F. Penutup.
1. Perkawinan Campuran antara pria WNA dan wanita WNI otomatis kewarga
negaraan anak mengikuti kewarganegaraan ayahnya. Hal ini merupakan
konsekuensi hukum pengutamaan penggunaan asas ius sanguinis, berdasarkan
Undang-undang No. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan. Sehubungan
dangan hal tersebut timbul beberapa permasalahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan :
a. Jika terjadi perceraian 'dari perkawinan antara WNA (laki-laki)- dengan
WNI (wanita) maka perceraian tersebut tidak mempengaruhi status si anak.
Anak tetap berstatus WNA hingga usia 18 tahun dan pada saat memasuki
usia 18 tahun, anak berhak menentukan kewarganegaraan sendiri.
Namun apabila terjadi perceraian (berdasarkan Keputusan Hakim)
anak diasuh oleh Ibu. Sedangkan ayah tetap berkewajiban memberikan
biaya hidup kepada anak, hanya apabila ayahnya ingkar atas biaya
anaknya, di dalam Undang-undang perkawinan tersebut belum di atur.
b. Belum adanya pengaturan masalah penentuan status kewarganegaraan anak
dari perkawinan campuran.
c. Belum adanya pengaturan mengenai kesahan dan pencatatan perkawinan
campuran
d. Sering terjadi penyelundupan hukum terhadap kasus anak sah tetapi diluar
kawin.
e. Belum ada pengaturan mengenai kewarisan untuk anak dari perkawinan
campuran.
2. Undang-undang Nomor 62 tahun 1958 belum dapat memecahkan semua
permasalahan yang berhubungan dengan status anak hasil perkawinan antara
WNA dan WNI, sebab beberapa permasalahan yang ada masih diselesaikan
melalui pengadilan.
3. Status anak WNI yang lahir diluar negeri menganut asas ius soli adalah
sebagai berikut : Jika ayahnya tidak jelas maka status anak tetap menjadi
WNI. Jika ayahnya jelas maka status anak adalah bipatrida.
Status anak WNI yang lahir diluar
negeri menganut asas ius soli adalah
sebagai berikut : Jika ayahnya tidak
jelas maka status anak tetap menjadi
WNI. Jika ayahnya jelas maka status
anak adalah bipatrida. DAFTAR
PUSTAKA
1. Al-Quran al-Karim
2. Departemen Agama RI, Tafsir al-Quran, Jakarta, 2004
3. Kitab UU Hukum Perdata BW
4. UU Dasar Negara RI No. 1945
5. UU Nomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI
6. UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
7. UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
8. Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam, 1991
9. BPHN - Pengkajian Hukum tentang Perkawinan Campuran, Tahun 1992/1993
10. BPHN - Penelitian Hukum tentang Permasalahan Hukum dalam Praktek
Perkawinan Antar Agama dalam hal Harta Perkawinan, Warisan, dan Status Anak
tahun 1993/1994.
11. BPHN - Aspek-aspek Hukum Perkawinan Antar Agama dan Perkawinan
Campuran Tahun 1993.
12. Tim Analisis dan Evaluasi Hukum tentang Status Anak Hasil Perkawinan Antar
WNI dan WNA Tahun 2004.
13. Sabiq, Sayid, 1971, Fiqhu as-Sunnah, Libanon, Daarul Kitab al-Arabi.
14. Majdi, Analisis Fatwa Hukum Munakahat, 2006.