OLEH
Salma Maulidiyah
NIM: 11151030000022
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/ 1440 H
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran untuk
.N4emenuhi Pcrsyaratan Mcnrpcrolch Gelar Sarjana
Kcdoktelan (S.Kcd)
Olch
Salnra Maulidiyah
NIM: 11151030000022
bimbing I Pem
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M /1440 H
\
t
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
di-rlikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran pada 28 Februari 2018. Laporan penclitian
i;ri tclah ditcrima sebagai salah satu syarat mempcroleh gclar Sarjana Kcdoktcran (S.Kcd)
pada Program Studi Kcdoktcran dan Profcsi Doktcr.
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
M:
Penguji
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan Fakultas Kedokteran Kaprodi PSKed
NIP. 1978507200501005
\: :- i:
KATA PENGANTAR
Penulis
vi
ABSTRAK
Salma Maulidiyah. Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
PENGARUH EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria) DAN
VITAMIN C TERHADAP KADAR KATALASE PADA TIKUS YANG DI
BERIKAN MSG (Monosodium Glutamat).
Latar Belakang : Monosodium Glutamat (MSG) merupakan penambah rasa
umami yang sering digunakan. MSG menghasilkan stress oksidatif yang
menurunkan aktivitas enzim katalase. Kunyit putih mempunyai sifat antioksidan
yang dapat meningkatkan aktivitas enzim katalase.
Tujuan : Mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak kunyit putih terhadap
kadar katalase pada tikus yang diinduksi MSG selama 14 hari.
Metode : Desain penelitian dilakukan secara experimental terhadap tikus jantan
strain Sprague dawley yang dikelompokkan dalam 6 kelompok perlakuan.
Kelompok kontrol negatif atau kelompok 1. Kelompok kontrol positif atau
kelompok 2 diberikan MSG (4800mg/Kgbb/hari). Kelompok 3 dan 4 diberikan
MSG dan ekstrak kunyit putih masing-masing (100mg/Kgbb/hari dan 200
mg/Kgbb/hari). Kelompok 5 dan 6 diberikan MSG dan vitamin C masing-masing
(250 mg/Kgbb/hari dan 500mg/Kgbb/hari).
Hasil : Hasil uji statistik didapatkan nilai P-value = 0,334 (P>0,05) yang
menyatakan bahwa kunyit putih maupun vitamin C tidak berpengaruh pada
peningkatan aktivitas katalase. Namun dari hasil spektrofotometri didapatkan grafik
terdapat peningkatan aktivitas katalase pada kelompok 3,4,5. Sedangkan pada
kelompok 6 tidak terjadi peningkatan aktivitas katalase. Sebaliknya pada kelompok
2 pemberian MSG tanpa kunyit putih ditemukan penurunan aktivitas katalase yang
berarti penurunan ini dikarenakan peningkatan stress oksidatif dalam tubuh hewan
akibat pemberian MSG.
Kesimpulan : Ekstrak kunyit putih dan vitamin C dapat berperan sebagai
antioksidan, sehingga dapat meningkatkan aktivitas enzim katalase pada tikus yang
diberi MSG. Namun, pemberian vitamin C dalam dosis tinggi tidak berpengaruh
terhadap peningkatan aktivitas enzim katalase tersebut.
Kata kunci : Ekstrak kunyit putih, monosodium glutamat, antioksidan, aktivitas katalase.
vii
ABSTRACK
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Hipotesis ............................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1 Monosodium Glutamat (MSG) ........................................................... 4
2.1.1 Sejarah Monosodium Glutamat ............................................... 4
2.1.2 Struktur Kimia Monosodium Glutamat ................................... 4
2.1.3 Metabolisme Monosodium Glutamat ...................................... 6
2.1.4 Manfaat Monosodium Glutamat .............................................. 9
2.1.5 Efek Toksik Monosodium Glutamat ........................................ 9
2.2 Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria) ...................................................... 10
2.2.1 Klasifikasi Kunyit Putih .......................................................... 10
2.2.2 Morfologi dan Klasifikasi Kunyit Putih ................................. 10
2.2.3 Kandungan Kunyit Putih......................................................... 11
2.2.4 Manfaat Kunyit Putih .............................................................. 11
ix
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 6.21 Penghomogenan Sampel dengan Catalase Activity Assay Kit dari
Abcam ............................................................................................ 48
Gambar 6.22 Warna Reaksi pada Well Plate ...................................................... 49
Gambar 6.23 Warna Reaksi H2O2 pada Well Plate ............................................ 49
Gambar 6.24 ekstrak Kunyit Putih dari Produk Sido Muncul ............................ 49
Gambar 6.25 Komposisi Ekstrak Kunyit Putih................................................... 49
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Hipotesis
1. Adanya penurunan aktivitas spesifik enzim katalase akibat pemberian MSG
selama 2 minggu.
