Anda di halaman 1dari 82

PERBANDINGAN AKTIVITAS GELOMBANG ALFA

ELEKTROENSEFALOGRAFI (EEG) OTAK SEBELUM DAN SETELAH


PERLAKUAN SAAT DIPERDENGARKAN MUROTTAL AL QURAN
SURAH AL INSYIQAQ PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

ANNISAH NUR RAHMAH SYARIF

NIM: 11151030000099

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untgk
memenuhi salah satu persyaratan mer:rperoleh gelar Strata I di uIN Syarif
Hidayahrllah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Annisah Nur Rahmah Syarif


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Perbandingan Aktivitas Gelombang AIfa Eleltroensefalografi (EEG)
Sebelum Dan setelah Perlakuan Saat Diperdengarkan Murottal Al euran
surah Al rnsyiqaq Pada Mahasiswa Kedokteran urN syarif Hidayatullah
Jakarta

Laporan penelitian

Diajukan kepada Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran untuk


Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh
Annisah Nur Rahmah Svarif

NIM: 11151030000099

Pembimping I

_
.--_
ad Azwar Habibi, M.Biomed dr. Ully Husha,
198005222009121005

PROGRAM STTIDI KEDOKTERAN

FAI(ILTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATTTLLAII

JAKARTA

20181!r/1440 H

1il
LEMBAR PENGESAHAII

Laporan penelitian Perbandingan Akfivitas Gelombang Alfa


Elektroensefalografi (EEG) Otak Sebelum Dan Setelah Perlakuan Saat
Diperdengarkan Murottal Al Quran Surah Al Insyiqaq Pada Mahasiswa
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diajukan oleh Annisah Nur
Rahmah Syarif (NIM 11151030000099), telah diujikan dalam sidang di Fakultas
Kedokteran pada 23 Oktober 2018. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program
Studi Kedokteran.

Ciputat, 23 Oktober 2018

DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang

.fl.
dr. Ahmad Afuar Habibi, M. Biomed
NIP. 19800522200912100s

Pembirpping

Ar. kua
#ilr
I

AzwarHabibi, M. Biomed
/,w ,t6^,i QlingII
\ Z-.?._
-__-
dr. Ully Husna, Sp.S, M. Biomed
}\rIP. 19800522200912t005

Penguji II

dr. Lucky iliantina, M. Biomed dr. Faisal, M.T.


NIP. 0305201801 1001

PIMPINAN FAKULTAS

ffi
K UIN Kaprodi Kedokteran FK UIN
"./: ,t.
l;1t:.;'rl
a\
[9
Ph.D., Sp.PD-KEMD dr. Achmad Zaki,iM1pid, Sp.OT
1232003121003 NrP. 1 9780507200501 1005

lv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Aktivitas
Gelombang Alfa EEG Sebelum Dan Setelah Perlakuan Saat Diperdengarkan
Murottal Al Quran Surah Al Insyiqaq Pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta” ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat hingga pada umatnya sampai
akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak sekali
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini penulis juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD selaku dekan FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, Sp.OG (K), SH, dr. Fika
Ekayanti, Dpl.FM, M.Med.Ed, dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku
Wakil Dekan I, II, dan III FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi
Kedokteran FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh dosen
dan staf lainnya.
3. dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed selaku pembimbing 1 dan dr. Ully
Husna, Sp.S selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing, memberikan kritik dan saran, serta motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab riset FK
UIN 2015 yang telah memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian
ini.
5. Keluarga Besar Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar
dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian
Agama RI yang telah memberikan beasiswa melaui Program Beasiswa

v
vi

Santri Berprestasi (PBSB) kepada penulis sehingga dapat menempuh


pendidikan di FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. dr. Nizma, Sp.S, Mba Ana, serta seluruh staf dari Klinik Zam-zam
Bintaro yang telah membantu dalam proses pengumpulan data penelitian
ini.
7. Ayahanda H. Syarifuddin, S.H dan Ibunda Dra. St. Najmah, S.Pd, adik-
adikku Aidah Luthfiah Syarif, Muh. Asyraf Syarif, dan Auliah Muhlisah
Syarif, serta keluarga besar H. Mannarima Lewa dan Abd. Kadir Jarre
yang senantiasa mendoakan, memberikan cinta dan kasih sayang, serta
semangat untuk terus berjuang dan belajar. Terima kasih yang tak
terhingga penulis ucapkan atas semua yang telah diberikan.
8. Nur Fauziah Syam, Khusnul Khatima, dan Rahmawati teman
seperjuangan riset dalam melaksanakan penelitian ini hingga akhir.
Terima kasih atas suka duka perjuangan yang telah kita lewati bersama.
9. Megawati Latenriolle dan Ditha Hudaifa Yamin yang sudah bersedia
mendengarkan curhatan dan memberikan motivasi sehingga penelitian ini
dapat berjalan dengan lancar, semoga kekeluargaan ini bisa berlanjut
hingga di Jannah.
10. Agung, Hasna, Mona, Ria, Inayah, Atiqah, Ilmul dan teman-teman
lainnya yang telah berbagi ilmu dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih juga pada Almh. Nurbaiti,
Alfatihah.
11. Seluruh teman-teman ENTHIRD, Costavera 2015, dan seluruh teman
sejawat AMIGDALA 2015 yang tidak pernah berhenti memberikan
semangat untuk sama-sama berjuang dan menjadi manusia yang amanah
dan bermanfaat bagi agama dan negara.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam penelitian
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.
Ciputat, 23 Oktober 2018

Annisah Nur Rahmah Syarif


ABSTRAK

Annisah Nur Rahmah Syarif. Program Studi Kedokteran. Perbandingan


Aktivitas Gelombang Alfa EEG Sebelum Dan Setelah Perlakuan Saat
Diperdengarkan Murottal Al Quran Surah Al Insyiqaq Pada Mahasiswa
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah.
Latar Belakang: Hari kiamat merupakan hari dimana berpisahnya ruh dengan
jasad, termasuk pula dengan terjadinya bencana-bencana alam seperti gempa
bumi, tanah longsor, banjir dan gunung meletus. Salah satu surah didalam Al
Quran yang membahas tentang keniscayaan Hari Kiamat yaitu surah Al Insyiqaq,
yang mana surah ini diturunkan oleh Allah SWT sebagai media pelajaran dan juga
peringatan bagi manusia tentang Hari Akhir. Berkenaan dengan Al Quran, telah
terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang pengaruh
murottal Al Quran terhadap banyaknya Gelombang alfa dan perasaan tenang yang
timbul saat mendengarkannya, oleh karena itu pada penelitian kali ini penulis
mencoba untuk meneliti bagaimana bila murottal Al Quran yang diberikan adalah
surah Al Insyiqaq. Sehingga pertanyaan selanjutnya, apakah gelombang alfa yang
dihasilkan akan tetap banyak meskipun surah yang diperdengarkan dapat
menyebabkan ketakutan ataupun kecemasan karena mengandung makna tentang
keiscayaan Hari Kiamat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan gelombang alfa EEG otak sebelum dan setelah
perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode: Penelitian ini
adalah penelitian experimental, dengan teknik Probability sampling berupa
Simple Random Sampling. Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh
Mahasiswa Kedokteran angkatan 2016 dan 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan total 181 orang. Hasil: dari 10 sampel keseluruhan, yaitu kelompok
perlakuan. Perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan setelah
perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (p=0,177). Kesimpulan:
Perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan setelah perlakuan
saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, secara klinis lebih banyak setelah
perlakuan daripada sebelum perlakuan, namun secara statistik tidak terdapat
perbedaan bermakna dari keduanya berdasarkan hasil uji T Berpasangan.
Kata Kunci: Elektroensefalografi (EEG), Gelombang Alfa, Murottal, Al Quran,
Al Insyiqaq.

vii
ABSTRACT

Annisah Nur Rahmah Syarif. Medical Study Program. Comparison of alpha


EEG wave activity before and after treatment when listening to Murottal Al
Quran Surah Al Insyiqaq to medical students Syarif Hidayatullah State
Islamic University.
Background: Judgment Day is a day where the spirit separates from the body,
including the occurrence of natural disasters such as earthquakes, landslides,
floods and volcanic eruptions. One of the suras in the Qur'an which discusses the
inevitability of Judgment Day is Sura Al Insyiqaq, which is revealed by Allah
SWT as a medium of learning and also a warning to humans about the End Times.
With regard to the Qur'an, there have been several previous studies which
discussed the murottal influence of the Koran on the number of alpha waves and
the calm feeling that arises when listening to it, therefore in this study the author
tried to examine what if the Murottal Al Quran given is surah Al Insyiqaq. So the
next question is whether the alpha waves produced will still be many even though
the suras that are played can cause fear or anxiety because they contain the
meaning of the end of the Day. Therefore this study aims to determine the ratio of
brain EEG alpha waves before and after treatment when murottal Al Quran surah
Al Insyiqaq was played on Medical Students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Method: This research is experimental research, with Probability sampling
technique in the form of Simple Random Sampling. The population for this study
were all Medical Students of 2016 and 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta with
a total of 181 people. Results: of the 10 overall samples, namely the treatment
group. Comparison of brain EEG alpha wave activity before and after treatment
when murottal Al Quran surah Al Insyiqaq was played on Medical Students of
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (p = 0.177). Conclusion: Comparison of brain
EEG alpha wave activity before and after treatment when murottal Al Quran surah
Al Insyiqaq was heard on Syarif Hidayatullah UIN Jakarta Medical Students,
clinically more after treatment than before treatment, but statistically there were
no significant differences from both based on test results T Pair.

Keywords: Electroencephalography (EEG), Alpha Wave, Murottal, Al Quran, Al


Insyiqaq.

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ ii


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................4
1.3. Hipotesis ....................................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4.1. Tujuan Umum ....................................................................................4
1.4.2. Tujuan Khusus ...................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.5.1. Bagi Peneliti .......................................................................................5
1.5.2. Bagi Kampus ......................................................................................5
1.5.3. Bagi Pembaca.....................................................................................5
1.6. Batasan Masalah ........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................7
2.1. EEG ...............................................................................................................7
2.1.1. Definisi ...............................................................................................7
2.1.2. Fungsi dan Aplikasi EEG...................................................................8
2.1.3. Klasifikasi Gelombang EEG ..............................................................9
2.1.4. Prinsip dan Teknik Kerja EEG.........................................................11
2.1.5. Cara Pemasangan Elektroda.............................................................15
2.2. Gelombang Alfa ......................................................................................15
2.3. Anatomi dan Fisiologi Otak ....................................................................16
2.3.1. Anatomi Otak ...................................................................................16

ix
x

2.3.2. Fisiologi Otak...................................................................................19


2.4. Murottal Al Quran ...................................................................................22
2.4.1. Definisi Murottal Al Quran ..............................................................22
2.4.2. Manfaat Murottal Al Quran .............................................................23
2.4.3. Seni Penyuaraan ayat-ayat Al Quran ...............................................24
2.4.4. Shaikh Mishary Rasyid Al Afasy ....................................................24
2.5. Kandungan Surah Al Insyiqaq ................................................................25
2.6. Kerangka Teori ........................................................................................32
2.7. Kerangka Konsep ....................................................................................33
2.8. Definisi Operasional ................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................35
3.1. Desain Penelitian .....................................................................................35
3.2. Waktu dan tempat penelitian ...................................................................35
3.2.1. Waktu Penelitian ..............................................................................35
3.2.2. Tempat Penelitian ............................................................................35
3.3. Populasi Penelitian ..................................................................................35
3.4. Sampel Penelitian ....................................................................................35
3.5. Besar Sampling .......................................................................................36
3.6. Kriteria Inklusi dan eksklusi ...................................................................36
3.6.1. Kriteria Inklusi .................................................................................36
3.6.2. Kriteria eksklusi ...............................................................................36
3.7. Instrumen Penelitian ................................................................................37
3.8. Alur Penelitian.........................................................................................38
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................39
4.1. Hasil Penelitian .......................................................................................39
4.1.1. Gambaran Umum Sampel Penelitian ...............................................39
4.1.2. Hasil Perbandingan rata-rata Nilai Pre test dan Pos test .................39
4.2. Pembahasan Penelitian ............................................................................43
4.2.1. Pembahasan Perbandingan rata-rata Nilai Pre test dan Pos test......43
4.2.2. Pembahasan Perbandingan rata-rata Aktivitas Gelombang EEG Otak
Sebelum dan Setelah Perlakuan saat diperdengarkan Murottal Al Quran surah
Al Insyiqaq .....................................................................................................43
4.3. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................46
xi

5.1. Simpulan..................................................................................................46
5.2. Saran ........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................47
LAMPIRAN ...........................................................................................................51
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Analisa Perbandingan Nilai Pre test dan Post test Kelompok
Perlakua................................................................................................................. 40

Tabel 4.2 Hasil Analisa Perbandingan Aktivitas Gelombang Alfa Sebelum dan
Setelah Perlakuan .................................................................................................. 42

Tabel 6.1 Hasil Data Penelitian............................................................................. 62


