FK. Interpreting Chest X-rays. Cambridge Univesrsity Press. New
York. 2005. hal 67-68.
16. Greif J. Medical Imaging in Patients with Cystic Fibrosis.
www.eradimaging.com. Last update Februari 2008.
17.Ketai LH. Infectious Lung Disease. Fundamental of Chest Radiology, 2nd Edition,
Loren H. Ketai Richard Lofgren, Andrew J. Meholic, Elseiver Inc. hal
18. Wicaksono H. Anatomi Dasar Sistem Pernapasan, www. ilmusehat.com
TERIMA KASIH

Ada Pertanyaan ? ? ?

Anda mungkin juga menyukai