2. Adanya peningkatan aktivitas enzim katalase pada tikus yang diberi ektrak
kunyit putih (Curcuma zedoaria ) setelah diberikan MSG.
3. Adanya peningkatan aktivitas enzim katalase pada tikus yang diberi vitamin
C setelah diberikan MSG.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
MSG bisa diproduksi dengan fermentasi pati, gula bit, gula tebu, atau sirup gula.
Unsur pokok yang terkandung dalam MSG adalah Glutamate 78,2%, Na (Sodium)
12,2%, dan H2O 9,6%. Dalam 1 gram MSG mengandung 1,27 gram glutamate dan
0,122 Na.12,14
mengandung hidrogen pada asam amino glutamat digantikan oleh natrium pada
MSG.12
Jika gugus karboksil mengalami ionisasi maka akan merangsang tastebud.
Glutamat tersusun atas 5 atom karbon (C) dan 2 gugus karboksil. Asam amino
glutamat dan MSG mempunyai sifat yang sama yaitu berbentuk tepung kristal
berwarna putih yang tidak berbau dan mudah larut dalam air.12,15
Sensasi rasa umami yang terdapat di MSG akan diterima oleh reseptor
mG1uR4 (metabopric glutamate receptors) yang berikatan dengan glutamate dalam
domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein reseptor ke sinyal
intraseluler pasangannya, reseptor tersebut bekerja dengan memutuskan ikatan L-
glutamat yang nantinya L-glutamat tersebut berada dalam bentuk bebas dan akan
dihantarkan ke otak melalui nervus cranialis VII (N.facialis) yang menuju
serebrum. Kemudian, otak akan mempresentasikan sensai yang didapat sebagai rasa
lezat dan gurih atau yang dikenal dengan umami.17 sedangkan menurut Krisna VN
(2010) gugus karboksil pada L-glutamat yang mengalami ionisasi akan merangsang
reseptor spesifik pada taste buds seperti reseptor asam amino atau reseptor glutamat
lain dalam menginduksi rasa umami.18
Setelah melewati proses pengecapan, asam amino akan masuk ke proses
pencernaan selanjutnya yang nantinya akan di absorbsi di usus sekitar 57% dan
dikonversikan urea oleh hepar, 6% menjadi plasma protein, 23% disirkulasi sebagai
asam amino bebas, l14% sisanya disimpan di hepar sebagai protein hepar oleh
enzim tertentu. Hanya 4% dari semua glutamat yang keluar dari tubuh.19
Metabolisme MSG didalam tubuh sendiri sama seperti metabolisme Asam
glutamat yang dihasilkan tubuh. Metabolisme asam amino non esensial, termasuk
glutamat, menyebar luas di dalam jaringan tubuh. Asam amino dekarboksilat,
glutamat dan aspartat menempati posisi unik dalam metabolisme perantara. Mereka
memegang peranan penting di dalam produksi energi, sintesis urea, sintesis
glutation dan sebagai neurotransmiter. Hal ini disebabkan sel-sel mengandung
sejumlah besar glutamat bebas dan aspartat. Asam amino ini merupakan asam
amino utama yang didapatkan di dalam mitokondria sel dan merupakan 50-70%
dari total asam amino bebas. 20 Tenaga pereduksi yang diberikan oleh NADPH
10
11
12
utamanya yaitu dengan memberikan atom hidrogen secara cepat di radikal lipida,
atau dengan mengubahnya ke bentuk yang lebih stabil, fungsi yang kedua yaitu
memperlambat laju autooksidasi dengan mengubah radikal ke bentuk yang lebih
stabil.11
Senyawa-senyawa kurkuminoida seperti kurkumin, demetoksi kurkumin, dan
bisdemetoksi-kurkumin merupakan komponen bioaktif dalam genus curcuma yang
diketahui mempunyai efek sitotoksik terhadap OVCAR-3 (human ovarian cancer
cells) dan secara tradisional digunakan sebagai pengobatan kanker mulut rahim.10
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soewarni (tahun 1997) menyebutkan bahwa
pemberian minyak Curcuma zedoaria dengan dosis 800mg/Kgbb/hari
menunjukkan efek anti radang pada udem kaki tikus yang diinduksi dengan
karagenan.29 Sedangkan dalam penelitian Agustina dkk (tahun 2011) ekstrak kunyit
putih 100 mg/Kgbb mampu menaikkan nilai PCV tikus yang diberi asap kendaraan
bermotor.30 Dalam penelitian Saefudin dkk (tahun 2014) menyebutkan bahwa
ekstrak rimpang kunyit putih Baik tipe ekstrak air maupun ekstrak etanol
mengandung antioksidan yang nilai peroksida dan superoksidanya tinggi ia bersifat