Tabel 6.2 Uji Normalitas Data (Shapiro-Wilk)..................................................... 63
Tabel 6.3 Uji T Berpasangan ................................................................................ 63
Tabel 6.4 Uji Normalitas Data (Shapiro-Wilk)..................................................... 63
Tabel 6.5 Uji Normalitas Data (Shapiro-Wilk), setelah Transform Data ............. 64
Tabel 6.6 Uji T Berpasangan ................................................................................ 64

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Elektroensafalografi Tipe Cadwell ................................................... 7


Gambar 2.2 Gelombang Alfa Dalam Rentang 1 Second ...................................... 10
Gambar 2.3 Gelombang Beta Dalam Rentang 1 Second ...................................... 10
Gambar 2.4 Gelombang Delta Dalam Rentang 1 Second ..................................... 10
Gambar 2.5 Gelombang Teta Dalam Rentang 1 Second ...................................... 11
Gambar 2.6 Gelombang Gamma Dalam Rentang 1 Second ................................. 11
Gambar 2.7 Tingkatan Gelombang Otak Normal ................................................. 11
Gambar 2.8 Sistem Penempatan Elektoda 10-20 .................................................. 12
Gambar 2.9 Bagian-bagian pada Otak .................................................................. 13
Gambar 2.10 Perjalanan Kelistrikan Otak ............................................................ 13
Gambar 2.11 Anatomi Otak Tampak Lateral........................................................ 16
Gambar 2.12 Anatomi Otak Tampak Mid-Sagital ................................................ 17
Gambar 2.13 Perubahan Permeabilitas dan Fluks ion selama Potensial Aksi ...... 20
Gambar 4.1 Diagram batang perbandingan nilai pre test dan post test ................ 40
Gambar 4.2 Diagram batang perbandingan rata-rata nilai pre test dan post test .. 40
Gambar 4.3 Diagram batang perbandingan aktivitas gelombang alfa sebelum dan
setelah perlakuan ................................................................................................... 41
Gambar 4.4 Diagram batang perbandingan rata-rata aktivitas gelombang alfa
sebelum dan setelah perlakuan.............................................................................. 42
Gambar 4.5 Gelombang Alfa Kelompok Perlakuan ............................................. 45
Gambar 6.1 Form Persetujuan Peminjaman Alat.................................................. 51
Gambar 6.2 Surat Izin Penelitian dan Peminjaman Alat ...................................... 52
Gambar 6.3 Amplifier ........................................................................................... 53
Gambar 6.4 Komputer EEG.................................................................................. 53
Gambar 6.5 Gel ..................................................................................................... 53
Gambar 6.6 Pengukur Kepala ............................................................................... 53
Gambar 6.7 Elektroda ........................................................................................... 53
Gambar 6.8 Panduan Pengukur Kepala ................................................................ 53
Gambar 6.9 Pengukuran Kepala ........................................................................... 54
Gambar 6.10 Pemasangan Elektroda ................................................................... 54

xiii
xiv

Gambar 6.11 Perekaman EEG .............................................................................. 54


Gambar 6.12 Lembar Persetujuan Responden ...................................................... 55
Gambar 6.13 Soal pretest dan posttest ................................................................. 66
Gambar 6.14 Lembar Intervensi ........................................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Persetujuan Peminjaman Alat .................................................. 51


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dan Peminjaman Alat ....................................... 52
Lampiran 3 Alat Penelitian ................................................................................... 53
Lampiran 4 Proses Penelitian................................................................................ 54
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden ........................................................ 55
Lampiran 6 Lembar Pretest dan Post test ............................................................. 56
Lampiran 7 Lembar Intervensi .............................................................................. 59
Lampiran 8 Analisa Data SPSS ............................................................................ 62
Lampiran 9 Gelombang Alfa Hasil Perekaman EEG ........................................... 65
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup...................................................................... 66

xv
DAFTAR SINGKATAN

EEG : Elektroensefalografi
ARAS : Ascending Reticular Activating System
cAMP : cyclic Adenosin Monophosphate
AMP : Adenosin Monophosphate
M : Minimal atau minus
Alfa P : Persisten
Alfa R : Responsive
RNA : Ribonucleic Acid
mRNA : messenger-RNA
LTP : Long-term Potentiation
NMDA: N-methyl D-aspartate

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Hari kiamat terbagi dua yaitu kiamat kecil dan besar. Adapun kiamat kecil
adalah hari di mana hanya makhluk hidup yang merasakannya, seperti mati
(berpisahnya ruh dengan jasad) dan termasuk pula bencana-bencana alam seperti
gempa bumi, tanah longsor, banjir dan lain-lain. Adapun kiamat besar adalah hari
dimana malaikat Israfil meniup sangkakala.1

Dengan melihat beberapa fenomena alam yang terjadi beberapa waktu


terakhir, seperti gempa bumi dan tsunami di Aceh pada tahun 2004, gempa bumi
di Sumatara Barat pada tahun 2009, banjir bandang di Papua Barat pada tahun
2009 dan DKI Jakarta pada tahun 2013, erupsi gunung Sinabung di Sumatra Utara
yang berlangsung sampai saat ini, lumpur lapindo, dan banyak lagi bencana alam
lainnya. Penulis kemudian memilih surah Al Insyiqaq untuk menggambarkan
kejadian-kejadian tersebut, yang selanjutnya penulis berharap akan timbul
perasaan takut atau cemas saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al
Insyiqaq sehingga pada perekaman EEG, aktivitas gelombang alfa akan lebih
sedikit dihasilkan setelah diberikan pemahaman mengenai kandungan surah Al
Insyiqaq daripada sebelumnya.1

Gelombang alfa adalah salah satu gelombang yang berasal dari Sinyal
EEG pada perekaman aktivitas kelistrikan otak, dimana sinyal EEG merupakan
sinyal yang berasal dari aktivitas listrik di otak yang bersifat acak dan non
stationer, mengingat aktifitas listrik di otak yang sangat dinamis. Pengukuran
sinyal EEG amat dipengaruhi oleh beberapa variabel, antara lain kondisi
emosional, kesehatan, aktivitas dan usia, lingkungan perekaman, gangguan listrik
dan organ tubuh lainnya, juga oleh berbagai macam rangsangan luar, termasuk
rangsangan suara. Walaupun karakteristik sinyal EEG dari setiap orang berbeda-
beda dan berubah setiap waktu, namun pengaruh tiap-tiap variabel di atas jika di
klasifikasikan akan memberikan ciri-ciri tertentu pada sinyal EEG. Salah satu
cirinya adalah berdasarkan frekuensi sehingga dinamakan gelombang alfa, beta,
teta, delta dan gamma.2

1
2

Gelombang alfa merupakan gelombang otak dengan frekuensi 8-12 Hz.


Kondisi gelombang otak alfa dipahami sebagai tahap paling iluminatif
(cemerlang) dari proses kreatif otak seseorang. Kondisi ini dikatakan sebagai
kondisi paling baik untuk belajar, karena neuron (sel saraf) sedang berada dalam
suatu harmoni (keseimbangan) yaitu ketika sel-sel saraf seseorang melakukan
tembakan impuls listrik secara bersamaan dan juga beristirahat secara bersamaan
sehingga timbul keseimbangan yang mengakibatkan kondisi relaksasi seseorang.
Hal ini menimbulkan adanya efisiensi pada jalur saraf sehingga kondisi tersebut
sangat tepat untuk melakukan sugesti.3

Berdasarkan pengertian di atas, penulis tertarik untuk meneliti aktivitas


gelombang alfa yang dipengaruhi oleh rangsangan suara. Dalam hal ini penulis
akan menggunakan murottal Al Quran sebagai rangsangan suara, karena murottal
Al Quran yang diperdengarkan kepada manusia akan memberikan pengaruh yang
baik terhadap tubuh, salah satunya yaitu membantu otak dalam memproduksi zat
kimia berupa neuropeptide yang dapat menguatkan reseptor tubuh dan
memberikan umpan balik berupa kenikmatan dan kenyamanan. 4

Berdasarkan beberapa penelitian tentang pengaruh murottal Al Quran


terhadap perubahan gelombang EEG atau kinerja otak dalam garis besar,
didapatkan pada 97% responden yang telah diperdengarkan murottal Al Quran
menunjukkan kondisi yang lebih tenang dan lebih nyaman (Elzaky, 2011), hal ini
juga didukung dengan penelitian (Abdurrochman, et al., 2008) yang menunjukkan
bahwa ketika mendengarkan ayat Al Quran, terjadi kenaikan signifikan
gelombang otak yang dihasilkan baik sebelum maupun sesudah mendengarkan
ayat Al Quran. Begitu juga dengan (Abdullah, et al., 2011) yang melaporkan
bahwa besar gelombang alfa pada saat mendengarkan bacaan Al Quran lebih
tinggi dibandingkan dengan kondisi istirahat dan saat mendengarkan musik
keras.5,6,7

Dari beberapa penelitian tentang murottal Al Quran terhadap gelombang


otak, secara jelas sudah membuktikan bahwa Al Quran memiliki dampak positif
terhadap kesehatan manusia, baik itu secara jasmani maupun rohani, sebagaimana
kalam Allah SWT dalam Surah Al-Isra‟ ayat 82:
3

‫اسا‬
ً ‫س‬ ّٰ ُ ‫ََُُٔ ِ َّز ُل ِيٍَ ْانقُ ْش ٰا ٌِ َيا ُْ َٕ ِشفَ ۤا ٌء َّٔ َسحْ ًَحٌ ِنّهْ ًُؤْ ِيُِي ٍََْۙ َٔ ََل يَ ِز ْيذ‬
َ ‫انظ ِه ًِيٍَْ ا ََِّل َخ‬
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Isra‟[17]: 82)

Pada ayat tersebut, Kata ‫( ءافش‬syifa) memiliki arti penawar yang dapat
menyembuhkan baik penyakit hati maupun fisik. Makna syifa lebih luas daripada
makna ‫( ءأد‬dawa) yang berarti obat bagi tubuh saja.8 (Al-Qurthubi, 2008) juga
menjelaskan bahwa ada dua makna dari syifa. Pertama, penawar hati seperti, iri,
dengki, kecemasan dan lain-lain.9 Kedua, adalah penawar berbagai penyakit fisik.
Sedangkan kata ‫ جيحش‬mempunyai arti belas kasih . Hal ini merupakan bentuk kasih
sayang Allah SWT yang diberikan kepada mahkluk-Nya yang beriman, sehingga
dapat menambah keyakinan dan keimanan kepada-Nya. Oleh karena itu, Al Quran
mempunyai dua peran yaitu sebagai syifa dan rahmat bagi jiwa. Menurut
(Mustamir, 2007) bahwa jiwa (psikis) yang tenang dapat mempengaruhi
kestabilan tubuh (fisik). Hal ini salah satunya dapat diperoleh dengan cara
mendengarkan murottal.10

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mendengarkan murottal Al


Quran dapat mempengaruhi kestabilan tubuh serta menciptakan perasaan yang
lebih tenang dan nyaman, sehingga gelombang yang banyak dihasilkan ketika
dilakukan perkaman EEG yaitu gelombang alfa. Oleh sebab itu penulis tertarik
untuk meneliti aktivitas gelombang alfa EEG otak saat diperdengarkan murottal
Al Quran surah Al Insyiqaq, yang dalam hal ini merupakan salah satu surah
didalam Al Quran yang membahas tentang keniscayaan Hari Kiamat, hari yang
ditetapkan dimana alam semesta dan segala makhluk di dalamnya mulai dari
mikroorganisme sampai makhluk yang paling indah bentuknya yaitu manusia,
termasuk bintang-bintang dan galaksi-galaksi semuanya akan hancur pada hari
dan jam yang telah ditentukan oleh sang penciptanya dan hanya Dia yang
mengetahuinya, sehingga akan timbul perasaan cemas atau takut yang selanjutnya
akan membuat gelombang alfa pada hasil perekaman lebih sedikit dari pada
sebelumnya.11
4

Dari uraian tersebut, penulis akhirnya menetapkan judul skripsi


“Perbandingan Gelombang Alfa EEG Otak Sebelum Dan Setelah Perlakuan Saat
Diperdengarkan Murottal Al Quran Surah Al Insyiqaq Pada Mahasiswa
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” dengan harapan bahwa Mahasiswa
Kedokteran UIN Jakarta dapat membenamkan diri dalam konteks pemahaman
yang akan diberikan mengenai kandungan surah Al Insyiqaq sehingga penelitian
yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat berjalan secara
sistematis.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan
setelah perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

1.3. Hipotesis
Aktivitas gelombang alfa EEG otak setelah perlakuan lebih sedikit
daripada aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum perlakuan saat
diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan
setelah perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq
pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.4.2. Tujuan Khusus
- Mengetahui perbandingan nilai pretest dan post test surah Al Insyiqaq
sebelum dan setelah perlakuan pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
- Mengetahui perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan
sesudah perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al
Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5

