Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUTORIAL LBM 4

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN BLOK 3.1

Dosen Pengampu : Heru Subekti, S.Kep., Ns., MPH.

Kelompok 5 Rizky Junitasari Rizky Indriyani Dian Ambar Kusuma IkaIndarWati Masmur Kristi Pamuji Nita Herdianti NindyAyu Pangestu Rachmat Hidayat Gabi Ceria 13818 13819 13821 13824 13830 13833 13974 13977 13979

Mochammad Rizqi Abdillah 13983 Ipang Fitria Wanti Hana Pertiwi 13986 13987

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012

MONITORING PROSES TUTORIAL

Blok Minggu Ke

: 3.1 :5

Topik : Infeksi Saluran Pernafasan Tanggal : 1 Oktober 2012 Tutor : Dwi Harjanto

Pertemuan Ke : 1 Hadir Tidak Hadir : 12 :-

Infeksi Saluran Pernafasan Anak wati 10 tahun sudah selama tiga hari ini batuk-batuk, badannya panas dan kesulitan istirahat. Suatu hari terakhir, kondisinya semakin menurun karena sesak nafasnya. Wati dibawa ibunya ke rumah sakit dan berdasarkan pemeriksaan oleh perawat dan dokter didapatkan bahwa RR 28 kali per menit, terdapat sesak nafas, mengi, batuk berdahak dan faringitis. Saat bersamaan dokter juga melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada penyakit penyerta pada anak wati. Wati dikatakan menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan asma.

Step 1 ISPA : infeksi saluran pernafasan akut, meliputi saluran pernafasan atas dan bawah, dalam waktu 14 hari

Step 2 1. Patofisiologi ispa? 2. Patofisiologi asma? 3. Macam-macam infekasi saluran pernafasan? 4. Etiologi ispa dan asma? 5. Pengkajian gangguan pernafasan? 6. Pemeriksaan diagnostik ispa dan asma? 7. Komplikasi ispa dan asma? 8. Penatalaksanaan farmako dan non farmako ispa dan asma? 9. Apakah ada hubungan antara ispa dan asma? Apakah penanganannya sama? 10. Manifestasi ispa dan asma?

11. Pencegahan ispa dan asma? 12. Asuhan keperawatan anak wati? 13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan asma bronkhialis dan asma cardialis? 14. Apa yang dimaksud penyakit penyerta dalam skenario di atas? 15. Kenapa ispa sering diderita anak-anak? Step 3 1. Belum terjawab 2. Alergen merangsang sel mast menyekresikan histamin, kemudian terjadi penyempitan saluran pernafasan 3. _ Sinusitis : suatu peradangan di sinus paranasal Rhinitis : peradangan di membran mukosa hidung Faringitis : suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokan /faring Tbc : penyakit infeksi yang dikarenakan bakteri mycobacterium tuberculosis Emfisema : penyakit yang tanda utamanya adalah obstruksi jalan nafas karena kantung udara di paru menggembung berlebihan dan terjadi kerusakan, biasanya berhubungan dengan bronkhitis kronis Bronkhitis : suatu peradangan di bronkhus (saluran udara ke paru) 4. Alergi (debu, asap, pollen, bahan kimia), bronkho konstriksi, hiperbronkus, lingkungan (pencemaran, kurang ventilasi), precipitation cause (suhu dingin, stressor) 5. Riwayat penyakit terdahulu, pada pemeriksaan palpasi dan auskultasi terdapat bunyi bruit 6. Asma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan : rontgen dada (dilihat pada pendataran diafragmanya), pemeriksaan kadar Ig E, pemeriksaan sputum. 7. Belum terjawab 8. Penatalaksanaan non farmako : perbanyak minum, hindari alergen, penyuluhan, jalanjalan pagi subuh, olahraga renang bagus untuk penyembuhan asma. Penatalaksanaan farmako : pemberian obat antihistamin, antibiotik bila terjadi infeksi, dan kortikosteroid 9. Hubungan antara ispa dan asma : ada

Untuk penanganan dahulukan asma, baru setelah asma teratasi berikan penanganan pada penyebab utama ispa. Alasan : karena asma dapat menyebabkan jalan nafas menyempit dan apabila tidak segera diatasi pasien dapat kekurangan O2. 10. Manifestasi klinis ispa : batuk dengan dahak/tanpa dahak, dahak berdarah, demam, mukosa pada mulut bagian belakang memerah Manifestasi asma : batuk tanpa dahak/kering, nyeri dada, demam, inspirasi pendek dan ekspirasi panjang 11. Pencegahan ispa dan asma : Menjaga sirkulasi udara lancar Status gizi ditingkatkan Menghindari alergen bagi pengidap asma

12. Belum terjawab 13. Asma bronkhialis : asma yang dikarenakan penyempitan di bronkhialis Asma cardialis : asma yang dikarenakan gangguan pada jantung, pada pasien gagal jantung dengan edema paru pasien akan merasa sesak nafas seperti orang asma 14. Belum terjawab 15. Pada anak daya tahan tubuhnya lebih rentan daripada pada orang dewasa, sehingga anak-anak sering mengidap ispa

Step 4
PENYEBAB

GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN Pengkajian, pemeriksaan diagnostik ISPA ASMA

Patofisiologi

Patofisiologi

MANIFESTASI

KOMPLIKASI

ASKEP

FARMAKO

PENCEGAHAN

NON FARMAKO

Step 5 Learning Object : 1. Patofisiologi ispa dan asma 2. Komplikasi dan pencegahan ispa dan asma 3. Asuhan keperawatan anak wati

Step 6 Mencari jawaban LO melalui sumber-sumber referensi

Step 7 1. Patofisiologi ispa dan asma Patofisiologi ispa : ISPA terjadi dapat karena masuknya virus kedalam saluran pernafasan atas, kemudia virus bereplika (membelah) pada sel epitel kolumner bersilia (hidung, sinus, faring) menyebabkan radang pada tempat tersebut. Peradangan itu merangsang pelepasan mediator histamin dalam sekresi hidung sehingga permeabilitas vaskuler naik dan akibatnya terjadi odema pada mukosa dan hidung menjadi tersumbat akibat akumulasi mukus, dari kejadian itu menimbulkan masalah inefektif bersihan jalan nafas. Perubahan yang terjadi adalh edema pada mukosa, infiltrat sel mononuler yang menyertai, kemudian fungsional silia mengakibatkan pembersihan mukus terganggu. Pada infeksi berat sampai sedang epitel mengelupas, ada produksi mukus yang banyak sekali, mula-mula encer, kemudian mengental dan biasanya purulen. Dapat juga ada keterlibatan anatomis saluran nafas atas, masuk oklusi dan kelainan rongga sinus.

Manifestasi klinis ispa : a) Pada sistem respiratori : takipnea, apnea (sesak nafas), retraksi dinding torak, nafas cuping hidung, sianosis, suara nafas lemah b) Pada sistem cardial : takikardi, bradikardi, hipertensi, hipotensi, cardiac arrest c) Pada sistem cerebral : gelisah, sakit kepala, bingung, kejang, koma d) Kondisi umum : letih, berkeringat banyak

Patofisiologi Asma :

Pencetus Serangan : Alergen, Emosi, Obat-Obatan, Infeksi, Olahraga

Reaksi Antigen dan Antibodi

Dikeluarkannya substansi vasoaktif ( histamin, bradikinin, anafilatoksin )

Kontraksi Otot Polos Peningkatan permeabilitas kapiler

Sekresi Mukus meningkat

Bronchospasme

- Kontraksi Otot Polos - Edema Mukosa -Hiperresponsitifitas bronkus

Produksi Mukus bertambah Sesak Napas

Obstruksi Saluran Napas Bersihan Jalan Napas tidak Efektif

Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Hiperventilasi Distribusi ventilasi tidak merata dengan sirkulasi darah paru-paru Gangguan difusi gas di alveoli

Kerusakan pertukaran gas

Hipoksemia dan Hiperkapnea

Gambar 1 Skema Patifisiologi Asma ( Somantri, 2008)

Manifestasi klinis asma : Batuk kering (tidak produktif) karena sekret kental dan saluran nafas sempit Dispnea ditandai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi dada

Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation)

Rasa berat dan kejang pada dada sehingga nafas terengah-engah Gelisah, cemas Nyeri di abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan Lelah, fatigue, tidak toleran terhadap aktivitas : makan, berjalan, bahkan bicara Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai pernafasan lambat

Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi Duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras

Retensi karbondioksida (tandanya : berkeringat, takikardi, pelebaran tekanan nadi) Serangan dapat berlangsing 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan (Smeltzer, Suzanne, 2001)

2. Komplikasi yang dapat timbul akibat asma dan ispa Infeksi saluran nafas Pneumotoraks : udara di rongga pleura Gagal nafas Aritmia (terutama bila sebelumnya ada kelainan jantung) Status asmatikus Atelektasis : pengembangan paru tidak sempurna/ pengkerutan paru-paru Bronkiektaksis : pelebaran bronkus yang abnormal, karena dinding elastisnya rusak Emfisema : kekakuan alveoli Deformitas thoraks (hasil dari emfisema)

Pencegahan ispa dan asma Mengusahakan anak agar mempunyai gizi yang baik Bayi harus disusui ASI hingga dua tahun Beri bayi makanan padat sesuai umur Bayi dan balita rutin ditimbang untuk mengetahui perkembangannya

Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi (contoh : imunisasi DPT) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan sekitar rumah Menghindari faktor-faktor pencetus ispa dan asma Pengobatan segera bila terjangkit ispa dan asma Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olahraga

Pengobatan farmako :
a. Bronkodilator b. Kortikosteroid c. Agonis beta-2 d. Antihistamin

Pengobatan non-farmako : Terapi nutrisi Vitamin c untuk anti radang, vitamin e untuk antioksidan dan selenium untuk meningkatkan fagositik sel darah putih dan menghambat pembentukan prostaglandin Terapi renang Udara di permukaan air kolam renang yang lembab dan basah baik untuk penderita asma. Aromaterapi Minyak atsiri untuk melegakan pernafasan, merelaksasi dan melebarkan saluran nafas Akupuntur Menusukkan jarum ke titik-titik tubuh tertentu Akupresur Menggunakan pemijatan benda tumpul dan keras, prinsipnya sama seperti akupuntur

3. Asuhan keperawatan a. Diagnosa : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme

Outcome/NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu: Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency Aspiration Control

Dengan kriteria hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas Intervensi : NIC Airway Management Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2

b. Diagnosa : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler

alveolar Outcome : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
Respiratory Status : Gas exchange Respiratory Status : ventilation

Vital Sign Status

Dengan kriteria hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Tanda tanda vital dalam rentang normal

Intervensi /NIC Airway Management Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berika bronkodilator bial perlu Barikan pelembab udara Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan Monitor respirasi dan status O2

Respiratory Monitoring Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal Monitor suara nafas, seperti dengkur Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot Catat lokasi trakea Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)

Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama

Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

c. Diagnosa : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh. Outcome /NOC :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien mampu : Energy conservation Activity tolerance Self Care : ADLs

Dengan Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

Intervensi/ NIC : Activity Therapy Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

Anda mungkin juga menyukai