Anda di halaman 1dari 16

patofisologi batuk

Dosen Pengampu : apt. Dra. SyilfiaHasti, M.Farm

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
2023/2024
.
Anggota kelompok 5:

 Nendini Mayada 2301265


 Nurmalaika Ayuni Putri 2301266
 Nurul Hanifah 2301267
 Nurjannah Atika 2301268
 Putri Aisyah Huda 2301269

●.
De f in i s i b a tu k
Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif
yang berguna untuk mengeluarkan dan
membersihkan saluran pernapasan dari dahak,
debu, partikelpartikel asing dan mikroorganisme
penyebab infeksi.
Kl a s i f i ka s i ba t uk
Berdasarkan waktu
n durasi ata u wa ktu da pa t dib edakan me nja di 3 ya itu :
Batuk berdasarka

01 | Akut 02 | Sub-Akut 03 |kronis


merupakan fase awal dan merupakan fase peralihan dari merupakan batuk yang sulit
masih mudah untuk sembuh. akut menjadi kronis. Dapat untuk disembuhkan karena
Jangka waktunya kurang dari dikategorikan sebagai sub akut penyempitan saluran nafas
tiga minggu dan dapat terjadi jika batuk sudah 3-8 minggu bagian atas dan terjadi lebih
karena iritasi, bakteri, virus, dan dapat terjadi karena dari 8 minggu.
penyempitan saluran nafas gangguan pada epitel
atas.
di 3 yaitu :
Berdasarkan sebabnya batuk dapat dibedakan menja

01 | Berdahak 02 | Tidak Berdahak 03 batuk yang khas


yaitu batuk yang terjadi karena yaitu batuk yang tidak
adanya dahak pada tenggorokan. mengeluarkan dahak. Pada
Batuk berdahak disebabkan oleh
batuk jenis ini tenggorokan
paparan debu, lembab berlebih, alergi
dan lainnya. Batuk berdahak akan terasa gatal, sehingga
merupakan mekanisme tubuh untuk merangsang timbulnya batuk.
mengeluarkan zat-zat asing dari
saluran nafas, termasuk dahak. Batuk
jenis ini terjadi relatif singkat.
Batuk yang khas :
1. Batuk Rejan, bisa berlangsung selama 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara menjadi radang dan suara
parau
2. Batuk Penyakit TBC, berlangsung selama berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali kadang-kadang
hanya berdehem. Pada batuk TBC dapat disertai dengan keluarnya darah segar.
3. Batuk Karena Asma, sehabis serangan asma lendir akan banyak diproduksi oleh tubuh, dan lendir inilah
yang memicu timbulnya batuk.
4. Batuk Karena Penyakit Jantung Lemah, darah yang terbendung di paru-paru menjadikan paru-paru basah
sehingga merangsang timbulnya batuk.
5. Batuk Karena Kanker Paru-Paru Menahun Yang Tidak Sembuh, batuk jenis ini tidak menentu , batuk akan
menjadi semakin parah atau bertambah jika kerusakan paru juga bertambah.
6. Batuk Karena Kemasukan Benda Asing, batuk akan terjadi jika saluran pernafasan kemasukan benda asing
dan refleks tubuh untuk mengeluarkannya akan merangsang terjadinya batuk.
Etiologi batuk :
Pemicu batuk adalah adanya berbagai iritan yang memasuki saluran nafas melaluiinhalasi (asap,
debu, atau asap rokok) atau melalui inhalasi (sekresi jalan nafas, benda asing, atau isi lambung).
Batuk karena iritasi karena sekresi jalan nafas (seperti postnasal drip) atau isi lambung biasanya
faktor pemicunya tidak dikenal dan batuknya bersifat persisten. Jika terus terpapar oleh iritan maka
dapat memicu batuk dan sensitifitas jalan nafas meningkat. Infeksi pernafasan karena virus maupun
bakteri yang menyebabkan inflamasi, konstriksi, dan kompresi jalan nafas juga dapat menyebabkan
batuk. Adanya kelainan pada jantung, yaitu gagal jantung kongestif, juga dapat menimbulkan batuk
karena adanya edema di daerah peribronkial dan interstisial. Penggunaan obat golongan ACEI juga
sering dihubungkan dengan kejadian batuk, diduga berhubungan dengan akumulasi bradikinin atau
substance P yang juga didegradasi oleh enzim ACE.
Patofisiologi batuk :
Batuk membantu membersihkan jalan nafas saat ada banyak partikel-partikel asing yang terhirup,
lendir dalam jumlah yang berlebihan, dan jika ada substansi abnormal pada jalan nafas, seperti
cairan edema atau nanah.
Refleks batuk dimulai dengan adanya stimulasi pada reseptor, dimana reseptor batuk merupakan
golongan reseptor yang secara cepat beradaptasi terhadap adanya iritan. Ada ujung syaraf yang
berlokasi di dalam epitelium di hampir sepanang saluran nafas yang paling banyak dijumpai pada
dinding posterior trakea, karina, dan daerah percabangan saluran nafas utama. Pada bagian faring
juga terdapat reseptor batuk yang dapat dipicu oleh adanya stimulus kimia maupun mekanis.
Reseptor mekanis sensitif terhadap sentuhan an perubahan; terkonsentrasi di laring, trakea, dan
karina. Reseptor kimia sensitif pada adanya gas dan bau-bauan berbahaya; terkonsentrasi di laring,
bronkus, dan trakea
Lanjutan
Komponen refleks batuk terdiri dari reseptor, afferent pathways, cough center, efferent pathways dan
efektor. Sedangkan Jalur refleks tersusun atas :
1. Afferent pathway
● Afferent pathway merupakan serat nervus sensori (cabang dari nervus vagus) yang terletak di
epitel bersilia pada saluran napas atas, auricular, faring, laring superior, gaster, jantung dan
cabang esofagus dari diafragma. Impuls afferent menyebar menuju medula.
2. Central pathway (pusat batuk)
● Central pathway merupakan regio pusat koordinasi untuk batuk yang terdapat di batang otak
bagian atas dan pons.
3. Efferent pathway
● Efferent pathways merupakan impuls dari pusat batuk berjalan melalui nervus vagus, phrenicus,
dan motor spinal menuju diafragma, dinding abdomen, dan otot. Nukleus tertroambigualis, oleh
phrenicus dan saraf spinal motorik, mengirimkan impuls ke otot inspirasi dan ekspirasi, dan
nukleus ambiguous melalui cabang laryngeal dari vagus menuju laring.
Mekanisme batuk:

