Anda di halaman 1dari 20

Asuhan keperawatan

pada pasien POLIP


Kelompok 3
DEFINISI
 Polip nasi adalah massa lunak yang tumbuh didalam rongga
hidung yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Permukaannya
licin, berwarna putih keabu-abuan agak bening karena
mengandung banyak cairan (polip edematosa). Polip yang sudah
lama dapat berubah menjadi kekuning-kuningan atau kemerah-
merahan, suram dan lebih kenyal (polip fibrosa). Polip berasal
dari pembengkakan mukosa hidung yang banyak berisi cairan
interseluler dan kemudian terdorong kedalam rongga hidung oleh
gaya berat. Polip dapat timbul dari tiap bagian mukosa hidung
atau sinus paranasal atau sering kali bilateral.
ETIOLOGI
Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi
atopic didalam selaput mukosa hidung. Kerusakan jaringan setempat dalam
mukosa menimbulkan produksi berlebihan cairan interseluler dan cenderung
membentuk polip.
Etiologi yang pasti belum diketahui tetapi ada 3 faktor penting pada terjadinya
polip, yaitu :
 Adanya peradangan kronis yang berulang pada mukosa hidung dan sinus
 Adanya gangguan keseimbangan vasomotor
 Adanya peningkatan tekanan cairan interstitial dan edema mukosa hidung.
FAKTOR PREDIPOSISI
Ada beberapa faktor predisposisi, antara lain :
 Alergi terutama rhinitis alergi
 Sinusitis kronik
 Iritasi
 Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti defiasi septum
dan hipertropi konka.
TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejalanya antara lain :


 Hidung tersumbat
 Sulit bernapas
 Hiposmia atau anosmia (menurunnya menghidu)
 Nyeri wajah
 Jika penyebabnya alergi, dimulai dengan Rhinitis
PATOFISIOLOGI

 Pada umumnya polip hidung disebabkan oleh reaksi alergi seperti


rhinitis alergi, sinusitis kronik dan juga disebabkan oleh iritasi dan
sumbatan hidung. Pada tingkat permukaan ditemukan edema mukosa
yang kebanyakan terdapat di daerah meatus medius kemudian stroma
akan terisi cairan interseluler, sehingga mukosa sembab menjadi
polipoid. Jika terjadi proses inflamasi pada sel epitel, sel endotel
vascular, dan fibroplast, maka integritas bioelektrik saluran natrium
pada permukaan luminal sel epitel mukosa nasal akan terganggu dan
meningkatkan penyerapan natrium, menyebabkan retensi air dan akan
menyebabkan pembentukan polip. Bila proses berlanjut mukosa
semakin besar dan kemudian akan turun membentuk tungkai.
Pemeriksaan diagnostik

 Endoskopi
 CT Scan
 Biopsi
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada penyakit polip dapat dilakukan dengan :
 Obat Kortikosteroid (Fluticasone, Budesonide, Mometasone,
Prednison)
 Anti Histamine (Cetirizine, Loratadine)
 Anti Biotik
 Polipektomi (jika sudah tidak bisa ditangani dengan obat)
KOMPLIKASI
 Mula-mula kompikasi terjadi karena polip memblokir aliran udara normal dan
drainase cairan. Bukan hanya itu saja, polip hidung juga bisa menyebabkan
iritasi jangka panjang dan pembengkakan (peradangan). Komplikasi lain yang
bisa terjadi yaitu obstructive sleep apnea. Kondisi inibisa menyebabkan
terhenti napas saat seseorang tertidur. Komplikasi lainnya berupa kambuhnya
asma dan infeksi sinus.
BAB II
KONSEP DASAR
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Indentitas pasien
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
2. Riwayat penyakit dahulu
3. Riwayat penyakit keluarga
 Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum
2. pemeriksaan fisik data fokus hidung
a. Inspeksi
b. palpasi
LANJUTAN
Data subyektif dan data objektif
 Data subjektif
 Data objektif
Diagnosa Keperawatan
 Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan
ditandai dengan: Pola napas abnormal, Pernapasan cuping hidung, Pernapasan
bibir
 Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan spasme jalan nafas ditandai
dengan perubahan pola nafas, perubahan frekuensi nafas
 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis ditandai dengan:
keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri, keluhan tentang
karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri, ekspresi
wajah nyeri.
BAB III
PENGKAJIAN, DIAGNOSA DAN
INTERVENSI PADA PASIEN POLIP
Kelompok 3
Pengkajian
 Indentitas pasien
Nama : Sdr. E
Umur : 21 tahun
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Sukorejo, Kendal
 Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak nafas yang dialami terus menerus.
Lanjutan
 Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit sekarang: pasien merasa sesak nafas yang dialami terus menerus sejak 6 bulan yang
lalu, juga merasa lebih berat ketika pasien menghirup alergen seperti debu. Pasien
mengatakan saat nafasnya terasa lebih berat pasien akan duduk dan mengatur pola nafasnya
agar lebih rileks
 Riwayat penyakit dahulu: pasien mengatakan pernah mengalami penyakit rhinitis dan
hipertensi
 Riwayat alergi: Pasien mengatakan memiliki riwayat alergi terhadap debu dan makanan.
 Riwayat penyakit keluarga: Pasien mengatakan keluarganya memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan DM.
 Pemeriksaan Fisik:
TD : 130/90mmHg
Suhu : 37,5℃
RR : 24 x/ menit
Nadi : 90 x/ Menit
Kesadaran : Compos mentis
Lanjutan
 Inspeksi:
1. Cuping hidung kembang kempis
2. Bagian lubang hidung terdapat massa lunak, berwarna bening dan tidak
terlalu besar
3. Tidak ada pembengkakan di bagian hidung
 Palpasi
1. Terdapat massa hidung lunak sebelah kanan
2. tidak ada nyeri tekan
Lanjutan
Data subjektif dan data objektif :
 Data subjektif
1. Klien mengeluh adanya massa yang menyumbat hidung
2. Klien mengeluh adanya iritasi hidung yang disertai bersin-bersin
3. Klien mengeluh tidak bisa atau mengalami gangguan pernapasan
 Dataa objektif
1. Adanya pembengkakan pada mukosa hidung, iritasi mukosa, kemerahan
2. Adanya massa berwarna putih seperti agar-agar
3. Klien tampak sulit untuk inspirasi – ekspirasi
Diagnosa Keperawatan

 Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot


pernapasan ditandai dengan: Pola napas abnormal, Pernapasan
cuping hidung, Pernapasan bibir
 Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan spasme jalan
nafas ditandai dengan perubahan pola nafas, perubahan frekuensi
nafas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai