2022/2023
ugm.ac.id
1. Dasar-dasar Perkawinan
a. Sumber Hukum
b. Pengertian dan Tujuan Perkawinan
c. Perkawinan Sah
d. Pencatatan Perkawinan
e. Alat-alat Bukti dalam Perkawinan
ugm.ac.id
Sumber Hukum Perkawinan Islam di Indonesia
UU No. 1 tahun
Kompilasi Hukum Putusan
Fiqih Munakahat 1974 j.o. UU no.
Islam Pengadilan
16/2019
Bersumber dari Al Undang-undang Ketentuan tentang Putusan Mahkamah
Qur’an, As Sunnah , tentang Perkawinan Perkawinan yang Konstitusi dan
dan Ijtihad secara umum yang berlaku dan Yurisprudensi
berlaku dan mengikat secara
mengikat secara khusus bagi umat
nasional Islam di Indonesia
Pengertian Perkawinan
Ps 1 UUP Ps 2 KHI
Ps 1 UUP Ps 3 KHI
Untuk mewujudkan
Membentuk keluarga yang
kehidupan rumah tangga
bahagia dan kekal
yang sakinah, mawaddah, dan
berdasarkan Ketuhanan YME
rahmah
Ketentuan tentang Perkawinan Sah
Pasal 4:
Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
Islam sesuai dengan pasal 2
KHI ayat (1) Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan.
Pencatatan Perkawinan
Ketentuan Hukum
Pasal 2 ayat (1) UUP:
Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
Pasal 5 ayat (1) KHI:
Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap
perkawinan harus dicatat
Kegiatan Pasal 6 ayat (1) KHI:
Pencatatan Setiap perkawinan harus dilangsungkan di hadapan dan di
meliputi: bawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah
Putusnya Putusnya perkawinan selain cerai mati hanya dapat dibuktikan dengan surat cerai
Perkawinan : berupa putusan Pengadilan Agama.
Rujuk : kutipan Buku Pendaftaran Rujuk yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah
2. Rukun dan Syarat Perkawinan
a. Calon Mempelai
b. Wali Nikah
c. Saksi
d. Ijab Kabul / Akad Nikah
ugm.ac.id
Rukun Perkawinan
1. Calon Mempelai
2. Wali Nikah
3. 2 orang saksi
4. Ijab dan Kabul (akad nikah)
1. Calon Mempelai
Wanita Pria
Memenuhi batas umur 19 19
1.
minimal Pengecualian:
“Dispensasi Kawin”
Li’an adalah:
LI’AN
1. Perkawinan putus selama-lamanya
2. Anak yg dikandung hanya dinasabkan kepada ibunya
3. Suami terbebas dari kewajiban memberi nafkah
Tata Cara Li’an
Syarat : 1.Muslim
2.Laki-laki
3.Akil
4.Baligh
Golongan 1. Wali Nasab
Wali Nikah 2. Wali Hakim
Golongan Wali Nikah
Wali Wali nikah yang ditunjuk oleh menteri agama atau pejabat
yang ditunjuk olehnya, yang diberi hak dan kewenangan untuk
Hakim bertindak sebagai wali nikah
NASAB HAKIM
Seayah Kandung
Wali Hakim
1 Ayah
Perpindahan:
• Tidak memenuhi Alasan :
syarat 2 Kakek • Wali Nasab tidak ada
Penggolongan • Tuli • Wali Nasab tidak
Wali Nikah • Bisu
Saudara
2 1
Saudara
mungkin dihadirkan
• Wali Nasab ghaib
• Pikun
Laki-laki 3 Laki-laki • Wali Nasab adlal
2 1
Paman 4 Paman
2 1
Saudara Kakek 5 Saudara Kakek
ugm.ac.id
3. Saksi
Syarat : 1. Laki-laki
2. Muslim,
3. Adil
4. Akil baligh
5. Tidak terganggu ingatan dan tidak tuna
rungu atau tuli
Dilakukan oleh
Wali Nikah Mempelai Pria
(atau wakilnya) dan (atau wakilnya)
Ketentuan Mahar
ugm.ac.id
Mahar
“Pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik
berbentuk barang, uang, atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum
Islam”
ugm.ac.id
Pencegahan Perkawinan
Yang dapat • Keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah
mencegah... • Saudara
• Wali nikah,
• Wali pengampu,
• Pejabat yang mengawasi perkawinan (PPN atau Jaksa)
• Suami atau istri dr calon mempelai
Prosedur PA Setempat
Permohonan
Putusan
Pencegahan
Salinan Putusan
KUA KUA
Pemberitahu
an pada PPN
setempat
a) Suami melakukan poligami tanpa ijin dari a) Seorang suami melakukan poligami padahal
Pengadilan Agama. dia sudah mempunyai 4 orang isteri, sekalipun
b) Perempuan yang dinikahi ternyata masih salah satu dari keempat isteri tersebut sedang
menjadi isteri pria lain yang mafqud. dalam iddah talak raj’i.
