Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Coursework


PEMETAAN KAJIAN FIQH USUL FIQH DAN SYARIAH
Dosen Instuructor :

DI SUSUN OLEH:
1. Ismai’il Marzuki{ }
2.
3.

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH (STIS)
MIFTAHUL ULUM
LUMAJANG
2020

1
Kata Pengantar

Assalamua’laikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala rahmat, anugerah, dan karunia, sehingga dengan izin-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah. Tidak lupa pula shalawat beriring salam juga kami panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi
semesta alam (rahmatan lil `alamin). Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
tugas mata kuliah ilmu fiqh dengan baik dan tepat waktu. Yang berjudu “lPemetaan Kajian
Fiqh usul fiqh dan Syariat”.
Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam membuat makalah ini

sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak yang harus diperbaiki, mengingat

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki, untuk segala kritik dan

saran yang sifatnya membangun kami,di harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 4
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 4
C. Tujuan.............................................................................................. 4
Pemetaan kajian Fiqh……………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 6
A. .Pengertian Syariah………………………………………………… 6

B. Pengertian fikih………………………………………………………7

C. pengertian Ushul Fikih…………………………………………….. 8

D. Pengertian Kaidah fiqh…………………………………………….9

BAB III PENUTUP......................................................................................... 11

A. Kesimpulan..................................................................................... 11

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.Latar belakang
Dalam sebuah Agama tentu harus disertai dengan Ilmu yang mengatur tentang
agama tersebut, Agama Islam salah satunya, Agama Islam adalah Agama yang
sempurna yang didalamnya terdapat banyak sekali ilmu-ilmu yg mengaturnya, salah
satu Ilmunya adalah ilmu fiqih.
Di dalam ilmu fiqih ada banyak substansi bahasan-bahasan,diantaranya
pengertian syariah, ushul fiqih, kaidah fiqhiyah, dan hukum islam.

2.Rumusan Masalah
Dalam uraian tersebut yang menjelaskan tentang pembahasan kali ini “Pengertian
Syariah, Fiqih, Ushul fiqih, Kaidah Fiqhiyah, dan Hukum Islam.”.
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas sebagai acuan kepada
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Pengertian syariah?
2.Pengertian fiqih?
3.Pengertian ushul fiqih?
4.Pengertian kaidah fiqhiyah?
5.Pngertian hukum islam?

3.Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
Syariah, Fiqih, Ushul fiqih, Kaidah Fiqhiyah, dan Hukum Islam . Sehingga dengan
adanya makalah ini mungkin bisa membantu dalam kita dalam memahami apa saja
ilmu yang pararel dengan fiqih.

Pemetaan kajian fiqh

4
usul fiqh dan syariah
Metodologi ushul fikihnya syahid shadr berankat dari cara pandang beliau terhadap
ilmu ini ,bahwa beliau memandang ilmu ushul sebagai logika bfikih.
Oleh karna itu,langkah seorang ushul [pakar ilmu usul]sebagai langkah seorang fikih
didalam istibath,menyimpulkan hukum syar’isecara rigkas pemetaan ilmu ushul oleh
shahid syadr berdasarkan langkah seorang fikih.kalau seorang fikih bergerak dalam
istimbath [menyimpulkan] hokum syar’I seorang pakar ushul bergerak dalam
pengkajian ushuliyahnya.

Adalah tugas seorang fikih mencari dalil qath,i


{yg meyakinkan} berupa ayat atau riwayat untuk menyimpulkan hukumbagi suatu
problematic yg dihadapi.misalnya,apa hokum makan daging babi?maka fikih merujuk
pada ayat yg bersumber dan maknanya meyakinkan {qath’I shudur waad-dillah}
bahawa,

:diaharam bagimu memakan {memakan} bankai,darah,daging babi,{Qs,al-maidah 3}


Sekiranya mengenai hukuim terkait sesuatu masalah tidak didapati dalil nya yg qath’I
maka fikih beranjak ke khabar tsiqah{hadis yg diriwatlkan orang mukmin terpercaya}
yg merupakan dalil zanni,jika mendaoat kan iya berpegang padanya kerana dalil ini
menyikap hukum syar’I dan merupakn hujjah.namun jika iya tidak
menemukaNNYA,APA YG harus ia lakukan ketika hukum menjadi majhul{tidak
diketahui}.
Dalam demikian fikih perpindah level berikutnya,iyalah dalil yg tidak menyikap
hukum realitas,tetapi menyikapi hukum praktis{maukif amali} dalam keadaan tidak
mendapatkan dalil petunjuk hukum,syariat telah meyediakan kaidah2 yg menentukan
tugas bagi mukallaf {setiap mukallaf yg memenuhi syarat taklif,termauk fikih
itusendiri} kaidah 2 itu di terminologikan dg ushul amaliyah {prinsip prinsip
praktis,jama’ dari ashal am

BAB II

5
PEMBAHASAN

A.Pengertian Syariah
Secara bahasa, ada beberapa makna yang mengacu pada makna syari’ah.
Syari’ah berarti tempat kesumber air yang digunakan untuk minum, atau sumber air
yang dapat diambil tanpa menggunakan tali timba.
Syariat/syariah didefinisikan oleh para ulama ushul adalah sebagai berikut:
1. Syariah adalah perintah Asy-Syari (Pembuat Hukum) yg berhubungan dengan
perbuatan-perbuatan hamba yg berkaitan ketetapan,pilihan, atau kondisi.
2. Syariah adalah perintah Asy-Syari (Pembuat Hukum) yang berhubungan
dengan perbuatan mukallaf.

Ada beberapa ayat dalam Al-qur’an yang menunjuk kata syariah dengan
berbagai macam definisinya, yaitu;

َ‫صبيِبسناَ َبِههه َإهبِببسراَههيِسم َسومموُسسى‬


‫ك َسوسماَ َسو ص‬ ‫ه‬
‫صىَ َبِههه َمنوُحااَ َسواَلصذيِ َأسبوسحبيِبسناَ َإهلسبيِ س‬
‫ع َلسمكم َدمسن َاَلدديِّهن َسماَ َسو ص‬
‫سشسر س‬
‫ي َسماَ َتسبدمعوُمهبم َإهلسبيِهه َاَللصمه َ سبيتسهب َإهلسبيِهه َسمن‬ ‫ه‬ ‫هه‬ ‫ه‬ ‫ه‬
‫سوعيِسسىَ َأسبن َأسقيِمموُاَ َاَلدديِّسن َسوسل َتسبتسبسفصرقموُاَ َفيِه َسكبَمبسر َسعسلىَ َاَلبممبشهرك س‬
‫ب‬ ِ‫ي‬‫يِّسشاَء َويِّبههديِ َإهلسيِهه َمن َيِّنه‬
‫ب س م م‬ ‫س م سس ب‬

Artinya: “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa
yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah
agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi
orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik
kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS.As-Syura : 13)

6
Definisi Syariah
Secara etimologi syariah berarti aturan atau ketetapan yang Allah perintahkan
kepada hamba-hambanya, seperti : Puasa, Shalat, Haji, zakat dan seluruh kebajikan.
Kata syariat berasal dari kata “ Syar’a” Al Syai’u yang berarti menerangkan atau
menjelaskan sesuatu. Atau berasal dari kata Syariah yang berarti suatu tempat yang
dijadikan sarana untuk mengambilnya tidak memberikan bantuan alat lain. Syariat
dalam isrilah Syar’i hukum-hukum Allah yang disyariatkan kepada hamba-hambanya,
baik hukum-hukum dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw dari perkataan, perbuatan
dan penetapan.

B.Pengertian Fiqih
Fiqih secara etimologi berarti pehaman yang mendalam dan membutuh
pengerahan potensial akal. Adapun pengertian secara terminologi, pada mulanya
diartikan sebagai pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik
berupa kaidah (ushuliyah) maupun amaliah (furu’ah). Ini berarti fiqh sama dengan
pengertian syariah Islamiyah. Namun, pada perkembangan selanjutnya, fiqh
merupakan bagian dari syariah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syariah
Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa daan berakal
sehat (mukallaf) dan diambil dari dalil yang terinci.
Menurut para ahli fiqh terdahulu, definisi fiqih secara terminologi yaitu:
‫العلم باللحأكام الشرعية العملية الكتسبة من أ دلتها التفصيلية‬
Artinya: “Ilmu tentang hukum syara’ tentang perbuatan manusia (amaliah) yang
diperolejh melalui dalil-dalilnya yang terperinci.”
Sementara itu, ulama lain mengemukakan bahwa fiqh:
‫مجموعة الحأكم الشرعية العملية المكتسبة من أدلتها التفصيلية‬
Artinya: “Himpunan hukum syara’ tentang perbuatan manusia (amaliah) yang
diambil dari dalil-dalinya yang terperinci.”
Definisi pertama menunujukkan bahwa fiqh dipandang sebagai ilmu yang berusaha
menjelaskan hukum. Sedangkan definisi yang kedua menunjukkan fiqh dipandang
sebagai hukum. Hal ini terjadi karena adanya kemiripan antara fiqh sebagai ilmu dan
fiqh sebagai hukum.

7
C.Pengertian Ushul Fiqih
Ushul fiqh berasal dari dua kata, yaitu ushul bentuk jamak
dari ashl dan kata fiqh, yang masing-masing memilki arti pengertian yang
luas. Ashl secara etimologi diartikan sebagai “fondasi sesuatu, baik yang bersifat
materi maupun bukan”.
Adapun ditinjau dari terminoliginya , ashl mempunyai beberapa arti berikut:

1. Dalil, yakni sebagai landasan hukum. Seperti pernyataan para ulama Ushul
Fiqh bahwa ashldari wajibnya shalat lima waktu adalah firman Allah dan sunnah
Rasul.

2. Qa’idah, yakni dasar atau fondasi sesuatu, seperti sabda Nabi Muhammad saw. :
‫نبى السالم على خمسة أصول‬
Artinya: “Islam itu didirikan atas lima ushul (dasar atau fondasi).”

3. Rajih, yaitu yang terkuat. Seperti dalam ungkapan para ahli ushul fiqh:
‫الصل فى الكلم الحقيقة‬
Artinya: “Yang terkuat dari (kandungan) suatu hukum adalah arti hakikatnya.”
Maksudnya yang menjadi patokan dari setiap perkataan adalah makna hakikat dari
perkataan tersebut.

. Far’u (cabang), seperti perkataan ulama ushul:


‫الولدفرع للبأ‬
Artinya: “Anak adalah cabang dari ayah.”

5. Mustashab, yakni memberlakukan hukum yg sudah ada sejak semula selama tidak
ada dalil yg mengubahnya.

Menurut Al-Baidhawi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ushul fiqh yaitu :
‫معرفة دلئال الفقه اجمال وكيفية الساتفادة منهاوحأال المستفد‬

8
Artinya: “Ilmu pengetahuan tentang dalil fiqh secara global, metode penggunaan
dalil tersebut, dan keadaan (persyaratan) orang yang menggunakannya.”
Maka qaidah ushuliyyah adalah dalil syara’ yang bersifat menyeluruh, universal dan global
(kulli dan mujmal). Qaidah ushuliyyah merupakan sejumlah peraturan untuk menggali
hukum. Qaidah ushuliyyah umumnya berkaitan dengan ketentuandalalah lafazh atau
kebahasaan

D..Pengertian Kaidah Fiqhiyah


Al- Qawâ’id merupakan jamak dari qaidah (kaidah). Para ulama
mengartikan qaidah secara etimologi (asal usul kata) dan terminologi (istilah). Dalam
arti bahasa, qaidah bermakna asas, dasar, atau fondasi, baik dalam arti yang konkret
maupun yang abstrak,
Sedangkan arti fiqhiyah diambil dari kata fiqh yang diberi tambahan ya’ nisbah yang
berfungsi sebagai penjenisan atau membangsakan. Secara etimologi makna fiqh lebih
dekat dengan makna ilmu sebagaimana yang banyak dipahami oleh para sahabat.
Jadi, Al-Qawâ’id al-Fiqhiyah (kaidah-kaidah fiqh) secara etimologis adalah
dasar-dasar atau asas-asas yang berkaitan dengan problematik atau jenis-jenis fikih.
Adapun menurut istilah atau terminologi, ulama ushul membuat beberapa
definisi, sebagaimana ditulis dalam beberapa kitab dibawah ini:

1) Dalam kitab At-Ta’arifat


‫حأكم كلي ينطبق على جزئاياته يتعرفاحأكامهامنه‬

Artinya: “Hukum universal(kulli) yang bersesuaian dengan bagiannyadan bisa


diketahui hukumnya.”

2) Dalam kitab Syarah Jamu’ al-Jawami’


‫قضية كلية يتعرف منها أحأكام جزئاياتها‬

Artinya: “Ketentuan pernyataan unuversal yang memberikan pengetahuan tentang


berbagai hukum dan bagian-bagiannya.”

9
3) Dalam kitab Syarh Mukhtashar al-Raudah fi Ushul Fiqh
‫القضا ياالكلية التى يعرف باالنظرفيهاقضاياجزئاية‬

Artinya: “Ketentuan universal yang bisa menemukan bagian-bagiannya melalui penalaran.”

Qawaid fiqhiyyah adalah dasar-dasar fiqh yang bersifat umum dan bersifat ringkas
berbentuk udang-undang yang berisi hukum-hukum syara’ yang umum terhadap berbagai
peristiwa hukum yang termasuk dalam ruang lingkup kaidah tersebut”

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa mempelajari Fiqh, Ushul
Fiqh, Syari’ah, Qawa’idul Fiqh sangatlah vital agar kita dapat dan tahu apa
pengertian, persamaan, maupun perbedaan dari Fiqh, Ushul Fiqh, Syari’ah, dan
Qawaidul Fiqh.Dengan demikian paparan diatas tersebut dapat lebih mudah dipahami.

11
DAFTAR PUSTAKA
Basiq djalil 2010. Ilmu ushul fiqh
.jakarta; prenamedia group.
Alaidin koto.2004.ilmu fiqih dan ushul fiqih
Djazuli.1978 .ilmu fiqih.jakarta; prenamedia group.
Sumber internet:

12

Anda mungkin juga menyukai