nyata pada dosis tinggi 10%, akan tetapi kurang bermakna pada konsentrasi
rendah.10
2.3 Vitamin C
2.3.1 Sejarah Vitamin C
Pada abad ke-15 mulai dikenal penyakit scurvy, yaitu penyakit yang banyak
diderita oleh pelaut yang berlayar selama berbulan-bulan serta bertahan dengan
makanan yang dikeringkan. Penyakit ini menyebabkan pucat, rasa lelah
berkepanjangan diikuti oleh perdarahan gusi, perdarahan dibawah kulit, edema,
tukak, dan pada akhirnya kematian. Tahun 1750, Lind, seorang dokter dari
Skotlandia menemukan bahwa scurvy dapat dicegah dan diobati dengan makan
jeruk. Tahun 1932 Szent- Gyorgyi dan C. Glenn King berhasil mengisolasi zat
antiskorbut dari jaringan adrenal, jeruk, dan kol yang dinamakan vitamin C. Zat ini
kemudian berhasil disintesis pada tahun 1933 oleh Haworth dan Hirst sebagai asam
askorbat.31
13
14
Bila radikal askorbil dan dehydroascorbic acid sudah dibentuk maka ia akan
dapat direduksi kembali menjadi vitamin C sedikitnya melalui tiga jalur enzim yang
terpisah dengan cara mereduksi komponen yang terdapat di sistem biologi seperti
glutation, akan tetapi pada manusia hanya sebagian yang direduksi kembali menjadi
vitamin C. Dehidroaskorbic acid yang telah terbentuk kemudian dimetabolisme
dengan cara hidrolisis.8
Vitamin C berperan dalam antioksidan intraseluler yang melindungi dari
kerusakan yang diinduksi radikal bebas seperti anion superoksida, nitrit oksida, dan
hidrogen peroksida. Vitamin C yang mengalami kekurangan 2 molekul ini penting
15
16
Menurut Permenkes No.75 tahun 2013 angka kecukupan gizi untuk vitamin
C orang dewasa dianjurkan sebesar 90 mg perorang/perhari. Menurut Food and
Nutrition Board of the Institute of Medicine, angka kecukupan gizi untuk vitamin
C orang dewasa adalah sebesar 90 mg/hari untuk laki-laki dan 75 mg/hari unruk
perempuan. Sedangkan untuk perokok dibutuhkan tambahan 35 mg/hari vitamin C
dari non perokok.33
17
18
Monosodium
Glutamate (MSG)
Penurunan barrier
terhadap α-KGDH
Membentuk
radikal bebas
Stress
oksidatif
ROS
19
Berfungsi sebagai
Menginduksi stress antioksidan
oksidatif (radikal bebas)
Senyawa antioksidan
mengikat radikal bebas
Gluthanione Supreoxidase
Poroxidase (GPx) (SOD) Katalasae Variabel
(CAT) terikat
20
21
serta 22 %
air dan
garam
BAB III
METODE PENELITIAN
(t-1) (n-1) ≥ 15
(6-1) (n-1) ≥ 15
5 (n-1) ≥ 15
n-1 ≥ 3
22
23
n≥4
Ket: t = jumlah kelompok penelitian
n = jumlah ulangan sampel
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Federer maka jumlah
sampel perkelompok perlakuan harus lebih dari sama dengan 4. Pada penelitian ini
jumlah besar sampel perkelompok perlakuan adalah 4 ekor tikus. Namun untuk
mengantisipasi apabila adanya tikus yang mati, penelitian ini menggunakan 6 tikus
tiap kelompok. Sehingga total seluruh besar sampel adalah 36 ekor tikus.
Dosis MSG yang digunakan adalah merujuk pada beberapa penelitian yang
dilakukan oleh Brilliantina, L (tahun 2012), Audina T (tahun 2017) pada pemberian
MSG dengan dosis 4800 mg/KgBB dapat merusak organ limpa, ginjal dan otak.12,33
Kerusakan ini diakibatkan peningkatan stress oksidatif dalam tubuh hewan
sehingga akan menurunkan aktivitas enzim antioksidan endogen, salah satunya
yaitu enzim katalase.
Dosis ekstrak kunyit putih yang digunakan adalah merujuk pada penelitian
yang dilakukan oleh Agustina dkk (tahun 2011) ekstrak kunyit putih 100 mg/Kgbb
24
mampu menaikkan nilai PCV padatikus yang diberi asap kendaraan bermotor.30
Dalam penelitian Saefudin dkk (tahun 2014) menyebutkan bahwa ekstrak rimpang
kunyit putih Baik tipe ekstrak air maupun ekstrak etanol mengandung antioksidan
yang nilai peroksida dan superoksidanya tinggi ia bersifat nyata pada dosis tinggi
10% (100mg/KgBb/hari).10 Namun peneliti juga ingin mengetahui efek dari ekstrak
kunyit putih pada dosis 2 kali lipat dari penelitian sebelumnya yaitu
200mg/KgBB/hari. Sehingga peneliti menggunakan dua dosis yakni
100mg/KgBB/hari pada kelompok 3, 200mg/KgBB/hari pada kelompok 4.
