Anda di halaman 1dari 2

1. Apakah boleh makan dan minum di dalam kamar mandi?

(Saniya)
Saniya: Kamar mandi dibuat untuk buang hajat, bukan untuk makan dan minum. Tidak
selayaknya seorang muslim masuk ke dalamnya kecuali untuk buang hajat. Apabila dia sudah
masuk, hendaknya dia jangan makan dan minum. Jika dengan sengaja dia makan dan minum
di dalam kamar mandi tanpa ada kebutuhan mendesak, sungguh dia telah melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan firrah yang lurus.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang makan dan minum di kamar
mandi?
Beliau menjawab, "Kamar mandi adalah tempat buang hajat saja. Tidak selayaknya seseorang
berada di dalamnya kecuali sebatas kebutuhan. Melakukan perbuatan makan atau lainnya
yang menyebabkannya berlama-lama di dalamnya tidak layak." (Majmu Fatawa, 11/110).

Laila(menambahkan jawaban) : Kamar mandi, toilet adalah tempat setan bersarang. Setan
menyukai kamar mandi karena tempat ini isinya kotoran, di sana tidak ada dzikrullah, dan di
sana manusia buka aurat. Sehingga setan menyukai tempat semacam ini.Karena itu, kamar
mandi, toilet, tidak boleh jadi tempat favorit, apalagi tempat istirahat. Manusia yang hoby
berdiam di kamar mandi, atau toilet, berarti fitrahnya perlu diluruskan.Kepentingan kita di
kamar mandi hanya untuk buang hajat atau untuk mandi atau kebutuhan lainnya. Sehingga
ketika selesai hajat, agar segera keluar. Untuk itulah, para ulama melarang makan atau
minum di kamar mandi.

Menambahkan pertanyaan : Bagaimana jika merokok di dalam kamar mandi?

Saniya (Menjawab) : Tidak boleh, sama halnya dengan makan. Merokok juga dilarang
untuk dilakukan di kamar mandi. Jika alasannya untuk mencari inspirasi, kemungkinan besar
inspirasi yang dihasilkan adalah inspirasi yang berasal dari makhluk bernama setan.

2. menurut kelompok 11, apakah boleh memakan makanan sisa dari acara syukuran, tahlil
atau acara yang lainnya. dengan tujuan agar tidak mubazzir jika dibuang? (Saniya)

Boleh, sebagaimana hadist rasul yang artinya:

“Sesungguhnya Allah membenci kalian karena 3 hal: “kata-katanya” (berita dusta), menyia-
nyiakan harta, dan banyak meminta.” (HR.Bukhari)

Membuang sisa makanan termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta, sehingga Allah


membencinya. Membuang sisa makanan berarti menjadi teman setan pula. Sebagaimana
Allah berfirman:

‫يل َوال تُبَ ِّذرْ تَ ْب ِذيرًا‬ َ ‫ت َذا ْالقُرْ بَى َحقَّهُ َو ْال ِم ْس ِك‬
ِ ِ‫ين َواب َْن ال َّسب‬ ِ ‫َوآ‬
Artinya:  “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.” surah Al isra ayat 26
Maka tidak masalah, seperti; roti, makanan pokok mereka, masakan mereka, manis-manisan
(permen) dan lain sebagainya, semua itu baik dan suci serta tidak ada yang perlu
dihawatirkan.

Anda mungkin juga menyukai