c) Perempuan yang dinikai ternyata masih dalam b) Menikahi kembali bekas isteri yang telah di-
masa iddah dari suami lain. li’an.
d) Perkawinan yang melanggar batas umur c) Menikahi bekas isterinya yang telah ditalak tiga
perkawinan. kali (padahal belum melalui syarat tertentu
e) Perkawinan yang dilangsungkan dilaksanakan /isteri menikahi pria lain)
oleh wali yang tidak berhak. d) Perkawinan antara dua orang yang mempunyai
f) Perkawinan yang dilaksanakan dengan hubungan darah, semenda dan susuan.
paksaan e) Isteri adalah saudara kandung atau sebagai
bibi atau kemenakan dari isterinya.
Proses Pembatalan Perkawinan
Yang dapat a. Keluarga dlm garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah
mengajukan b.Suami atau isteri
Pembatalan
c. Pejabat yg mengawasi perkawinan (PPN)
d.Jaksa
e.Para pihak yg berkepentingan
1. Perkawinan putus
2. Untuk suami & istri, kembali ke status semula karena
perkawinan dianggap tidak pernah ada dan para pihak
tidak memiliki hubungan hukum.
3. Pembatalan tidak berlaku surut terhadap perkawinan
yang batal karena salah satu pihak murtad, anak yang
lahir dalam perkawinan dan pihak ketiga yang beriktikad
baik
Dimulai sejak Putusan Pembatalan memiliki
kekuatan hukum tetap dan berlaku sejak saat
berlangsungnya perkawinan
4. Kawin Hamil
ugm.ac.id
Pengertian
Pasal 53 KHI :
a. Wanita hamil dapat dikawinkan dengan laki-laki yang menghamilinya
b. Tidak harus menunggu kelahiran anak
c. Tidak perlu perkawinan ulang
5.Beristri lebih dari 1 orang (Poligami)
ugm.ac.id
Ketentuan Poligami
ALTERNATIF
Syarat
ugm.ac.id
Bentuk Harta Kekayaan dalam Perkawinan
Bentuk Perbuatan :
Judi, Mabuk, Pemborosan, dst
Membahayakan/
Merugikan Selama Masa Sita
Jaminan:
HARTA
BERSAMA Pengalihan hak atas harta
bersama untuk
kepentingan keluarga
TINDAKAN HUKUM hanya dengan izin PA
SITA JAMINAN
• Permohonan Sita Jaminan ke PA
• Tanpa permohonan/ gugatan
cerai
Pembagian Harta bila Perkawinan Putus
ugm.ac.id
Bentuk Perjanjian Perkawinan
Pasal 45 KHI
sewaktu-waktu saya
(1) Meninggalkan isteri saya dua tahun berturut-turut,
(2) Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
(3) Atau saya menyakiti badan/jasmani isteri saya,
(4) Atau saya membiarkan (tidak mempedulikan) isteri saya enam bulan
lamanya,
kemudian isteri saya tidak ridha dan mengadukan halnya kepada Pengadilan
Agama dan pengaduannya dibenarkan dan diterima Pengadilan tersebut, dan
isteri saya membayar uang sebesar Rp. ............. sebagai iwadh kepada saya, maka
jatuhlah talak saya satu kepadanya
2. Perjanjian Lain
Perjanjian Lain:
Semua Perjanjian yang tidak bertentangan dengan hukum Islam
Ada 3 bentuk :
1. Perjanjian Percampuran Harta Pribadi
2. Perjanjian Pemisahan Harta Bersama
3. Perjanjian tentang Kewenangan Mengadakan pengikatan
hipotik (Saat ini : hak tanggungan dan hipotik).
1. Perjanjian Percampuran Harta Pribadi
Adalah:
Percampuran Harta Pribadi / Harta Bawaan masing-masing Suami dan Istri
Adalah:
Perjanjian yang menyatakan bahwa harta yang didapatkan oleh masing-masing
suami dan istri selama perkawinan berlangsung dipisahkan
ugm.ac.id
SUAMI SUAMI & ISTRI ISTRI
a. Membimbing isteri a. menegakkan rumah a. berbakti lahir batin kpd
b. melindungi isteri tangga suami
c. Memberi pendidikan b. saling mencintai,
agama b. menyelenggarakan
menghormati, setia,
d. menanggung: dan mengatur
memberi bantuan
lahir batin keperluan rumah
- nafkah, tangga
kiswah,tempat c. mengasuh dan
kediaman memelihara anak
- biaya RT, perawatan d. memelihara
& pengobatan kehormatan
e. mempunyai tempat
- biaya pendidikan kediaman yg tetap
anak
Nusyuz : membangkang terhadap
Berlaku : setelah tamkin kewajiban kerumahtanggan;
sempurna jika isteri tidak melakukan
Gugur : kewajiban, kecuali ada
a. Istri Nusyuz alasan yg sah.
b. Istri membebaskan Akibat : kehilangan hak nafkah
9. Status Anak dalam Perkawinan
ugm.ac.id
Status Anak dalam Perkawinan
Pasal 99 dan Pasal 100 Putusan MK Nomor
Pasal 42 dan 43 (1) UUP
KHI 46/PUU-VIII/2010
Pasal 99: Pasal 42: Anak yang dilahirkan di luar
Anak yang sah adalah: Anak yang sah adalah anak yang perkawinan mempunyai hubungan
a. dilahirkan dalam atau akibat dilahirkan dalam atau sebagai akibat perdata dengan ibunya dan keluarga
perkawinan yg sah perkawinan yang sah. ibunya serta dengan laki-laki sebagai
b. hasil pembuahan suami isteri yg ayahnya yang dapat dibuktikan
sah di luar rahim dan dilahirkan Pasal 43 ayat (1) berdasarkan ilmu pengetahuan dan
oleh isteri tsb
Anak yang dilahirkan di luar teknologi dan/atau alat bukti lain
Pasal 100: perkawinan hanya mempunyai menurut hukum mempunyai
Anak yang lahir di luar perkawinan hubungan perdata dengan ibunya hubungan darah, termasuk
hanya mempunyai hubungan nasab dan keluarga ibunya hubungan perdata dengan keluarga
dengan ibunya dan ayahnya.
keluarga ibunya
Anak Sah pasca Putusan MK
Anak yang Lahir di Anak yang Lahir di Dalam Anak yang Lahir di Dalam Anak yang Lahir di Luar
Dalam dan atau Akibat Perkawinan yang Tidak Perkawinan yang Tidak Perkawinan (anak zina,
Perkawinan yang Sah Tercatat (Sirri), dilakukan itsbat Tercatat (Sirri) TIDAK dilakukan anak yg lahir dalam
nikah dan dikabulkan itsbat nikah. perkawinan tdk sah)
GUGATAN PA
• 21 tahun, atau
“Dewasa” • Sudah Menikah
Adalah:
Kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan
suatu perbuatan hukum sebagai wakil untuk kepentingan dan
atas nama anak yang tidak mempunyai kedua orang tua, atau
orang tua yang masih hidup tidak cakap melakukan perbuatan
hukum.
Anak dalam • KHI : Anak dibawah usia 21 tahun dan atau belum
Perwalian: pernah melangsungkan perkawinan
• UU Perlindungan Anak & UUJN : Anak di bawah
usia 18 Tahun
Ketentuan Perwalian
3. Badan Hukum
Kewajiban Wali
ugm.ac.id
Kematian
inisiatif
Talak Suami
Perkawinan Perceraian
Putus
Gugatan Istri
Putusan
Pengadilan
Alasan Hukum Perceraian
1. Berbuat zina, pemabuk, pemadat, penjudi
2. Meninggalkan selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin/alasan sah
3. Mendapat hukuman pidana penjara 5 tahun/lebih
(Kecuali Zina, sekalipun hukuman tidak sampai 5 tahun, tetap bisa dipakai sebagai alasan
bercerai karena sekaligus sudah membuktikan alasan nomor 1.
4. Melakukan kekejaman/penganiayaan
5. Mendapat cacat badan/penyakit
6. Perselisihan Terus Menerus atau Syiqaq
7. Pelanggaran taklik talak
8. Murtad yang menyebabkan ketidakrukunan
Talak
a. Talak Sunny : Dijatuhkan saat istri dalam keadaan suci dan tidak
dicampuri dlm wkt suci tsb BOLEH
b. Talak Bid’i : Dijatuhkan saat istri dalam keadaan haidl, atau istri
dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada saat
suci tsb. DILARANG
a. Talak Raj’i : yaitu talak ke -1 dan k-2 Dapat rujuk selama masa iddah
b. Talak Ba’in : Terbagi menjadi:
- Talak Ba’in Kubra (talak yang Tidak dapat rujuk maupun menikah ulang kecuali
terkadi untuk ketiga kalinya) mantan isteri telah menikah dengan pria lain,
bakda ad dhukul, cerai, dan selesai masa idah
Akibat Hukum Talak &Gugatan Perceraian
Talak Gugatan Perceraian
Ada beberapa regulasi terbaru
1.Memberikan mut’ah kepada bekas
dalam SEMA dan Perma
isterinya kecuali qobla ad-dukhul:
K
E 2.Memberi nafkah, maskan, dan
kiswah kpd bekas isteri selama iddah,
W kecuali bekas istri dijatuhi Talak ba’in,
A Suami Nusyuz, dan dalam keadaan tidak
J hamil
I 3.Melunasi Mahar terhutang
B
4.Melunasi Nafkah terhutang
A
N 5.Memberi biaya hadhanah
Menjaga dirinya, tidak menerima pinangan dan tidak menikah dengan pria
Istri lain selama iddah
Suami Rujuk selama masa iddah
H
1. Mendapat pelunasian Mahar & Nafkah terhutang
A
K
Istri 2. Mendapat Mut’ah, nafkah, maskan, 3. Mendapat nafkah iddah bila
dan kiswah selama masa iddah hamil
Akibat Talak & Gugatan Perceraian terhadap Anak & Harta
Bersama
Adalah:
masa tunggu bagi wanita yang ditinggal mati atau bercerai dari
suaminya untuk memungkinkan melakukan perkawinan lagi
dengan laki-laki lain
Jangka Waktu Iddah
ugm.ac.id
Adalah:
Bersatunya kembali pasangan suami istri dalam perkawinan
yang sebelumnya telah putus karena cerai talak raj’i, selama
masa iddah.
ugm.ac.id