Vitamin C pada penelitian ini adalah sebagai pembanding efek dari
antioksidan dengan ekstrak kunyit putih. Dosis yang digunakan adalah merujuk
pada penelitian yang dilakukan oleh Arum (tahun 2012) bahwa terjadi perbaikan
gambaran histologi hepar pada mencit yang diberikan vitamin C 200mg/KgBB/hari
dengan pemberian MSG 4000mg/KgBB/hari.45 Namun peneliti ingin mengetahui
bagaimana efek vitamin C apabila diberikan dengan dosis 250mg/KgBB/hari dan
500mg/KgBB/hari. Sehinggan peneliti menggunakan dua dosis yakni
250mg/KgBB/hari pada kelompok 5 dan 500mg/KgBB/hari pada kelompok 6.
25
26
NO Kegiatan Bulan
Juli- Oktober– Desember- Febuari-
Agustus November Januari Juli 2018
2017 2017 2018
1. Studi Pustaka X X
2. Persiapan alat- X
alat dan bahan
penelitian
3. Penelitiaan X
4. Analisa Data X
5. Penulisan X
27
28
kurang lebih 3-5 menit sampai pingsan, lalu setelah pingsan tikus akan dibedah,
dimulai dari pembukaan kulit bagian abdomen hingga perbatasan diafragma, lalu
diafragma dibuka dan membebaskan area jantung untuk dipungsi, lalu diambil
darahnya menggunakan spuit 3cc sebanya 3-4 ml per tikus.46
Setelah dilakukan pengambilan darah melalui pungsi jantung, darah
dimasukkan ke dalam vaccutainer yang berisi EDTA dan disentrifugasi selama 6
menit pada 6000 rpm. Lalu ambil plasmanya.47
29
(1)
(2)
Diberi
makan, Tikus tiba di animal house Tikus dikelompokkan
dan dipindahkan ditiap dan diberi tanda
Hari ke minum,
serta kandang yang di sediakan sesuai kelompok
1 dan di adaptasikan selama perlakuan
mengganti
alas 1-2 minggu
kandang
(3) Kelompok 1 :
Kelompok 5 :
(5) Kelompok dengan pemberian
MSG lalu diberi vitamin C
Analisa kadar katalase dengan 250 mg/Kgbb/hari dalam 0,5
menggunakan kit katalase dan mL akuades
pengolahan data
(6) Kelompok 6 :
Kelompok dengan
Didapatkan hasil pengolahan pemberian MSG lalu diberi
data aktivitas enzim katalase vitamin C 500 mg/Kgbb/hari
dalam 0,5 mL akuades
Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel atau Objek Penelitian
30
31
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik sampel atau hewan uji
telah memenuhi kriteria inklusi sampel yakni jenis atau spesies, usia, jenis kelamin,
dan berat badan . Setiap tikus diberi perlakuan atau intervensi yang sama dalam
kelompok-kelompok perlakua,n dan jumlah tikus setiap kelompok perlakuan adalah
sama.
Pada tabel 4.2 hasil rerata pemberian MSG 4800 mg/Kgbb/hari pada hewan
coba menunjukkan penurunan aktivitas katalase dibandingkan kelompok kontrol
negatif (kelompok 1). Namun uji statistik didapatkan nilai P-value sebesar 0,334
(p>0,05) yang berarti bahwa kunyit putih maupun vitamin C tidak berpengaruh
pada peningkatan aktivitas katalase. Namun dari hasil spektrofotometri didapatkan
peningkatan aktivitas katalase pada kelompok hewan coba dengan pemberian MSG
4800 mg/Kgbb/hari dengan ekstrak kunyit 100mg/KgBB/hari dan
200mg/KgBB/hari, serta MSG 4800 mg/Kgbb/hari dengan vitamin C
250mg/KgBB/hari, dibandingkan dengan kelompok hewan coba kontrol dan
kelompok hewan coba MSG tanpa ekstrak kunyit maupun vitamin C. Namun pada
tikus dengan pemberian MSG 4800 mg/Kgbb/hari lalu diberi lalu di beri Vitamin
C 500 mg/Kgbb/hari (kelompok 6) tidak menunjukkan peningkatan aktivitas
katalase, yang berarti bahwa pemberian vitamin C dosis tinggi dapat bersifat pro-
oksidan.
