Anda di halaman 1dari 31

GAMBARAN RADIOLOGI

PADA PENYAKIT BRONKIEKTASIS


Oleh:
Nada Syifa Syahidah 41201396100048
Rehma Raisa Radita 41201396100013
Sophiastia Kusbianti 41201396100015
Suha Dayfullani 41201396100014
Zahrul Fuadi 41201396100016
Amaliya Mata’ul Hayah 41201396100028

Pembimbing: dr. Ayat Rahayu, Sp.Rad, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK STASE ELEKTIF RADIOLOGI


PERIODE 23 AGUSTUS - 21 SEPTEMBER 2021
FK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021/1443H
Poin Pembahasan
Anatomi
01 Sistem Respirasi

Bronkiektasis
02 definisi, epidemiologi, etiologi,
faktor risiko, patogenesis,
patofisologi, diagnosis, tatalaksana
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
Secara fungsional, sistem
respirasi terbagi menjadi 2
bagian, yaitu:
- zona konduksi
Menyaring, melembabkan,
dan menghantarkan udara
ke paru
- zona respirasi
Tempat pertukaran gas
BRONKIEKTASIS
DEFINISI
Bronkiektasis adalah kelainan
kronik yang ditandai dengan
dilatasi bronkus secara
permanen, disertai proses
inflamasi pada dinding bronkus
dan parenkim paru disekitarnya.
“broncos” = saluran napas
‘“ectasia” = berati dilatasi
EPIDEMIOLOGI
Amerika Serikat
- prevalensi bronkiektasis pada tahun
2000-2007 meningkat 8,74 %
- prevalensi meningkat seiring
bertambahnya usia, tertinggi pada
80-84 tahun

Indonesia
- belum ada data mengenai prevalensi
bronkiektasis di Indonesia
- cukup sering ditemukan di klinik-klinik
- dapat diderita perempuan, laki-laki,
maupun anak-anak
ETIOLOGI
Sulit diketahui penyebab
spesifiknya Kondisi yang berhubungan
dengan bronkiektasis:

Penyebab paling umum 1. Infeksi


adalah infeksi berulang 2. Asma
3. PPOK
4. Penyakit Imunodefisiensi
Dapat timbul secara 5. Autoimun
kongenital atau pun
didapat
FAKTOR RISIKO
(untuk mortalitas)

● Laki-laki
● Usia lanjut
● PPOK
● Penurunan angka FEV1 (Forced Expiratory Volume)
● Skor gejala sesak lanjut
● Hasil kultur positif Pseudomonas
● Indeks metabolisme basal yang rendah
KLASIFIKASI
● Bronkiektasis silindris atau tubular →
Dilatasi saluran napas.
● Bronkiektasis varikosa → Area konstriktif
fokal disertai dengan dilatasi saluran
napas sebagai akibat dari defek pada
dinding bronkial.
● Bronkiektasis kistik atau sakular →
Dilatasi progresif saluran napas yang
berakhir pada kista ukuran besar, sakula,
atau gambaran grape-like clusters
(gambaran bronkiektasis yang paling
berat).
PATOGENESIS
PATO-
FISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Bervariasi

Tidak menunjukkan Mengalami gejala


gejala setiap hari

Batuk kronis dengan produksi


Harus dicurigai sputum atau infeksi saluran
napas berulang
MANIFESTASI KLINIS
Eksaserbasi terjadi bila terdapat 4 atau lebih gejala berikut :
1) Batuk dengan peningkatan dahak
2) Sesak bertambah
3) Peningkatan suhu badan >38oC
4) Peningkatan wheezing
5) Penurunan kemampuan fisik
6) Fatigue
7) Penurunan fungsi paru
8) Adanya tanda-tanda infeksi akut secara radiologis
DIAGNOSIS
Anamnesis

Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
DIAGNOSIS
(Anamnesis)
Keluhan :
- Batuk kronik (>6 minggu) disertai dengan sputum (dapat bersifat
mukoid, mukopurulen, kental, atau blood-streak suptum)
- Batuk biasanya terjadi pada pagi hari dan memberat disiang hari
- Batuk berdarah
- Sesak napas, mengi
- Nyeri dada
- Terdapat riwayat penyakit paru
- Kelelahan
- Penurunan berat badan
- Demam
DIAGNOSIS
(Pemeriksaan Fisik)

● Keadaan Umum : tampak sesak, lemas, batuk-batuk


● TTV : suhu meningkat, dapat ditemukan sianosis
● Pemeriksaan fisik paru :
- Inspeksi : retraksi dinding dada, gerakan dinding dada berkurang
- Palpasi : -
- Auskultasi : ronki basah terutama di daerah lobus bawah kiri paru
dan lobus tengah kanan paru, wheezing
- Perkusi : redup
DIAGNOSIS
(Pemeriksaan Penunjang)

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Darah Mikrobiologi Fungsi Paru
Hb → anemia penyakit Untuk mengetahui MO Spirometri :
kronik, polisitemia penyebab bronkiektasis.
akibat hipoksia kronik. Gambaran keterbatasan
MO yang umum aliran nafas dengan
Leukositosis → infeksi ditemukan : penurunan FEV1C dan
supuratif penurunan rasio
Haemophilus FEV1/FVC
CRP → respon inflamasi influenzae,
sistemik Staphylococcus aureus,
Moraxella catarrhalis,
dan Pseudomonas
aeruginosa.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang Radiologi

Foto Thorax

Posisi PA

Dapat ditemukan gambaran :

Tram-track opacities

Parallel linear densities

Ring Shadows

Honeycomb appearance

Struktur Tubuler
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang Radiologi

Honeycomb
appearance
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang Radiologi
Gold standard → HRCT

Gambaran
multiple kistik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang Radiologi

Gambar a. CT-Scan dan b. MRI


Menunjukkan penebalan dinding saluran napas pada lobus
tengah dan kedua lobus bawah
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Penunjang
Radiologi
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Penunjang
Radiologi
DIAGNOSIS BANDING
Bronkitis Kronik

Tuberkulosis Paru

Asma
TATALAKSANA
Prinsip penatalaksanaan :

Mengobati penyakit
01 yang mendasari 02 Mengobati infeksi

Meningkatkan kerja Tatalaksana


03 mukosiliar atau 04 obstruksi jalan
drainase mukus napas
a) Drainase mukus
b) Vaksinasi
c) Antibiotik
Antibiotik harus diberikan sesuai dengan hasil kultur. Apabila
tidak ada, antibiotik spektrum luas harus dipilih untuk
pengobatan awal.

d) Kortikosteroid

e) Pembedahan
KESIMPULAN
Bronkiektasis adalah dilatasi atau ectasia dari saluran napas atau bronkus secara
permanen. Bronkiektasis dapat terjadi terkait dengan kondisi dasar konstitusional
genetik penderita atau episode insidental yang tidak berhubungan dengan kondisi dasar
intrinsik pertahanan tubuh penderita. Patogenesis yang terjadi berkaitan kombinasi
inflamasi berulang dinding bronkus dan fibrosis parenkim, menghasilkan dinding
bronkus yang lemah dan berlanjut menjadi dilatasi yang irreversibel. Pemeriksaan
spesifik dilakukan untuk mendiagnosis kelainan spesifik tertentu sesuai dengan
gambaran klinis yang mendukung diagnosis bronkiektasis. Prinsip yang digunakan pada
penatalaksanaan bronkiektasis antara lain mengobati penyakit yang mendasari,
meningkatkan kerja mukosiliar atau drainase mukus, mengobati infeksi, serta
tatalaksana obstruksi jalan napas.
Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
1. Rademacher J, Welte T. Bronchiectasis-Diagnosis and Treatment Strategies. Dtsch Arztebl Int. 2008;
44(11): 629-40.
2. Hariyanto W, Hasan H. Bronkiektasis. Jurnal Respirasi. 2016; 2(2): 53-54.
3. Setiani S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 6. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
4. Nugraha NP. Bronkiektasis. CDK. 2018; 45: 69-74.
5. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. 14th ed. USA: Wiley; 2014.
6. Al-Shirawi N, Al-Jahdali HH, Al Shimemeri A. Pathogenesis, Etiology and Treatment of Bronchiectasis.
Ann Thorac Med. 2006; 1: 41-51.
7. Ratjen F. Cystic Fibrosis : Pathogenesis and Future Treatment Strategies. Respiratory care. 2009; 54 (5).
8. Phillips R, et al. 2018. Bronchiectasis: Pathogenesis and clinical findings. calgaryguide. Available from:
http://calgaryguide.ucalgary.ca/. Accesed at 27th August 2021.
DAFTAR PUSTAKA
9. Eichinger M, Heussel C, Kauczor H, Tiddens H, Puderbacj M. Computed Tomography and Magnetic
Resonance Imaging in Cystic Fibrosis Lung Disease. Journal of Magnetic Resonance Imaging, 2010;32:
1370-1378.
10. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Bronkiektasis. Jakarta: 2018.
11. Neves PC, Miguel G, Pounce P. Non Cystic Fibrosis Bronchiectasis. Interactive Cardiovascular and
Thoracic Surgery. 2011: 619-625.
12. Koser U, Hill A. What’s new in the management of adult bronchiectasis?. F1000 Research. 2017; 6: 527.
13. Haworth CS. Antibiotic treatment in adults with bronchiectasis. European Respiratory Monograph:
Bronchiectasis. 2011; 2: 211–222.
14. Mauchley DC, Mithell. Surgery for bronchiectasis. European Respiratory Monograph: Bronchiectasis.
2011; 2: 248–257.

Anda mungkin juga menyukai