OLEH
Bima Adi Wiryo
NIM: 11151030000016
OLEH
Bima Adi Wiryo
NIM: 11151030000016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M/ 1439 H
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Ciputat, 26 Ok er 2018
'\
Btma ASi' Wiryo
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING
Laporan Penelitian
diajukan kepada Fakultas Kedokteran untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Bima Adi Wirvo
NIM: 11151030000016
Pembimbing I PembimbiJg II
dr. Erike Anggraini S,M.Pd Sp.MK dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh, Ph.D.
NIP. 19810926 201101 2 007 NIP. 197701022005012007
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M /1439 H
111
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
Pembimbing I Pembimbin
dr. Erike Anggraini S,M.Pd Sp.M dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh,
K NIP. 19810926 201101 2 007 Ph.D. NIP. 197701022005012007
Penguji I Penguji II
keseharian saya hingga saat ini. Adik kandung tersayang Nabilla Maharani
yang selalu menaburkan kebahagiaan dan keceriaan dalam keseharian
saya. Terima kasih atas kebaikan tanpa mengenal pamrih yang selalu
diberikan kepada saya sampai kapan pun.
5. dr. Flory Ratnasari, Ph.D selaku penanggung jawab (PJ) modul riset
PSPKD 2015, bu Yuliati, M. Biomed selaku PJ laboratorium
Mikrobiologi.
6. Teman-teman kelompok riset saya, Sarwan, Rafi, dan Eneng yang
berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Teman 24/7 saya Raka Dhaneswara, Ahmad Zahid, Bintang Aditya dan
Aridanto yang senantiasa mendengarkan keluh kesah selama penelitian
dan supporting system ketika semangat turun untuk mengerjakan
penelitian ini.
v
8. Teman-teman angkatan saya Arrafie yang senantiasa memberi dukungan
dan motivasi.
9. Mbak Novi selaku laboran Mikrobiologi. Mas irul selaku OB laboratorium
Mikrobiologi yang banyak membantu saya dalam menyelesaikan
penelitian.
10. Teman yang berjasa dalam persidangan saya yaitu Rahman yang memberi
memberi semangat, serta motivasi dalam penelitian ini yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu.
litian ini masih banyak terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan aga
tulis, semoga dapat memberikan banyak
para pembaca pada umumnya.
Ciputat,Agustus 2018
Penulis
vi
ABSTRAK
Bima Adi Wiryo. Fakultas Kedokteran. Perbandingan Skor Basil Tahan
Asam (BTA) Antara Teknik Konvensional (Ziehl Neelsen) Dengan
Penambahan Bleach 1% Pada Spesimen Sputum.
vii
ABSTRACT
Bima Adi Wiryo. Medical School. Comparison of Acid Resistant Basil Scores
(AFB score) Between Conventional Techniques (Ziehl Neelsen) With 1%
Bleach Addition to Sputum Specimens..
is of pulmonary tuberculosis.
patients with a diagnosis of Tuberculosis at Kali Baru Health Center, colored Bekasi with conventional techniques (Ziehl Nee
1), and
accurate, effective, clean and clear, and safer for the examiner.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHANiv
KATA PENGANTAR……………………………………………………….v
ABSTRAKvii
DAFTAR ISIix
DAFTAR TABELxii
DAFTAR GAMBARxiii
DAFTAR SINGKATANxiv
DAFTAR LAMPIRANxv
BAB I PENDAHULUAN1
Latar Belakang1
Rumusan Masalah3
Hipotesis4
Tujuan Penelitian4
Manfaat Penelitian…4
ix
2.1.9 Faktor-fkator yang berhubungan dengan kejadian TB.............23
2.1.10 Cara Penularan Tuberkulosis...................................................25
2.1.11 Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA).....................................25
2.1.12 Jenis Pemeriksaan Tuberkulosis..............................................32
2.1.13 Sodium Hipoklorit (Bleach)....................................................35
Kerangka Teori41
Kerangka Konsep42
Definisi Operasional44
DAFTAR PUSTAKA74
LAMPIRAN 1…79
LAMPIRAN 2…80
LAMPIRAN 3…81
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR SINGKATAN
TB = Tuberkulosis
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
ang kehilangan rata- rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tan
1
2
an ini adalah :
Bagi Masyarakat
Meningkatkan kualitas teknik hasil laboratrium dalam menegakan diagnosis TB di Indonesia.