1.5. Manfaat Penelitian


1.5.1. Bagi Peneliti
- Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Pendidikan Dokter
dengan meraih gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.
- Mengetahui cara melakukan penelitian dan penyajian data hasil penelitian
dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu metodologi penelitian yang
telah didapatkan selama masa perkuliahan.
- Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dengan melakukan
penelitian dibidang kesehatan dan agama.
1.5.2. Bagi Kampus
- Menambah referensi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang kesehatan dan agama.
- Menjadi pemicu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam
terkait perbandingan gelombang alfa EEG otak sebelum dan setelah
perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
- Menjadi pioner dalam penelitian kesehatan dan agama yang selanjutnya
menambah kemashlahatan bagi kampus dalam bidang penelitian.
1.5.3. Bagi Pembaca
- Memberikan informasi ilmiah mengenai perbandingan gelombang alfa
otak sebelum dan sesudah perlakuan saat diperdengarkan murottal Al
Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta., serta menambah khasanah pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang kesehatan dan agama.
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap
kesehatan bagi pembaca maupun bagi yang mendengarkan murottal
Al Quran.
6

1.6. Batasan Masalah


- Murottal Al Quran yang digunakan adalah surah Al Insyiqaq ayat 1-
25.
- Parameter yang diamati adalah perbandingan gelombang alfa EEG
otak sebelum dan sesudah perlakuan saat diperdengarkan murottal
Al Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran angkatan
2016 dan 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Elektroensefalografi
2.1.1. Definisi
Elektroensafalografi (EEG) adalah sebuah teknik dalam kedokteran
yang digunakan untuk mendeteksi aktifitas kelistrikan pada otak manusia.
Dengan menggunakan teknik ini akan dihasilkan sebuah rekaman aktifitas
kelistrikan dalam bentuk sinyal gelombang otak yang dinamakan
elektroensafalogram atau EEG. Rekaman EEG berupa grafik tegangan terhadap
waktu di mana sumbu y (vertikal) adalah tegangan dan sumbu x (horisontal)
axis adalah waktu. Tegangan yang diperoleh merupakan perbedaan tegangan
antara dua elektroda pada tubuh, dengan salah satunya ditempatkan pada kulit
kepala. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa definisi operasional dari EEG
adalah perbedaan tegangan antara dua lokasi yang berbeda perekaman diplot
dari waktu ke waktu.16

Gambar 2.1 Elektroensafalografi Tipe Cadwell.16


Jadi Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui
kulit kepala disebut EEG. Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung
pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. 17

7
8

2.1.2. Fungsi dan Aplikasi EEG


Aktivitas otak dapat direkam secara kompleks dengan cepat setelah
diberikan stimulus. EEG memberikan resolusi spesial lebih sedikit dibandingkan
dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan PET (Positron Emission
Tomography). Jadi, untuk alokasi yang lebih baik dalam otak, EEG sering
dikombinasikan dengan scan MRI. Pemeriksaan EEG biasanya digunakan untuk
medis dan penelitian.18
Ada beberapa aplikasi klinis dari EEG pada manusia dan hewan menurut
R.Bickford,19 yaitu:
1. Menetukan daerah kerusakan setelah terjadi cedera kepala, stroke,
tumor, dll
2. Uji jalur aferen (oleh potensi bangkitan)
3. Memantau keterlibatan kognitif (Irama Alpha)
4. Menghasilkan keadaan biofeedback, alpha, dll
5. Mengontrol anestesi (“Servo anestesi”)
6. Menyelidiki epilepsi dan menentukan asal kejang
7. Uji efek obat epilepsi
8. Memonitor perkembangan otak manusia dan hewan
9. Menyelidiki gangguan tidur dan fisiologi
Dalam kasus lesi seperti, tumor, perdarahan dan trombosis, biasanya
korteks menghasilkan frekuensi lebih rendah. Distorsi sinyal EEG dapat
digambarkan oleh penurunan amplitudo,penurunan frekuensi dominan melebihi
batas normal, produksi paku atau pola khusus. Pada kondisi epilepsi menghasilkan
stimulasi korteks dan munculnya gelombang tegangan tinggi (hingga 1000 μV)
yang disebut sebagai “Paku” atau “Spike and Wive”. Pola EEG dapat berubah
oleh beberapa variabel, seperti biokimia, metabolisme, sirkulasi,
hormonal,neuroelektrik, dan faktor-faktor perilaku.18
Prosedur EEG, non-invasif dan tidak menyakitkan. EEG banyak
digunakan untuk mempelajari proses kognitif otak seperti, persepsi, memori,
perhatian, bahasa dan emosi pada orang dewasa normal dan anak-anak. Aplikasi
yang paling berguna dari rekaman EEG adalah teknik ERP (Event Related
Potential, Potensi Event Terkait).18
9

2.1.3. Klasifikasi Gelombang EEG


Gelombang EEG berasal dari kortek, yang modulasinya dipengaruhi oleh
formasio retikularis di subkortek. Formasio retikularis terletak di substansi abu
otak dari daerah medulla sampai midbrain dan talamus. Neuron formasio
retikularis menunjukkan hubungan yang menyebar. Perangsangan formasio
retikularis midbrain akan membangkitkan gelombang beta, individu seperti dalam
keadaan bangun dan terjaga. Lesi pada formasio retikularis midbrain
mengakibatkan orang dalam stadium koma, dengan gambaran EEG gelombang
delta. Jadi formasio retikularis midbrain merangsang ARAS (Ascending Reticular
Activating System), suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di
forebrain. Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga
mengirimkan serabut difus kesemua area di kortek serebri. 20
ARAS mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di
kortek, sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang
mempunyai efek eksitasi kortek secara khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi
ARAS umum memfasilitasi respon kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari
thalamus. Dalam keadaan normal, sewaktu perjalanan ke kortek, sinyal sensorik
dari serabut sensori aferen menstimulasi ARAS melalui cabang-cabang kolateral
akson. Jika sistem aferen terangsang seluruhnya (suara keras, mandi air dingin),
proyeksi ARAS memicu aktivasi kortikal umum dan terjaga. 20
Sinyal gelombang yang dihasilkan oleh EEG memiliki amplitudo tegangan
yang rendah, yaitu pada orde microvolt dalam rentang 100 μV - 1 mV. Aktivitas
pasien pada saat proses perekaman EEG seperti tidur dan berpikir juga sangat
mempengaruhi pola gelombang EEG yang terbentuk.21
Gelombang otak manusia memiliki rentang frekuensi dan amplitudo yang
berbeda-beda, sehingga gelombang yang terekam pada gelombang EEG terbagi
menjadi beberapa jenis gelombang, yaitu19:
a. Gelombang Alfa
Bentuk gelombang alfa yang dapat dilihat pada gambar 2.2. memiliki
frekuensi gelombang yang bernilai antara 8-12 Hz dengan amplitudo tegangan
mencapai 50 μV. Gelombang ini dihasilkan ketika seseorang sedang
10

melakukan relaksasi atau berupa peralihan antara keadaan sadar dan tidak
sadar.

Gambar 2.2 Gelombang Alfa Dalam Rentang 1 Second


b. Gelombang Beta
Bentuk gelombang beta seperti pada gambar 2.3 memiliki frekuensi
gelombang yang bernilai antara 13-19 Hz dengan amplitudo tegangan bernilai
antara 10-20 μV. Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal,
merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental.
Gelombang ini dihasilkan ketika seseorang sedang berada dalam kondisi
berpikir atau sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Gelombang beta dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu high beta (> 19 Hz), beta (15-18 Hz), dan low beta
(12-15 Hz).

Gambar 2.3 Gelombang Beta Dalam Rentang 1 Second


c. Gelombang Delta
Bentuk gelombang delta yang dapat dilihat pada gambar 5 memiliki
frekuensi gelombang yang bernilai < 4 Hz dengan amplitude tegangan
mencapai 10 mV. Gelombang ini dihasilkan ketika seseorang tertidur lelap,
tanpa mimpi.

Gambar 2.4 Gelombang Delta Dalam Rentang 1 Second


11

d. Gelombang Teta
Bentuk gelombang teta yang dapat dilihat pada gambar 6 memiliki
frekuensi gelombang yang bernilai antara 4-8 Hz dengan amplitude tegangan
mencapai 10 μV. Gelombang ini dihasilkan ketika seseorang mengalami tidur
ringan atau mengantuk atau tengah melakukan ritual agama yang khusyu.

Gambar 2.5 Gelombang Teta Dalam Rentang 1 Second


e. Gelombang Gamma
Bentuk gelombang gamma yang dapat dilihat pada gambar 6 memiliki
frekuensi gelombang yang bernilai antara 19-100 Hz. Gelombang ini
dihasilkan ketika seseorang sedang mengalami aktivitas mental yang sangat
tinggi seperti ketakutan, sangat panik, tampil di muka umum dan sebagainya.

Gambar 2.6 Gelombang Gamma Dalam Rentang 1 Second

Adapun tingkat gelombang otak normal manusia, yaitu18:

Gambar 2.7 Tingkat Gelombang Otak Normal Manusia

2.1.4. Prinsip dan Teknik Kerja EEG


EEG memiliki resolusi sinyal rendah karena kehadiran kulit kepala,
tulang dan dura yang menutupi otak. Hal ini sangat mengurangi amplitudo dari
gelombang otak. Resolusi sinyal yang lebih tinggi untuk EEG dapat dicapai
dengan memodifikasi jumlah elektroda, kontak elektroda dan sensor, sistem
12

pencatatan seperti penguat dan filter, serta sistem nirkabel. Oleh sebab itu
terdapat sistem dalam penempatan elektroda EEG. 22
Elektroda yang digunakan, diletakkan di kulit kepala atau dapat juga
ditanam di intra kranial. Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda
dan kulit kepala digunakan elektrolit jelly atau pasta. Elektroda yang digunakan
pada umumnya terbuat dari bahan perak klorida berukuran 1-3 mm.
Penempatan elektroda yang tepat dan baik merupakan syarat utama untuk
mendapatkan hasil rekaman EEG yang baik dan akurat. Selain itu penting juga
kebersihan kulit kepala, kondisi elektroda, mesin EEG dan kepatuhan pasien
saat perekaman untuk mendapatkan hasil yang baik dan akurat. 23
Sistem penempatan elektroda di kepala sudah ditetapkan secara
internasional oleh International Federation of Societes of
Electroencephalogram yang dikenal dengan istilah “International Electrode
Placement System” atau disebut juga sebagai sistem 10-20. Sistem penempatan
elektroda 10-20 mengatur letak titik-titik penempatan elektroda pada kulit
kepala dengan menggunakan perbandingan jarak 10% pada elektroda pertama
dan terakhir serta interval 20% untuk elektroda lainnya di sepanjang garis
utama yang dimulai dari pangkal hidung (nasion) hingga benjolan di belakang
kepala tepat di atas leher (inion). Hal serupa juga dilakukan pada garis di antara
auricular (telinga) dan garis di sekeliling lingkar kepala.23

Gambar 2.7 Sistem Penempatan Elektoda 10-20.24


13

Gambar 2.8 Bagian-bagian pada Otak.25


Sistem penempatan elektroda 10-20 dapat dilihat pada gambar 2.7 yang
ditunjukkan dengan gambar tampak atas kepala (kiri) dan gambar tampak
samping kepala (kanan). Sedangkan kode huruf dan angka pada sistem ini
menyatakan letak bagian otak manusia yang ditunjukkan pada gambar 2.8.
Bagian frontal ditandai dengan huruf F, bagian temporal ditandai dengan huruf
T, bagian parietal ditandai dengan huruf P, bagian occipital ditandai dengan
huruf O, bagian prefrontal/frontopolar ditandai dengan huruf Fp, bagian
central ditandai dengan huruf C, dan huruf Z menandakan bahwa elektroda
tersebut diletakkan di area tengah (midline) bagian kepala. Sedangkan untuk
angka ganjil (1, 3, 5, 7) menyatakan bagian otak sebelah kiri dan angka genap
(2, 4, 6, 8) menyatakan bagian otak sebelah kanan. Semakin dekat posisi
dengan bagian tengah (midline), maka angka akan semakin kecil. Dengan
memilih titik elektroda Cz sebagai sumbu pusat (x=0 dan y=0) dan posisi
elektroda lainnya yang ditentukan secara umum sesuai dengan bentuk kepala. 26