32
4.2 Pembahasan
4.2.1 Aktivitas Katalase
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak kunyit putih (Curcuma zedoaria) terhadap aktivitas katalase
pada tikus jantan galur Sprague dawley yang diinduksi MSG dengan berat rata-rata
±150 gram.41,42 Pada penelitian ini digunakan sampel tikus jantan,43 sebanyak 24
ekor tikus, dan dibagi kedalam 6 kelompok. Kelompok 1 yang merupakan
kelompok normal, hanya diberi akuades. Kelompok 2 adalah kelompok tikus
dengan pemberian MSG 4800 mg/Kgbb/hari. Kelompok 3 adalah kelompok tikus
dengan pemberian MSG 4800 mg/Kgbb/hari kemudian diberi ekstrak kunyit 100
mg/Kgbb/hari. Kelompok 4 adalah kelompok tikus dengan pemberian MSG 4800
mg/Kgbb/hari kemudian diberi ekstrak kunyit 200 mg/Kgbb/hari. Kelompok 5
kelompok tikus dengan pemberian MSG 4800 mg/Kgbb/hari kemudian diberi lalu
di beri vitamin C 250 mg/Kgbb/hari. Kelompok 6 kelompok tikus dengan
pemberian MSG 4800 mg/Kgbb/hari kemudian diberi vitamin C 500 mg/Kgbb/hari.
Sebelum dilakukan perlakuan pemberian ekstrak kunyit putih (Curcuma zedoaria)
pada kelompok 3 dan 4 terlebih dahulu di beri MSG dengan dosis 4800
mg/Kgbb/hari sama halnya pada kelompok dengan perlakuan pemberian vitamin C.
dan kelompok 2 hanya pemberian MSG, semua kelompok perlakuan dilakukaan
selama 14 hari.
Pengukuran aktivitas katalase dilakukan menggunakan metode
spektrofotometer Catalase Activity Assay Kit dari Abcam
47
(calorimetric/fluorometric) nomer katalog #ab83464. Plasma diperoleh setelah
pembedahan pada hari ke 15 dengan teknik sentrifugasi pada kecepatan 6000 RPM
selama 6 menit, kemudian disimpan pada suhu – 200 C dalam kondisi gelap sampai
saat pemeriksaan aktivitas katalse. Sampel yang telah terkumpul dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan prosedur Catalase Activity Assay Kit dari Abcam dan
dibaca pada panjang gelombang 570 nm. Gambar 4.1 adalah hasil jumlah rerata
aktivitas katalase pada setiap kelompok penelitian.47
33
AKTIVITAS KATALASE
mU/mL
0,002
0,00149898 0,001560805
0,001305913 0,00139377
0,0015
0,001150809 0,001142132
0,001
0,0005
0
NORMAL MSG KUNYIT 100 KUNYIT 200 VIT C 250 VIT C 500 mg +
mg + MSG mg + MSG mg+MSG MSG
sample
Variabel Pvalue
Perlakuan 0.039
34
Tabel 4.3 dan 4.4 memperlihatkan hasil uji statistik, di sini ditunjukkan
mempunyai P-value 0.039 (Tabel 4.3) yang artinya pada α : 5% dapat diartikan
bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, kemudian peneliti
melanjutkan analisis bivariate menggunakan uji Kruskall Wallis. Hasil analisis data
didapatkan nilai p>0,05 yang berarti secara statistik pemberian ekstrak kunyit putih
maupun vitamin C tidak meningkatkan aktivitas enzim katalase. Walaupun
demikian, pada grafik rerata aktivitas katalase (Gambar 4.3) menunjukkan pola
peningkatan aktivitas katalase pada kelompok hewan coba dengan pemberian MSG
4800 mg/Kgbb/hari dengan ekstrak kunyit 100mg/KgBB/hari dan
200mg/KgBB/hari, serta MSG 4800 mg/Kgbb/hari dengan vitamin C
250mg/KgBB/hari, dibandingkan dengan kelompok hewan coba kontrol dan
kelompok hewan coba MSG tanpa ekstrak kunyit maupun vitamin C.