Menghindari penularan TB secara “airborne” terhadap pemeriksa
laboratrium sehingga menignkatkan keamanan laboratrium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
alkohol dan oleh sebab itu, disebut basil tahan asam (BTA). Mycobacterium
Tuberculosis menyebabkan Tuberkulosis dan mikobakterium atipikal lainnya
yang sering menginfeksi penderita AIDS, adalah patogen oportunistik pada pasien
yang imunokompromais lainnya, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada
pasien dengan sistem imun normal. Terdapat lebih dari 50 spesies
mikobakterium,
termasuk banyak yang bersifat saprofit.15
Ada beberapa mikobakterium pathogen, tetapi hanya strain bovin yang patogenik terhadap manusi
Sama dengan Rhodococcus dan Nocardia, Mycobacteria merupakan mikroba tahan asam, Tingkat ke
Mycobacterium tidak dapat diwarnai dengan cara Gram, tetapi kalau
berhasil maka hasilnya adalah positif Gram. Dibandingkan dengan kuman lainya,
golongan Mycobacterium, tahan terhadap asam dan alkali sehinggga apabila
bahan spesimen mengandung kuman lain mudah dapat dibunuh dengan asam
alkohol sehingga spesimen menjadi lebih murni. Tetapi harus diperhatikan
kepekatan zat asam dan alkali Karena terlalu pekat juga dapat membunuh
Mycobacterium. 17
Jika sudah terwarnai dengan bahan dasar (karbol fuchsin), organisme ini
warnanya tidak akan larut dengan alkohol, tanpa menghiraukan penambahan
iodin. Basil tuberkulosis sejati ditandai dengan "tahan asam" yaitu dengan
senyawa 95% etil alkohol yang mengandung 3% asam hidroklorat (asam-alkohol)
dengan cepat menghilangkan warna semua bakteri kecuali mikobakterium. 15
Termasuk dalam Mycobacteria yang secara medis penting adalah :
(1) Mycobacterium Tuberculosis, (2) M. bovis, (3) M. africanum, (4) M. microtii,
(5) M. ulcerans, (6) M. leprae, (7) M. kansasii, (8) M. marinum, (9) M. simiae, (10)
M. scrofulaceum, (11) M. szulgai, (12) M. xenopi, (13) M. gordonae, (14) M.
flavescens, (15) M. fortuitum-chelonae complex, (16) M. thermoresistible, (17) M.
avium-intracellulare complex, (18) M. terra-triviale complex. Nomor 1 sampai 4
benihan berbentuk kokoid dan berfilamen. Tidak berspora dan tidak bersimpai. Pada pewarnaan cara Ziehl Neelsen atau Tan
CO, mendukung pertumbuhan. Aktivitas biokimia tidak khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat daripada kebanyakan b
an. Lemak juga berperanan pada sifat tahan asam. Apabila lemak kuman tuberkulosis dihilangkan dengan eter, maka sifat t
2.1.5 Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun
Tuberkulosis masih merupakan penyakit penting sebagai penyebab
ali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif serta tidak respons de
ali menunjukkan BTA negatif dan biakan M.tuberculosis positif.
saan dahak, tulis BTA belum diperiksa
lain selain paru, misalnya selaput otak (Meningitis), selaput jantung (pericardium), kelenjar Getah Bening, tulang, pleura, p
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh tetapi kambuh lagi dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.24
3. Kasus lalai berobat
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti
2 minggu atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya
penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
4. Kasus pindahan (Transfer In)
Adalah penderita yang sedang mendapatkan pengobatan di suatu
kabupaten dan kemudian pindah berobat ke kabupaten lain. Penderita
pindahan tersebut harus membawa surat rujukan/pindah.
5. Kasus Gagal
Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan) atau penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik
positif menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan.
6. Kasus kronik
n gambaran yang menetap. Riwayat pengobatan OAT yang adekuat akan lebih mendukung. Dan apabila pada kasus dengan
bagai berikut :
batan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
disertai dengan keluhan sakit dada.
ng yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan n
dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan ke
emeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penu
uji dahak yang dikumpulkan dalam
gi menjadi dua yaitu pemeriksaan mikroskopis biasa di mana pewarnaannya dilakukan dengan Ziehl Nielsen dan pemeriksa
mengenai penyakit TB paru. Cara pengobatan dan bahaya akibat berobat tidak
adekuat, (2) Cara menjaga kondisi tubuh yang baik dengan makanan bergizi.
cukup istirahat, hidup teratur dan tidak minum alcohol atau merokok. (3) Cara
menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan tidak membuang dahak
sembarangan, bila batuk menutup mulut dengan saputangan, jendela rumah cukup
besar untuk mendapat lebih banyak sinar matahari. (4) Sikap tidak perlu merasa
rendah diri atau hina karena TB paru adalah penyakit infeksi biasa dan dapat
disembuhkan bila berobat dengan benar. (5) Kesadaran dan tekad penderita untuk
sembuh, B. Faktor keluarga dan masyarakat lingkungan : (1) Dukungan keluarga
sangat menunjang keberhasilan pengobatan seseorang dengan cara selalu
mengingatkan penderita agar minum obat, pengertian yang dalam terhadap
penderita.30
2.1.11 Cara penularan Tuberkulosis
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif yang batuk atau bersin,
pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet
nuklei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.18
Umumnya penularan yang terjadi berada didalam ruangan dimana percikan
matahari langsung dapat membunuh kuman, dalam keadaan gelap dan lembab kuman dapat bertahan selama beberapa jam
opis yang dapat mengurangi hasil kualitas pewarnaan BTA. Kuman TB yang terdapat dalam sputum juga dapat mencemari p
annya tertinggi pada mycobacteria. Dengan demikian pewarnaan BTA dengan cara Ziehl-Neelsen ataupun auramin juga a
Mycobacterium tuberculosis (NTM) saat ini sangat rendah, maka hasil positif lebih
mengarah pada Mycobacterium tuberculosis. 18
Ada beberapa cara pewarnaan bakteri tahan asam, yaitu :
Tabel 2.4 Perbedaan pewarnaan Ziehl-Neelsen dan Tan Thiam Hok
(Kinyoun-Gabet).35 (Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2012)
Ziehl-Neelsen Tan Thiam Hok (Kinyoun-Gabet)
1. Kumaan difiksasi pada gelas
1. Kuman difiksasi pada gelas alas
alas
2. Tuangkan fuksin karbol 2. Kinyoun 3 menit
3. Panaskan sampai keluar uap 5
menit 3. Cuci dengan air
4. Cuci dengan air 4. Gabbett 1 menit
5. Asam alkohol 3% 5 menit
6. Biru metilen 0,5% 1-2 menit 5. Cuci dengan air
7. keringkan 6. Keringkan
Hasil negatif mikroskopik pada bahan dahak dapat diperbaiki dengan cara
homogenisasi dan sentrifugasi. Cara homogenisasi yang sering digunakan adalah
cara kubica yang dilakukan dengan mencampurkar NaOH 4%, Caranya ialah
sebagai berikut: Dahak 2ml + 2ml larutan NaOH 4% + 0,004% merah fenol
(indikator). Setelah dikocok dengan tangan sebentar, lalu dikocok dengan mesin
pengguncang selama 10 menit. Kemudian disentrifugasi selama 15 menit pada
3000 putaran per menit. Cairan supernatan dibuang dan endapannya diteteskan 1-
2 tetes HCl 2N sampai warna kuning, lalu dititrasi kembali dengan NaOH 4%
tetes demi tetes sehingga larutan berwarna merah muda seperti semula.17
Identifikasi bakteri (morfologi/bentuk) memerlukan suatu pewarnaan yang
menggunakan zat-zat warna yang telah ditentukan. Zat warna yang banyak
digunakan antara lain adalah fuschin karbol, methylen blue, dan asam alkohol.
