ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun oleh
NIM : P07120419032
TA. 2020/2021
KASUS
Seorang perempuan berusia 40 th, dirawat di RS mengeluh sesak napas setelah membersihkan
rumahnya dan batuk yang produktif , susak mengeluarkan dahaknya . Dari pemeriksaan fisik
didapatkan ada bantuan otot bantu napas: sternokleimastoideus dan travezius, pernapasan
cuping hidung, auskultasi terdapat ronkhi, dan wheezing, TD 150/90 mmHg, frekuensi nafas
30x/menit, frekuensi nadi 98 x / menit, suhu 37 0 C. pasien di diagnosis medis : Asma
Bronchial Pertanyaan soal
2. Buat Pathway masalah utama itu terjadi dan diagnosa keperawatan lainnya diagnosa
keperawatan lainnya sesuaikan dengan soal no 3
3. lengkapi pengkajian, diagnosa keperawatan, serta rencana keperawatan ( lihat buku Marlyn
doegoes, judul rencana asuhan keperawatan, EGC, Jakarta) atau untuk bisa lebih memahami
membaca materi PPT yang saya kirimkan 4. batas waktu pengumpulan senin 7 september
2020 jam 00,01 WITA dikirimkan dalam bentuk ketikan
JAWABAN SOAL :
1. Masalah utama pada kasus diatas adalah bersihan jalan napas yang tidak efektif b.d
bronkospasme, peningkatan produksi secret, sekresi tertahan, sekresi kental, penurunan
energy, dan kelemahan.
2. Pathway Asma Bronchial
Infeksi Merokok Polusi Alergen
Genetik
Reaksi inflamasi
Penyempitan meningkat
Jalan nafas tidak
3. Saluran pernapasan
efektif
Potensial tidak
Penurunan ventilasi obstruksi
efektifnya jalan
nafas
Supply 02 penyebaran udara
Ke alveoli
Menurun
Gangguan
Vasokontriksi pembuluh
pertukaran gas
Kelemahan darah paru - paru
efektif
Gangguan
istirahat tidur
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
Tanggal Pengkajian : 6 Januari 2019
Jam : 16.00 WIB
Sumber Data : Pasien,Keluarga, Rekam Medis, Tim Kesehatan
Pasien
Nama : Ny. W
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku / Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Panggul Tengah Candirejo
Diagnosa Medis : Ashma Bronchiale dengan Stroma
Tanggal masuk perawatan : 5 Januari 2019
Keluarga / Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 20 tahun
Hubungan dengan pasien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan sesak napas.
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Saat pengkajian pasien pada tanggal 6 januari 2019 pasien mengatakan sesak nafas
setelah membersihkan rumahnya, pasien terlihat batuk dan mengeluarkan dahak tetapi
sulit untuk dikeluarkan, sputum yang keluar berwarna putih kental. Pemeriksaan fisik
didapatkan bantuan otot bantu napas : sternokleimastoideus dan travezius, pernapasan
cuping hidung, auskultasi terdapat ronkhi, dan wheezing, TD 150/90 mmHg,
frekuensi nafas 30x/menit, frekuensi nadi 98x/menit, suhu 37°C.
c. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan atau obat-obatan.
3. Data Dasar Pengkajian Pasien
1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan.
Tanda : Keletihan
Gelisah, insomnia
2. SIRKULASI
Tanda : Peningkatan TD
3. INTEGRITAS EGO
4. MAKANAN/CAIRAN
Gejala : Mual/muntah.
Edema dependem
Berkeringat.
5. HIGIENE
6. PERNAPASAN
Gejala : Napas pendek (timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol
pada emfisema) khususnya pada kerja; cuaca atau episode berulangnya sulit napas
(asma) ; rasa dada tertekan, ketidak mampuan untuk bernapas (asma).
Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat bangun)
selama minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya2 tahun. Produksl
sputum (hilau. pulih. kumng) dapal banyak sekali (bronchitis kronis).
Episode batuk hilang – timbul, biasanya tidak produktif pada tahap dini meskipun
menjadi produktif ( emfisema )
Tanda : Pernapasan Biasanya cepat, dapat lambat: fase ekspirasi memanjang dengan
mendengkur, napas bibir (emfisema ).
lebih memilih posisi tiga titik ("tripot") untuk bernapas (khususnya dengan
eksaserbasi akut bronkitis Kronis).
Penggunaan oto bantu pernapasan, mis, meninggikan bahu. Retraksi fosa supra
klafikula, melebarkan hidung.
Perkusi; Hiperesonan pada area paru (mis, jebakan udara dengan emfisema) :
bunyi pekak pada area paru (mis, konsolidasi, cairan, mukosa).
Warna: Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku : abu-abu keseluruhan : warna
merah (bronkitis kronis,"biru menggembung"). paslen dengan emfisema sedang
sering disebut "pink puffer" karena warna kulit normal meskipun pertukaran gas
tak normal dan frekuensi pernapasan cepat.
7. KEAMANAN
Gejala : Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat / faktor lingkungan
Kemerahan/berkeringat (asma).
8. SEKSUALITAS
10. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
4. Pemeriksaan Diagnostik
Tes fungsi paru; Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan apakah
fungsi abnormal adalah obstruksi atau restriksi. untuk memperkirakan derajat disfungsi dan
untuk mengevaluasi epek teravi mis, bronkodilator.
TLC: Peningkatan pada luasnya bronkitis dan kadang-kadang pada asma. Penurunan emfisema.
FEVI/FVC: Rasio volume ekspirasi kuat dengan kapasitas Vital kuat menurun pada bronkitis dan
asma.
GDA: Memperkirakan progresi proses penyakit kronis, mis, paling senng Pa 02 menurun. dan
PaC02 normal atau meningkat (bronkltis kronis dan emfisema) tetapi sering menurun pada asma;
pH normal atau asidotik, Alkalosis respiratorik.ringan sekunder terhadap hiperventilasl
(emfisema sedang atau asma).
Bronkogram: Dapat menunjukkan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi: kolaps bronkial pada
ekspirasi kuat (emfisema pembesaran duktus mukosa yang terlihat pada bronkltis.
JDL dan diferensial: Hemoglobin meningkat (emfisema luas). peningkatan eosinofil (asma).
Kimia darah: Alfa I -antitripsin dilakukan untuk meyakinkan defusiensi dan diagnosa emfisema
primer.
EKG: Deviasi aksi kanan, peninggian gelombang p (asma berat); disritmia atrial (bronkitis).
peninggian gelombang P pada lead II, III. AVF (bronkitis, emfisema) aksis vertikal QRS
(emftsema).
EKG latihan. tes stres: Membantu dalam mengkaji derajat disfungsi puru,mengevaluasi
keefektifan terapi bronkodilator perencanaan /evaluasi program latihan.
5. Prioritas Keperawatan
1. Mempertahankan patensi jalan napas.
2. Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas.
3. Meningkatkan masukan nutrisi
4. Mencegah komplikasi, memperlambat memburuknya kondisi
5. Memberikan Informasi tentang proses penyakit / prognosis dan program pengobatan.
B. Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN : PERTUKARAN GAS, KERUSAKAN
Dapat dihubungkan dengan : Gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan napas oleh
sekresi, spasme bronkus, jebakan udara).
Kerusakan alveoli.
Kemungkinan dibuktikan oleh : Dispnea.
Bingung, gelisah.
Ketidakmampuan membuang secret.
Nilai GDA tak normal (hipoksia, dan hiperkapnia).
Perubahan tanda vital.
Penurunan toleransi terhadap aktivitas.
HASIL YANG DIHARAPKAN : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas
gejala distress pernapasan.
Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat
kemampuan/situasi.
C. Intervensi Keperawatan
TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kaji frekuensi, kedalam pernapasan. Catat Berguna dalam evaluasi derajat distress
penggunaan otot aksesoris, napas bibir, penapasanvdan/atau kronisnya proses
ketidakmampuan bicara/berbincang penyakit.
Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan
untuk memilih posisi yang mudah untuk posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk
bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau menurunkan kolaps jalan napas, dyspnea, dan
napas bibir sesuai kebutuhan/toleransi kerja napas.
individu.
Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna Sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku)
membrane mukosa. atau sentral (terlihat sekitar bibir/atau daun
telinga). Keabu-abuan dan diagnosis sentral
mengindikasikan beratnya hipoksemia.
Dorong mengeluarka sputum; penghisapan Kental, tebal, dan banyaknya sekresi adalah
bila diindikasikan. sumber utama gangguan pertukaran gas pada
jalan napas kecil. Penghisapan dibutuhkan
bila batuk tidak efektif.
Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan Bunyi napas mungkin redup karena
aliran udara dan/atau bunyi tambahan. penurunan aliran udara atau area konsolidasi.
Adanya mengi mengindikasikan spasme
bronkus/tertahannya secret. Krekels basah
menyebar menunjukkan cairan pada
interstisial/dekompensasi jantung.
Awasi tanda vital dan irama jantung. Takikardia, disritmia, dan perubahan TD
dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik
pada fungsi jantung.
kolaborasi
Awasi/gambarkan seri GDA dan nadi PaCO2 biasanya meningkat (bronchitis,
oksimetri. emfisema) dan PaO2 “normal” atau
meningkat menandakan kegagalan
pernapasan yang akan datang selama
asmatik.