Gambar 2.8 Perjalanan Kelistrikan Otak.27


14

Setelah penempatan pada titik-titik di kulit kepala, maka elektroda akan


menangkap nilai beda potensial atau tegangan diantara titik-titik tersebut. Suatu
cara untuk mendapatkan nilai beda potensial antara dua elektoda yang akan
ditampilkan pada display disebut sebagai montase. Pada umumnya terdapat dua
tipe montase,28 yaitu:
a. Montase Bipolar
Dalam sebuah montase bipolar, masing – masing elektroda
dihubungkan secara merantai kemudian diambil nilai beda potensial antara
dua elektroda yang berdekatan satu sama lain. Untuk tipe longitudinal
bipolar atau sering juga disebut “double banana” menghubungkan
elektroda secara vertical, yaitu arah depan-belakang kepala. Sedangkan tipe
transversal bipolar menghubungkan elektroda secara horizontal, yaitu
melintang dari kiri-kanan kepala.
b. Montase Referensial
Dalam montase referensial atau sering juga disebut sebagai montase
monopolar, setiap elektroda dihubungkan dengan satu nilai acuan yang sama.
Nilai acuan tersebut dapat berupa nilai rata-rata seluruh elektroda di kepala
(average reference), atau nilai acuan satu elektroda tertentu (umumnya
elektroda yang terletak pada midline kepala) sebagai grounding.
Beda potensial yang tertangkap elektroda akan membentuk sinyal
gelombang otak untuk kemudian ditransmisikan ke dalam sistem EEG.
Secara umum gelombang otak yang ditangkap oleh elektroda akan
mengalami penguatan yang dilakukan oleh amplifier dikarenakan sinyal
gelombang yang dihasilkan otak sangat kecil yaitu dalam orde microvolt (μV).
Kemudian dilakukan filterisasi frekuensi tinggi dan rendah hal ini dimaksudkan
agar bentuk keluaran gelombang yang dihasilkan cukup dapat
mempresentasikan gelombang otak. Setelah itu gelombang ini dikonversi
dalam bentuk digital untuk kemudian diolah menggunakan software dan
ditampilkan pada layar monitor.
15

2.1.5. Cara Pemasangan Elektroda


Ada 2 cara dasar untuk menempelkan elektroda ke kulit kepala, yaitu
menggunakan gel dan collodin.29
Aplikasi elektroda yang menggunakan gel adalah sebagai berikut :
1. Cari posisi untuk elektroda yang menggunakan sistem penempatan
elektroda 10-20.
2. Pisahkan helaian rambut pada lokasi elektroda dengan menggunakan
ujung kayu dari aplikator.
3. Bersihkan kulit mati dan kotoran dari lokasi elektroda dengan bahan
pembersih abrasif seperti Omni-Prep atau NuPrep.
4. Sendok beberapa pasta elektroda ke permukaan elektroda.
5. Tempatkan elektroda pada lokasi diatas kulit kepala.
Masukkan bantalan kasa 2x2 inch di atas elektroda dan dorong agar
melekat ke kulit kepala dengan kuat, berikan segel yang mencegah
elektroda jatuh dari kulit kepala.
Aplikasi elektroda dengan collodion adalah sebagai berikut:
1. Siapkan kepala pada posisi elektroda seperti yang disebutkan di atas.
2. Tempatkan elektroda pada kulit kepala.
3. Tempatkan sepotong gauzesoaked dengan collodion di atas elektroda.
4. Gunakan udara tekan untuk mengeringkan collodion.
5. Masukkan jarum tumpul ke dalam cangkir dan gosok kulit untuk
menurunkan impedansi elektroda.
6. Masukkan elektrolit (gel elektroda) ke dalam cangkir elektroda dengan
menggunakan jarum tumpul.

2.2. Gelombang Alfa


Gelombang alfa adalah ritme normal yang paling banyak dipelajari dari
otak manusia. Gelombang alfa memiliki frekuensi antara 8-12 spd, dan paling
jelas terlihat di daerah parieto-oksipital, dengan voltase 10-150 mV, berbentuk
sinusoid, relative sinkron dan simetris antara kedua hemisfer.30
Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada area visual di daerah
oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang, ketika subjek
16

membuka matanya yang tertutup. Pada keadaan mata terbuka gelombang alfa
akan menghilang, gelombang yang terlihat adalah irama lamda, yang paling jelas
terlihat bila subjek secara aktif memusatkan pandangannya pada suatu yang
menarik perhatiannya. 30
Ditinjau dari irama gelombang alfa dapat dibedakan tiga golongan
manusia, sekelompok kecil yang memperlihatkan sedikit sekali atau tidak
mempunyai irama alfa, sekelompok kecil lagi yang tetap memperlihatkan irama
alfa walaupun kedua mata dibuka, dan diantara kedua kelompok ini terdapat
sebagian besar manusia yang menunjukkan penghilangan irama alfa ketika
membuka mata. Berturut-berturut ketiga kelompok ini disebut sebagai kelompok
alfa M (minimal atau minus), alfa P (persisten), alfa R (responsive). 30

2.3. Anatomi dan Fisiologi Otak


2.3.1. Anatomi Otak
Otak manusia adalah jaringan lunak yang beratnya sekitar 0,5 kilogram,
yang berisi sekitar 100 miliar sel yang tersusun secara sangat canggih yang
memiliki fungsi kompleks sebagai pusat pengendali seluruh aktivitas manusia,
mulai dari pengendali aktivitas panca indera, pusat bahasa, analisis, pengambilan
keputusan, pusat emosi dan fungsi motorik tubuh.31

Gambar 2.9 Anatomi Otak Tampak Lateral.32


17

Gambar 2.9 Anatomi Otak Tampak Lateral.32


Gambar 2.9 Anatomi Otak Tampak Mid-Sagital.33
Otak terdiri dari serebrum, serebelum, dan batang otak yang dibentuk oleh
mesensefalon, pons, dan medulla oblongata. Bila kalvaria dan dura mater
disingkirkan, di bawah lapisan arachnoid mater kranialis dan pia mater kranialis
terlihat gyrus, sulkus, dan fisura korteks serebri. Sulkus dan fisura korteks serebri
membagi hemisfer serebri menjadi daerah lebih kecil yang disebut lobus.34
a. Serebrum
Serebrum atau otak besar adalah bagian terbesar dari otak yang terdiri dari
dua hemisfer. Hemisfer kanan berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh
sebelah kiri dan hemisfer kiri berfungsi untuk mengontrol bagian tubuh
sebelah kanan. Masing-masing hemisfer terdiri dari empat lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit
disebut sulkus. Keempat lobus tersebut masing-masing adalah lobus frontal,
lobus parietal, lobus oksipital dan lobus temporal.35
- Lobus parietal merupakan lobus yang berada di bagian tengah serebrum.
Lobus parietal bagian depan dibatasi oleh sulkus sentralis dan bagian
belakang oleh garis yang ditarik dari sulkus parieto-oksipital ke ujung
posterior sulkus lateralis (Sylvian). Daerah ini berfungsi untuk menerima
18

impuls dari serabut saraf sensorik thalamus yang berkaitan dengan segala
bentuk sensasi dan mengenali segala jenis rangsangan somatik. 36
- Lobus frontal merupakan bagian lobus yang terletak dibagian paling
depan dari serebrum. Lobus frontal mencakup semua korteks anterior
sulkus sentral dari Rolando. Pada daerah ini terdapat area motorik
untuk mengontrol gerakan otot-otot, gerakan bola mata; area broca
sebagai pusat bicara; dan area prefrontal (area asosiasi) yang
36
mengontrol aktivitas intelektual.
- Lobus temporal berada di bagian bawah dan dipisahkan dari lobus
oksipital oleh garis yang ditarik secara vertikal ke bawah dari ujung atas
sulkus lateral. Lobus temporal berperan penting dalam kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara. 36
- Lobus oksipital berada di belakang lobus parietal dan lobus temporal.
Lobus ini berhubungan dengan rangsangan visual yang memungkinkan
manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek yang ditangkap
oleh retina mata.36
b. Serebelum
Serebrum atau otak kecil adalah komponen terbesar kedua otak.
Serebelum terletak di bagian bawah belakang kepala, berada di belakang
batang otak dan di bawah lobus oksipital, dekat dengan ujung leher bagian
atas. Serebelum adalah pusat tubuh dalam mengontrol kualitas gerakan.
Serebelum juga mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengontrol keseimbangan, koordinasi otot
dan gerakan tubuh. Selain itu, serebelum berfungsi menyimpan dan
melaksanakan serangkaian gerakan otomatis yang dipelajari seperti gerakan
mengendarai mobil, gerakan tangan saat menulis, gerakan mengunci pintu dan
sebagainya.37
c. Batang otak
Batang otak berada di dalam tulang tengkorak atau rongga kepala bagian
dasar dan memanjang sampai medulla spinalis. Batang otak bertugas untuk
mengontrol tekanan darah, denyut jantung, pernafasan, kesadaran, serta pola
makan dan tidur. Bila terdapat massa pada batang otak maka gejala yang
19

sering timbul berupa muntah, kelemahan otat wajah baik satu maupun dua
sisi, kesulitan menelan, diplopia, dan sakit kepala ketika bangun. 34

2.3.2. Fisiologi Otak


a. Potensial aksi
Potensial aksi adalah perubahan singkat, cepat, dan besar (100 mV) pada
potensial membran manakala potensial sesungguhnya berbalik sehingga
bagian dalam sel peka-rangsangsepintas menjadi lebih positif ketimbang
bagian luar. Seperti potensial aksi berjenjang, sebuah potensial aksi
dihantarkan, atau menjalar ke seluruh bagian membran secara
nondecremental, yaitu tidak berkurang kekuatannya seiring penyebarannya
dari tempat asal ke bagian membran lainnya. Karena itu, potensial aksi dapat
berfungsi sebagai sinyal jarak yang “taat”.38
Pembangkitan potensial aksi melibatkan beberapa tahap,38 yaitu:
1. Ptensial istirahat: seluruh kanal berpintu-listrik tertutup.
2. Pada ambang, pintu aktivasi Natrium dan permeabilitas Natrium naik.
3. Natrium memasuki sel, menyebabkan lonjakan depolarisasi hingga +30
mV, yang mencetuskan fase naik potensial aksi.
4. Pada puncak potensial aksi, pintu inaktivasi Natrium tertutup dan
permeabilitas Natrium turun, mengakhiri perpindahan Natrium memasuki
sel. Pada saat bersamaan, pintu aktivasi Kalium membuka dan
permeabilitias Kalium naik.
5. Kalium meninggalkan sel, menyebabkan repolarisasi ke potensial istirahat,
yang mencetuskan fase turun potensial aksi.
6. Saat kembali ke potensial istirahat, pintu aktivasi Natrium menutup dan
pintu inaktivasi membuka, memulihkan kanal untuk memberi kesempatan
merespons kejadian pemicu depolarisasi lainnya.
7. Perpindahan Kalium lebih lanjut keluar sel melalui kanal Kalium yang
masih terbuka menyebabkan hiperpolarisasi membran, yang mencetuskan
hiperpolarisasi ikutan.
8. Pintu aktivasi Kalium menutup, dan membran kembali ke potensial
istirahat.
20

Gambar 2.10 Perubahan Permeabilitas dan Fluks ion selama Potensial Aksi. 38
b. Sistem limbik
Sistem limbik adalah keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur
tingkah laku emosional dan dorongan motivasional yang terletak di area
perbatasan antara korteks serebri dan hipothalamus. Sistem limbik adalah
suatu cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang otak
yang terdiri dari bagian berikut: lobuslobus korteks serebri (terutama
korteks asosiasi limbik), nukleus basal, thalamus, dan hipothalamus.
Anyaman ini menjadi dasar fundamental neuralis terhadap aspek naluri,
perlikau, motivasi, belajar, dan fungsi ingatan.37-39
Jaras dari sistem limbik atau Circuit of Papez ini yaitu: Nukleus
amygdala → Fornix → Corpus mamilaris → traktus mamilothalamikus →
thalamus (nukleus anterior) → traktus thalamokortikalis → gyrus cinguli →
cingulum → nukleus amygdala.40
Secara sederhana, stimulus didapat dari dunia luar dengan berbagai
bentuk (pendengaran, penglihatan, perabaan) dan diperhalus di korteks
asosiasi parieto oksipitalis (fungsi perseptuospasial). Informasi ini lalu
dibawa menuju korteksasosiasi frontalis yang memiliki peran dalam
perencanaan. Pintu masuk informasi melalui sistem limbik dapat melalui
21

amygdala atau secara tidak langsung melewati formasi hipokampal, melalui


area entorhinal (suatu area di medial lobus temporal yang berfungsi sebagai
penghubung di antara jaringan memori dan navigasi yang luas). Informasi
yang masuk ke formasi hipokampal memungkinkan adanya kaitan dengan
pengalaman-pengalaman terdahulu karena formasi hipokampal penting
dalam proses ingatan dan pembelajaran (ingatan episodik). 40
c. Memori
Klasifikasi umum dari memori yaitu memori jangka pendek, ingatan
jangka menengah, dan memori jangka panjang. Selain klasifikasi memori
secara umum ini, berhubungan dengan lobus prefrontalis, terdapat jenis lain
dari memori yang disebut “memori aktif”. Memori aktif ini terutama
meliputi memori jangka pendek yang digunakan dalam proses pemikiran
intelektual, namun penggunaannya berakhir saat setiap tahap permasalahan
terselesaikan.
Berikut adalah mekanisme fasilitasi dari memori:
1. Perangsangan terminal fasilitator bersamaan dengan terminal sensorik
akan melepaskan serotonin pada sinaps fasilitator di permukaan
terminal sensorik.
2. Serotonin bekerja pada reseptor serotonin menghasilkan enzim
adenililsiklase yang menyebakan terbentuknya enzim cyclic Adenosin
Monophosphate (cAMP).
3. AMP siklik menghambat penjalaran kalium pada kanal.
4. Berkurangnya penjalaran kalium menimbulkan potensial aksi yang
semakin lama pada terminal presinaps, karena diperlukan aliran keluar
ion kalium terminal untuk pemulihan cepat dari potensial aksi.
5. Potensial aksi yang lama menyebabkan aktivasi yang semakin lama
pada kanal-kanal kalsium yang selanjutnya meningkatkan pelepasan
transmitter oleh sinaps-sinaps dan mengakibatkan fasilitasi penjalaran
sinaps secara bermakna ke neuron selanjutnya.
Studi pada manusia di tingkat molekuler sangatlah sulit, akan tetapi
pada studi pada hewan didapatkan dasar molekuler pembentukan memori
sebagai berikut:
22

1. Isi dari RNA neuron mengalami alterasi dan mRNA yang baru
disintesis
dihantarkan menuju akson dan dendrit.
2. Ujung-ujung dendrit berubah bentuk.
3. Protein ekstraseluler yang unik disimpan pada sinaps yang terlibat
dalam
pembentukan long-term memory.
4. Jumlah dan ukuran dari presinaptik terminal dapat meningkat.
5. Neuron presinaps melepaskan lebih banyak neurotransmitter
Setiap perubahan ini merupakan aspek dari Long-term Potentiation
(LTP) dimana peningkatan kekuatan sinaps telah terbukti sangat krusial
dalam proses pembentukan memori. LTP pertama kali diidentifikasi pada
neuron hipokampal yang menggunakan asam amino glutamat sebagai
neurotransmitternya. Salah satu jenis reseptor glutamat, yaitu reseptor N-
methyl D-aspartate (NMDA), dapat bertindak sebagai kanal kalsium dan
menginisiasi perubahan seluler yang membawa LTP.41

2.4. Murottal Al Quran


2.4.1. Definisi Murottal Al Quran
Al Quran adalah kalam Allah Swt yang merupakan mukjizat yang
diturinkan kepada Nabi Muhammad Saw. Al Quran adalah kitab suci yang
diyakini kebenarannya, dan menjadi suatu ibadah jika membacanya. Seni baca
Al Quran atau Tilawati Quran adalah bacaan kitab suci Al Quran yang
bertajwid diperindah oleh irama.42
Murottal adalah pengumpulan bacaan ayat-ayat Al Quran yang
bertujuan untuk melestarikan Al Quran dengan cara merekam bacaan Al Quran.
Sudah diketahui bahwa terdapat hukum-hukum bacaan tajwid yang harus
diperhatikan dalam pembacaan Al Quran. Oeh karena itu untuk menguatkan
kelestarian Al Quran, maka digunakanlah media rekaman. 43
23

2.4.2. Manfaat Murottal Al Quran


Manfaat dari mendengarkan murottal ayat-ayat suci Al Quran,42 antara
lain:
a. Mendapatkan ketenangan jiwa
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surah Al A‟raf ayat
203-204 yang berisi:

َّ َ‫َٔ ِإرَا نَ ْى ذَؤْذِ ِٓ ْى ِتآيَ ٍح قَانُٕا نَ ْٕ ََل اجْ رَثَ ْير َ َٓا ۚ قُ ْم ِإََّ ًَا أَذ َّ ِث ُع َيا يُٕ َح ٰٗ إِن‬
ٍْ ‫ي ِي‬
‫) َٔ ِإرَا‬٣ٓ٢( ٌَُُٕ‫صا ِئ ُش ِي ٍْ َستِّ ُك ْى َُْٔذًٖ َٔ َسحْ ًَح ٌ ِنقَ ْٕ ٍو يُؤْ ِي‬ َ َ‫َس ِتّي ۚ ٰ َْزَا ت‬
)٣ٓ٢( ًٌَُٕ ‫صرُٕا نَعَهَّ ُك ْى ذ ُ ْش َح‬ ُ ‫ئ ْانقُ ْش‬
ِ ََْ‫آٌ فَا ْسر َ ًِعُٕا نَُّ َٔأ‬ َ ‫قُ ِش‬
Artinya:
“Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada
mereka, mereka berkata: "Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?"
Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya mengikut apa yang diwahyukan
dari Tuhanku kepadaku. Al Quran ini adalah bukti-bukti yang nyata dari
Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman".Dan
apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”
Ayat tersebut memberikan seruan untuk mendengarkan dan
memperhatikan bacaan Al Quran dan berdzikir mengingat Allah Swt terus
menerus, selanjutnya Allah Swt memerintahkan Nabi Muhammad Saw
agar menjelaskan bahwa Al Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada
beliau untuk disampaikan kepada umatnya.
b. Perubahan Arus Listrik di otot, otak, perubahan sirkulasi darah, dan
denyut jantung
Perubahan tersebut menunjukkan adanya relaksasi atau penurunan
ketegangan urat saraf reflektif yang mengakibatkan terjadinya pelonggaran
pembuluh nadi, diiringi dengan penurunan frekuensi detak jantung.
Dengan tempo yang lambat serta harmonis, lantunan ayat Al Quran dapat
menurunkan hormon-hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan
rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, dan tegang.42
24

2.4.3. Seni Penyuaraan ayat-ayat Al Quran


Seni penyuaraan ayat-ayat Al Quran dikenal dengan tausyih. Tausyih
dalam pembelajaran tilawah hanya sebatas acuan akustik dari lagu-lagu arabi,
bukan sebuah variasi yang mengikat. Nada-nada yang ada dalam tausyih seperti
gerakan holpen suara yakni gerakan dalam frekuensi sekali atau dua kali, triller
suara yakni gerakan suara dalam frekuensi tiga atau empat kali gerakan, namun
bergantung juga pada potensi gerakan suara pembaca.44
Adapun macam-macam tausyih, yaitu:
a. Tausyih Maqam Bayyati
b. Tausyih Maqam Shaba
c. Tausyih Maqam Nahawand
d. Tausyih Maqam Hijaz
e. Tausyih Maqam Rost
f. Tausyih Maqam Sika
g. Tausyih Maqam Jiharka

2.4.4. Shaikh Mishary Rasyid Al Afasy


Shaikh Mishary Rashid Ghareeb Mohammed Rashid Al-Afasy adalah
seorang munsyid, hafiz dan imam berkebangsaan Kuwait. Al-Afasy banyak
dikenal karena resital Al Quran dan nasyid yang dilantunkannya. Salah satu
nasyidnya yang sangat populer yang berjudul Qolbi Ashghiir (My Small Heart).
Al-Afasy sering muncul dalam acara pembacaan AlQuran di televisi-televisi di
kawasan Timur Tengah Amerika dan Eropa.45
Ciri khas Al-Afasy dalam melagukan ayat-ayat Al Quran yaitu dengan
menggunakan tausyih Jirakah yang dalam aplikasinya banyak menggunakan
variasi.45
Dengan tausyih Jirakah dan berbagai tausyih lainnya, ayat-ayat suci Al
Quran yang dilantunkan menciptakan sekelompok frekuensi yang mencapai
telinga kemudian bergerak ke sel-sel otak dan mempengaruhinya melalui medan-
medan elektromagnetik. Sel-sel otak tersebut selanjutnya akan memodifikasi
getaran, sehingga perubahan getaran tersebut merupakan hal yang dirasakan
manusia setelah mengalami dan mengulang. Hal tersebut merupakan sistem alami
25

yang Allah Swt cipyatakan pada sel-sel otak dan merupakan sistem keseimbangan
alami.46

2.5. Kandungan Surah Al Insyiqaq


Tema utama surah ini berkisar pada uraian tentang ketundukan alam
kepada kuasa dan perintah Allah Swt serta uraian tentang keadaan manusia dan
pertanggungjawabannya di Hari Kemudian juga kecaman terhadap mereka yang
tidak disentuh jiwanya oleh tuntunan Al Quran.47
Tujuan utamanya adalah penjelasan tentang keniscayaan Kiamat dan
bahwa apa dan bagaimana pun keadaan manusia, pada akhirnya akan bertemu
dengan ganjaran atau balasan Allah Swt. Masing-masing akan menerima kitab
amalnya dengan tangan kanan (lambang perolehan kebajikan dan surga) atau
tangan kiri (lambang penerimaan keburukan dan neraka). 47
Berikut kandungan surah Al Insyiqaq ayat 1-25:

‫شقَّد‬ َّ ‫ِإرَا ٱن‬


َ َ‫س ًَا ٓ ُء ٱ‬
idzaa alssamaau insyaqqath
1. "Apabila langit terbelah,"

‫َٔأ َ ِرََد ِن َشتِّ َٓا َٔ ُحقَّد‬


wa adzinat lirabbihaa wahuqqath
2. "dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh,"

ُ ‫َٔ ِإرَا ٱۡلَس‬


‫ض ُيذَّخ‬
wa idzaa al-ardhu muddath
3. "dan apabila bumi diratakan,"

‫َٔأَنقَد َيا فِي َٓا َٔذَخَهَّد‬


wa alqat maa fiihaa watakhallath
4. "dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong,"

‫َٔأ َ ِرََد ِن َشتِّ َٓا َٔ ُحقَّد‬


wa adzinat lirabbihaa wahuqqath
5. "dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh, (pada
waktu itu manusia akan mengetahui akibat perbuatannya)."
26

Surah ini diakhiri dengan uraian tentang kenikmatan bagi orang-orang


yang taat dan bagi meraka yang tidak taat, akan disiksa oleh Allah Swt. Pada ayat
diatas Allah Swt bersumpah atas kehancuran alam raya guna menegaskan bahwa
manusia, baik suka maupun tidak suka, ia pasti akan kembali menemui Allah
untuk mengetahui dan memperoleh balasan amal perbuatannya. Pada awal surah
ini, Allah Swt menjelaskan keadaan bumi dan langit saat terjadinya kiamat. 47
Langit yang terlihat kokoh itu menjadi terbelah karena ada sebab yang
ditetapkan Allah Swt terhadapnya sehingga ia rapuh dan hancur, dan dalam saat
yang sama sangat patuh kepada Tuhan sehingga menerima putusan Allah Swt
untuk membelah dan memorak-morandakannya (ayat 1 dan 2), sedangkan bumi
yang selama ini terlihat berbukit dan bergunung-gunung atau berlembah yang
curam, menjadi terbentang datar karena gunung-gunung dan tebing-tebingnya
diratakan. Bumi juga mencampakkan dan memuntahkan apa saja yang ad di
dalam perutnya, lagi bersungguh-sungguh menjadikan dirinya kosong dari segala
yang selama ini terpendam dalam di perut bumi: mayat, bahan tambang, cacing
atau apa saja, semia terhampar di permukaan bumi yang telah datar itu. Apa yang
terjadi diatas adalah karena bumi pun sangat patuh kepada Tuhan Pemeliharanya,
dan memang sudah semestinya demikian itu keadaan bumi (ayat 3-5). Betapa
tidak demikian keadaan langit dan bumi, sedang wujudnya sejak semula, sistem
kerja, dan peredarannya dari yang sekecil-kecilnya hingga yang sebesar-besarnya,
semua ditetapkan oleh Allah Swt.47

ِّ ‫ح ِإنَ ٰٗ َس ِتّكَ َكذ ٗحا فَ ًُ ٰهَ ِقي‬ ِ ‫ٰيَٓؤَيُّ َٓا‬


َ ٰ َ‫ٱۡل‬
ٌ ‫س ٍُ ِإََّكَ َكا ِد‬
yaa ayyuhaa al-insaanu innaka kaadihun ilaa rabbika kadhan famulaaqiih(i)
6. "Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh
menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya."

‫ي ِك ٰر َثَ ۥّ ُ ِتيَ ًِي ُِ ِّۦ‬ ُ


َ ِ‫فَؤ َ َّيا َيٍ أٔذ‬
fa ammaa man uutiya kitaabahu biyamiinih(i)
7. "Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya,"

‫ِيشا‬
ً ‫ة ِح َساتٗ ا يَس‬
ُ ‫س‬
َ ‫ف يُ َحا‬ َ َ‫ف‬
َ ٕ‫س‬
fa sawfa yuhaasabu hisaaban yasiiraa(n)
8. "maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,"
27

ً ‫ة إِنَ ٰ ٓٗ أَْ ِهِۦّ َيس ُش‬


‫ٔسا‬ ُ ‫َٔيَُقَ ِه‬
wa yanqalibu ilaa ahlihii masruuraa(n)
9. "dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan
gembira."

َ ‫ي ِك ٰر َثَ ۥّ ُ َٔ َسآ َء‬


‫ظٓ ِش ِِۦ‬ ُ
َ ‫َٔأ َ َّيا َيٍ أٔ ِذ‬
Wa ammaa man uutiya kitaabahu waraa-a zhahrih(i)
10. "Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang,"

ً ُ‫عٕاْ ثُث‬
‫ٕسا‬ ُ ‫ف يَذ‬ َ َ‫ف‬
َ ٕ‫س‬
Fa sawfa yad’uu tsubuuraa(n)
11. maka dia akan berteriak: "Celakalah aku."

