Anda di halaman 1dari 27

By : Widya Nengsih S.ST, M.

Kes
Pengertian Perkawinan

KUHPerdata Hukum Adat


Hukum Islam

• Perkawinan merupakan • Perkawinan bersumber


Hubungan perdata Al Qur’an
(perjanjian) • Perkawinan merupakan •Perkawinan merupakan
• Perkawinan harus diakui suatu aqad (ijab & kabul) Perikatan perdata, adat,
negara • Perkawinan dilakukan Kekerabatan &
• Perkawinan bertujuan oleh wali calon mempelai Ketetanggaan
hidup bersama Wanita • Perkawinan banyak
• Perkawinan mengikuti • Perkawinan memiliki ragamnya,sesuai sistim
• sistim keluarga bilateral beberapa aspek: Hukum, masyarakatnya :
Sosial, Agama Patrilineal, Matrilineal,
• Perkawinan membentuk Parental
rumah tangga
Pengertian Perkawinan Tujuan Perkawinan

 Ikatan lahir batin  Bertujuan membentuk keluarga


Ikatan: suatu perjanjian kesatuan kemasyarakatan yang
(persetujuan) terkecil yang organisasinya
aspek hubungan keperdataan didasarkan perkawinan sah, idealnya
(formil) tediri atas bapak, ibu dan anak-anak
harus dilandasi saling cinta  Rumah tangga
(fundamen) kehidupan dalam satu rumah
 Antara seorang pria dengan (kesatuan ekonomi)
seorang wanita  Yang bahagia
Pria-wanita: konsep sosial jenis kelamin Kehidupan harmonis atas dasar
berbeda (menolak lesbi dan homo) cinta
 Sebagai suami isteri  Kekal
Seabagai: bentuk penegasan tidak untuk sesaat (kontinuitas)
perjanjian di lapangan hukum  Berdasarkan Ketuhanan Yang
keluarga
Maha Esa
Suami-isteri: obyek perjanjian
berdasar keimanan (religieus)
menimbulkan status
KUHPerdata Hukum Islam Hukum Adat

• Perkawinan adalah
• Calon suami dan calon • Perkawinan dilakukan tahapan circle of live
steri menyatakan saling menurut ketentuan
menerima satu kepada hukum fikh • Perkawinan merupakan
lainnya sebagai suami/
upacara rite de passage
isteri • Rukun perkawinan (krisisrites)
harus dipenuhi:
• Perkawinan dilakukan Calon Suami-isteri, • Perkawinan harus ada
dihadapan Pegawai Wali nikah, dua orang pengakuan atau
Catatan Sipil saksi dan ijab - kabul penerimaan masyarakat
• Dibuktikan dengan Akta • Perkawinan tidak • Perkawinan tidak
Perkawinan (dicatatkan mengharuskan adanya mengharuskan adanya
di Kantor Catatan Sipil) pencatatan perkawinan pencatatan perkawinan
(1). Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
(2). Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kumulatif
Alternatif Kumulatif
Alternatif

• Perkawinan sah dilakukan


menurut agamanya • Perkawinan menurut
• Perkawinan hanya bisa
agama dengan tolerans
dilakukan menurut hukum
• Perkawinan juga sah yang sementara bagi yang belum
agama.
Dilakukan menurut beragama (pedalaman).
kepercayaannya.
YANG BERAGAMA YANG TIDAK BERAGAMA

1. Beragama Islam  Tidak ada tatacara perkawinan


mengikuti peraturan yang berlaku bagi mereka.
perkawinan dan pencatatan
yang berlaku bagi yang  Perkawinan dan penvatatanya
beragama Islam. tidak bisa dilaksanakan.
2. Beragama Non Islam
mengikuti peraturan perkawinan
dan pencatatan bagi agama yang
dianutnya.
 Perkawinan  Tatacara
dilaksanakan perkawinan • Perkawinan dilak-
setelah 10 hari dilakukan menurut sanakan dihadapan
sejak pengumuman hukum masing- Pegawai Pencatat
oleh Pegawai masing agamanya Perkawinan dan
Pencatat dan dihadiri oleh dua
Perkawinan kepercayaannya itu orang saksi
 Kurang dari 10 hari (sesuai bunyi Pasal • Muslim dilakukan
harus ada ijin dari 2 ayat 1 UU No. 1 oleh Pejabat KUA
Camat atas nama Tahun 1974). • Non Muslim di-
Bupati (Walikota). lakukan oleh Peja-
bat Catatan Sipil.
MONOGAMI POLIGAMI