Agar bakteri dapat diwarnai , sebelumnya harus dibuat sediaan di atas kaca objek
(pulasan), dimana pulasan nantinya dikeringkan pada suhu kamar dan bakteri
difiksasi dengan pemanasan di atas nyala api. Setelah dingin pulasan diwarnai
dengan zat warna tertentu sesuai dengan pemeriksaan apa yang diinginkan. 33
Ziehl Neelsen (ZN) adalah teknik pewarnaan untuk mengetahui adanya
Basil Tahan Asam (BTA). Disebut BTA karena pada beberapa jenis bakteri sukar
dilakukan pengecatan namun setelah mendapat pengecatan/pewarnaan, dinding
bakteri tahan terhadap pencucian dengan asam tidak mudah untuk dilunturkan
dengan menggunakan zat peluntur (decolorizing agent) seperti asam alkohol.33
Pewarnaan BTA dapat dibagi menjadi beberapa tahap
1. Tahap Pra-Analitik
Tahap Pra Analitik yaitu prosedur tetap cara pengumpulan sputum,
(ruang pendaftaran, ruang pengumpulan sampel, laboratorium, dsb), Ruang tunggu, dan ruang umum lainnya. Syarat pot s
A B C D
laba-laba. Sediaan yang baik harus memperlihatkan sarang laba-laba yang penuh.18
Gambar 2.6 Skema skala sarang laba-laba (Petunjuk Teknis Pemeriksaan Biakan,
2012)18
Bakteri tahan asam akan terlihat berwarna merah sedangkan bekteri tidak
tahan asam akan melarutkan Karbol fuchsin sehingga sel bakteri tidak berwarna
merah. Setelah penambahan zat warna kedua yaitu methylen blue, bakteri tidak
tahan asam akan berwarna biru.
terium Tuberculosis tidak tampak dengan jelas. Penilaian kebersihan dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Sediaa
Gambar 2.7 Pewarnaan BTA yang terdapat endapan kristal dan sisa zat
warna.8 (Sumber : Buku Panduan Pemeriksaan Sputum, 2015)
Pada sediaan yang baik tampak jelas kontras antara BTA dan warna latar,
bersih dan tidak tampak sisa zat warna. Pada waktu dilihat di bawah mikroskop
akan terlihat seperti di bawah ini:
A. Sediaan yang
baik B. Dekolorisasi C. Latar belakang gelap,
Methylen Blue
Pemeriksaan mikroskopis TB dengan menggunakan pewarnaan Ziehl- Neelsen telah disepakati secar
Hasil pembacaan mikroskopis digunakan untuk diagnosis dan mengetahui
derajat kesakitan pasien. BTA dinyatakan positif apabila pada lapang pandang
terlihat batang berwarna merah atau merah muda dengan latar belakang biru bila
diwarnai dengan pewarnaan tahan asam atau Ziehl-Neelsen. BTA biasanya
berbentuk batang, namun kadang-kadang bisa mirip kokus, filamentous, (seperti
benang), atau berkelompok. Untuk pelaporan dihitung jumlah BTA.36
rium other than tuberculosis (MOTT). Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara, baik dengan melihat cepat
kasus dimana pada pemeriksaan sputum SPS positif, foto toraks tidak diperlukan lagi. Pada
beberapa kasus dengan hapusan positif perlu dilakukan foto toraks curiga adanya
komplikasi (misal : efusi pleura, pneumotoraks). Pada foto radiologi akan terdapat
bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas dan segmen
superior lobus bawah paru.55
3. Pemeriksaan Khusus
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara
konvensional. Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih baru
yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.
Tabel 2.8 Berbagai macam pemerikaan khusus TB.55
(Sumber : Kusmawati, 2017)
Pemeriksaan Khusus Keterangan
Pemeriksaan BACTEC Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC
ini adalah metode radiometrik. M.tuberculosis
memetabolisme asam lemak yang kemudian
menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth
indeks-nya oleh mesin ini.
Polymerase Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang
chain reaction dapat mendeteksi DNA, termasuk DNA
(PCR) M.tuberculosis. Salah satu masalah dalam
pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan
kontaminasi
Pemeriksaan darah Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan
indikator yang spesifik untuk tuberkulosis. Laju
endap darah (LED) jam pertama dan kedua dapat
digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien.
Uji Tuberkulin Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan
yang paling bermamfaat untuk menunjukkan
sedang/ pernah terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis dan sering digunakan dalam
“Screening TBC”. Efektifitas dalam menemukan
infeksi TB dengan uji tuberkulin adalah lebih dari
90%.
Interferon Gamma IFN-γ muncul sebagai reaksi imun terhadap bakteri
Release Assay M.Tuberculosis di dalam tubuh.
(IGRA)
Uji Serologis
Enzym linked Uji serologi yang dapat mendeteksi respons humoral
immunosorbent berupa proses antigen-antibodi yang terjadi.
assay (ELISA)
Immunochromatographi Uji serologi untuk mendeteksi antibodi
c Tuberculosis (ICT) M.tuberculosis dalam serum.
Mycodot Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di
dalam tubuh manusia. Uji ini menggunakan antigen
lipoarabinomannan (LAM) yang direkatkan pada
suatu alat yang berbentuk sisir plastik.
Uji peroksidase anti Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang
peroksidase (PAP) mendeteksi reaksi serologi yang terjadi.
Uji serologi yang baru / Pemeriksaan serologi dengan cara mendeteksi
IgG TB Uji IgG antibodi IgG dengan antigen spesifik untuk
Mycobacterium tuberculosis.
Uji Adenosine Konsentrasi ADA serum meningkat pada berbagai
Deaminase (ADA) penyakit dimana imunitas seluler distimulasi,
sehingga ADA merupakan indikator imunitas
selular yang aktif. Kondisi yang memicu sistem
imun seperti infeksi Mycobacterium tuberculosis
dapat meningkatkan jumlah produksi ADA di area
infeksi
Gambar 2.10 Pembentukan asam hipoklorus (HOCL) dalam larutan alkali membentuk hipoklorit.37 (Sumber : Oxychem, 2
at tidak stabil. Jauh lebih mudah untuk menangani hipoklorit yang lebih stabil. Istilah hipoklorit mengacu pada garam asam
Antisepsis
2.2 Kerangka Teori
Hasil
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala
Ukur
Skor BTA
Banyak Sputum yang Mikroskop Tabel Kategorik
dengan
bakteri telah
pewarnaan skala
dengan diwarnai
konvensio
pewarnaan dengan IUATL
nal (Ziehl
konvensio pewarnaan
Neelsen) D
nal konvensional
dihitung berupa
dengan
Negatif
menggunaka
n mikroskop ,
pembesaran Scanty
100x dan
(Ragu),
dikategorkan
berdasarkan +1, +2,
skala
dan +3
IUATLD.
Skor BTA
Banyak Sputum yang Kategorik
dengan
bakteri telah Mikroskop Tabel
pewarnaan
dengan diwarnai
Ziehl skala
pewarnaan dengan
Neelsen
yang pewarnaan IUATL
yang
ditambahk yang
ditambahk D
an bleach ditambah
an bleach
1% bleach 1% berupa
1%
dihitung
Negatif
dengan
menggunaka ,
n mikroskop Scanty
pembesaran
(Ragu),
100x dan
dikategorkan +1, +2,
berdasarkan
dan +3
skala
IUATLD.
BAB III
METODOLOGI
rdiri dari beberapa kecamatan yang memliki puskesmas di setiap kecamatan tersebut sehingga Puskesmas Kali Baru dapat m
44
a. Pasien yang diduga menderita penyakit TB paru dengan gejala klinis
utama berupa batuk 2 minggu, dan gejala klinis tambahan seperti
penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan keringat pada
malam hari.
b. Pasien baru BTA yang belum pernah mendapatkan terapi OAT di
Bekasi.
nya dan menjadi subyek untuk penelitian ini.
dar penuh dan melakukan prosedur pengambilan sputum dengan benar.