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa kelompok 2 yaitu kelompok yang
hanya diberikan MSG 4800mg/Kgbb/hari tidak menunjukkan penurunan aktivitas
katalase yang signifikan pada uji statistik (p>0,05). Walaupun tidak menunjukkan
35
nilai penurunan yang signifikan, namun pengamatan pada pola hasil grafik (Gambar
4.1) menunjukkan penurunan aktivitas katalase, hasil yang peneliti peroleh
menunjukkan kesamaan dengan peneliti lain yaitu MSG dapat menurunkan
aktivitas enzim katalase. Penurunan ini diakibatkan peningkatan stress oksidatif
dalam tubuh hewan sehingga akan menurunkan aktivitas enzim katalase.48
Penelitian yang dilakukan oleh Kushwaha dkk (2015) menggunakan hewan
konsumsi MSG dengan dosis MSG 10 mg /gramBB dapat menyebabkan stress
oksidatif dengan di buktikan menurunnnya aktivitas enzim Katalase, SOD,
Xanthine Oxide, dan MDA.48 dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
semakin besar dosis MSG yang diberikan semakin menurunkan aktivitas enzim
tersebut. Hal ini diakibatkan semakin besar nilai stress oksidatif, sehingga terjadi
penurunan ketersediaan zat antioksidan tubuh seperti katalase dalam menetralisir
senyawa-senyawa oksidan yang diakibatkan oleh paparan MSG.49
Pada pemberian ekstrak kunyit putih diperoleh hasil peningkatan aktivitas
katalase. Kunyit putih (Curcuma zedoaria) yang mengandung minyak atsiri,
polisakarida serta zat yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, yaitu kurkumin dan
seskuiterpen. Seskuiterpen berfungsi sebagai antiinflamasi, analgetik
9
hepatoprotektor dan antioksidan. Kurkumin diferuloylmethane yang merupakan
kurkuminoid utama dalam kunyit putih merupakan antidoksidan alami pada kunyit
putih. Soewarni (1997) menyebutkan bahwa pemberian minyak Curcuma zedoaria
dengan dosis 800mg/Kgbb/hari menunjukkan efek anti radang pada udem kaki
tikus yang diinduksi dengan karagenan.29 Penelitian yang dilakukan oleh
Wahlstrom dan Blennow (1978) menunjukkan bahwa 1 jam setelah pemberian
kurkumin secara oral, sekitar 90% kurkumin akan terakumulasi dalam lambung dan
usus halus namun setelah 24 jam kadarnya menjadi 1%, absorbsinya pada usus
halus terjadi selama 3-7 jam.50
Penelitian ini juga tidak menunjukkan nilai signifikan pada kelompok 3 dan
4 yaitu kelompok yang diberikan perlakuan MSG dan kunyit. Walaupun secara
statistik tidak menunjukkan signifikan peningkatan aktivitas katalase, namun
pengamatan pada pola hasil grafik (Gambar.1) menunjukkan kecenderungan
adanya peningkatan aktivitas enzim katalase pada kelompok 3, 4 dan 5
dibandingkan dengan kelompok 2 yang hanya diberikan perlakuan MSG.
36
37
Vitamin C (asam askorbat, AscH2) akan mereduksi Fe3+ (besi ferri) menjadi
Fe2+ (besi ferro), Fe2+ bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan superoksida,
dismutasi superoksida menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2), hidrogen
peroksida akan bereaksi dengan ion-ion besi bebas yang ada ditubuh untuk
membentuk radikal hidroksil yang reaktif (OH’). Senyawa radikal bebas ini akan
dapat merusak kesemua struktur molekul dalam sel diantaranya adalah protein salah
satunya enzim, sehingga enzim tersebut akan rusak atau menurunkan kemampuan
kerjanya.53
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Pemberian MSG dengan dosis 4800mg/KgBB/hari selama 14 hari memberikan
pengaruh terhadap penurunan aktivitas katalase tikus strain sprague dawley.
2. Pemberian ekstrak kunyit putih (Curcuma zedoaria) dengan dosis 100 dan 200
mg/KgBB/hari memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas katalase tikus
strain sprague dawley yang telah diberikan MSG dengan dosis 4800mg/KgBB/hari
selama 14 hari.
3. Pemberian vitamin C dengan dosis 250 mg/KgBB/hari memberikan pengaruh
terhadap peningkata aktivitas katalase tikus strain Sprague dawley yang telah
diberikan MSG dengan dosis 4800mg/KgBb/hari selama 14 hari.
5.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40
41
42
Jakarta.
37. Halliwell B. 2006. Reactive spesies and antioxidants: Redox biology is a
fudamental theme of aerobic life. Plant Physiol. 141:312-322.
38. Harju T, Wiik RK, Sirvio R, Paakko P, Crapo JD,Oury TD, et al. Manganese
superoxide dismutase is incresed in the airways of smokers’ lungs. Eur
Respir J. 2004; 24:765-71.
39. Nagwa AI, et al . Glutathione Peroxidase,Superoxide Dismutase And
Catalase Activities In Children With Chronic Hepatitis. Medical
Biochemistry Department,Faculty of Medicine, Cairo University, Cairo,
Egypt. 2012; (3). p. 972-7.
40. Silvia FS. Aktivitas Spesifik Katalase Jaringan Jantung Tikus yang
Diinduksi Hipoksia Hipobarik Akut Berulang. FK UI, Jakarta.2009;25-7.
41. Taconic Biosciences. Sprague Dawley Rat Preferred for Safety and
Efficacy, Surgical Modification and Reproductive Studies. 0516.
42. Kato, Ryuichi, et al. Strain Differences in the Metabolism and Action of
Drug in Mice and Rats. Departement of Pharmacology, Nutritional Institute
of Hygienic Sciences, Setagaya-ku, Tokyo : J. Pharmac. 1970; (20) 562-
571.
43. Clarke, Wendy, et al. Gender Differences in Oral Drug Exposure in the Rat
with the gamma-Secretase Inhibitor BMS-708163. Conference Paper in
Drug Metabolism Review. 2009.
44. Federer, WT. Randomization and Sample Size in Experimentation.
Wahington D.C: Food and drug Administration Statistic Seminar; 1966 Sept
19.