01 | fase inspirasi 02 | fase kompresi 03 fase ekspirasi


Fase inspirasi merupakan Fase kompresi merupakan Fase ekspirasi merupakan fase yang
fase dimana terjadi proses fase yang dimulai dengan dimulai saat glotis membuka, kemudian
inhalasi. Pada fase ini penutupan laring bersamaan menghasilkan aliran udara ekspirasi
dihasilkan volume yang dengan kontraksi otot yang tinggi dan suara batuk. Terjadinya
diperlukan untuk batuk dinding dada, diafragma, dan kompresi pada saluran udara yang besar.
yang efektif.
dinding abdomen sehingga Aliran udara yang tinggi menyebabkan
menghasilkan tekanan jatuhnya mukus dari saluran napas
intratoraks yang meningkat sehingga memungkinkan terjadinya
cepat pembuangan dari batang trakeobronkial.
Komplikasi
● Komplikasi tersering adalah keluhan non spesifik seperti badan lemah, anoreksia, mual dan muntah.
Mungkin dapat terjadi komplikasi-komplikasi yang lebih berat, baik berupa kardiovaskuler,
muskuloskeletal atau gejala-gejala lain.
● Pada sistem kardiovaskuler dapat terjadi bradiaritmia, perdarahan subkonjungtiva, nasal dan di daerah anus,
bahkan ada yang melaporkan terjadinya henti jantung. Batuk-batuk yang hebat juga dapat menyebabkan
terjadinya pneumotoraks, pneumomediastinum, ruptur otot-otot dan bahkan fraktur iga.
● Komplikasi yang sangat dramatis ­tetapi jarang terjadi ­adalah Cough syncope atau Tussive syncope.
Keadaan ini biasanya terjadi setelah batuk-batuk yang paroksismal dan kemudian penderita akan kehilangan
kesadaran selama ± 10 detik. Cough syncope terjadi karena peningkatan tekanan serebrospinal secara nyata
akibat peningkatan tekanan intratoraks dan intraabdomen ketika batuk.
f e s t a s i k l i ni k
Mani
Batuk umumnya disertai dengan gejala lain, seperti pilek atau hidung
tersumbat, sakit tenggorokan, mengi, sesak napas, dan perut mulas.
Berdasarkan lama terjadinya, batuk dapat berlangsung kurang dari 3
minggu sampai lebih dari 8 minggu.
Tatalaksana batuk :

Terapi non Terapi farmakologi


farmakologi

Menentukan obat batuk yang


1. Minum banyak cairan (air atau sari
sesuai dengan kondisi dan
buah) akan menolong membersihkan keluhan yang terjadi. Contoh
tenggorokan. penggunaan obat ekspektoran,
2.jangan minum soda atau Hindari mukolitik dan anti tusif
makanan yang merangsang
tenggorokan (makanan dingin atau
berminyak) dan udara malam..
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai