Anda di halaman 1dari 5

BATUK

1. Definisi
Batuk merupakan suatu rangkaian refleks yang terdiri dari reseptor batuk, saraf
aferen, pusat batuk, saraf eferen,dan efektor. Refleks batuk tidak akan sempurna
apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi. Adanya rangsangan pada reseptor batuk
akan dibawa oleh saraf aferen ke pusat batukyaitu medula untuk diteruskan ke efektor
melalui saraf eferen (Guyton, 2008).
2. Mekanisme Penyakit
Reseptor batuk terdapat pada farings, larings,trakea, bronkus, hidung (sinus
paranasal), telinga, lambung,dan perikardium sedangkan efektor batuk dapat berupa
ototfarings, larings, diafragma, interkostal, dan lain-lain. Proses batuk terjadi
didahului inspirasi maksimal, penutupan glotis,peningkatan tekanan intra toraks lalu
glotis terbuka dan dibatukkan secara eksplosif untuk mengeluarkan benda asing yang
ada pada saluran respiratorik. Inspirasi diperlukan untuk mendapatkan volume udara
sebanyak-banyaknya sehingga terjadi peningkatan tekanan intratorakal. Selanjutnya
terjadi penutupan glotis yang bertujuan mempertahankan volume paru pada saat
tekanan intratorakal besar.Pada fase ini terjadi kontraksi otot ekspirasi karena
pemendekan otot ekspirasi sehingga selain tekanan intratorakal tinggi tekanan
intraabdomen pun tinggi. Setelah tekanan intratorakal dan intraabdomen meningkat
maka glotis akan terbuka yang menyebabkan terjadinya ekspirasi yang cepat, singkat,
dan kuat sehingga terjadi pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti
mukus dan lain-lain. Setelah fase tersebut maka otot respiratorik akan relaksasi yang
dapat berlangsung singkat atau lama tergantung dari jenis batuknya. Apabila
diperlukan batuk kembali maka fase relaksasi berlangsung singkat untuk persiapan
batuk ( KF, 2008)
Fase Iritasi Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus d laring,
trakea, bronkus besar, atau serat aferen cabang faring dari
nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk.Batuk juga
timbul bila reseptor batuk dilapisan faring dan esophagus,
rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang.
Fase Inspirasi Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga dengan
cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru-paru.
Fase Kompresi Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis dan batuk dapat
terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi
mampu meningkatkan tekanan intrathoraks walaupun glotis
tetap terbuka.
Fase Ekspirasi Pada fase ini glottis terbuka secara tiba-tiba akibat
konst\raksi aktif otot-otot ekspirasi, sehingga terjadilah
pengeluarana udara dalam jumlah besar dengan kecepatan
yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda – benda asing
dan bahan –bahan lain. Gerakan glotis, otot – otot
pernafasan, dan bronkus sangat penting dalam mekanisme
batuk karena merupakan fase batuk yang sesungguhnya.
Suara batuk bervariasi akibat getaran secret yang ada dalam
saluran nafas atau getaran pita suara (Guyton, 2008)

3. Gejala
-
4. Penyebab
Batuk akut Batuk akut berlangsung selama kurang dari tiga minggu dan
merupakan simptom respiratori yang sering dilaporkan ke praktik
dokter. Kebanyakan kasus batuk akut disebabkan oleh infeksi virus
respiratori yang merupakan self-limiting dan bisa sembuh selama
seminggu (Haque, 2005). Dalam situasi ini, batuk merupakan
simptom yang sementara dan merupakan kelebihan yang penting
dalam proteksi saluran pernafasan dan pembersihan mukus. Walau
bagaimanapun, terdapat permintaan yang tinggi terhadap obat batuk
bebas yang kebanyakannya mempunyai bukti klinis yang sedikit dan
waktu yang diambil untuk konsultasi ke dokter tentang simptom
batuk (Dicpinigaitis, 2009).
Batuk kronis Batuk kronis berlangsung lebih dari delapan minggu. Batuk yang
berlangsung secara berterusan akan menyebabkan kualitas hidup
menurun yang akan membawa kepada pengasingan sosial dan
depresi klinikal (Haque, 2005). Penyebab sering dari batuk kronis
adalah penyakit refluks gastro-esofagus, rinosinusitis dan asma.
Terdapat juga golongan penderita minoritas yang batuk tanpa
dengan diagnosis dan pengobatan diklasifikasikan sebagai batuk
idiopatik kronis. Batuk golongan ini masih berterusan dipertanyakan
apa sebenarnya penyebabnya yang pasti (Haque, 2005).

5. Terapi
Menurut Beers (2003) pengobatan batuk secara umumnya dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis batuknya berdahak atau tidak. Jenis-jenis obat batuk yang terkait
dengan batuk yang berdahak dan tidak berdahak yang dibahaskan di sini adalah
mukolitik, ekspektoran dan antitusif.
Jenis Mekanisme Kerja Contoh
Antitusif Antitusif yaitu obat bekerja pada susunan Dekstrometorfan,
saraf pusat menekan pusat batuk dan Kodein, Noskapin,
menaikan ambang rangsang batuk. Prometazin dan
Mekanisme kerjanya menekan batuk dengan Difenhidramin
mengurangi iritasi lokal pada reseptor iritan
perifer
Mukolitik Mukolitik = penghancur dahak. Produksi Bromheksin dan
dahak meningkat antara lain pada kondisi Ambroxo
alergi, merokok, dan infeksi. Beberapa
penyakit yg meningkatkan produksi dahak
antara lain pneumonia, asma, dan bronkhitis
akut. Mukolitika berdaya mengurangi
kekentalan dahak dan mengeluarkannya
melalui batuk. Zat ini bekerja memutuskan
jembatan disulfida. Distribusinya dalam tubuh
baik dengan mencapai kadar tinggi, antara
lain di saluran pernapasan dan sekret bronchi,
sedangkan ekskresinya berlangsung melalui
kemih
Ekspektoran Obat yang dapat membantu mengeluarkan Gliseryl Guaikolat,
mukus dan bahan lain dari paru, bronchi, dan dan Amonium
trachea. Salah satu contoh ekspektoran adalah Chlorida
guaifenesin yang menaikan pembuangan
mukus dengan mengencerkannya dan juga
melubrikasi. Untuk menunjang kerjanya harus
disertai banyak minum air. Mekanisme
kerjanya berdasarkan stimulasi mukosa
lambung dan selanjutnya secara refleks
merangsang sekresi kelenjar saluran nafas
lewat N. Vagus, sehingga menurunka
viskositas dan mempermudah pengeluaran
dahak
DAFTAR PUSTAKA

Beers, M. H., Fletcher, A. J., Jones, T. V., Porter, R., 2003. The Merck Manual of Medical
Information. 2nd ed. New York : Pocket Books.
Digpinigaitis, P., V., 2009. Acute Cough: A Diagnostic and Therapeutic Challenge, USA
Guyton, A.C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: EGC.
Haque, R. A., Chung, K. F., 2005. Cough: Meeting The Needs of A Growing Field. London.

Anda mungkin juga menyukai