FIKIH IBADAH
Disusun oleh:
Kelompok 3
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang melimpah, Tuhan semesta alam, atas segala
rahmatdan karunianya yang tak terputus, tak terhitung. Shalawat dan salam atas
pemimpin kita Nabi Muhammad وسلم عليه هالل صلى. Nabi dan Rasul paling mulia, yang
diutus Allah sebagai rahmatbagi semesta alam. Amma ba'du. Dalam penulisan makalah
ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah dan teman-teman yang
telah membantu dalam menyelasaikan makalah ini.
Makalah ini kami membahas tentang “Tharhra, najis dan istinja”. Makalah ini
dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang thahrah najis dan istinja bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
kalangan khusus nya kepada teman-teman. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, karena masihbanyak kekurangan baik teknis penulis maupun
materi. Akhir kata, atas segala dukungan yang diberikan kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen matakuliah sehingga makalah ini disusun dengan baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................... 7
B. Saran .............................................................................................................. 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaum muslimin sangat memperhatikan thaharah bahkan ulama fiqih
menganggap thaharah merupakan salah satu syarat pokok sahnya ibadah.
Thaharah sangatlah penting karena bisa menentukan sah atau tidaknya
seseorang dalam ibadah.Keberadaan thaharah mempengaruhi terhadap kualitas
ibadah seorang hamba.
Thaharah mendidik seseorang yang ditaklif syara’ untuk senantiasa
menjaga kebersihan dalam keseharian baik dalam bentuk lahiriyah maupun
batiniyah. Ibadah seseorang dipandang baik secara kualitas apabila ia beribadah
dalam keadaan bersih baik secara lahir maupun batin.
Thaharah erat kaitannya dengan rutinitas ibadah terutama shalat.
Seseorang yang hendak melaksanakan shalat maka ia wajib untuk
melaksanakan thaharah sebelumnya. Oleh karena itu, thaharah mempunyai
kedudukan penting dalam shalat yang menjadi rutinitas ibadah karena orang
yang khusyu sebelum shalat (thaharah) maka telah didapatkan baginya kunci
shalat.
B. Rumusan Masalah
1. Memaparkan definisi mengenai thaharah najis?
2. Menjelaskan tingkatan najis?
3. Memaparkan definisi istinja?
4. Menjelaskan tatacara melakukan istinja?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui apa yang di maksud dengan thaharah najis!
2. Mengetahui apasaja tingkatan najis!
3. Mengetahui yang dimaksud dengan istinja!
4. Mengetahui tatacara melakukan istinja!
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Thaharah
Tahahrah artinya bersuci menurut bahasa, dalamistilah tahahrah artinya
suci dari hadas dan najis, yakni keadaan suci setelah berwudu, tayammum, atau
mandi wajib. Dalil tahahrah tertulis dalam Quran aurah Al Baqarah ayat 222.
Allah SWT berfirman menyukai orang-orang yagbertaubat dan bersuci
“sungguh, Allah menyukai orang yang taubat dan menyukai orang yang
menyucikan diri.” Selain itu dalam hadis riwayat muslim, Rasulullah SAW,
“Allah tidak menerima sholat yang tidak disertai dengan bersuci.”
Pembagian tahahrah ada dua, yakni bersuci dari hadas berupa melakukan
wudu, mandi dan tayammum. Kemudian bersuci dari najis berupa
menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian. Ada beberapa
media yang bisa digunakan, yakni air, debu yang suci, dan batu untuk diinjak.
(https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5480457/pengertian-thaharah-
dalam-islam-dan-macam-macamnya ).
1. Thaharah najis
a. Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan. Secara bahasa,
najis berasal dari Bahasa Arab an najasah yang artinya kotoran.
Menurut mazhab Asy-Syafi’iyah, najis adalah sesuatu yang
dianggap kotor yang menghalangi sahnya shalat tanpa ada hal
yang meringankan.
