Anda di halaman 1dari 9

PERNIKAHAN

DALAM ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SMA NEGERI 99 JAKARTA
PERNIKAHAN
Dalam pernikahan, yang terpenting adalah
sah, bukan wah. Yang wajib adalah mahar,
bukan mahal.
PENGERTIAN
PERNIKAHAN
Menurut bahasa, arti “nikah” adalah
mengumpulkan, menggabungkan
atau menjodohkan.

Menurut syariah, nikah berarti akad


yang menghalalkan pergaulan
antara laki-laki dan perempuan
yang bukan mahramnya yang
menimbulkan hak dan kewajiban
masing-masing.
Seseorang yang akan menikah harus memiliki
tujuan positif dan mulia untuk membina
keluarga sakinah dalam rumah tangga,
diantaranya adalah :

1. Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia


yang asasi.
2. Untuk mendapatkan ketenangan hidup.
3. Untuk membentengi akhlak.
4. Untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
5. Untuk mendapatkan keturunan yang
shalih.

TUJUAN 6. Untuk menegakkan rumah tangga yang


Islami.

PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHAN
WAJIB
Hukum nikah menjadi wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, memiliki nafsu
mendesak, dan takut terjerumus dalam perzinaan.
SUNNAH
Hukum nikah menjadi sunah jika orang yang nafsunya telah mendesak dan mampu menikah
tapi masih dapat menahan dirinya dari perbuatan zina.
HARAM
Hukum nikah bisa jadi haram ketika seseorang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan
lahirnya kepada istri serta nafsunya pun tidak mendesak.
MAKRUH
Hukum nikah makruh terjadi ketika seseorang yang lemah syahwat dan tidak mampu
memberi belanja kepada istrinya. Walaupun tidak merugikan istri, karena ia kaya dan tidak
mempunyai keinginan syahwat yang kuat.
MUBAH
Hukum nikah menjadi mubah jika orang tersebut tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
mengharamkan untuk menikah.
ALUR
PERNIKAHAN
Khitbah/ Lamaran
Lamaran atau khitbah adalah tahap awal dalam proses
pernikahan di mana calon mempelai laki-laki atau pihak
keluarganya mengajukan permohonan untuk menikahi
calon mempelai perempuan atau keluarganya.

Akad Nikah
Pernikahan dapat diartikan bahwa suatu perjanjian suci
yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang ingin
melanjutkan hubungan menjadi hubungan yang halal.
Mereka akan mengikat janji untuk menyatakan bahwa
sudah siap untuk membangun rumah tangga.
Mahram (orang yang tidak boleh dinikahi)

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


Keturunan Pernikahan Persusuan

Ibu dan seterusnya ke atas Ibu Istrinya (mertua)


Anak perempuan dan Rabibah atau anak tiri Ibu yang menyusui
seterusnya ke bawah (anak istri yang dikawin Saudara perempuan yang
Saudara perempuan dengan suami lain mempunyai hubungan susuan
(sekandung, seayah atau seibu) Istri ayah dan seterusnya
ke atas

Wanita-wanita yang
Bibi (dari ayah ataupun ibu)
pernah dikawini oleh
Anak perempuan dari saudara
ayah, kakek (datuk) dan
laki-laki terus ke bawah
seterusnya ke atas
Anak perempuan dari saudara
Istri anaknya yang laki-laki
perempuan terus ke bawah
(menantu)
1 CALON SUAMI

2 CALON ISTRI

3 WALI

RUKUN 4 DUA ORANG SAKSI

NIKAH 5 SIGAH (IJAB KABUL)


UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974
TENTANG PERNIKAHAN
Pasal 1
Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Mahaesa.

Pasal 2
1. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaannya itu.
2. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai