Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang baik, agama yang di berkahi oleh Allah swt. Islam juga
agama yang memberikan tuntunan kepada umatnya baik berupa sikap yang
ditujukkan kepada manusia dalam melalui kehidupannya. Manusia sebagai pemimpin
di muka bumi ini yang tentunya harus dibekali dengan sikap atau tuntunan akhlak
yang baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang lain, masyarakat, serta orang-
orang yang terdapat disekitarnya.
Islam memberikan segala sesuatu bagaimana seorang muslim dapat
berkomunikasi dan bersikap dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya. Agama
Islam adalah agama yang mampu menerangi setiap sudut dalam kehidupan
hambanya. Agama Islam juga tentunya Agama yang dirahmati oleh Allah swt dan
agama yang selalu memberikan jaminan keselamatan dan kebahagiaan para umatnya.
Agama Islam adalah Agama yang mampu membimbing, menjamin, dan mengarahkan
pada jalan menuju kebenaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ihsan?
2. Sebutkan Tiga aspek pokok dalam ihsan!
3. Apakah Perbuatan-perbuatan yang merusak ihsan?   
4. Bagaimana Menerapkan perilaku mulia?
5. Sebutkan Hikmah dan manfaat ihsan!

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IHSAN
Ihsan berasal dari bahasa yang artinya berbuat baik/ kebaikan. Sedangkan menurut
istilah yaitu perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang dengan niat hati beribadah kepada
Allah SWT.  Menurut pengertian istilah ada beberapa definisi dan pengertian yang diberikan oleh
ulama yaitu :
1. Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi oleh Allah dalam
segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan islam sehingga seluruh ibadah seorang
hamba benar-benar ikhlas karena Allah.
2. Menurut Imam Nawawi ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan seorang hamba merasa
selalu diawasi oleh Tuhan dengan penuh khusuk, khuduk dan sebagainya
Dari pengertian ihsan di atas, maka yang menjadi landasan dasar dari Ihsan antara lain
sebagai berikut :
 Muraqabatullah yang meliputi merasa selalu dalam pengawasan Allah swt dan
sikap Ihsan sebagai hamba Allah swt. sebagaimana keterangan dalam hadits sabda
Nabi Muhammad saw.
 Ihsanullah yang meliputi merasakan kebaikan Allah dalam segala hal dan sikap
Ihsan sebagai khalifah Allah swt.
Seorang hamba Allah swt. yang ihsan, merasa selalu berada dalam pengawasan Allah swt.
tentunya akan senantiasa melakukan yang terbaik dalam kehidupannya. Sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepada hamba-Nya, sudah seharusnya pula kita melakukan dan berbuat baik
kepada sesama manusia. Dalil firman Allah dalam Al-Qur’an al-karim :

Artinya : dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu.           (QS-Al-Qashash:77).
Ihsan memiliki satu rukun yaitu engkau beribadah kepada Allah Azza wa Jalla seakan-akan
engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. Hal ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu dalam
kisah jawaban Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Jibril Alaihissallam ketika ia bertanya
tentang ihsan, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

ii
“Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka bila engkau tidak
melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu.”
Maksudnya, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan ihsan dengan
memperbaiki lahir dan batin, serta menghadirkan kedekatan Allah Azza wa Jalla, yaitu
bahwasanya seakan-akan Allah berada di hadapannya dan ia melihat-Nya, dan hal itu akan
mengandung konsekuensi rasa takut, cemas, juga pengagungan kepada Allah Azza wa Jalla, serta
mengikhlaskan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla dengan memperbaikinya dan mencurahkan
segenap kemampuan untuk melengkapi dan menyempurnakannya.

B. TIGA ASPEK POKOK DALAM IHSAN


Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, muamalah,
dan akhlak. Ketiga hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam ihsan.

1. IBADAH
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah,
seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan
syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh
seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita
rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa
memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal
seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya, karena dengan inilah ia dapat
menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah
tersebut akan seperti yang diharapkan. Inilah maksud dari perkataan Rasulullah saw yang
berbunyi,
“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Kini jelaslah bagi kita bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas.
Maka, selain jenis ibadah yang kita sebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga jenis
ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri,
meniatkan setiap yangmubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena
itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu
senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya.

ii
2. MUAMALAH
Dalam  bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat 36, yang
berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun     dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu.”
Kita sebelumnya telah membahas bahwa ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan
sikap seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka Allah melihat
kita. Kini, kita akan membahas ihsan dari muamalah dan siapa saja yang masuk dalam
bahasannya. Berikut ini adalah mereka yang berhak mendapatkan ihsan tersebut:
a. ihsan kepada kedua orang tua
b. ihsan kepada karib kerabat
c. ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
d. ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat
e. ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya
f. ihsan dengan perlakuan dan ucapan yang baik kepada manusia
g. ihsan dalam hal muamalah
h. ihsan dengan berlaku baik kepada binatang.

3. AKHLAK
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang
akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang
menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu
menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka
sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka
sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak
atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat
jelas dalam perilaku dan karakternya.
Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang —yang diperoleh dari hasil
maksimal ibadahnya– maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya.
Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya,
dan bahkan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan ini semua, maka Rasulullah saw. mengatakan
dalam sebuah hadits, “Aku diutus hanyalah demi menyempurnakan akhlak yang mulia.”

ii
C. PERBUATAN-PERBUATAN YANG MERUSAK IHSAN   
Berikut ini adalah sikap dan perbuatan yang dapat merusak ihsan dalam diri, antara lain :
a. Sikap dan perbuatan Sombong. Dalam sebuah hadits diterangkan : sombong adalah
menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain. (HR. Muslim)
b. Sikap Serakah dan Egois. Mengenai serakah dan egois Nabi Muhammad saw, bersabda :
seandainya seorang anak Adam sudah mempunyai dua lembah harta, maka ia akan
mencari lembah yang ketiganya. Dan tidak akan merasa puas perutnya, melainkan dengan
dimasukkan ke dalam tanah. (HR. Bukhari dan Muslim)
c. Sikap Iri Dengki. Nabi saw. bersabda : Sesungguhnya dengki itu akan memakan habis
kebaikan, seperti api yang melalap habis kayu bakar. (HR. At-Tirmidzi). Sikap iri Dengki
akan menjadi penghambat dalam kesuksesan, menyia-nyiakan energy, menghilangnya
kesempatan untuk kerja sama dan akan menghilangkan kesempatan belajar.

Firman Allah
swt. :                                                                                                                                           

Artinya : Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami
berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk
Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih
kekal.  (QS. Thaha [20]: 131).

d. Ghibah atau menggunjing


e. Sikap berburuk Sangka
f. Sikap Dendam
g. Sikap Kikir atau pelit.

ii
D. MENERAPKAN PERILAKU MULIA
            Sikap dan perilaku terpuji yang harus dikembangkan terkait dengan ihsan yaitu :
1. Melakukan ibadah ritual (shalat,zikir, dan sebagainya )dengan penuh kekhusukan dan
keikhlasan.
2. Birul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua), dengan mengikuti semua keinginan
jika memungkinkan, dengan syarat tidak bertentangan dengan aturan Allah Swt.
3. Menjalin hubungan baik dengan kerabat.
4. Menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
5. Berbuat baik kepada tetangga.
6. Berbuat baik kepada teman sejawat.
7. Membalas semua kebaikan dengan yang lebih baik
8. Membalas kejahatan dengan kebaikan, bukan dengan kejahatan serupa
9. Menjaga kelestarian lingkungan, baik daratan maupun lautan dan tidak melakukan
tindakan yang merusak.

E. HIKMAH DAN MANFAAT IHSAN


“Kebaikan akan berbalas kebaikan”, adalah janji Allah dalam al-Qur’an.Berbuat Ihsan
adalah tuntutan kehidupan kolektif. Karena tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri, maka
Allah menjadikan saling berbuat baik sebagai sebuah keniscayaan. Berbuat baik (Ihsan) kepada
siapa pun, akan menjadi stimulus terjadinya “balasan” dari kebaikan yang dilakukan.
Demikianlah, Allah Swt. Membuat sunah (aturan) bagi alam ini, ada jasa ada balas. Semua
manusia diberi “nurani” untuk berterima kasih dan keingian untuk membalas budi baik. Peristiwa
di samping hanya sedikit dari percikan hikmah Ihsan. Simak dan renungkanlah!

ii
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ihsan adalah puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu,
semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang
dimilikinya agar sampai pada tingkat tersebut.  Siapapun kita, apapun profesi kita, di mata Allah
tidak ada yang lebih mulia dari yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam
seluruh sisi dan nilai hidupnya.

B. SARAN
Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf kepada semua
pihak, kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.

ii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.coursehero.com/file/58866512/Makalah-Pendidikan-Agama-Islam-ihsandocx/
https://artikelpendidikanrpp.blogspot.com/2016/02/makalah-meraih-kasih-allah-swt-
dengan.html
https://tugas-sekolah123.blogspot.com/2019/08/makalah-meraih-kasih-allah-dengan-ihsan.html

ii
MAKALAH
MERAIH KASIH ALLAH DENGAN IHSAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
1. SIPA SILVIYANI
2. SITI SAODAH
3. VIA AVNI OKTAVIANI SELA
4. TAUFIK QORDOFA
5. SUSI AGUSTINA
6. TUSI TARTUSI

KELAS : XII IPS 2

SMA NEGERI 1 CIOMAS

ii
TAHUN AJARAN 2022 - 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesainya makalah ini,
walaupunmasih jau dari kesempurnaan. Makalah yan kami buat berisi materi tentang meraih
kasih Allah dengan ihsan. Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Alla
SWT.Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknispenulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifatmembangun selalu saya harapan demi kesempurnaan makalah ini.Demikian sebagai
pengantar kata denan harapan semgoa makalah ini dapat di terima danbermanfaat bagi
pembaca. Amin.

Ciomas, 08 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 2
A. Pengertian ihsan ............................................................................................................ 2
B. Tiga aspek pokok dalam ihsan....................................................................................... 3
C. Perbuatan-perbuatan yang merusak ihsan    ........................................................... 5
D. Menerapkan perilaku mulia........................................................................................... 6
E. Hikmah dan manfaat ihsan............................................................................................ 6

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 7


A. Kesimpulan..................................................................................................................... 7
B. Saran.............................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 8

ii

Anda mungkin juga menyukai