NAJASAH
Disusun Oleh :
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan baik jasmani maupun rohani, karena atas ridho dan kehendak
nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Studi Islam I (Fiqih Ibadah) dengan
materi “Najasah”.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah studi
islam, yang dimana utuk menambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
brmanfaat. Dan tentunya dalam penyelesaian tugas makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan membantu hingga tugas
makalah ini dapat terselesaikan.
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
C. Tujuan Dan Manfaat Penulis................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. Pengertian Najasah............................................................................................................... 3
B. Pembagian najis dan cara mensucikannya............................................................................4
C. Najis-Najis Yang Dima'fu (Dimaafkan)............................................................................. 8
D. pembagian najis yang dima'fu dengan meninjau tempatnya..............................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Najasah
شَ ال ش
Secara bahasa, an-najasah bermakna kotoran القذارة. Disebut ّ يْء تسنسّ س
maknanya sesuatu menjadi kotor.
sesuatu yang bersifat hukum yang mewajibkan dengan sifat itu penghalangan
atas shalat dengan sifat itu atau di dalam sifat itu.
An-Najasah dalam bahasa Indonesia sering dimaknai dengan najis. Meski pun
secara bahasa Arab tidak identik maknanya. Najis sendiri dalam bahasa Arab
ada dua penyebutannya.
3
B. Pembagian najis dan cara mensucikannya
Najis ini hanya tertentu pada najis anjing dan babi dan hewan yang lahir dari
keduanya baik dari hasil perkawinan dengan hewan sejenisnya atau hasil
perkawinan silang dengan hewan lain sekalipun hewan yang suci.
4
c) Najis Mutawasshito (sedang)
2) Najis Ainiyah
Najis ainiyah adalah najis yang salah satu dari benda, rasa, bau dan
warnanya masih ada.
Cara mensucikannya ada dua cara:
Pertama;
Dengan disirami air sampai benda najis dan sifat-sifatnya hilang.
Apabila warna dan baunya najis itu sulit dihilangkan maka demikian itu
sudah dihukumi suci. Dianggap sulit dihilangkan apabila setelah dikerik
dan diperas tiga kali masih ada, lain halnya jika yang sulit dihilangkan itu
rasa, warna dan baunya secara bersamaan maka belum dihukumi suci.
Bila dalam menghilangkan sifat-sifat najis dibutuhkan benda lain
selain air, seperti sabun atau lainnya makawajib menggunakan benda itu.
Apabila masih belum hilang sekali pun menggunakan sabun atau lainnya
maka hal itu dihukumi ma'fu(dimaafkan).
Kedua;
Menghilangkan najis (bendanya) terlebih dahulu sampai sifat-
sifatnya (rasa, warna dan baunya) hilang (dijadikan najis hukmiyah)
kemudian mengalirkan air pada najis yang sudah dihilangkan sifat-sifatnya.
Cara ini lebih mudah apabila najis ada ditengah-tengah lantai,
misalnya kotoran ayam, maka tidak perlu mengepel semua lantai, cukup
dibuang kotorannya dan digosok dengan semisal kulit kelapa atau kain
sehingga hilang sifat-sifat najisnya, kemudian dialirkan air yang suci.
5
a) Cara Mensucikan Tanah Yang Terkena Najis
Apabila najisnya cair seperti kencing dan khamer maka diperinci;
6
14) Semua bagian tubuh bangkai, kecuali bangkai belalang dan ikan dan bangkai
manusia. Yang dimaksud bangkai disini adalah hewan yang mati tanpa
melalui proses penyembelihan secara syara', seperti mati sendiri, terjepit,
ditabrak atau lainnya.
15) Organ tubuh hewan yang boleh dimakan dagingnya atau haram dimakan
dagingnya yang dipotong atau terpotong pada waktu masih hidup. Sedangkan
bulu atau rambut hewan yang boleh dimakan dagingnya maka hukumnya suci
seperti halnya organ tubuh manusia, ikan dan belalang.
7
C. Najis-Najis Yang Dima'fu (Dimaafkan)
1) Lumpur jalan raya yang diyakini bercampur dengan benda najis sekalipun
najis mughalladhah, tetapi dengan syarat; pertama, benda najisnya sudah
bercampur dengan Lumpur dan tidak dapat dibedakan. Kedua, lumpur yang
mengenai pakaian atau badan hanya sedikit menurut 'uruf.
2) Darah kutu, nyamuk dan sejenisnya,baik sedikit atau banyak asalkan tidak
karena disengaja. Jika darah nyamuk sengaja dikeluarkan maka bila banyak
tidak dima'fu.
3) Darah luka, darah bisul, dan luka bernanah, jika keluar dengan sendirinya
sekalipun banyak. Apabila tidak keluar dengan sendirinya ,seperti ditekan
maka tidak dima'fu kecuali ada hajat.
4) Kencing dan kotoran kalelawar, lalat, kupu-kupu dan semua hewan yang sulit
untuk dihindari, baik sedikit atau banyak, baik terkena badan, pakaian atau
tempat. Sedangkan kotoran jenis burung dan kencingnya dima'fu dengan tiga
syarat:
sulit menjaganya,
tidak ceroboh
disekitarnya tidak basah
1) Ma'fu pada pakaian dan air yaitu najis yang tidak terlihat oleh mata seperti
najis yang ada dikaki lalat.
2) Ma'fu di pakaian dan tidak ma'fu di air yaitu darah sedikit, bekasnya instinjak
dengan batu sekalipun terkena keringat badan. Berbeda ketika terkena air
maka tidak dimaafkan.
3) Dima'fu ketika benda najisnya berada di air dan tidak dimaafkan ketika
najisnya berada dipakaian, seperti bangkainya hewan yang tidak punya darah
yang mengalir sehingga bila najis tersebut terbawa musholi ketika shalat
maka shalatnya dihukumi batal.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembagian najis atau macam-macam najis dibagi menjadi tiga yaitu ada najis
Mughalladhah (berat), najis mukhaffah (ringan), dan najis mutawasshito (sedang). dan
najis mutawasshito sendiri terbagi menjadi dua yaitu najis hukmiyah dan najis ainiyah.
Adapun najis-najis yang di ma’fu (dimaafkan) yaitu seperti; lumpur jalan raya
yang diyakini bercampur dengan benda najis, darah kutu, nyamuk, dan sejenismya, darah
luka darah bisul dan luka bernanah jika keluar dengan sednirinya,kemudian Kencing dan
kotoran kalelawar, lalat, kupu-kupu dan semua hewan yang sulit untuk dihindari.
Dan adapun najis yang di ma’fu atau di maafkan dengan meninjau tempatnya
yaitu seperti,pada pakaian dan air yang tidak terlihat oleh mata seperti najis yang ada
dikaki lalat,Ma'fu di pakaian dan tidak ma'fu di air yaitu darah sedikit,dan dima'fu ketika
benda najisnya berada di air dan tidak dimaafkan ketika najisnya berada dipakaian.
B. SARAN
Sebagai umat islam kita sudah mengetahui bahwa dalam ajaran islam sebelum
melakukan beberapa ibadah,terutama shalat hendaklah kita dalam keadaan suci artian
tidak ada najis (kotoran),yang dimana akan menghalangi di terimanya ibadah dan tidak
sah nya dalam beribadah. Maka dari itu kami sebagai penulis berharap semoga materi
dalam makalah ini bermanfaat serta dapat diterima dan dipahami oleh para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10