Jika dilihat dari sifat dan pembagiannya, thaharah (bersuci) dibedakan menjadi dua bagian:
1. Bersuci Lahiriah
Bersuci yang bersifat lahiriah yaitu menyucikan sesuatu yang lahir (dapat dlihat oleh mata)
seperti menyucikan badan, pakaian, atau tempat dari segala kotoran dan najis, dan bersuci
dari hadas besar maupun hadas kecil. Berikut tata cara menyucikannya:
a. Cara menyucikan najis adalah dengan air, hingga hilang bekasan najis tersebut.
2. Bersuci batiniah
Bersuci yang bersifat batiniah yaitu menyucikan (membersihkan) jiwa dari segala kotoran
batin yang meliputi segala perbuatan dosa dan maksiat seperti ujub, sombong, angkuh, ria,
takabbur, dendam, iri, dan lain sebagainya. Cara menyucikan (membersihkan)
batiniah tersebut adalah dengan bertaubat kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi, dan memperbanyak berzikir, membaca Al-Quran, dan shalat malam
(tahajjud).
Macam-Macam Thaharah :
1) Wudlu
Wudhu yaitu menyucikan sebagian anggota wudhu dengan air yang suci lagi menyucikan
dengan niat tertentu. Wudhu merupakan salah satu cara untuk bersuci dari hadas kecil.
2) Mandi
Mandi yaitu mengalirkan air yang suci lagi menyucikan ke seluruh tubuh hingga rata dengan
niat tertentu. Mandi merupakan salah satu cara untuk bersuci dari hadas besar.
3) Tayamum
Tayamum yaitu mengusap debu tanah pada wajah dan kedua tangan dengan niat
tertentu. Tayamum ini dilakukan sebagai pengganti air atau karena sebab tertentu. Tayamum
ini merupakan salah satu cara menyucikan hadas besar/kecil apabila air tidak ada.
Macam-Macam Air
Air terbagi 5 (lima) yaitu:
1) air yang suci lagi menyucikan yaitu air yang halal untuk di minum dan sah digunakan
untuk bersuci. seperti air hujan, air laut, air salju, air embun, dan air sungai, air telaga dan air
mata air.
2) air suci tetapi tidak menyucikan yaitu air yang halal untuk diminum, tetapi tidak sah untuk
bersuci. seperti air kelapa, air teh, air kopi, dan air yang di keluarkan dari pepohonan.
3) air mutanajis yaitu air yang terkena najis, seperti air yang sudah berubah warnanya,
baunya dan rasanya karena terkena najis. atau air yang kurang dari dua kulah sudah terkena
najis walaupun tidak berubah warna, rasa dan baunya maka iar tersebut tetap dikatakan air
yang mutanajis.
4) air musyammas yaitu air yang terjemur atau terkena panas matahari dalam bejana, selain
bejana emas dan perak. air ini makruh di pakai untuk bersuci.
5) air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah
warnanya. Air ini tidak boleh digunakan untuk bersuci karena dikhawatirkan telah terkena
najis sehingga dapat mengganggu kesehatan.