45. Kanti Arum, Susianti. Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Gambaran
Histologis Hepar Mencit jantan Dewasa (Mus musculus L) yang Diinduksi
Monosodium Glutamate. Lampung. Fakuktas Kedokteran Universitas
lampung; 2012.
46. Parasuraman S, raveendran R, Kesavan R. Blood Sample Collection in
Small Laboratory Animals.J. Phamacol Pharmacother. 2010 Jul-Dec;
1(2):87-93.
47. Catalase Activity Assay Kit Abcam (calorimetric/fluorometric) nomer
43
katalog # ab83464.
48. Kushwaha V B, Bharti Geeta. Effect of monosodium glutamate (MSG)
administration on some antioksidant enzymes in muscles of adult male
mice. J. Appl.Biosci. 2015; 41(1); 54-56.
49. Singh K, P Ahluwalia. Studies on the effec of Monosodium Glutamate
(MSG) Administration on Some Antioxidant Enzymes in the Arterial Tissue
of Adult Male Mice. J Nutr Sci Vitaminol (Tokyo). 2003 Apr; 49(2):145-8.
50. Wahlstroom, B., Blennow, G. Acta Pharmacol. Toxicol. 1978; 43, p. 87 –
92.
51. Yerizel Eti, Sy Elmatris dkk. Efek Pemberian Vitamin C terhadap aktivitas
Katalase Hati Tikus Galur Wistar yang Terpapar Ion Pb. Padang. Fakultas
Kedokteran universitas Andalas; 2015.
52. Hakim L, Brahmanti H, Widiatmok A. Megadosis Vitamin C Intraperitoneal
Meningkatkan Radikal Bebas dan Menurunkan SOD Serum dan Jaringan
Kulit Marmot. Malang: Departemen Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya. 2012; Vol. 39 No. 4. 151-157.
53. Saha,Subhadeeo et.al. Encapsulation of Vitamin C into B-Cyclodextrin for
Advanced and Regulatory Release. In Book : Vitamin C, Ed 1st Chapter 7,
Publisher : InTech, pp.129-145.
Lampiran 1
Surat Keterangan Sehat Tikus
44
Lampiran 2
Sertifikat Monosodium Glutamat
45
Lampiran 3
Sertifikat Vitamin c
46
Lampiran 4
Sertifikat Ekstrak Kunyit Putih Produksi Sido Muncul
47
Lampiran 5
Proses Penelitian
48
49
Gambar 6. MSG
Gambar 6. Vitamin C
50
Gambar 6.21
Penghomogenan sampel Gambar 6.22 Warna
dengan Catalase Activity Reaksi pada Well Plate
Assay Kit dari Abcam
51
Lampiran 6
Rumus Monosodium Glutamat
MSG tersebut harus dicampur dengan akuades terlebih dahulu. Dalam sekali
mencekok, saya memberi akuades sejumlah 4 cc pada setiap tikus. Maka dari itu
kebutuhan 6 tikus dalam 5 hari adalah sebagai berikut.
Jumlah akuades untuk 1 tikus perhari x jumalh tikus 5 kelompok x hari
= 4 cc x 30 tikus x 5
= 600 cc
52
Lampiran 7
Rumus Vitamin C Ampul
Pada kelompok 5 tersebut terdapat 6 tikus. Maka dari itu jumlah vitamin C 1
kelompok selama perhari nya adalah sebagai berikut.
Dosis perhari x jumlah tikus
= 41.25 mg/hari x 6
= 247.5 mg/hari dibulatkan menjadi 250 mg
+,-./01,2
= 1.25ml
/1134
53
54
Pada kelompok 5 tersebut terdapat 6 tikus. Maka dari itu jumlah vitamin C 1
kelompok selama perhari nya adalah sebagai berikut.
Dosis perhari x jumlah tikus
= 82.5 mg/hari x 6
= 495 mg/hari dibulatkan menjadi 500 mg
+,-.011,2
= 2.5ml
/1134
Lampiran 8
Rumus Ekstrak Kunyit Putih
Ekstrak kunyit putih didapatkan dari produk PT. Sido Muncul dengan
komposisi tiap kaplet mengandung ekstrak kunyit putih 82.5 mg, setara dengan 15
g kunyit putih segar.
Pada kelompok tersebut terdapat 6 tikus. Maka dari itu jumlah ekstrak kunyit
putih untuk 1 kelompok selama perhari nya adalah sebagai berikut.
Dosis perhari x jumlah tikus
= 16.5 mg/hari x 6
= 99 mg/hari dibulatkan menjadi 100 mg
Jadi ekstrak kunyit putih yang dibutuhkan adalah 1.5 kaplet, karena dalam 1 kaplet
mengandung 82.5 mg ekstrak kunyit putih.
55
56
Dosis ekstrak kunyit putih yang akan diberikan pada kelompok 4 adalah
0.2g/Kgbb/hari (200mg/Kgbb/hari). Jumlah ekstrak kunyit putih untuk 1 tikus/hari
adalah sebagai berikut.
Dosis x berat badan tikus + 10% untuk cadangan apabila terdapat berkurangnya
vitamin C oleh sebab yang tidak disengaja seperti tumpah, dan sebagainya
= 200 mg/kg x 0.15 kg + 10%
= 33 mg/hari
Pada kelompok tersebut terdapat 6 tikus. Maka dari itu jumlah ekstrak kunyit
putih untuk 1 kelompok selama perhari nya adalah sebagai berikut.
Dosis perhari x jumlah tikus
= 33 mg/hari x 6
= 198 mg/hari dibulatkan menjadi 200 mg
Jadi ekstrak kunyit putih yang dibutuhkan adalah 2.5 kaplet, karena dalam 1 kaplet
mengandung 82.5 mg ekstrak kunyit putih.
Lampiran 9
Rumus Perhitungan Aktivitas Katalase
Reagent Preparation
§Catalase Assay Buffer
§Catalase Positive Control
1. 50 µL dari 20 mM H2O2
1. 5 µL H2O2
2. 950 µL ddH2O
2. 215 µL H2O2
57
58
§HRP
§ Oxired Probe
§Stop Solution
§Developer Mix
1. 46 µL Assay Buffer
2. Oxired Probe 2 µL
3. Stop Solution 2 µL
59
Inkubasi 10
Inkubasi Inkubasi 10
menit pada Inkubasi 30
selama 10 menit pada
suhu 25oC menit pada menit pada
suhu 25oC suhu 25oC
suhu 25oC
Diukur pada 570
nm
Diukur Diukur Diukur
Dibuat kurva pada 570 pada 570 pada 570
standar dengan nm nm nm
memplot
konsentrasi dengan Tabel 6.1 Alur Pengukuran Aktivitas Katalase
60
61
KEL 3 0,166
0,195
0,167
0,164
KEL 4 0,179
0,174
0,204
0,163
KEL 5 0,150
0,134
0,197
0,162
KEL 6 0,149
0,172
0,204
0,003
62
63
3. Aktivitas Katalase
5
Aktivitas Katalase = ( ) 𝑥 𝐷
61 . 7
Keterangan
B = jumlah H2O2 yang terurai dari kurva standar H2O2
V = Volume Sampel yang ditambahkan dalam well yaitu 39 µL
D=1
Satuan aktivitas katalase adalah mU/mL
0,0017094
0,0014057
KEL 6 0,0012929 0,0011421
0,0014881
0,0017658
0,0000217
Lampiran 10
Uji Statistik Aktivitas Katalase
KEL
OMPOK A B C D MEAN
64
65
95%
Confidence
Interval for
Std. Mean
Devia Std. Lower Upper Mini
N Mean tion Error Bound Bound mum Maximum
MSG+ .0012 .0005 .0010
.0002500 .00045 .00204
Kunyit 4 5000 00000 0000 .002000000
00000 438842 561158
100 000 000 0
MSG+ .0017 .0005 .0010
.0002500 .00095 .00254
Kunyit 4 5000 00000 0000 .002000000
00000 438842 561158
200 000 000 0
MSG+ .0012 .0005 .0010
.0002500 .00045 .00204
Vit.C 4 5000 00000 0000 .002000000
00000 438842 561158
250 000 000 0
MSG+ .0010 .0008 - .0000
.0004041 .00229
Vit.C 4 0500 08352 .00028 2000 .002000000
76117 126879
500 000 233 126879 0
MSG .0009 .0001 .0008
.0000500 .00079 .00110
4 5000 00000 0000 .001000000
00000 087768 912232
000 000 0
NORM .0011 .0005 .0007
.0002839 .00027 .00207
AL 4 7500 67890 0000 .002000000
45417 135896 864104
000 835 0
Total .0012 .0005 .0000
.0001111 .00100 .00145
24 3000 44570 2000 .002000000
59893 004824 995176
000 034 0
66
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statist
ic df Sig. Statistic df
Sig.
perlakuan *
.138 24 .200 .912 24 .039
Ranks
perlakuan N Mean Rank Test Statisticsa,b
hasil MSG+Kunyit hasil
4 13.13
100 Chi-Square 5.721
MSG+Kunyit
4 18.38 df 5
200
Asymp. Sig. .334
MSG+Vit.C 250 4 13.13
a. Kruskal Wallis Test
MSG+Vit.C 500 4 10.75
b. Grouping Variable:
MSG 4 8.63 perlakuan
NORMAL 4 11.00
Total 24
67
Lampiran 11
Riwayat Penulis
Riwayat Pendidikan
2004 - 2009 : MI Tanwirul Qulub Bancar
2009 - 2012 : MTs Al-Anwar Sarang
2012 - 2015 : SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang
Cambridge International School ID 113
2015 - Sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
68