‫يشا‬ َ ٰٗ َ‫َٔيَصه‬
ً ‫س ِع‬
Wayashlaa sa’iiraa(n)
12. "Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)."

ً ‫ي أَْ ِهِۦّ َيس ُش‬


‫ٔسا‬ ٓ ِ‫ِإََّ ۥّ ُ َكاٌَ ف‬
Innahu kaana fii ahlihii masruuraa(n)
13. "Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang
sama-sama kafir)."

َ ‫ظ ٍَّ أٌَ نٍَّ يَ ُح‬


‫ٕس‬ َ ُ ّ‫إََِّ ۥ‬
Innahuu zhanna an lan yahuur(a)
14. "Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali
(kepada Tuhannya)."

‫يشا‬
ً ‫ص‬ِ َ‫تَهَ ٰۚ ٓٗ إِ ٌَّ َستَّ ۥّ ُ َكاٌَ تِِۦّ ت‬
Balaa inna rabbahu kaana bihii bashiiraa(n)
15. "(Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya."

Setelah menegaskan kepatuhan langit dan bumi serta keniscayaan adanya


balasan dan ganjaran, ayat 6 menyeru dan mengingatkan manusia bahwa: Wahai
manusia, sesungguhnya engkau, siapa pun engkau, selalu giat bekerja dan
bersungguh-sungguh berusaha menuju Tuhan Pencipta dan Pemeliharaanmu;
28

Kesungguhan itu adalah bagian dari perjalanan menuju kepada-Nya, karena itu
engkau pasti menemui-Nya, suka atau tidak suka, dan ketika itulah masing-
masing akan menerima balasan amal perbuatannya. 47
Ayat 7 hingga 9 melukiskan penerimaan catatan amal masing-masing
manusia serta perhitungan Allah Swt dan masa kesudahan mereka. Yakni ada
yang diberikan kitabnya dengan tangan kanan atau dari arah kanannya, maka dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah karena dia adalah orang yang
taat dan selama hidup di dunia selalu melakukan perhitungan dan intrispeksi
terhadap dirinya. Dia diilustrasikan sebagai musafir yang rindu kepada
keluarganya dan kembali membawa keuntungan besar, karena itu ayat 9
menyatakan bahwa dia akan kembali kepada sanak keluarganya yang sama-sama
beriman dan menemui mereka dengan gembira ria.47
Adapun yang diberi kitab amalnya dengan tangan kiri dari balik
punggungnya, maka dia akan mengalami perhitungan yang sulit dan akan
berteriak memanggil kecelakaan agar dia segera binasa, tidak mengalami lebih
banyak lagi azab atau dia akan berteriak: “Celakalah aku karena akan mengalami
kesengsaraan”. Dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala. Demikian ayat
10 hingga 12. Menurut ayat 13 dan 14, dahulu ketika mereka hidup di dunia, di
tengah keluarga dan lingkungannya, mereka bergembira tanpa batas lagi angkuh
dan berfoya-foya. Mereka juga menduga atau bahkan berkeyakinan bahwa mereka
tidak akan kembali kepada Tuhan. Itulah sebabnya sehingga dia tidak pernah
melakukan perhitungan atas dirinya.47
Ayat 15 menafikan dugaan mereka dengan menyatakan: Tidaklah
demikian! Dia pasti akan kembali kepada Allah Swt, sesungguhnya Tuhannya
Maha Melihatnya, yakni Maha Mengetahui secara terperinci tingkah laku dan
motivasinya.47
َّ ‫َل أُق ِس ُى ِتٲن‬
ِ َ‫شف‬
‫ق‬ ٓ َ َ‫ف‬
Fa laa uqsimu bisysyafaq(i)
16. "Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja,"

َ َٔ ‫َٔٱنَّي ِم َٔ َيا‬
َ‫سق‬
Waallayli wa maa wasaq(a)
17. "dan dengan malam dan apa yang diselubunginya,"
29

َ َّ ‫َٔٱنقَ ًَ ِش ِإرَا ٱذ‬


َ‫سق‬
Waalqamari idzaa ittasaq(a)
18. "dan dengan bulan apabila jadi purnama,"

‫ق‬ َ ٍ‫ع‬
ٍ َ‫طث‬ َ ٍَّ ُ‫نَرَش َكث‬
َ ‫طثَقًا‬
Latarkabunna thabaqan ‘an thabaq(in)
19. "sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan), [1566],"

ٌَُُٕ‫فَ ًَا نَ ُٓى ََل يُؤ ِي‬


Fa maa lahum laa yu`minuun(a)
20. "Mengapa mereka tidak mau beriman?"

ۤ ‫اٌ ََل يَس ُجذ‬


ٌَُٔ ُ ‫عهَي ِٓ ُى ٱنقُش َء‬ َ ‫َٔ ِإرَا قُ ِش‬
َ ‫ئ‬
Wa-idzaa quri-a ‘alaihimul qur-aanu laa yasjuduun(a)
21. "dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,"

Untuk lebih menegaskan kesalahan mereka yang menduga tidak akan ada
kebangkitan, Allah Swt bersumpah dengan menyebut tiga hal:
1. Cahaya merah di waktu senja (ayat 16).
2. Malam serta apa yang dihimpun(nya), seperti manusia, binatang dan apa
pun (ayat 17).
3. Bulan apabila menjadi purnama (ayat 18).
Ketiga hal itu disebutNya untuk menekankan bahwa setiap orang dalam
proses kehidupannya, pasti telah dan akan melalui fase demi fase dan tingkat demi
tingkat; bermula dari perut ibu di dunia ini, lalu kematian, lalu hidup di alam
barzah, lalu kebangkitan dan akhirnya berada di surga atau neraka. Juga
pergantian antara sehat dan sakit, senang dan susah, perang dan damai, dan lain-
lain (ayat 19).47
Selanjtnya, ayat 20 bagaikan menyatakan: Cukup sudah penjelasan dan
bukti-bukti yang dipaparkan menyangkut keniscayaan Kiamat. Jika demikian,
mengapa para pendurhaka itu tetap saja keras kepala, enggan beriman dan
mengamalkan tuntunan Allah Swt? Apakah yang merintangi mereka? (lanjut ayat
21) Mengapa juga apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al Quran oleh
30

siapapun, mereka senantiasa enggan sujud, yakni enggan tunduk dengan hati serta
pikiran mereka atau/dan meletakkan dahi mereka ke bumi sebagai pengakuan
tentang kebesaran Allah Swt dan kebenaran firman-firman-Nya?.47

ٌَُٕ‫تَ ِم ٱنَّزِيٍَ َكفَ ُشٔاْ يُ َك ِز ّت‬


Balil ladziina kafaruu yukadzdzibuun(a)
22. "bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya)."

ٌَُٕ‫ٱَّللُ أَعهَ ُى تِ ًَا يُٕع‬


َّ َٔ
Waallaahu a’lamu bimaa yuu’uun(a)
23. "Padahal Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati
mereka)."

‫ب أ َ ِن ٍيى‬
ٍ ‫شِشُْى تِعَزَا‬
ّ َ‫فَث‬
Fabasysyirhum bi’adzaabin aliimi(n)
24. "Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih,"

ِ ًُُ‫د نَ ُٓى أَج ٌش غَي ُش َي‬


ٌٕ َّ ٰ ‫ع ًِهُٕاْ ٱن‬
ِ ‫ص ِه ٰ َح‬ َ َٔ ْ‫ِإ ََّل ٱنَّزِيٍَ َءا َيُُٕا‬
Illaa alladziina aamanuu wa ’amiluu alshshaalihaati lahum ajrun ghairu
mamnuun(in)
25. "tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang
tidak putus-putusnya."

Ayat-ayat yang lalu mempertanyakan apa yang merintangi para


pendurhaka untuk beriman dan patuh? Ayat 22 bagaikan menyatakan bahwa tidak
ada yang merintangi mereka! Bahkan sebaliknya banyak sekali bukti dan
dorongan untuk melakukannya. Tetapi karena kebejatan hati mereka, maka
mereka enggan bahkan orang-orang kafir itu terus-menerus mendustakan Al
Quran dengan berbagai dalih, padahal Allah SWT lebih mengetahui ketimbang
siapa pun tentang apa yang mereka senantiasa sembunyikan dalam hati mereka.
Demikian ayat 23, yang mereka sembunyikan itu antara lain adalah kekaguman
mereka terhadap Al Quran, tetapi mereka enggan mangakuinya karena khawatir
kehilangan kedudukan dan pengaruh. Jika demikian itu sikap mereka, maka ayat
24 memerintahkan: “menggembirakan” mereka dengan azab yang pedih. Itulah
yang dipersiapkan untuk orang-orang kafir, sedang menurut ayat 25, orang-orang
yang beriman lagi membuktikan kebenaran iman mereka dengan beramal saleh,
31

akan memperoleh pahala yang agung lagi tidak putus-putusnya, dan itu secara
sempurna mereka peroleh pada Hari Kiamat yang bermula pada saat langit
terbelah dan bumi dibentangkan.47
32

2.6. Kerangka Teori


33

2.7. Kerangka Konsep


34

2.8. Definisi Operasional


Variabel Definisi Alat Ukur Cara Skala
Pengukuran
Nilai Nilai yang Lembar Soal Menyesuaikan Numerik
didapatkan dari dengan
hasil pretest jawaban yang
dan postest telah
tentang surah ditetapkan
Al Insyiqaq sesuai
ayat 1-25 lembaran Soal
yang telah
dibuat
Gelombang Aktivitas Elektroensefalografi Menempelkan Numerik
Alfa gelombang alfa elektroda
EEG otak saat EEG yang
sebelum dan telah
setelah diberikan gel
perlakuan saat ke lokasi yang
diperdengarkan telah diberi
Murottal Al tanda pada
Quran Surah kulit kepala
Al Insyiqaq
ayat 1-25
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitiaan ini merupakan penelitian yang menggunakan metode
experimental.

3.2. Waktu dan tempat penelitian


3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Mei hingga September 2018.
KEGIATAN WAKTU
Perekaman EEG I dan Pembagian soal
7-12 Mei 2018
Pre Test (Kelompok Perlakuan)
Intervensi I (Pemberian materi
mengenai surah Al-Insyiqaq ) 27 Mei 2018

Intervensi dengan pemberian booklet


26 Mei-6 September 2018
(Tafsir Kandungan surah Al Insyiqaq)
Intervensi II (Pemberian materi
mengenai surah Al-Insyiqaq ) 7 September 2018

Perekaman EEG II dan Pembagian soal


5-10 September 2018
Post Test (Kelompok Perlakuan)

3.2.2. Tempat Penelitian


Penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Klinik Zam-zam Bintaro.

3.3. Populasi Penelitian


Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Kedokteran
angkatan 2016 dan 2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.4. Sampel Penelitian


Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini adalah Probability
sampling berupa Simple Random Sampling. Probability Sampling adalah teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)

35
36

populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan Simple Random


anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikam strata yang ada
dalam populasi itu.48

3.5. Besar Sampling


Rumus besar sampel penelitian analitik numerik berpasangan adalah:
( )
( )

Keterangan:
N1 = N2 = Besar Sampel
Zα = Defiat baku alfa
Zβ = Defiat baku beta
S = Simpangan baku gabungan
X1 - X2 = Selisih rerata minimal
Karena penelitian ini tidak ada kepustakaan sebelumnya, maka penelitian
ini termasuk dalam studi pendahuluan yang menggunakan 10-20 orang subjek
penelitian.49
Pada penelitian ini menggunakan 20 orang subjek penelitian, yang terbagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok perlakuan dengan 10 orang subjek
penelitian dan kelompok kontrol dengan 10 orang subjek penelitian.

