Nim : 018330026
Semester : VII (Tujuh) Reguler Sore
Tugas mata kuliah : Hukum Keluarga & Waris Perdata
Dosen Pengajar : Fitria Nita Belas,SH.,MH
1. Asas persetujuan
2. Asas kebebasan
3. Asas kemitraan suami-isteri
4. Asas untuk selama-lamanya
5. Asas kemaslahatan hidup
6. Asas Kepastian Hukum
Asas Hukum Perkawinan Menurut Para Ahli Dalam
perspektif yang lain, Dr. Musdah Mulia menjelaskan
bahwa asas atau prinsip perkawinan tersebut ada empat
yang didasarkan pada ayat-ayat AlQuran :
Soal cerita :
Pada tahun 2001 ahmad menikah dengan siti, satu tahun kemudian di
karuniai seorang putra yang diberinama doni, tahun 2010 ahmad dan siti di
karuniai seorang putri yang diberi nama sinta, semenjak kelahiran sinta
hubungan ahmad dan siti semakin membaik dan harmonis sangat jarang
diterpa masalah apalagi sampai berantem hebat, sampai akhir nya pada
tahun 2016 siti mengetahui ahmad telah menikah lagi dengan seorang
perempuan bernama annisa dan telah memiliki anak perempuan berusia 1
tahun. Sejak saat itu hubungan antara siti dengan ahmad tidak terlalu
harmonis tetapi ahmadpun tidak menceraikan salah satu istri nya baik siti
maupun annisa. Pada saat ini tahun 2021 ahmad meninggal dunia karna
kecelakaan dengan meninggalkan 2 orang istri dan 3 orang anak, dan harta
selama pernikahan dengan istri pertama 2 runah beserta tabungan dan
selama pernikahan dengan istri ke 2 memiliki tanah, rumah dan beberapa
kendaraan bermotor.
Pertanyaan :
Untuk istri pertama 1/2 dari harta bersama dengan suami yang diperoleh
selama perkawinan, ditambah 1/3 dari harta bersama yang diperoleh
suami bersama dengan istri pertama dan istri kedua (hal. 146). Sehingga
yang didapat istri kedua adalah 1/3 dari harta bersama yang diperoleh
suami bersama dengan istri pertama dan istri kedua.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembagian harta bersama antara
almarhum dengan istri pertama dan keduanya adalah sebagai berikut:
Rumah yang didapat selama perkawinan dengan istri pertama dibagi dua,
½ bagiannya adalah bagian istri pertama dan ½ lagi menjadi harta
peninggalan almarhum
Sedangkan mobil, serta beberapa jumlah motor dan tabungan yang
didapat setelah menikah dengan istri kedua, 1/3 dari jumlah harta tersebut
merupakan bagian istri pertama, 1/3 lainnya untuk istri kedua, dan 1/3
lainnya menjadi harta peninggalan.
Di dalam KUHPer telah diatur mengenai penerima waris dalam Pasal 832
menyebutkan orang-orang yang berhak menjadi ahli waris, yaitu:
Golongan I
Keluarga yang berada pada garis lurus ke bawah, yaitu suami atau istri
yang ditinggalkan, anak-anak, dan keturunan beserta suami atau istri yang
hidup lebih lama.
Golongan II
Keluarga yang berada pada garis lurus ke atas, seperti orang tua dan
saudara beserta keturunannya.
Golongan III
Terdiri dari kakek, nenek, dan leluhur.
Golongan IV
Anggota keluarga yang berada pada garis ke samping dan keluarga
lainnya hingga derajat keenam.
Dasar Hukum:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;
3. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Penyebarluasan
Kompilasi Hukum Islam.