Pasal 3 ayat 1 UU No. 1 Th. 1974 Pasal 3 ayat 2 UU No. 1 Th. 1974
“seorang suami HANYA BOLEH…… Pengadilan dapat memberi ijin kepada
seorang isteri, ……(sebaliknya) Seorang suami utk beristri lebih dari satu …

Prinsip Bilateral • Ijin Pengadilan


Kedudukan suami dan • wajib hukumnya
isteri seimbang, dan • memenuhi alasan
cakap bertindak d dan syarat
alam hukum

Alasan Poligami
• Td dapat jalankan kewajiban suami isteri, cacat badan, td dapat melahirkan
Syarat-syarat Poligami
• persetujuan isteri, mampu ekonomi dan berlaku adil
TAHAPAN
PELAKSANAAN
PERKAWINAN

TAHAPAN TAHAPAN
PEMBERITAHUAN PENGUMUMAN TAHAPAN
KEHENDAK KEHENDAK PELAKSANAAN
MELANGSUNGKAN MELANGSUNGKAN PERKAWINAN
PERKAWINAN PERKAWINAN

PENYERAHAN PERKAWINAN
DAN DAN
PEMERIKSAAN PENCATATAN
SYARAT-SYARAT PERKAWINAN
PERKAWINAN
LARANGAN
KAWIN

ANTARA ANTARA
KELUARGA ORANG
SEDARAH, SAMA KE-3 KALINYA
GARIS KE ATAS, ANTARA ATAU LEBIH
KE BAWAH, YANG
MENYAMPING, BERHUBUNGAN
HUBUNGAN SUSUAN ANTARA
SEMENDA, YANG MENURUT
DAN SAUDARA AGAMA
ISTERI BILA DILARANG
BERISTERI KAWIN
LEBIH DARI
SATU

LARANGAN KAWIN INI


MERUPAKAN PERSYARATAN PERKAWINAN
DALAM KATEGORI RELATIF
SYARAT-SYARAT
PERKAWINAN

CALON WALI IJAB


NIKAH SAKSI-SAKSI
MEMPELAI KABUL

KEDUDUKAN SYARAT
WALI WALI
BALIGH ISLAM
WALI MUKALAF
BERAKAL NASAB
SEHAT MUKALAF
MUSLIM
TIDAK KARENA WALI
PAKSAAN HAKIM ADIL
BERAKAL
SEHAT
TIDAK HARAM
DIKAWIN WALI PRIA DUA ORANG
MUHAKAM
ADIL
Gol. Eropa Gol. Tionghoa Gol. Ind. Asli

Jawa & Madura,


• Kelahiran • Kelahiran Jawa & Madura Amboina
• Pemberitahuan • izin perkawinan Beragama
Perkawinan • perkawinan Nasrani
• izin perkawinan •perceraian
• Perkawinan • Kelahiran
• Perceraian • Pemilihan Nama
• Kematian • Kelahiran
• Kematian
• Pemilihan nama
• Perkawinan
• Perceraian
• Kematian

Keppress 12 Tahun 1983 sbg tindak lanjut • Kelahiran


Instruksi Presidium Kabinet Ampera 1966 • Perkawinan
Td. mengenal pergolongan rakyat • Perceraian
• Pengakuan dan pengesahan anak
• Kematian
PERSAMAAN PERBEDAAN

PENCEGAHAN PERKAWINAN SEBAGAI


TINDAKAN KONTROL SEBELUM
PERKAWINAN
SISTEM KONTROL PERKAWINAN
PEMBATALAN PERKAWINAN SEBAGAI
TINDAKAN KONTROL SETELAH
PROSES MELALUI PENGADILAN PERKAWINAN

PENCEGAHAN PERKAWINAN TIDAK


MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM TERKAIT AKIBAT PERKAWINAN

PENARIKAN KEMBALI DENGAN PEMBATALAN PERKAWINAN TERKAIT


PUTUSAN PENGADILAN PADA AKIBAT PERKAWINAN

TATACARA PENCEGAHAN PERKAWINAN


DENGAN ACARA PERMOHONAN
TATACARA PENGAJUAN PEMBATALAN PERKAWINAN
DENGAN ACARA GUGATAN

AKIBAT PENCEGAHAN PERKAWINAN PROSES PERKAWINAN


MENJADI TERHENTI
AKIBAT PEMBATALAN PERKAWINAN, STATUS PERKAWINAN
MENJADI TIDAK SAH SEJAK SAAT DIBATALKAN
ORANG-ORANG TATA CARA
YANG BERHAK PERMOHONAN
MENCEGAH PENCEGAHAN
PERKAWINAN PERKAWINAN

