Anda di halaman 1dari 9

Anggota kelompok :

 Adinda ayu
 Amalia impian
 Anis hasanah
 Bagus satrio
 Dian ayu
 Fania nafdila
 Otinia
 Roikhatul
 Stevanus
 Yasdaniar
Dilihat dari sudut etiologi, batuk dapat dibagi menjadi
2 tipe yaitu:

faktor • Faaktor yang berasal dari


luar individu seperti
perubahan suhu, debu,asap
eksogen rokok,bau bauan.

Faktor • Faktor penyebab batuk


dikarenakan faktor bawaan
atau keturunan seperti :
endogen penyakit,alergi

(Yanfu, 2000).
Klasifikasi batuk

Batuk
berdasarka
n waktu

Batuk
berdasarka
n sebabnya
Batuk Berdasarkan Waktu

Akut merupakan fase awal dan masih mudah buat sembuh. Jangka
Akut waktunya kurang dari tiga minggu dan terjadi karena iritasi, bakteri,
virus, penyempitan saluran nafas atas.

Subakut adalah fase peralihan dari akut akan menjadi kronis.


Subakut Dikategorikan subakut bila batuk sudah 3-8 minggu. Terjadi
karena gangguan pada epitel.

Kronis adalah batuk yang sulit disembuhkan dikarenakan penyempitan saluran


nafas atas dan terjadi lebih dari delapan minggu. Banyak penyakit berat yang
Kronis ditandai dengan batuk kronis, misalnya asma, TBC, gangguan refluks lambung,
penyakit paru obstruksi kronis, sampai kanker paru-paru.
Berdasarkan sebabnya

1.         Batuk berdahak       


Batuk berdahak, jumlah dahak yang dihasilkan sangat banyak, sehingga menyumbat saluran
pernafasan.
2.         Batuk kering
Batuk ini tidak mengeluarkan dahak. Tenggorokan terasa gatal, sehingga merangsang
timbulnya batuk. Batuk ini mengganggu kenyamanan, bila batuknya terlalu keras akan dapat
memecahkan pembuluh darah pada mata.
3.         Batuk yang khas
 Batuk rejan, batuknya bisa berlangsung 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara radang dan
suara parau.
 Batuk penyakit TBC, berlangsung berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul sekali-sekali, kadang
seperti hanya berdehem. Pada TBC batuk bisa disertai bercak darah segar.
 Batuk karena asma, sehabis serangan asma lendir banyak dihasilkan. Lendir inilah yang
merangsang timbulnya batuk.
 Batuk karena penyakit jantung lemah, darah yang terbendung di paru-paru, menjadikan
paru-paru menjadi basah. Kondisi basah pada paru-paru ini yang merangsang timbulnya
batuk.
 Batuk karena kanker paru-paru yang menahun tidak sembuh. Batuknya tidak tentu. Bila
kerusakan paru-paru semakin luas, batuk semakin bertambah.
 Batuk karena kemasukan benda asing, pada saat saluran pernafasan berusaha
mengeluarkan benda asing maka akan menimbulkan batuk.
(Yunus, F. 2007)
Mekanisme Batuk dapat dibagi menjadi empat fase
yaitu :
• Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat
afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul
bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar
Fase iritasi dirangsang.     

• Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi
terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal
ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada
membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak
   Fase memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil
inspirasi rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial.     

• Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup
selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif.
Fase Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis
karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka
kompresi

• Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran
udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-
Fase bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam
ekspirasi/ekspul fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya
si

(Guyton. 2008)
Jenis obat batuk berdasarkan jenis batuknya dapat dibagi dalam dua
golongan obat :

1.      Ekspetoran

Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk berdahak, karena


dapat mempertinggi sekresi saluran pernapasan atau
mencairkan dahak. Kandungan obat batuk yang mungkin ada
dalam jenis expectorantia ini adalah zat yang bersifat
mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan, misalnya
guaiafenesin atau gliserin guaiacolat (GG), ammonium klorida
(NH 4 Cl), dan kalium yodida (KI). Obat batuk jenis ini
seringkali dicampur dengan ramuan tumbuh-tumbuhan seperti
jahe dan mint sehingga memberikan rasa hangat pada
tenggorokan

(Waisya, R. 2008)
2.      Non-ekspektoran

Obat batuk ini ditujukan untuk jenis batuk kering. Ada dua golongan zat aktif
yang biasa digunakan, yaitu :

Golongan Alkaloid Morfin

seperti kodein, dionin, dan lain-lain.

Obat ini bersifat narkotis dan menimbulkan ketagihan,


karenanya hanya dapat dibeli dengan resep dokter.

(Waisya, R. 2008)
Thank you for your attention

Anda mungkin juga menyukai