Artinya :
‘’ Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…….” (Q.S. an-
Nisa:78)
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Qadha
adalah ketentuan akan kepastian yang datangnya dari Allah SWT terhadap segala
sesuatu sejak zaman azali, yaitu sejak zaman sebelum sesuatu itu terjadi. Segala
sesuatu yang terjadi telah diketahui Allah SWT terlebih dahulu karena Dialah yang
merencanakan serta yang menentukannya. Seluruh makhluk, baik malaikat, syetan,
jin, maupun manusia tidak akan mengetahui rencana-rencana Allah SWT tersebut.
Manusia punya rencana, tetapi Allah SWT yang menentukan. Ungkapan ini
merupakan salah satu bentuk cara memahami qadha dan qadar Allah SWT. Manusia
memang diberi kemampuan untuk berbuat dan berpikir, namun kedudukan Allah
SWT dan kekuasaan-Nya adalah di atas segala-galanya.
Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolut), tanpa campur tangan
siapapun dan dari manapun. Oleh karena itu manusia harus mau menerima
kenyataan. Kemampuan manusia terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sedangkan berhasil atau gagal, ini
merupakan kekuasaan Allah SWT semata. Rasulullah saw bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: baginda s.a.w bersabda:
Allah SWT mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Ia
masih berupa air mani. Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan!
Ia sudah berupa segumpal darah. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari
Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging. Apabila
Allah SwT membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka
Malaikat berkata: Wahai Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan?
Celaka atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya? Segala-
galanya dicatat ketika masih di dalam kandungan ibunya”. (HR Bukhari dan Muslim)
Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku bagi setiap
makhluk sesuai dengan ukuran dan ketentuan yang telah dipastikan oleh Allah SWT
sejak zaman azali. Oleh karena itulah, baik buruknya telah direncanakan terlebih
dahulu oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya : “Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.” (QS Ar Ro’du: 8)
Dari pengertian hadis dan ayat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa qadha dan
qadar atas diri manusia telah diputuskan oleh Allah SWT sebelum manusia ada atau
dilahirkan ke dunia ini. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah qadha dan qadar biasa
disebut juga dengan takdir. Jadi, beriman kepada qadha dan qadar dapat dikatakan
pula dengan beriman kepada takdir.
Takdir baru dapat diketahui oleh manusia dengan kenyataan atau peristiwa yang
yang telah terjadi, contoh :
1. Terjadinya musibah bencana tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember tahun
2004 yang merenggut ratusan ribu korban meninggal dunia. Sebelum kejadian
tersebut tak ada seorangpun yang mengetahuinya.
3. Ada seorang yang dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin. Orang sekampung
memperkirakan anak tersebut kelak juga akan menjadi miskin seperti orang tuanya.
Namun, setelah anak tersebut dewasa ternyata menjadi orang yang pandai
berdagang, sehingga dia menjadi orang yang kaya.