(𝑍𝛼 + 𝑍𝛽)*𝜋
𝑛 = (𝑃1 − 𝑃2)*
Keterangan :
n = Besar sampel minimal masing-masing kelompok
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software sample size 2.0 dari WHO, jumlah total samp
preparat yang diperiksa adalah 80 preparat.
Identifi
Variab
Pemer
Variab
kan dan disterilkan dengan menggunakan sinar UV dengan durasi sekitar 30 menit. Pastikan operator sudah dalam keadaan
V1 x M1 = V2 x M2
V1 = ;<< × ;
=,*=
volume awal larutan (bleach) 19 ml, maka volume aquades yang dibutuhkan untuk melarutkan larutan bleach adalah denga
Batas
31 Kode
Pengolahan Data
Bagian rangkaian penelitian setelah
Editing Data, Meneliti setiap pertan
Coding, Merubah data bentuk huru
Processing, setelah selesai melaku
Setelah deskripsi dari sampel diuraikan dari data diatas dapat dilihat
bagaimana distrisbusi frekuensi masing-masing deskripsi. Dapat dilihat dari tabel
diatas pasien yang terdiagnosis TB terbanyak adalah pasien dalam rentang usia
40- 60 tahun sejumlah 40% dibandingkan dengan pasien diluar usia tersebut.
Sebanyak 55% pasien mengalami batuk kurang dari 3 minggu dan langsung
datang ke Puskesmas Kali Baru untuk memeriksakan diri mereka. Dapat
disimpulkan bahwa
58
pasien Puskesmas Kali Baru memiki kesadaran yang tinggi terhadap keluhan
batuk mereka sehingga mereka langusng datang ke Puskesmas dan bersedia untuk
diambil sampel sputum nya sebagai langkah awal untuk menegakan diagnosis
tuberkosis paru.
Sejumlah 55% pasien mengeluhkan batuk-batuk dan sejumlah 45% pasien
paru dengan beberapa pasien yang mengeluhkan penyerta seperti demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun da
m. Deskripsi yang diteliti meliputi usia, lama batuk, keluhan pasien, dan jenis kelamin dari masing-masing
hitung dari masing-masing preparat berdasarkan skala IUALTD lalu dikelompokan berdasarkan hasil skor tersebut dan dihit
Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa total sampel yang digunakan adalah
40 sampel sputum yang diwarnai dengan menambahkan bleach 1% dan
konvensional.
Sehingga total preparat dengan masing-masing variabel memiliki distribusi total
sampel sebanyak 40 (100%).
Dapat dilihat dari tabel distribusi diatas bahwa terdapat tingkat kepositifan
yang lebih besar dengan menggunakan bleach 1% pada skor BTA positif 1 (+1)
dimana skor BTA yang didapatkan 62,5% persentase yang lebih banyak dengan
. Penambahan bleach 1% juga didapatkan persentasenya lebih banyak (17,5%) dibandingkan dengan konvensional yang ha
tif 1 (+1) dan positif 2 (+2). Kondisi ini dapat menyebabkan efek toksik dari pemutih menjadi lebih besar pada basil, dan dap
Bleach 1% n (%)
P
negatif scanty (+1) (+2)
n dengan konvensional, 15% skor BTA scanty dengan bleach 1% dibandingkan dengan konvensional. Sebanyak 62,5% skor B
4.4 Pembahasan
Pemeriksaan sputum secara mikroskopis masih menjadi alat diagnostik yang cepat dan sederhana d
Meskipun banyak metode baru telah dikembangkan baru-baru ini untuk mendeteksi mikobakteri da
pewarnaan BTA, yang dilihat memberikan banyak manfaat dari penelitian ini.