3.6. Kriteria Inklusi dan eksklusi


3.6.1. Kriteria Inklusi
- Mahasiswa Kedokteran angkatan 2016 dan 2017 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang bersedia mengikuti proses penelitian hingga
akhir.
- Sehat
- Tidak sedang mengonsumsi obat-obatan sedatif.
3.6.2. Kriteria eksklusi
- Mahasiswa Kedokteran angkatan 2016 dan 2017 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak mengikuti salah satu proses intervensi.
- Menderita atau memiliki riwayat epilepsi.
37

3.7. Instrumen Penelitian


Pada penelitian ini menggunakan :
- Lembar Soal Multiple Choice dan Esai tentang Al Quran surah Al
Insyiqaq ayat 1-25.
Lembar soal ini digunakan untuk memilih responden yang akan
dijadikan sampel penelitian.
- Audio atau Alat Pemutar Musik
Audio atau alat pemutar musik yang berisi murottal Al Quran surah Al
Insyiqaq ayat 1-25 digunakan sebagai alat yang digunakan responden
untuk mendengarkan murottal Al Quran.
- Speaker
Sebagai alat pengeras suara yang digunakan responden untuk
mendengarkan murottal Al Quran.
- EEG
EEG merupakan alat yang digunakan untuk merekam aktivitas listik
otak dengan cara memasangkan elektroda pada kulit kepala.
- Instrumen Pendukung Pemeriksaan EEG
Instrumen pendukung yang digunakan dalam pemeriksaan EEG terdiri
dari alat pengukur kepala, pensil warna, alkohol swab, plester, gel
elektroda, handuk kecil.
- Lembar Inform Consent
Lembar Inform Consent digunakan untuk meminta persetujuan
kesediaan menjadi subjek penelitian, serta untuk mencatat karakteristik
yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, alamat dan nomor telepon.
38

3.8. Alur Penelitian


BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Gambaran Umum Sampel Penelitian
Penelitian ini membahas tentang perbandingan aktivitas gelombang alfa
EEG otak sebelum dan setelah perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran
surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini menggunakan 20 sampel penelitian yang diambil dari
populasi Mahasiswa Kedokteran angkatan 2016 sebanyak 83 orang dan angkatan
2017 sebanyak 98 orang dengan total 181 orang. Dari populasi tersebut, dilakukan
random sampling untuk mendapatkan 10 sampel kelompok perlakuan dan 10
sampel kelompok kontrol dengan kriteria inklusi yaitu bersedia mengikuti proses
penelitian hingga akhir, dalam keadaan sehat dan tidak menggunakan obat-obatan
sedatif, sedangkan kriteria eksklusi yaitu tidak mengikuti salah satu proses
intervensi dan menderita atau memiliki riwayat epilepsi. Dari 20 sampel yang
didapatkan, semua sampel memenuhi kriteria inklusi, dan tidak terdapat sampel
yang dieksklusi selama proses penelitian berlangsung.
Untuk hasil dan pembahasan penelitian, penulis hanya berfokus pada
kelompok perlakuan untuk membandingkan aktivitas gelombang alfa EEG otak
saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik sebelum perlakuan maupun
setelah perlakuan.

4.1.2. Hasil Perbandingan rata-rata Nilai Pre test dan Pos test

Pada penelitian ini, 10 sampel dari kelompok perlakuan diberikan pre test
sebelum dilakukan perekaman EEG I dan diberikan post test berupa lembar soal
multiple choise dan esai yang sama pada saat pre test tentang Al Quran surah Al
Insyiqaq dan sebelum dilakukan perekaman EEG II. Dari hasil pre test dan post test
tersebut didapatkan perbandingan nilai masing-masing sampel (Gambar 4.1) dan
perbandingan rata-rata nilai pada kelompok perlakuan yaitu 39,4 untuk pre test dan
54,5 untuk post test (Gambar 4.2).

39
40

80 75
70 70
70 65 65
59
60 55
50 50 50 50 50
50 45 45
40
40
30 30
30 25

20 15

10
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pre test Post test

Gambar 4.1 Diagram batang perbandingan nilai pre test dan post test.
60
54,5

50

39,4
40
Nilai Rata-rata

30

20

10

0
Pre test Post test

Gambar 4.2 Diagram batang perbandingan rata-rata nilai pre test dan post test.
Tabel 4.1 Hasil Analisa Perbandingan Nilai Pre test dan Post test Kelompok
Perlakuan
Perbedaan
n Rerata±s.b. p
Rerata±s.b.
Pre test 10 39,40±18,05 15,10±0,27 0,006
Post test 10 54,50±18,32

Tabel 4.1. diperoleh nilai signifikansi 0,006 yaitu kurang dari batas kritis
(p<0,05), maka terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pre test dan post
41

test pada kelompok perlakuan setelah diberikan pemahaman tentang Al Quran


surah Al Insyiqaq. Nilai post test memiliki rata-rata yang lebih tinggi daripada
dengan nilai pre test pada kelompok perlakuan. Dengan hasil analisa data
tersebut, nilai post test lebih tinggi daripada nilai pre test pada kelompok
perlakuan terjadi karena berhasilnya proses perlakuan atau intervensi dalam
penelitian yaitu berupa pemberian pemahaman tentang Al Quran surah Al
Insyiqaq. Maka dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa pemberian
pemahaman tentang Al Quran surah Al Insyiqaq ayat dapat meningkatkan nilai
post test pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.1.3. Hasil Perbandingan rata-rata Aktivitas Gelombang EEG Otak Sebelum


dan Setelah Perlakuan saat diperdengarkan Murottal Al Quran surah Al
Insyiqaq
Pada penelitian ini, 10 sampel dari kelompok perlakuan diberikan pre test
kemudian dilakukan perekaman EEG I, selanjutnya sampel diberikan perlakuan
berupa pemberian pemahaman mengenai kandungan surah Al Insyiqaq kemudian
diberikan post test dan dilakukan perekaman EEG II. Dari hasil perekaman EEG I
dan EEG II tersebut didapatkan perbandingan aktivitas gelombang alfa sebelum
dan setelah perlakuan (Gambar 4.3) dan perbandingan rata-rata aktivitas
gelombang alfa sebelum perlakuan 33,5 dan aktivitas gelombang alfa setelah
perlakuan yaitu 40,5 (Gambar 4.4).

90 83
80 71
70
60 55
47 47 47 47
50 42 40
40 33
28 27 28 26
30 24 22 21
17 18 17
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

EEG I EEG II

Gambar 4.3 Diagram batang perbandingan aktivitas gelombang alfa sebelum dan
setelah perlakuan.
42

45
40,5
40

Rata-rata Aktivitas Gelombang Alfa


35 33,5

30

25

20

15

10

0
EEG I EEG II

Gambar 4.4 Diagram batang perbandingan rata-rata aktivitas gelombang alfa


sebelum dan setelah perlakuan.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Perbandingan Aktivitas Gelombang Alfa Sebelum dan
Setelah Perlakuan
Perbedaan
n Rerata±s.b. p
Rerata±s.b.
EEG I 10 33,50±0,22 7±0,95 0,177
EEG II 10 40,50±1,17

Tabel 4.2 diperoleh nilai signifikansi 0,177 yaitu lebih dari batas kritis
(p>0,05), maka tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara aktivitas
gelombang alfa EEG otak pada kelompok perlakuan setelah diberikan
pemahaman tentang Al Quran surah Al Insyiqaq. Aktivitas gelombang alfa EEG
otak setelah perlakuan memiliki rata-rata yang lebih tinggi daripada aktivitas
gelombang alfa EEG otak sebelum perlakuan. Dengan hasil analisa data tersebut,
aktivitas gelombang alfa EEG otak setelah perlakuan memiliki rata-rata yang
lebih tinggi daripada aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum perlakuan, hal
ini terjadi karena proses perlakuan atau intervensi dalam penelitian yaitu berupa
pemberian pemahaman tentang Al Quran surah Al Insyiqaq ayat tidak
menimbulkan rasa cemas atau takut yang akan menurunkan aktivitas gelombang
alfa EEG otak. Maka dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa pemberian
43

pemahaman tentang Al Quran surah Al Insyiqaq dapat membuat aktivitas


gelombang alfa EEG otak setelah perlakuan lebih banyak daripada aktivitas
gelombang alfa EEG otak sebelum perlakuan saat diperdengarkan murottal Al
Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

4.2. Pembahasan Penelitian


4.2.1. Pembahasan Perbandingan rata-rata Nilai Pre test dan Pos test
Hasil perbandingan nilai pre test dan post test baik secara klinis maupun
statistik terdapat perbedaan bermakna, yaitu peningkatan dari rata-rata nilai pre
test ke post test pada kelompok perlakuan setelah pemberian pemahaman tentang
Al Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diuji dengan uji T Berpasangan. Dengan demikian proses intervensi
berupa pemberian pemahaman mengenai Al Quran surah Al Insyiqaq pada
kelompok perlakuan berhasil.

4.2.2. Pembahasan Perbandingan rata-rata Aktivitas Gelombang EEG Otak


Sebelum dan Setelah Perlakuan saat diperdengarkan Murottal Al Quran
surah Al Insyiqaq
Hasil perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan
setelah perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al Insyiqaq pada
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, secara klinis lebih
banyak setelah perlakuan daripada sebelum perlakuan, namun secara statistik
tidak terdapat perbedaan bermakna dari keduanya berdasarkan hasil uji T
Berpasangan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini tidak
sesuai dengan hipotesis, yaitu aktivitas gelombang alfa EEG otak setelah
perlakuan lebih sedikit daripada sebelum perlakuan saat diperdengarkan murottal
Al Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tidak seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Norsiah Fauzan yang
mengatakan bahwa ketika diperdengarkan Az Zumar ayat 23 yang mengandung
arti pujian tentang Al Quran, tanpa pemahaman dari subjek penelitian, akan
44

menghasilkan banyak gelombang alfa, sedangkan ketika diperdengarkan Al Mulk


ayat 1-10 yang mengandung arti azab bagi orang-orang yang kafir, tanpa adanya
pemahaman akan menghasilkan banyak gelombang alfa dan dengan adanya
pemahaman akan menghasilkan sedikit gelombang alfa. 50
Sedangkan penelitian-penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini,
yaitu dari Nurul Fazrena Kamal, Nasrul Humaimi Mahmood dan Nor Aini
Zakaria dengan hasil analisis FFT bahwa gelombang alfa meningkat lebih banyak
saat membaca Al Quran dibandingkan saat membaca buku.50 Begitu juga dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Al-Qadhi di Klinik Besar Florida
Amerika Serikat yaitu mendengarkan bacaan ayat-ayat Al Quran, seorang muslim
baik mereka yang mampu berbahasa Arab maupun tidak, mereka tetap merasakan
perubahan fisiologis yang sangat besar. Secara umum mereka merasakan adanya
penurunan tingkat kecemasan, depresi, kesedihan, dan merasakan ketenangan
jiwa. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa bacaan Al Quran
berpengaruh besar hingga 97% dalam menimbulkan ketenangan jiwa dan
penyembuhan penyakit.51
Jadi pada penelitian ini, aktivitas gelombang alfa EEG otak setelah
perlakuan lebih banyak daripada aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum
perlakuan karena tidak terjadi kecemasan saat diperdengarkan murottal Al Quran
surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hal tersebut terjadi karena stimulus berupa suara yang dalam hal ini murottal Al
Quran, didengar melalui terlinga, selanjutnya suara tersebut ditransmisikan
melalui Ossicles di telinga tengah, dan melalui cairan cochlea yang merupakan
area resonansi dan berperan terhadap frekuensi getaran yang bervariasi,
menyebabkan rambut silia sebagai sensori reseptor akan mengubah frekuensi
getaran tersebut menjadi getaran elektrik yang akan terhubung langsung dengan
ujung nervus auditori, kemudian dari nervus auditori tersebut, sinyal listrik
diteruskan sampai ke talamus sebagai penghantar sinyal sensorik dan motorik dari
tubuh menuju otak, yang selanjutnya diteruskan ke sistem limbik khususnya
amigdala dan serebelum sebagai tempat penyimpanan memori atas informasi dan
pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya, dalam hal ini proses intervensi
penelitian berupa pemberian pemahaman (media audio-visual) dari kandungan
45

surah Al Insyiqaq tentang keniscayaan Kiamat, yang selanjutnya dipersepsikan


sebagai suatu bentuk perenungan atau refleksi diri untuk mendekatkan diri kepada
Allah Swt, sehingga secara klinis aktivitas gelombang alfa lebih banyak setelah
perlakuan daripada sebelum perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran
surah Al Insyiqaq.

Gambar 4.3 Gelombang Alfa Kelompok Perlakuan

4.3.Keterbatasan Penelitian
1. Sampel berada dalam kondisi kelelahan pada saat perekaman EEG.
2. Lantunan murottal Al Quran yang diberikan membuat sampel dalam
keadaan rileks.
3. Alat yang digunakan dalam penelitian tidak mencakup variabel yang
diteliti secara keseluruhan.
4. Tidak terdapat parameter untuk mengukur tingkat emosi dan tingkat
spiritual subjek penelitian.
5. Alat yang digunakan terbilang mahal dan sulit didapatkan.
6. Peneliti belum mencari hubungan antara rata-rata nilai hasil pre test dan
post test dengan rata-rata aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan
setelah perlakuan saat diperdengarkan murottal Al Quran surah Al
Insyiqaq.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
Pada penelitian ini, perbandingan nilai pre test dan post test baik secara
klinis maupun statistik terdapat perbedaan bermakna, yaitu peningkatan dari rata-
rata nilai pre test ke post test pada kelompok perlakuan setelah pemberian
pemahaman tentang Al Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diuji dengan uji T Berpasangan. Dan
perbandingan nilai pre test dan post test baik secara klinis maupun statistik
terdapat perbedaan bermakna, yaitu peningkatan dari rata-rata nilai pre test ke
post test pada kelompok perlakuan setelah pemberian pemahaman tentang Al
Quran surah Al Insyiqaq pada Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang diuji dengan uji T Berpasangan.

5.2. Saran
Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan kami memberikan beberapa
saran, sebagai berikut:
1. Pemberian intervensi pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan
media audio-visual, agar kandungan dari surah terkait secara jelas
tersampaikan.
2. Perekaman EEG sebaiknya dilakukan pada kondisi fresh, dan rentang
waktu yang tidak terlalu jauh antara pemberian intervensi dengan
perekaman EEG kedua.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengukur tingkat emosi sampel, agar
penelitian yang dilakukan terkait emosi dapat lebih kompleks.
4. Pemilihan surah Al Quran yang tepat, yakni memiliki kandungan yang
sesuai dengan hal yang akan diteliti.
5. Sampel penelitian diambil dari populasi yang mendukung ketepatan hasil
penelitian.

