UU Perkawinan
Indonesia
“UU No. 1 Tahun
1974”
Kelompok 2
1. Della Amelia
2. Dicky Laksono
3. Dimas Juni Ardiansyah
4. Elan Rasyid Nasrullah
5. Farhana Talida Kamila
6. Helena Nurul Suci
7. Kania Pradiva Maharani
8. Kelvin Rahyan Al-Karim
9. Kemal Malik Pasha
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 pasal 1
Pihak-pihak yang
melaksanakan akad nikah
01 yaitu mempelai wanita dan 03 Adanya wali dari calon istri.
pria
1. 2.
Para keluarga dalam garis keturunan
Suami atau istri
lurus ke atas dari suami atau istri
3. 4.
● Perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum yang terdapat pada Pasal
27 UU No. 1/1974.
● Salah satu pihak memalsukan identitas dirinya (pasal 27 UU No. 1/1974). Identitas palsu
misalnya tentang status, usia atau agama.
● Suami/istri yang masih mempunyai ikatan perkawinan melakukan perkawinan tanpa seizin dan
sepengetahuan pihak lainnya (pasal 24 UU No. 01 tahun 1974).
● Perkawinan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat perkawinan (pasal 22 UU Perkawinan).
Pemberlakuan Pembatalan
Perkawinan
p a s a l 2 8 U U N o . 1 Ta h u n 1 9 7 4
Batalnya perkawinan dimulai setelah keputusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan
berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan. Keputusan Pembatalan perkawinan tidak berlaku surut
terhadap anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut. Artinya, anak-anak dari perkawinan yang
dibatalkan, tetap merupakan anak yang sah dari suami Anda. Dan berhak atas pemeliharaan dan pembiayaan
serta waris.
Talak dan Rujuk Dalam Hukum Islam
TALAK RUJUK
Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan (“PP 9/1975”) mengatakan bahwa seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan
menurut agama Islam, yang akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada Pengadilan di
tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan isterinya disertai
dengan alasan-alasannya serta meminta kepada Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu.
Atas perhatiannya, terima kasih!