hingga dapat mengurangi kotoran mikroskopis ataupun puing-puing mikroskopis yang biasa ditemukan pada pewarnaan BTA
h, mereka merespon dengan membangun mekanisme pertahanan yang menggunakan pengatur regulasi Hsp33 yang dibua
Ko
Gambar 4.1 Hasil kualitas pewarnaan BTA bleach dan konvensional Selain keuntungan yang didapat
dapat merugikan jika tidak dilakukan dengan benar, kemungkinan seperti kinerja pengerjaan pewar
membunuh kuman M.Tuberculosis. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Bonnet,
M, dkk (2010) dimana terjadi peningkatan sensitivitas yang lebih rendah di pusat
kesehatan perifer mungkin disebabkan oleh karakteristik sputum yang berbeda
dari pasien TB di rumah sakit dan populasi pusat kesehatan. Sampel mungkin
lebih kecil dan kurang memadai karena kurang pengalaman dalam teknik
pengumpulan dahak. Selain itu, personel laboratorium di pusat kesehatan perifer
memproses lebih sedikit sputum spesimen per hari dan oleh karena itu memiliki
sedikit kesempatan untuk mempraktekkan teknik baru. Mereka juga umumnya
tampak kurang termotivasi dan lebih sulit untuk diawasi daripada teknisi yang
berbasis di rumah sakit. Meskipun demikian, kami menganggap teknik ini layak di
pusat kesehatan perifer.5
4.5 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti menemukan beberapa keterbatasan
antara lain :
1. Tidak dilakukan kultur pada setiap sampel sebagai “gold standard”
penegakan diagnosis TB.
Jumlah sampel yang diambil hanya berasal dari satu Puskesmas Kali Baru saja.
Tidak dilakukan percobaan dengan bahan dekontaminan lain sehingga hasil hanya membandingkan
Hanya dilakukan teknik penambahan bleach secara langsung (jangka pendek) sehingga tidak memba
Banyak pasien yang tidak mengerti cara mengeluarkan sputum sesuai dengan prosedur sehingga ya
Banyak pasien yang lupa dan tidak sanggup melakukan pengambilan
sputum secara SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu) sehingga sampel yang diambil hanya sewaktu saja.
ggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab it
sangat besar. Dalam pandangan islam juga dijelaskan bagaimana penderita TB sebagai manusia mempunyai hak untuk berm
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al-Hujurat: 13)
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan uji statistik dalam penelitian ini dapat disimpulkan hasil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
eknik pewarnaan konvensional tanpa penambahan bleach 1%.
ng ditambahkan bleach 1%.
h 1% dibandingkan dengan konvensional. Sebanyak 62,5% skor BTA positif 1 (+1) dibandingkan dengan konvensional, dan 1
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyarankan saran sebagai berikut :
1. Diajukan sebagai standar prosedur di Puskesmas untuk menambahkan
bleach 1% kedalam sampel sputum pasien, karena penggunaannya yang
meningkatkan nilai skor BTA.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi, lama waktu
pemberian dan teknik penambahan bleach dengan sendimentasi
semalaman ataupun sentrifugasi untuk membandingkan kualitas dan
keefektifan dari teknik penambahan bleach yang sudah ada.
70
BAB VI
KERJASAMA PENELITIAN
71
DAFTAR PUSTAKA
6.
7.
8.
Identitas
Nama: Bima Adi Wiryo
Jenis Kelamin: Laki-laki
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 29 Maret 1997 Agama: Islam
Alamat: Jalan Maleo XIX JE 11 no 20, Sektor 9, Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Banten
Email:
Riwayat Pendidikan
2001 - 2003: TK Pembangunan Jaya
2003 - 2009: SD Pembangunan Jaya
2009 - 2012: SMP Pembangunan Jaya
2012 - 2015: SMA Pembangunan Jaya
2015 - sekarang: Pendidikan Fakultas KedokteranUIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
LAMPIRAN 2
Tabel data pasien
LAMPIRAN 3
Hasil Pengolahan SPSS
Test
Statisticsa
N 40
Chi-Square 7.2
df 1
Asymp. Sig. 0.007
a. Friedman
Test