Contoh najis yang tergolong dalam najis mukhaffafah hanya
satu yakni air kencing bayi laki-laki yang belum berumur dua
tahun dan belum makan atau minum sesuatu kecuali air susu
ibunya (ASI).
Cara menyucikan najis mukhaffafah ialah dengan
memercikkan air pada benda yang terkena najis mukhaffafah itu.
2
3
(https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6650149/macam-
macam-najis-dan-cara-
mensucikannya#:~:text=Mensucikan%20dari%20Najis%20Mu
ghallazah,%2C%20deterjen%2C%20atau%20yang%20lainnya
B. Definisi Istinja
Dalam ilmu fiqih, istinja adalah membersihkan sesuatu (najis) yang keluar
dari qubul atau dubur menggunakan air atau batu dan benda sejenisnya yang
bersih dan suci. Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab
Jilid 1 menjelaskan, istilah ini disebut juga dengan istithabah atau istijmar.
Hanya saja, istijmar biasanya dikhususkan untuk istinja dengan batu. Istijmar
sendiri diambil dari kata al-jimar yang berarti kerikil kecil. Sedangkan, disebut
juga dengan istithabah karena dampak yang ditimbulkannya (membersihkan
kotoran) membuat jiwa terasa nyaman.
(https://news.detik.com/berita/d-5657528/istinja-pengertian-hukum-dan-tata-
caranya ).
C. Tatacara beristinja
Ada tiga macam cara beristinja menurut syariat Islam, yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan tiga buah batu atau tiga lembar tisu. Namun apabila
masih belum bersih, maka ditambah lagi hingga ganjil, lima, tujuh, dan
seterusnya. Ini dilakukan apabila tidak ada air atau ada air yang tersedia,
namun disediakan untuk minum.
2. Menggunakan air bersih.
3. Menggunakan tiga lembar tisu terlebih dahulu, dan diakhiri dengan
menggunakan air. Cara istinja yang ketiga ini adalah yang terbaik.
Adapun adab istinja menurut syariat Islam, yaitu:
A. Kesimpulan
Tahahrah artinya bersuci menurut bahasa, dalamistilah tahahrah artinya suci
dari hadas dan najis, yakni keadaan suci setelah berwudu, tayammum, atau
mandi wajib. Dalil tahahrah tertulis dalam Quran aurah Al Baqarah ayat 222.
Kemudian bersuci dari najis berupa menghilangkan najis yang ada di badan,
tempat dan pakaian. Ada beberapa media yang bisa digunakan, yakni air, debu
yang suci, dan batu untuk diinjak.
1. Thaharah najis
a. Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan.
b. Najis mutawassithah adalah najis sedang.
1) Najis ‘ainiyah adalah najis yang memiliki warna, bau dan
rasa.
2) Najis hukmiyah adalah najis yang tidakt terlihat
wujudnya, namun masih berhukum najis.
c. Najis Mughallazah adalah najis yang kenajisannya ditetapkan
berdasarkan dalil yang pasti (qat’it). Menurut ajaran islam najis
berat itu berasal dari anjing dan babi.
Tatacara beristinja Ada tiga macam cara beristinja menurut syariat Islam,
yaitu sebagai berikut:
1. Menggunakan tiga buah batu atau tiga lembar tisu. Namun apabila
masih belum bersih, maka ditambah lagi hingga ganjil, lima, tujuh, dan
seterusnya. Ini dilakukan apabila tidak ada air atau ada air yang tersedia,
namun disediakan untuk minum.
7
8
Dina Rahmawati. Diingat-ingat Rek! 3 Macam Najis dan Cara Menyucikannya. (2022).
Diakses pada 10 Oktober 2023 dari https://www.detik.com/jatim/berita/d-
6273487/diingat-ingat-rek-3-macam-najis-dan-cara-menyucikannya
Kristina. Istinja: Pengertian, Hukum, dan Tata Caranya. (2021). Diakses pada 10
Okotober 2023 dari https://news.detik.com/berita/d-5657528/istinja-pengertian-
hukum-dan-tata-caranya