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Frenando. Extraction Of Eeg Signal Using Wavelet And Fast Fourier


Transform For Sleep Stage Detection With Aromatheraphy Stimulus. FT-
Universitas Kristen Maranatha: Bandung; 2018.
2. Chatib, M. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa; 2014.
3. Sholikah, Siti. Pengaruh Pemberian Terapi Mendengarkan Ayat -Ayat
Alqur‟an Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Kecamatan Babat Lamongan.
Surya. 2014. Vol.4 No.XX:1-7.
4. Elzaky, Jamal. Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta : Penertbit Zaman;
2011.
5. Abdurrochman, A, Perdana, S, Andhika, S. Muratal Al-Qur‟an : Alternatif
Terapi Suara Baru. Jurnal dari Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi-II Universitas Lampung; 2008.
6. Abdullah, A. A. & Omar, Z. The effect of temporal EEG signals while
listening to Quran recitation. International Journal on Advanced Science,
Engineering and Information Technology 2011. Vol.1 No.4: 372-375.
7. Mandzur, Ibn. Lisan al-Arab. Beirut: Daar Ehia al-Tourath, Juz 9; 1999.
8. Al-Qurthubi, Syaikh Imam. Tafsir al-Qurthubi Juz Amma. Jakarta:
Pustaka Azzam; 2009.
9. Pedak, Mustamir. Metode Super Nol Menaklukan Stres. Jakarta Selatan:
Hikmah; 2009.
10. Rukmanasari. Hari Kiamat dalam Perspektif Al Quran. FUFP-Uinam:
makassar; 2013
11. Al-Hakim Mansyur Abd. Asyarah Yantaziruh al‟Alam „inda al - Muslimin
wa al - Yahudi wa al - Nashara, terj. Abd al-Hayyi al-Kattani dan Uqinu
al- Taqi, Kiamat: Tanda-tandanya Menurut Islam, Kristen, dan Yahudi.
Cet. I; Jakarta: Gema Insani, 2006. h.205.
12. Fisch and Spehlmann‟s EEG Primer. Basic Principles of Digital and
Analog EEG. Elsevier, 1999: 4.

47
48

13. Campellone, JV. EEG Brain Wave Test. 2006.


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003931.htm
14. M. Teplan. Fundamentals of EEG Mesurement. Measurement Science
Review; 2002. Vol.2; Section 2.
15. R.D. Bickford. Electroencephalography. In: Adelman G. ed. Encyclopedia
of Neuroscience, Birkhauser, Cambridge (USA); 1987, 371-373.
16. St. John's Mercy Health Care. Tests & Procedures Electroencephalogram.
2006. http://www.stjohnsmercy.org/contact/default.asp
17. Benbadis, Selim R. Introduction to Sleep Electroencephalography.
University of South Florida College of Medicine, Tampa, Florida; 2010.
18. Oemar Handojo. Pengembangan Instrumen Musik Sebagai Sarana Terapi
Anak ADHD. Jurnal tingkat sarjana senirupa dan desain. FSRD-ITB:
Bandung.
19. Idris Zamzuri, Badrisyah Idris, Mustapha Muzaimi, Jafri Malin Abdullah.
Principle, Anatomical Origin and Applications of Brainwaves: A Review,
our Experience and Hypothesis Related to Microgravity and the Question
on Soul. Journal of Biomedical Science and Engineering;2014. Vol. 7;
435- 445.
20. The commission on Classification and Terminology of the International
League Against Epilepsi. Proposal for revised clinical and
electroencephalographic classification of epileptik seizures. Epilepsia,
1981; 22: 489-501.
21. http://gerstner.felk.cvut.cz/biolab/bionika2004/cepek/bci.html diakses
pada 20 September 2016.
22. https://es.dreamstime.com/stock-de-ilustraci%C3%B3n-l%C3%B3bulos-
del-cerebro-image46350906 diakses pada 20 September 2016.
23. Arierta Pujitresnani. Analisis Spektrum Gelombang Otak Berbasis Fast
Fourier Transform (Fft) Pada Studi Kasus Keadaan Normal Dan Epilepsi.
Bandung: PSF-ITB; 2012.
24. Cheryl L. Dickter and Paul D. Kieffaber. EEG Methods for The
Psychological Science. London: SAGE Publication; 2014.
49

25. Arierta Pujitresnani. Analisis Spektrum Gelombang Otak Berbasis Fast


Fourier Transform (Fft) Pada Studi Kasus Keadaan Normal Dan Epilepsi.
Bandung: PSF-ITB; 2012.
26. Bassel Abou-Khalil and Karl E. Misulis. Atlas of EEG & Seizure
Semiology. Michigan University: Elsevier; 2006, page.16-17.
27. Louis, S. EEG COURSE and GLOSSARY; 2006.
http://www.brown.edu/Departments/Clinical_Neurosciences/louis/eegcrs.h
tml diakses pada 21 September 2018.
28. Aksenova, V. Marina, and Michael Y.Cell Culture Models of Oxidative
Stress and Injury in The Central Nervous System. University of South
Carolina USA. Current Neurovascular; 2005. Vol.2. page 73-89.
29. http://www.aktivasiotak.com/fungsi_otak.htm diakses pada 21 September
2018.
30. LeDoux, J. The emotional brain: The mysterious underpinnings of
emotional. New York: Simon & Schuster Paperbacks; 1996.
31. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. Anatomi berorientasi
klinis. Edisi ke−5. Jakarta: Erlangga; 2013.
32. Center for Disease Control and Prevention (CDC). (2014). Prevalence of
autism spectrum disorder among children aged 8 years: autism and
develop- mental disabilities monitoring network, 11 sites, United States,
2010. Morbidity and Mortality Weekly Report, 63, 1–21.
33. Ellis, Harold. Clinical Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior
Doctors. 11th edition. USA: Blackwell Publishing; 2006.
34. Guyton & Hall. Anatomi Fisiologi Untuk Kedokteran, Edisi 11. Jakarta :
EGC; 2007.
35. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 8.
Jakarta: EGC; 2014. Hal.97-197.
36. Kamil M, Setyadipyana, W D. Ringkasan Sistema Saraf Pusat. Semarang;
2009.
37. Crossman AR, Neary D. Neuroanatomi. Jakarta: Departemen Neurologi
FKUI; 2015.
50

38. Marieb EN, Hoehn K. Human Anatomy and Physiology. Boston: Pearson;
2013.
39. Nirwana. Pengaruh Terapi Murottal Al Quran terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan pada Pasien Deiabetes Melitu di RSUD Labuang Baji. FIK-
UINAM; 2014.
40. Awad. The Miracle of Qurán. http://www.islamichouse.com ;2010.
Diakses pada 1 Oktober 2018.
41. Muhsin, Salim. Ilmu Nagham Al Quran: Metode Membaca Al Quran
dengan Lagu. Cetakan III. Jakarta: YATAQI; 2008.
42. Mishary Rashid Dua Qunoot. The Islamic Bulletin
www.islamicbulletin.org diakses pada 3 Oktober 2018.
43. Hadi. The Power of Sound of Al Quran. 2010.
http://www.soundislamic.com diakses pada 3 Oktober 2018.
44. M. Quraish Shihab. Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pembelajaran dari
Surah-surah Al-Quran. Cetakan I. Tangerang: Lentera Hati; 2012. Hal.
583- 590.
45. Sugiono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2001.
46. Dahlan, Sopiyudin. Besar Samprel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Arkans; 2005. Hal. 61.
47. Fauzan, Norsiah et al. Identification of Dominant Wave During The
Recitation of Al Mulk verse with (without) Understanding Using EEG
Signal. Research Gate – University Malaysia Sarawak; 2014.
48. Nurul Fazrena Kamal, Nasrul Humaimi Mahmood, Nor Aini Zakaria.
Modeling Brain Activities during Reading Working Memorry Task:
Comparison between reciting Quran and Reading Book. Procedia Social
and Behavioral Science-Malaysia: Elsevier; 2013.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Form Persetujuan Peminjaman Alat

Gambar 6.1 Form Persetujuan Peminjaman Alat

51
52

Lampiran 2
Surat Izin Penelitian dan Peminjaman Alat

Gambar 6.2 Surat Izin Penelitian dan Peminjaman Alat


53

Lampiran 3
Alat Penelitian

Gambar 6.4 Komputer Elektroensefalografi

Gambar 6.3 Amplifier

Gambar 6.6 Pengukur Kepala

Gambar 6.7 Elektroda


Gambar 6.5 Gel

Gambar 6.8 Panduan Pengukur Kepala


54

Lampiran 4
Proses Penelitian

Gambar 6.9 Pengukuran Kepala Gambar 6.10 Pemasangan Elektroda

Gambar 6.11 Perekaman EEG


55

Lampiran 5
Lembar Persetujuan Responden

Gambar 6.12 Persetujuan Responden


56

Lampiran 6
Lembar Soal dan Kunci Jawaban Pretest dan Post test

Gambar 6.13 Soal pretest dan postest


57

Gambar 6.13 Soal pretest dan postest


58

Gambar 6.14 Kunci Jawaban pretest dan postest


59

Lampiran 7
Lembar Intervensi

Gambar 6.14 Lembar Intervensi


60

Gambar 6.14 Lembar Intervensi


61

Gambar 6.14 Lembar Intervensi


62

Lampiran 8
Hasil Data Penelitian dan Analisa Data SPSS

HASIL DATA PENELITIAN


Tabel 6.1 Hasil Data Penelitian

JENIS ANGKAT PRE POST


NO NAMA EEG 1 EEG 2
KELAM IN AN TEST TEST

Akbar
Maulana
1
Azhari
L 2016 17 47 25 45
Kotta'

Annas
2 L 2017 83 42 30 50
Bachtiar

Dita
3 P 2017 18 33 0 15
Permata

Ghina Aliyya
4 P
Fathinnahda 2017 24 17 50 65

Ikram Syahrin
5
Akbar L 2016 40 71 59 70

Maghfiratull
6 P 2016 55 47 55 70
iza

Muhammad
7 L 2017 22 28 45 40
Rosyad

Nurul
8 P 2017 27 47 50 65
Hanifah

9 Zahrul Fuadi L 2017 28 26 50 50

Zely
10 P 2016 21 47 30 75
Martiani
63

ANALISA BIVARIAT
1. Analisa perbandingan nilai pre test dan post test Kelompok Perlakuan
Tabel 6.2 Uji Normalitas Data (Shapiro-Wilk)
Tests of Normality
Kelompo Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
k Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Perlakua .222 10 .178 .875 10 .115
*
Posttest Perlakua .217 10 .200 .898 10 .208
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 6.3 Uji T Berpasangan

2. Analisa perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak sebelum dan

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Std. Std. Interval of the
Mea Deviati Error Difference Sig. (2-
n on Mean Lower Upper t df tailed)
Pai Pretest - - -
r 1 Posttest 15.1 13.295 4.204 -24.611 -5.589 3.59 9 .006
00 2
setelah perlakuan
Tabel 6.4 Uji Normalitas Data (Shapiro-Wilk)
Tests of Normality
Kelompo Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
k Statistic df Sig. Statistic df Sig.
EEG1 Perlakua .304 10 .009 .771 10 .006
EEG2 Perlakua .234 10 .127 .927 10 .422
a. Lilliefors Significance Correction
64

Tabel 6.5 Uji Normalitas Data (Shapiro-Wilk), setelah Transform Data


Tests of Normality
Kelompo Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
k Statistic df Sig. Statistic df Sig.
EEG1_Tra Perlakua
.236 10 .122 .893 10 .183
ns
EEG2_Tra Perlakua
.204 10 .200* .928 10 .425
ns
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 6.6 Uji T Berpasangan

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Sig.
Difference
Mea Deviati Error (2-
n on Mean Lower Upper t df tailed)
Pai EEG1_Trans - -
-
r1 - .110 .23844 .07540 .06023 1.46 9 .177
.28091
EEG2_Trans 34 3
-
-
65

Lampiran 9
Gelombang Alfa Hasil Perekaman EEG

Gambar 6.14 Gelombang Alfa

Gambar 6.14 Gelombang Alfa


66

Lampiran 10
Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama : Annisah Nur Rahmah Syarif
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 27 Juli 1997
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Kalampa Kel. Kalabbirang Kec. Pattallassang
Kab. Takalar, Sulawesi Selatan
Nomor Telepon/HP : 085397705789
Email : annisahnr@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2002-2003 : TK Islam Nurul Yaqin Pa‟baeng-baeng Makassar
2. Tahun 2003-2009 : SD Inpres No.227 Romanga Kab. Jeneponto
3. Tahun 2009-2012 : SMP Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
4. Tahun 2012-2015 : MA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin
Makassar
5. Tahun 2015-Sekarang : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai