Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH STUDI ISLAM I FIQIH IBADAH

NAJASAH

Disusun Oleh :

Diana Fitri 213501006


Devi Aprilliani 213501016
Winanti Regina 213501037

Dosen Pengampu : Jalaludin,M.E.Sy.

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS MA’SOEM
1443/2021 M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan baik jasmani maupun rohani, karena atas ridho dan kehendak
nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Studi Islam I (Fiqih Ibadah) dengan
materi “Najasah”.

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah studi
islam, yang dimana utuk menambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
brmanfaat. Dan tentunya dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu hingga tugas
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami memohon maaf apabila banyak kesalahan baik dalam penyusunan,tata


bahasa dan sebagainya. Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami
dan semaksimal mungkin. Kritik,saran dan pesan dari semua pihak yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Cimahi,01 Oktober 2021

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
C. Tujuan Dan Manfaat Penulis................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. Pengertian Najasah............................................................................................................... 3
B. Pembagian najis dan cara mensucikannya............................................................................4
C. Najis-Najis Yang Dima'fu (Dimaafkan)............................................................................. 8
D. pembagian najis yang dima'fu dengan meninjau tempatnya..............................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 9


A. KESIMPULAN....................................................................................................................9
B. SARAN................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kita sudah mengetahui bahwa dalam ajaran islam sebelum melakukan


beberapa ibadah,terutama shalat hendaklah kita dalam keadaan suci artian tidak
ada najis (kotoran),yang dimana akan menghalangi di terimanya ibadah dan
tidak sah nya dalam beribadah. Baik suci pada diri orang yang melakukan ibadah
itu sendiri maupun suci pada tempat dan pakaian yang kita kenakan dalam
melakukan ibadah tersebut.

Dan juga banyak sekali orang yang belum mengetahui macam-macam


najis dan cara menghilangkannya. Dimana nantinya akan berakibat ibadah yang
kita lakukan menjadi tidak sah. Maka dari itu kami menyusun makalah tentang
“Najasah” semoga menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi banyak
orang terutama bagi para pembaca makalah ini.


B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Najis?


2. Apa saja macam-macam najis dan cara mensucikannya?
3. Apa saja jenis najis yng di ma’fu (dimaafkan)?
4. Apa saja jenis najis yang di ma’fu dengan meninjau tempatnya ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penulis

1. Mengetahui apa itu najis

2. Mengetahui macam-macam najis dan cara mensucikan

3. Mengetahui jenis najis apa saja yang di maafkan

4. Mengetahui jenis najis yang di ma’fu dengan meninjau tempatnya


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Najasah

‫شَ ال ش‬
Secara bahasa, an-najasah bermakna kotoran ‫القذارة‬. Disebut ‫ّ يْء‬ ‫تسنسّ س‬
maknanya sesuatu menjadi kotor.

Asy-Syafi'iyah mendefinisikan an-najasah dengan makna :

(‫)مستقذرة يمنع الالة حيث ل مرخص‬,


kotoran yang menghalangi shalat.

Sedangkan Al-Malikiyah mendefinisikan an-najasah sebagai :

(‫)صفة حكمية توجب لموصفها منع استباحة الالة به أو فيه‬,

sesuatu yang bersifat hukum yang mewajibkan dengan sifat itu penghalangan
atas shalat dengan sifat itu atau di dalam sifat itu.

An-Najasah dalam bahasa Indonesia sering dimaknai dengan najis. Meski pun
secara bahasa Arab tidak identik maknanya. Najis sendiri dalam bahasa Arab
ada dua penyebutannya.

• Pertama : Najas َّ‫ َس س‬maknanya adalah benda yang hukumnya najis.


• Kedua : Najis َّ‫ َ جس‬maknanya adalah sifat najisnya.

An-Najasah (najis) itu lawan dari thaharah yang maknanya kesucian.


B. Pembagian najis dan cara mensucikannya

a) Najis Mughalladhah (berat)

Najis ini hanya tertentu pada najis anjing dan babi dan hewan yang lahir dari
keduanya baik dari hasil perkawinan dengan hewan sejenisnya atau hasil
perkawinan silang dengan hewan lain sekalipun hewan yang suci.

Cara mensucikan najis mughalladhah adalah dengan membasuhnya dengan


air sebanyak tujuh kali. Dan salah satu basuhannya dicampuri debu yang
mensucikan. Tujuh basuhan dihitung setelah benda najisnya sudah hilang. Jika
benda najisnya hilang setelah dibasuh tujuh kali maka semua basuhan tersebut
dihitung satu.

Campuran Debu Ini Bisa Dilakukan Dengan Beberapa Cara:

1. air dan debu dicampur terlebih dahulu kemudian disiramkan pada


bagian yang terkena najis. Cara ini adalah cara yang terbaik.
2. menyiramkan air pada bagian yang terkena najis kemudian diikuti
dengan debu.
3. debu ditaburkan pada benda yang terkena najis kemudian disiram
dengan air mengikuti cara ini disyaratkan benda najis dan sifatnya-
sifatnya sudah tidak ada. Debu bisa dicampur dengan basuhan yang
mana saja, baik dalam basuhan yang pertama atau lainnya,tetapi yang
lebih utama dicampur dengan basuhan yang pertama.

b)Najis Mukhaffafah (ringan)

Najis mukhaffafah adalah kencingnya bayi laki-laki yang belum makan


selain susu ibu sebagai zat penguat tubuh,dan umumnya belum mencapai dua
tahun.sedangkan kencingnya bayi perempuan dan khunsta(orang yang memiliki
dua alat kelamin) tidak termasuk katagori ini.
Cara mensucikan najis mukhaffafah ini ialah dengan menghilangkan
bendanya terlebih dahulu kemudian digenangi dengan air sekalipun tidak
mengalir. Cara ini dilakukan bila tidak bercampur dengan najis lain. Jika
bercampur dengan najis yang lain maka caranya sama seperti najis
mutawashshitoh.


c) Najis Mutawasshito (sedang)

Najis mutawashhito dibagi menjadi dua macam:


1) Najis Hukmiyah
Najis hukmiyah adalah najis yang benda rasa, bau dan warnanya
sudah hilang seperti kencing yang sudah kering.Cara mensucikan najis ini
cukup dengan mengalirkan air pada tempat yang terkena najis satu kali saja,
tetapi disunnahkan diulangi sampai tujuh kali.

2) Najis Ainiyah
Najis ainiyah adalah najis yang salah satu dari benda, rasa, bau dan
warnanya masih ada.
Cara mensucikannya ada dua cara:
Pertama;
Dengan disirami air sampai benda najis dan sifat-sifatnya hilang.
Apabila warna dan baunya najis itu sulit dihilangkan maka demikian itu
sudah dihukumi suci. Dianggap sulit dihilangkan apabila setelah dikerik
dan diperas tiga kali masih ada, lain halnya jika yang sulit dihilangkan itu
rasa, warna dan baunya secara bersamaan maka belum dihukumi suci.
Bila dalam menghilangkan sifat-sifat najis dibutuhkan benda lain
selain air, seperti sabun atau lainnya makawajib menggunakan benda itu.
Apabila masih belum hilang sekali pun menggunakan sabun atau lainnya
maka hal itu dihukumi ma'fu(dimaafkan).
Kedua;
Menghilangkan najis (bendanya) terlebih dahulu sampai sifat-
sifatnya (rasa, warna dan baunya) hilang (dijadikan najis hukmiyah)
kemudian mengalirkan air pada najis yang sudah dihilangkan sifat-sifatnya.
Cara ini lebih mudah apabila najis ada ditengah-tengah lantai,
misalnya kotoran ayam, maka tidak perlu mengepel semua lantai, cukup
dibuang kotorannya dan digosok dengan semisal kulit kelapa atau kain
sehingga hilang sifat-sifat najisnya, kemudian dialirkan air yang suci.


a) Cara Mensucikan Tanah Yang Terkena Najis
Apabila najisnya cair seperti kencing dan khamer maka diperinci;

1) Apabila tanahnya menyerap najis tersebut sampai habis,maka cara


mensucikannya cukup dengan mengalirkan air pada tanah yang terkena najis
satu kali dan sunnah mengalirkan sampai tiga kali.
2) Apabila tanahnya tidak menyerap najis, maka cara mensucikannya adalah
dengan menghilangkan benda najisnya terlebih dahulu kemudian mengalirkan
air pada tempatnya.Apabila najis mengenahi tanah jamid (keras) maka juga
ada perinciannya;
3) Jika najis yang jatuh kelantai sudah kering maka tinggal membuang najisnya,
sedangkan tanahnya dihukumi suci.
4) Jika najisnya basah maka najis tersebut harus dihilangkan kemudian dituangi
air.

b) Macam-Macam Najis Mutawasshitoh


Najis mutawasshitoh bila disimpulkan ada lima belas (15)macam:
1) Setiap benda cair yang memabukkan, seperti khomer dan sesamanya.
2) Air kencing selain kencingnya bayi laki-laki yang masih belum makan selain
ASI(Air Susu Ibu) dan belum berumur dua tahun.
3) Madzi (cairan putih, agak pekat yang keluar dari alat kemaluan. Cairan madzi
biasanya keluar ketika syahwat sedang berkecamuk.
4) Wadzi (cairan putih, keruh kental yang keluar dari alat kemaluan).wadzi
biasanya keluar setelah kencing ketika ditahan atau saat membawa benda
berat.
5) Tinja atau kotoran manusia.
6) Kotoran Hewan, baik yang bisa dimakan dagingnya atau tidak selain najisnya
anjing dan babi.
7) Air luka yang sudah berubah baunya.
8) Nanah, baik kental atau cair.
9) Darah, baik darah manusia atau lainnya, selain hati dan limpa.
10) Empedu
11) Muntahan, yakni benda yang keluar dari mulut ketika muntah.
12) Kunyahan hewan yang keluar dari perutnya.
13) Air susu hewan yang tidak bisa dimakan dagingnya dihukumi najis, kecuali
air susu manusia baik laki-laki maupun perumpuan, sekalipun keluar dari
anak kecil yang masih belum berumur aqil baligh.


14) Semua bagian tubuh bangkai, kecuali bangkai belalang dan ikan dan bangkai
manusia. Yang dimaksud bangkai disini adalah hewan yang mati tanpa
melalui proses penyembelihan secara syara', seperti mati sendiri, terjepit,
ditabrak atau lainnya.
15) Organ tubuh hewan yang boleh dimakan dagingnya atau haram dimakan
dagingnya yang dipotong atau terpotong pada waktu masih hidup. Sedangkan
bulu atau rambut hewan yang boleh dimakan dagingnya maka hukumnya suci
seperti halnya organ tubuh manusia, ikan dan belalang.


C. Najis-Najis Yang Dima'fu (Dimaafkan)

1) Lumpur jalan raya yang diyakini bercampur dengan benda najis sekalipun
najis mughalladhah, tetapi dengan syarat; pertama, benda najisnya sudah
bercampur dengan Lumpur dan tidak dapat dibedakan. Kedua, lumpur yang
mengenai pakaian atau badan hanya sedikit menurut 'uruf.
2) Darah kutu, nyamuk dan sejenisnya,baik sedikit atau banyak asalkan tidak
karena disengaja. Jika darah nyamuk sengaja dikeluarkan maka bila banyak
tidak dima'fu.
3) Darah luka, darah bisul, dan luka bernanah, jika keluar dengan sendirinya
sekalipun banyak. Apabila tidak keluar dengan sendirinya ,seperti ditekan
maka tidak dima'fu kecuali ada hajat.
4) Kencing dan kotoran kalelawar, lalat, kupu-kupu dan semua hewan yang sulit
untuk dihindari, baik sedikit atau banyak, baik terkena badan, pakaian atau
tempat. Sedangkan kotoran jenis burung dan kencingnya dima'fu dengan tiga
syarat:
 sulit menjaganya,
 tidak ceroboh
 disekitarnya tidak basah

D. pembagian najis yang dima'fu dengan meninjau tempatnya

1) Ma'fu pada pakaian dan air yaitu najis yang tidak terlihat oleh mata seperti
najis yang ada dikaki lalat.
2) Ma'fu di pakaian dan tidak ma'fu di air yaitu darah sedikit, bekasnya instinjak
dengan batu sekalipun terkena keringat badan. Berbeda ketika terkena air
maka tidak dimaafkan.
3) Dima'fu ketika benda najisnya berada di air dan tidak dimaafkan ketika
najisnya berada dipakaian, seperti bangkainya hewan yang tidak punya darah
yang mengalir sehingga bila najis tersebut terbawa musholi ketika shalat
maka shalatnya dihukumi batal.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Najasah ialah dimana secara bahasa bermakna kotoran,atau An-najasah dalam


bahasa indonesia sering dimaknai dengan najis. Najis sendiri dalam bahasa arab ada 2
(dua) penyebutan:
Pertama; Najas maknanya adalah benda yang hukumnya najis
Kedua; Najis maknanya adalah sifat najisnya

Pembagian najis atau macam-macam najis dibagi menjadi tiga yaitu ada najis
Mughalladhah (berat), najis mukhaffah (ringan), dan najis mutawasshito (sedang). dan
najis mutawasshito sendiri terbagi menjadi dua yaitu najis hukmiyah dan najis ainiyah.

Adapun najis-najis yang di ma’fu (dimaafkan) yaitu seperti; lumpur jalan raya
yang diyakini bercampur dengan benda najis, darah kutu, nyamuk, dan sejenismya, darah
luka darah bisul dan luka bernanah jika keluar dengan sednirinya,kemudian Kencing dan
kotoran kalelawar, lalat, kupu-kupu dan semua hewan yang sulit untuk dihindari.

Dan adapun najis yang di ma’fu atau di maafkan dengan meninjau tempatnya
yaitu seperti,pada pakaian dan air yang tidak terlihat oleh mata seperti najis yang ada
dikaki lalat,Ma'fu di pakaian dan tidak ma'fu di air yaitu darah sedikit,dan dima'fu ketika
benda najisnya berada di air dan tidak dimaafkan ketika najisnya berada dipakaian.

B. SARAN

Sebagai umat islam kita sudah mengetahui bahwa dalam ajaran islam sebelum
melakukan beberapa ibadah,terutama shalat hendaklah kita dalam keadaan suci artian
tidak ada najis (kotoran),yang dimana akan menghalangi di terimanya ibadah dan tidak
sah nya dalam beribadah. Maka dari itu kami sebagai penulis berharap semoga materi
dalam makalah ini bermanfaat serta dapat diterima dan dipahami oleh para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sarwat Lc 2017 “pengertian Najasah”


http://algoruk.blogspot.com/2017/05/4-fiqih-taharah-najasah.html diakses 01 oktober
2021

Senin,15 April 2013 “pembagian & jenis najis yang di ma’fu”


http://aldithohir.blogspot.com/2013/04/najasah.html diakses 01 oktober 2021

10

Anda mungkin juga menyukai