1. Para keluarga garis PENGADILAN


DENGAN ACARA
lurus ke atas
PERMOHONAN
dan ke bawah
BUKAN
2. Saudara PENGADILAN
ACARA
3. Wali nikah AGAMA
GUGATAN
4. Wali
5. Pengampu dari
salah satu
calon mempelai PENGADILAN
6. Pihak-Pihak NEGERI
yang berkepentingan
7. Suami atau isteri NON
8. Pejabat yang ditunjuk MUSLIM
MUSLIM
PEMBATALAN
PERKAWINAN

ORANG-ORANG TATACARA
YANG BERHAK PERMOHONAN
MENGAJUKAN PEMBATALAN
PARA PEMBATALAN PERKAWINAN
KELUARGA PERKAWINAN
GARIS LURUS
KEATAS DARI
SUAMI ATAU
ISTERI DENGAN KE
ACARA PENGADILAN

SUAMI ATAU GUGATAN


ISTERI

PEJABAT YANG BERWENANG


SELAMA PERKAWINAN BELUM PUTUS
PENGADILAN PENGADILAN
SETIAP NEGERI AGAMA
ORANG YANG JAKSA BAGI NON MUSLIM BAGI MUSLIM
BERKEPENTINGAN (PENUNTUT UMUM)
 Antara suami-istri tidak ada  Antara suami-istri tidak
persatuan bulat. ada persatuan.
 Antara suami-istri ada  Terdapat kelompok harta,
persatuan terbatas (harta yaitu: harta kekayaan
bersama). suami-istri persatuan
 Untung dan rugi menjadi hak hasil dan pendapatan,
dan tangungan suami-istri. harta kekayaan suami dan
 Harta yang dibawamasuk harta kekayaan istri.
menjadi harta pribadi  Kerugian menjadi
masingmasing suami-istri. tanggungjawab suami.
 Terdapat lebih dari  Istri tidak turut dan
kelompok harta, yaitu: harta bertangungjawab.
persatuan untung rugi, harta
pribadi suami dan harta
pribadi istri.
KEDUDUKAN ANAK

ANAK ANGKAT
ANAK YANG ANAK LUAR
Hukum Islam SAH KAWIN
Memandang Anak yang
Hanya Anak kandung Tidak sah
Merupakan
Solidaritas
sosial

PENGAKUAN ANAK HASIL


PENYANGKALAN
ANAK LUAR KAWIN OVERSPEL
ANAK YANG SAH
OLEH BAPAK TIDAK DAPAT
OLEH SUAMI IBUNYA
BIOLOGISNYA DIAKUI

PEMBUKTIAN
ASAL-USUL ANAK
HAK PENYANGKALAN SUAMI ATAS SAHNYA ANAK YANG
DILAHIRKAN OLEH ISTERINYA KARENA ZINA

Dapat dilakukan dengan Pengadilan memberikan


Membuktikan bahwa isterinya Keputusan mengenai sah atau
Telah melakukan Tidaknya anak yang
Zina (overspel) di muka Dilahirkan oleh isteri atas
pengadilan Permintaan si suami

AKIBAT HUKUMNYA SI ANAK HANYA MEMILIKI HUBUNGAN


HUKUM KEPERDATAAN DENGAN IBUNYA ATAU KELUARGA
IBUNYA SAJA, TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN HUKUM
KEPERDATAAN DENGAN SUAMI IBUNYA.

MENURUT HUKUM ISLAM


APABILA TIDAK CUKUP BUKTI DAPAT DILAKUKAN DENGAN
SUMPAH
Akibat hukumnya:
-Anaknya tidak sah (anak haram)
-Perkawinan menjadi putus selama-lamanya
-Suami atau isteri tidak mendapatkan hukuman
KEWAJIBAN ORANG TUA

Kewajiban memelihara dan


Juga kekuasaan orang tua
Mendidik anak sebaik-baiknya

Kekuasaan orang
Sampai anak
Walau perkawinan kedua tua sebagai suatu
Melangsungkan Sampai anak
orang tuanya putus dan hak
perkawinan Dapat berdiri
sendiri Putusnya perkawinan tidak
Menghentikan kewajiban Kekuasaan orang
Orang tua tua atas diri
Pribadi anak

MEMELIHARA Kekuasaan orang


ASPEK LAHIRIAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN tua atas harta
PERTUMBUHAN ANAK (ASPEK KEHIDUPAN) Benda milik anak
MENDIDIK
ASPEK NON LAHIRIAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MENTAL DAN KUALITAS ANAK-ANAKNYA
KEWAJIBAN ANAK

