Anda di halaman 1dari 3

 PERTANYAAN

1. APASIH TUJUAN NIKAH MENURUT ISLAM ?


 JAWABAN : Tujuan utama pernikahan dalam Islam ialah
menjauhkan dari perbuatan maksiat. Sebagai seorang muslim, kita
memiliki panutan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Alangkah baiknya bisa meniru yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Salah satunya
menjalankan pernikahan dengan niat yang baik.
2. Apakah seorang suami boleh menikah lagi tanpa sepengetahuan
istri?
JAWABAN : Secara hukum suami yang menikah lagi tanpa ada
izin dari istri pertama (istri terdahulu) tidak dibenarkan dan
merupakan pelanggaran hukum. Akibat hukum atas perkawinan
kedua yang dilakukan suami tanpa izin dari istri pertama (terdahulu)
adalah batal demi hukum atau dianggap tidak pernah ada.
3. apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menikah dengan
wanita non-muslim?
JAWABAN: Mayoritas fukaha berkata, “Tidak dibenarkan menikah
secara permanen (dâim) dengan wanita-wanita non-Muslim, meski ia
berasal dari Ahlulkitab, bahkan apabila mereka tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai etika dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang
melanggar syariat. Untuk menikah secara permanen dengan wanita-
wanita seperti ini maka mereka terlebih dahulu harus menerima agama
Islam (memeluk Islam).” Oleh itu, apabila Anda mencintai wanita itu dan
bermaksud menikahinya maka pertama-tama Anda harus mengajaknya
untuk memeluk Islam dan menjadikannya sebagai seorang Muslimah.
Apabila wanita tersebut berasal dari golongan Ahlulkitab maka Anda
dapat menikah degannya secara temporal (mut’ah).
Bagaimanapun untuk menyelamatkannya dari perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan nilai-nilai etika dan moral seperti yang Anda
singgung, Anda harus berusah menerangkan kepadanya, dengan
argumen dan logika yang kokoh dan kuat yang dapat diperoleh dengan
menelaah dan mengkaji buku-buku yang bermanfaat dalam bidang ini,
tentang bahaya-bahaya dan kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan
dari perbuatan-perbuatan seperti ini.
4. Apa hukumnya nikah dengan niat talak? (menyinggung ihwal nikah
misyar yang difatwakan oleh Mufti Wahabi).
JAWABAN: Nikah (pernikahan) misyar adalah sebuah ijtihad dari pihak
ulama Ahlusunnah guna menjawab kebutuhan sosial dari masyarakat
sunni masa kini, yaitu sebuah kebutuhan yang telah dijawab oleh para
Imam Ahlulbait As, khususnya Imam Ali As, pada masanya dengan
berdalil dengan ayat dan hadis Nabi Saw, yaitu dengan mensyari’atkan
(menghalalkan) nikah mut’ah.
“Nikah misyar” dan ”nikah dengan niat talak” merupakan dua istilah baru
dalam fikih Ahlusunnah, yang masih diperdebatkan oleh para Ulama
Ahlusunnah tentang hukumnya, meski pendapat dominan atau yang
lebih bisa diterima oleh masyarakat Sunni adalah kebolehan dua jenis
pernikahan tersebut.
5. apa hukumnya jika kita menikah dengan anak saudara perempuan
seayah dan apa yang harus dilakukan apabila pernikahan tersebut telah
berlangsung dan memiliki anak ?
JAWABAN: Apabila maksud Anda dengan anak saudara perempuan
(anak saudari perempuan yang seayah) adalah seseorang yang
sejatinya adalah pamannya sendiri maka pernikahan dengan
kemenakan itu batal dan harus segera berpisah. Apabila mereka tidak
mengetahui hukum persoalan ini,maka anak-anak yang lahir dari
keduanya dihukumi sebagai walad al-syubha dan bukanlah haram jadah
(keturunan haram).
6. Jelaskan pengertian Mahar!
JAWABAN: Mahar secara etimologi adalah maskawin, sedangkan
menurut terminologi adalah pemberian wajib dari calon suami kepada
calon istri sebagai ketulusan hati calon suami untuk menimbulkan rasa
cinta kasih bagi sang isteri kepada calon suami. mahar disebut juga
dengan istilah yang indah, yakni shidaq, yang berarti kebenaran. Jadi
makna mahar lebih dekat kepada syari’at agama dalam rangka menjaga
kemuliaan peristiwa suci. Mahar adalah syarat sahnya perkawinan yang
memberi pengaruh apakah sebuah pernikahan akan barakah atau tidak.
7. Apa yang dimaksud Nikah Siri!
JAWABAN: Pernikahan Siri adalah suatu pernikahan yang dilakukan
oleh seseorang dengan adanya wali, memenuhi rukun dan syarat nikah
namun tidak didaftarkan di Kantor Urusan Agama (KUA) dengan
persetujuan kedua belah pihak. Ada banyak sekali alasan dan
petimbangan seseorang melakukan nikah siri ini.
8. Sebutkan syarat Saksi Nikah!
JAWABAN: Mirip dengan syarat sebagai wali, untuk bisa dijadikan
sebagai saksi, maka seseorang harus memiliki kriteria antara lain
seorang mukallaf, yaitu beragama Islam, ‘aqil, baligh. Selain itu juga
harus punya sifat al-‘adalah, jumlahnya minimal dua orang, dimana
keduanya berjenis kelamin laki-laki, serta orang yang merdeka dan
bukan budah atau hamba sahaya.

Anda mungkin juga menyukai