BELUM TELAH
DEWASA DEWASA

MENTAATI WAJIB MEMELIHARA


MENGHORMATI MENURUT
KEHENDAK
ORANG TUA KEMAMPUANNYA
ORANG TUA

KEPADA KPD KELUARGA


ORANG TUA GARIS LURUS
ASPEK SIKAP ASPEK KE ATAS
SEBAGAI DASAR PERILAKU SBG
DARI FUNGSI DARI
PERILAKU SIKAP
APABILA MEREKA
MEMBUTUHKAN BANTUAN
RUANG LINGKUP
PUTUSNYA PERKAWINAN DAN AKIBATNYA

KARENA KEMATIAN
SALAH SATU ATAU
ATAS KEPUTUSAN
KEDUA-DUANYA DARI KARENA PERCERAIAN
PENGADILAN
SUAMI ISTERI

AKIBAT HUKUMNYA
1. TERHADAP HUBUNGAN SUAMI ISTERI
2. TERHADAP HARTA BENDA PERKAWINAN
(Harta bersama)
3. TERHADAP HUBUNGAN ANTARA ORANG TUA
DENGAN ANAK-ANAKNYA (Kekuasaan Orang Tua)
4. TERHADAP HUBUNGAN DENGAN PIHAK KETIGA
Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi
dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan

Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain
alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya

Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 tahun atau hukuman yang lebih berat
setelah perkawinan berlangsung

Salah satu pihak melakukan kekeaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain

Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri

Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan
akan hdup rukun lagi sebagai suami stri

Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan


Suami melanggar tak’lik talak
terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga
TALAK
Ikrar suami sbg salah satu sebab putusnya perkawinan

KHULUK
Talak tebus,perceraian atas dasar persetuajuan suami-istri dg disertai tebusan harta/uang dari istri

SYIQAQ
Perselisihan suami-istri yg diselesaikan dua HAKAM pihak suami/istri

FASAKH
atas permintaan salah satu pihak oleh Hakim karena salah satu pihak ada cela atau tertipu

TAK’LIK TALAK
Janji talak yg digantungkan pd keadaan tertentu dimasa datang

ILA’
Suami bersumpah utk tdk mencampuri istrinya (td. Talak atau cerai)
ZHIHAR
Suami bersumpah bahwa Istrinyaitu baginya sama dg punggung ibunya, dg sumpah itu berarti
Telah menceraikan istrinya

LI’AN
Laknat atau sumpah, suami menuduh istrinya berzina tanpa bukti cukup

MURTAD

KEMATIAN
BAGI SUAMI ISTRI HARTA BENDA KEWAJIBAN ORANG
YANG HIDUP TUA KPD ANAK
PERKAWINAN
 Istri yang hidup • Timbul pewarisan
 Orang tua yang
dapat menikah terhadap harta tinggal
lagi setelah hidupmeneruska
lewat masa peninggalan n kewajibannya
iddah si mati sbg orang tua
• wajib bereskan kepada anak-
 Suami yang
hutang-hutang anaknya yang
hidup dapat si mati atas beban masih kecil
menikah lagi harta peninggalan
HUBUNGAN HATA BENDA TERHADAP
SUAMI ISTRI HUB. ORANG PIHAK KETIGA
PERKAWINAN
 Suami thd istri TUA DG ANAK  Utang setelah
(biaya hidup dan • Harta pribadi • Hubungan spt cerai 
lannya  psl. 41 suami/istri tetap tidak terjadi menjadi
UU 1/74): dikuasai masing
mut’ah,nafkah, perceraian utang pribadi
maskan & kiswah
masing yang
selama iddah, • Harta bersama •Yang wajib atas berhutang
mahar yang suami-istri  Utang
terutang,nafkah
biaya dan nafkah
dibagi • sebelum
iddah kecuali istri
masing-masing cerai 
nusyuz, nafkah
lampau yang separuh Utang pribadi
terutang tanggung
 Istri thd suami: jawab pribadi
td. menerima dan utang
pinangan pria lain bersama
selama masa tanggung
iddah jawab
bersama
TERHADAP ANAK HAK-HAK SUAMI & TERHADAP PIHAK
ISTRI YANG KETIGA
 Tetap sbg. Anak BERIKTIKAD BAIK
sah dan memiliki  Tidak berlaku surut
hubungan hukum • Ada iktikad (subyektif) bagi pihak ketiga
dengan bapak baik ada akibat hukum dan persetujuan
dan ibunya. yang dibuat tetap
seperti pada perceraian
(ada harta besama) sah
• Tidak ada iktikad baik  Hutang pribadi
(Perkawinan rangkap) menjadi
tidak ada harta bersama. tanggungjawab
pribadi yang
• Tidak ada iktikad baik,
berhutang
maka kerugian yang
timbul, jadi tanggung
jawab yang beriktikad
baik
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai